Bagian. 07

Dokter keluar dari ruang pemeriksaan, Carolline dan Nami sontak langsung berdiri menghampiri sang dokter,

"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya Carolline pada sang dokter

"Dilihat dari gejalanya, anak anda terkena demam berdarah, saya akan melakukan beberapa tes lagi untuk memastikannya" Terang sang dokter membuat Carolline terbelalak kaget, pasalnya rumahnya selalu bersih dan rapih, Bagaimana bisa.

"Apa berbahaya dok?" Tanya Carolline

"Ibu tenang saja, Saya akan berusaha yang terbaik untuk anak ibu" Ucap sang dokter menengkan

"Yang sabar ya mbak" Ucap Nami

Carolline mengangguk lemas, sakit di hatinya semakin menjadi jadi, bebannya seakan menumpuk tak terhingga, belum cukupkah penderitaannya, kenapa harus di waktu yang bersamaan.

Kepalanya yang sedari tadi sudah pusing, bertambah pusing dibuatnya, matanya berkunang-kunang, mengeblur, tubuhnya seakan lemas tak bertulang,

Bruk.

"Mbak!"

"Bu!"

"Astaga Mbak kenapa?" Nami, sang dokter dan suster di sana dibuat kaget oleh Carolline

Carolline bisa mendengar suara suara suara kekhawatiran itu, namun entah matanya sulit sekali untuk di buka,

"Carolline!"

Suara itu, sangat familiar di telinganya, suara yang selalu dia rindukan, suara yang selalu ingin dia dengar,

"Saya suaminya" Ucapnya lagi, Carolline berusaha sekuat tenaga ingin membuka matanya, melihat apakah benar itu Victor atau hanya halusinasi nya, namun lagi lagi ia gagal, matanya sangat berat untuk ia buka.

Tak berselang lama, ia merasa tubuhnya melayang, di angkat oleh kedua tangan kekar, wangi tubuh ini, wangi yang membuatnya mabuk dengan khasnya, Jika ini halusinasi kenapa wangi tubuh ini sama dengan dengan pria itu.

"Mari pak, ke sebelah sini" Ucap seseorang perempuan

Lalu tak lama, Ia merasa dibaringkan di atas kasur rumah sakit, lalu setelahnya ia benar benar tak sadarkan diri.

**--**

Victor terbelalak saat melihat Carolline ambruk, sedari dari sekolah dia mengikuti Carolline sampai kesini, Victor langsung berlari menghampiri Carolline yang di akan di angkat oleh Sang dokter

Victor langsung menghampirinya, "Carolline!" Panggilnya membuat sang dokter urung mengangkat tubuh Carolline

Perempuan yang dia sedari tadi ia lihat bersama Carolline menatapnya aneh,

"Saya suaminya" Kata Victor menjawab wajah wajah bingung yang menatapnya,

Dokter dan Suster pun mengangguk, berbeda dengan perempuan itu yang menunjukan ekspresi terkejutnya,

Setahu Nami, Carolline janda.

Victor langsung mengangkat tubuh Carolline,

"Mari pak, Ke sebelah sini" Ucap Suster membukakan pintu UGD

Victor langsung masuk dan di ikuti sang dokter, Victor menurunkan tubuh Carolline dengan perlahan di atas belankar,

"Sebaiknya bapak menunggu pasien di luar, kami akan memeriksanya terlebih dahulu" Ucap sang Dokter

Victor yang ingin protes pun mengurungkan niatnya, Carolline lebih membutuhkan dokter daripada dirinya, dia tak ingin menghambat.

Ia menatap Carolline dengan lekat sampai akhirnya dia melangkah berjalan keluar, saat akan keluar dia melihat seorang anak perempuan yang entah mengapa langsung menyita perhatiannya. Tanpa sadar Victor berjalan ke arah anak perempuan itu, dia terperanjat saat melihat anak perempuan itu dengan jarak dekat, hatinya langsung berkedut, menghangat, Wajahnya seperti tak asing dalam ingatannya, saat ia akan menyentuh anak itu,

"Pak, Maaf, Tolong urus dahulu administrasi nya agar anak dan istri anda bisa secepatnya kami pindahkan ke ruang inap" Ucap sang Suster

"Anak?" Ucap Victor tak sadar

Suster mengerutkan dahinya bingung, "bukan kah yang tadi istri anda?" Tanya nya

Victor langsung mengangguk tegas,

"Jika itu istri anda, berarti ini anak anda, karena tadi ibu itu datang untuk membawa anak ini" Jelas sang Suster yang jelas membuat ledakan besar dalam diri Victor,

Carolline memiliki seorang anak? Apa Carolline sudah menikah atau.---

"Pak?"

"Ohh, yaa... Ini anak saya, saya akan menyelesaikan administrasi nya" Ucap Victor lalu berjalan keluar ruangan itu,

Saat di depan Perempuan tadi masih ada duduk Disana,

"Kamu, ikut saya" Panggil Victor

Nami dibuat terkejut oleh pria itu, "Sa..--saya?" Tunjuk Nami pada dirinya sendiri

Victor mengagguk, "Ya" Ucapnya lalu melenggang pergi meninggalkan Nami yang masih bengong di tempat

**--**

Carolline membuka matanya, menyesuaikan mata dengan cahaya di luar, setelahnya baru lah ia bisa membuka matanya dengan lebar

Victor yang menyadari itu pun langsung bergegas ke Arah Carolline, "Kamu sudah sadar?" Tanyanya pada Carolline

Carolline menatapnya dengan raut wajah terkejut, "kamu.-- ngapain di sini?" Tanya Carolline dengan terbata

Victor diam, lalu ia menjawab, "Menemanimu, Nami yang menjaga Clara, ruangan Clara ada di sebelah ruangan ini" jelasnya

Carolline melotot, jangan bilang Victor,---

"Kamu tenang aja, Aku bakalan langsung pulang kalau suamimu sudah datang" Ucap Victor dengan wajah datarnya

Carolline mengernyit, suami? Suami siapa maksudnya, Belum sempat sempat ia menjawab Victor sudah kembali berucap

"Kata dokter kamu ke cape an, terlalu banyak pikiran, perut kamu juga kosong" Jelas Victor

Carolline mengangguk, memang belakangan ini dia terlalu sering begadang untuk hal hal yang tak jelas, Aneh memang, padahal itu bukan tipe Carolline.

"Terima kasih.."

".. tapi sebaiknya kamu pergi, Aku sudah tak apa" Usir Carolline pada Victor, Jujur saja bahwa Carolline tak akan kuat jika berdua berlama lamaan dengan Victor, Ia takut benteng yang ia bangun runtuh, Lagian apa yang ia harapkan bukankah Victor sudah menikah lagi dengan wanita pujaannya, Jangan berharap lebih Carolline.

Victor diam, hatinya semakin tertusuk saat mendengar pengusiran Carolline, "Aku sudah bilang, aku akan pergi kalau nanti suami kamu datang, aku bukan pengecut yang mengingkari omongan"

"Nyatanya memang seperti itu" Celetuk Carolline dengan pelan, namun tetap terdengar oleh Victor

"Pulanglah, anak dan Istri mu sedang menunggu kepulangan mu, Jangan mengulang, Lagi pula sudah jam 5 sore, Sebentar lagi pun suami ku akan datang, aku tak ingin membuat kesalahpahaman di rumah tangga kami karena berduaan dengan pria asing"

Bagai tusukan belati, setiap kata yang keluar dari mulut Carolline membuat hatinya semakin mencelos sampai ke dasar, bahkan Carolline menganggapnya orang asing.

"Baiklah, cepat sembuh, ku sarankan untuk berhenti bekerja, biarkan suamimu yang mencarikan uang untukmu dan anakmu" Ucap Victor mengelus kepala Carolline sebentar lalu setelahnya melangkah kan kakinya keluar dari ruangan itu.

Jantung Carolline langsung berdisko tak teratur, Sampai sampai ia takut jika orang lain mendengar debarannya, hanya sentuhan kecil membuatnya seperti ini.

Di ambang pintu, Victor membalikkan badannya, "Aku akan memanggilkan dokter untukmu" Ucapnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Terpopuler

Comments

Ita Imus

Ita Imus

salah paham si Viktor

2021-11-19

0

Maulina Kasih

Maulina Kasih

sama2 salah mengira kayanya...caroll mngira simantan suami udah kembali sm ibunya abimanyu. dan si vicktor mengira caroll sdh mnikah kembali...atau jangan2 mreka blm cerai ya..krn gak ada kabar beritanya soal surat cerai.

2021-03-30

2

Eka Ariyani

Eka Ariyani

ceritanya bagus hanya alurnya kecepetan thor.....semangat q suka ceritanya

2020-11-03

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!