Silent Fight (Berjuang Dalam Diam)

Seorang pria bule paruh baya keluar dari bandara kedatangan luar negri dengan mendorong troli yang berisi sebuah koper yang terlihat mahal. Wajahnya menampakkan kelelahan dari penerbangannya yang panjang. Sebuah taksi Limousine datang menjemputnya. Ia segera masuk, sedangkan kopernya diurus oleh pengemudi taksi. Tak lama taksi segera meluncur ke tempat tujuan.

Chris yang baru selesai memimpin rapat mendapat pesan singkat di ponselnya. Itu dari Mamanya, Shanty. Isinya, Daddy sudah datang dan meminta bertemu bertiga untuk makan malam hari ini.

Belum apa-apa dia sudah merasa sakit kepala. Namun ia ingat kembali kata-kata ustad Rifki bahwa cobaan dimulai setelah pindah agama dan itu berasal dari orang-orang terdekatnya. Dan ia harus sabar. Hanya itu senjata yang di berikan oleh ustad Rifki padanya.

Kedengarannya seperti tidak masuk akal, tapi kalau belajar keimanan, segalanya harus dicoba.

Ia mengetik : ok.

++++

Chris baru saja memarkirkan mobilnya. Terdengar suara sayup-sayup orang yang sedang bertengkar. Ya, itu adalah suara kedua orang tuanya. Sudah sekian lama Chris tidak mendengar suara mereka berdua berdebat lagi. Terakhir itu terjadi enam tahun yang lalu.

Chris menguatkan diri dan mencoba masuk ke dalam teras. David, ayah Chris melihat kedatangannya. Ia menghela napas.

"Chris, how are you? Come in. Have you got your dinner yet? (Chris, apa kabar? Ayo masuk. Apa kamu sudah makan malam?)" David datang dan langsung memeluknya. Chris tersenyum. Ia melihat ayahnya tersenyum tapi tidak terlihat bahagia.

"Belum, Dad. Kapan datang?"

"Tadi siang. Masih jetlag tapi Daddy ingin segera bertemu denganmu, jadi Daddy ke sini. Ayo, makanlah."

Shanty keluar dari dapur. "Chris, ayo makan dulu. Mama bikin steak yang kuah gravy-nya lebih enak dari sebelumnya, ayo dicoba."

Chris menunggu Shanty meletakan mangkuk berisi saus itu di atas meja lalu ia mengambil punggung tangan ibunya dan menciumnya. Shanty terkejut. Juga David. Namun mereka berusaha untuk menahan diri.

Chris menarik kursi meja makan dan duduk di sana. David dan Shanty juga datang menemani. Mereka mengobrol sambil menemani Chris makan. Saat itu Chris teringat pada Reina. Reina benar, walaupun orangtuaku bercerai tapi mereka tidak pernah meninggalkanku. Mereka hanya tidak bisa bersama. Tiba-tiba saja Chris merindukan Reina. Jika saja mereka berempat bisa duduk bersama ....

Chris menyelesaikan makannya.

"Mama beli Apple pie, would you like some? (mau coba?)" Tawar Shanty.

Chris menggeleng.

"Daddy mau tanya, boleh?" Pria bule itu menggeser arah duduknya ke arah Chris.

Chris merapikan duduknya.

"Kenapa tiba-tiba kamu masuk Islam?"

"Karena aku sudah dewasa, Daddy. Aku memikirkan sebelum memilih dan aku tahu apa yang aku lakukan."

"Bukan karena wanita?"

Akhirnya topiknya ke sana juga. "Jangan mencari-cari kesalahan orang lain, Daddy."

"Kamu harus belajar mempercayai anak sendiri, David." Shanty ikut menyela.

"No, this thing can not come from him suddenly. There must be someone who changed his mind completely. (tidak. Hal seperti ini tidak bisa datang darinya tiba-tiba, pasti ada yang mengubah cara berpikirnya)" David berbicara dengan sangat keras.

"Daddy tahu, kau punya sekretaris baru yang berhijab."

Chris memejamkan matanya.

"Apa gara-gara dia?"

"Daddy ...."

"Apa kau pacaran dengannya? Jangan gara-gara wanita kau pindah agama. Kau bertahun-tahun Kristen dan nyaman dengan itu. Tidak mungkin 'kan rasanya pindah agama? Wanita itu membawa pengaruh buruk bagimu."

Chris terdiam. Ia tahu, kalau ayahnya sedang marah, ia selalu mencari pembenaran. Jadi tidak ada gunanya menerangkan, karena tidak bakal ia percaya.

"Chris, pikirkan lagi sebelum salah jalan. Aku bicara seperti ini karena aku tahu, kau tidak seperti ini. Kau bukan orang yang gampang berubah. Kristen itu agamamu. Islam itu tidak cocok untukmu."

"David, kamu sudah berlebihan. Ia sudah dewasa. Biarkan ia memilih." Shanty mencoba menengahi.

"Kau jangan menghasutnya. Ia anakku."

"Dia anakku juga, David."

"Ya sudah kalau tidak ada yang mau mendengar. Aku pergi." David pergi dengan rasa marah menuju ke tempat mobil mewah yang ia sewa dari hotel tempatnya menginap. Mobil itu terparkir tidak jauh dari mobil Chris. Setelah David masuk, mobil bergegas pergi.

Chris masih tertunduk di depan meja makan. Ia tak tahu lagi harus bagaimana.

"Kau dan ayahmu itu sangat mirip. Spontaneous, unpredictable but fragile inside. (orangnya spontan, tidak terduga tapi rapuh di dalam)."

"Maaf Mom. Aku membuat Mama bertengkar lagi dengan Daddy. Aku ...."

"Sudahlah. Biarkan saja. Mungkin Daddy-mu butuh waktu untuk mengerti dirimu, jadi berikan saja." Shanty menepuk-nepuk bahu anaknya. Ia tahu, pasti Chris merasa tidak nyaman melihat pertengkaran kedua orang tuanya tadi.

Chris pamit. Ia segera melajukan mobilnya menuju apartemen. Setelah mengecek Tama, Chris langsung masuk kamar dan merebahkan diri.

Hari yang melelahkan. Begitu kangen dengan orang tua tapi malah berakhir dengan melihat mereka bertengkar.

Saat ini Chris merasa sangat kesepian. Seandainya saja Reina ada di sini bersamanya, mungkin ia tidak akan merasa sestres ini.

Chris melipat tangan di belakang kepala. Ia mendesah pelan. Resah ini mulai meracuniku Reina, menghujaniku dengan ribuan rindu. Seandainya aku diberi kesempatan untuk mimpi bertemu denganmu malam ini, aku ingin memelukmu erat dalam damai.

Chris memejamkan mata. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari rindu yang tak kunjung berakhir.

+++++

"Reina ...." Reina baru saja akan masuk ke lobi kantor ketika namanya dipanggil oleh seseorang. Ia menengok ke belakang. Ada Kiki dan Maya yang sedang berlari-lari ke arahnya.

"Tumben, janjian ya?"

"Ketemu di kereta tadi," jawab Kiki. Mereka berhenti di hadapan Reina dan sedang mengatur napas.

"Sudah belum." Reina tersenyum melihat teman-temannya yang masih mengatur napas.

"Ok," sahut Kiki melangkah pelan.

Segerombolan orang tiba-tiba datang menghampiri. Mereka semua memakai jaket dan kaca mata hitam. Salah seorang yang berpenampilan lebih rapi maju ke depan. Sepertinya ia pemimpinnya. "Anda yang bernama Reina?" Orang itu bertanya kepada Reina dengan ramah.

"Iya, Pak."

Sebuah mobil tiba-tiba datang menghampiri.

"Mr. Johnson ingin bertemu dengan Anda." Pria itu mendorongnya masuk ke dalam mobil.

"Mr. Johnson yang ma—" Belum selesai Reina bicara, pintunya langsung ditutup.

Kemudian mobil itu segera pergi.

Kiki dan Maya yang coba mendekat dihalangi oleh anak buahnya.

"Mas, itu teman Saya mau dibawa ke mana?" kata Maya lagi.

"Diam! Jangan berteriak!" Dua orang pria yang salah satunya membawa pisau menyudutkan Maya dan Kiki ke dinding. Kiki ketakutan.

"Jangan lapor polisi. Beritahu saja sama bos sekretaris itu, kalau sekretarisnya kami pinjam sebentar." Kemudian kedua orang itu segera berlari ke arah mobil yang sedari tadi sudah menunggunya, kemudian mobil itu juga ikut pergi.

Kejadiannya begitu cepat sehingga Maya masih tak percaya terhadap apa yang baru saja terjadi. Saat itu masih sangat pagi, hingga orang masih belum banyak yang datang. Beberapa orang yang melihat kejadian itu segera berkerumun mengelilingi mereka. Maya masih mengingat apa yang dikatakan pria itu padanya. Karena itu, ia segera menarik tangan Kiki agar segera melapor ke bos Reina.

++++

Di mobil, Reina bingung. Pria yang tadi bicara padanya sekarang duduk di sebelahnya dan tersenyum.

"Saya mau dibawa ke mana, Pak?"

"Jangan takut, Mbak. Mbak hanya perlu bertemu seseorang sebentar saja. Nanti akan kami antar kembali."

"Tapi ini 'kan jam kantor, Pak. Jam kerja. Apa tidak bisa nanti saja saat jam istirahat?"

"Kami sudah menitip pesan pada teman Mbak tadi agar dapat izin dari bos Mbak." Reina memperhatikan mereka satu-persatu. Ini mirip penculikan, batin Reina, tapi karena mereka memperlakukanku dengan baik, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa padaku.

"Baiklah." Reina menyandarkan punggungnya pada kursi penumpang.

++++

Redi baru saja duduk, ketika Maya dan Kiki menerobos masuk.

"Redi, Pak Chris ada?" tanya Maya.

"Belum datang, kenapa?"

"Aduh, gimana ini?" Maya terlihat cemas.

"Ada apa?" Redi mengerutkan keningnya.

"Reina ...."

"Reina kenapa?"

"Ada apa dengan Reina?" Rupanya Chris sudah berada di belakang Maya dan Kiki.

"Reina diculik, Pak."

"Diculik? Diculik siapa?" Chris terlihat sangat terkejut. Ia mengerutkan kening dan menyipitkan mata.

"Namanya tadi mmh ... Mr. Johnson. Yah, Mr. Johnson. Namanya sama dengan Bapak."

Kiki yang sedari tadi menyimak hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Chris menutup matanya menahan kesal.

Ia lalu membuka mata dan beralih memandang Maya. "Mereka pesan apa?"

" Mmh? Kok Bapak tahu mereka ...."

" Katakan saja." Kiki berbicara.

"Jangan lapor polisi, katanya karena mereka hanya pinjam Reina sebentar. Begitu katanya, Pak."

"Jadi jangan salah ya? Tidak ada penculikan di sini," sahut Chris cepat. Redi, Maya dan juga Kiki terkejut mendengar penuturan Chris. Bosnya terlihat tenang.

"Tapi Pak, tadi kami ditodong dengan pisau," sahut Kiki sengit.

"Iya, benar," seru Maya lagi.

Chris melipat tangannya di dadda dan menghadap mereka. "Maaf, kalau membuat kegaduhan tapi itu Ayah Saya. Mungkin dia butuh Reina untuk membantunya melakukan pekerjaan jadi Saya minta jangan buat gosip yang tidak-tidak di kantor. Soalnya Ayah Saya sering begitu. Unik." Chris menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Redi, Maya dan Kiki tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka hanya saling pandang.

"Kalau sudah mengerti, bisa kembali ke tempat masing-masing?"

"Iya, Pak," jawab mereka berbarengan.

Maya dan Kiki segera keluar. Redi menggeleng-gelengkan kepalanya hampir tak bisa mempercayai cerita barusan.

Chris segera masuk ke dalam ruangannya. Apa yang dilakukan barusan hanyalah kamuflase semata untuk meredam gosip-gosip dan ketakutan para pegawainya di kantor. Sebenarnya Chris sangatlah cemas. Pesan yang diberikan ayahnya itu adalah pemberitahuan bahwa ayahnyalah yang menculik Reina sehingga ia tidak bisa memanggil polisi. Chris mencoba menelepon ayahnya tapi tak diangkat. Ia kemudian menelepon mamanya, Shanty.

"Halo Chris."

"Mom, Daddy menculik Reina."

"Apa?" Shanty meletakkan pulpennya dan menyuruh asistennya keluar.

"Apa yang terjadi Chris? Cerita ke Mama."

"Sepertinya Daddy menyewa orang untuk menculik Reina di depan kantorku barusan, Mom."

Terpopuler

Comments

🌸Santi Suki🌸

🌸Santi Suki🌸

🥺🥺🥺 kasihan si Chris jatuh cinta sama istri orang.

2022-06-08

1

Mom's Leny

Mom's Leny

next Thor 👍👍

2021-06-05

1

Teh yan"

Teh yan"

baguslah mau berubah jd mualaf... smoga 👍😄lanjut thor

2021-01-03

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Papa Bos
3 Butik Rere
4 Bebek
5 Tama Telepon
6 Maaf
7 Mama Chris
8 I Hate Monday
9 Diselamatkan Tama
10 Bubble Gum
11 Mariko
12 Sah
13 Tangan Keberuntungan
14 Menghitung Khilaf
15 Mama
16 Silent Fight (Berjuang Dalam Diam)
17 My Little Angel
18 India
19 Sarapan
20 Alex
21 Tawaran Alex
22 Lunch With Alex
23 Anjali's Deal (Kesepakatan Dengan Anjali)
24 Kantor Alex
25 Tidur Bersama
26 Karena Alex dan Reina
27 Tawaran Alex
28 Lunch with Alex
29 Anjali's Deal (kesepakatan dengan Anjali)
30 Kantor Alex
31 Chris vs Alex
32 Kecemburuan Alex
33 David vs Shanty
34 Godaan Alex
35 Murotal Al Qur'an
36 Sakit Apa?
37 Terperangkap
38 Kencan
39 Kedutaan Amerika
40 Membukam Alex
41 Reina dan Ahmad
42 Reina, ceritaku
43 Berita
44 Inspeksi
45 Pengakuan siapa?
46 Alex (lagi)
47 Sehari Bersama Tama
48 Persiapan
49 Istirahat
50 Foto Dalam Pesawat
51 Reina dan Kuda
52 Ramalan
53 Reina dan Kuda 2
54 Siapa Dia?
55 Jaket
56 Ahmad dan Bundo
57 Boston
58 Investasi
59 Regi
60 Sepatu
61 Kehilangan
62 Biskuit Jahe
63 Kemana Reina
64 Tim Penyelamat
65 Kedutaan Jepang
66 Pulang
67 Rasa bersalah
68 Menghindar
69 Chris dan Ahmad
70 Makan Siang di Pabrik
71 Viral
72 Aku, Kamu dan Dia
73 Aku, Kamu dan Dia 2
74 Mr. Insyaallah
75 Mengantar Dea
76 Kencan Di Kantor
77 Irene
78 Dugaan
79 Rumah Sakit
80 Takdirku
81 Yang Tersayang
82 Saudara Kandung
83 Ulang Tahun 1
84 Ulang Tahun 2
85 Anak-anakku
86 Anak-anakku Bersatu
87 Jalan-jalan
88 Tamu Tak Diundang
89 Kantor Lagi
90 Yang Tertinggal
91 Perusuh
92 Rencana Chris
93 Rumah Baru
94 Kencan?
95 Makan Siang Yang Rusuh
96 Komentar David
97 Aku Yang Kau Kenal
98 Wawancara TV
99 Petunjuk Ustad Rifki
100 Rubah Aku
101 Drama Di Sekolah
102 Janji Reina
103 Permainan Roulette Dimulai
104 Bagaimana Denganku?
105 Maaf Dariku
106 Jangan Hatinya
107 Satu Lagi
108 Tamu Diam-Diam
109 Gerak Cepat Arya
110 Arya Lagi
111 Bersamamu
112 Mili Dan Oktav
113 Ungkapan Hati
114 Peluang
115 Kesempatan Demi Kesempatan
116 Warisan George
117 Momen Indah
118 Hadiah
119 Milikku
120 Reina Vs Chris
121 Lukaku
122 Izin
123 Test DNA
124 Menunggumu
125 Langkah Koshino
126 Negosiasi
127 Dewa Penolong
128 Kenyataan
129 Perdebatan Hati
130 Pengorbanan Reina
131 Kunjungan Mama
132 Bukti
133 Kesempatan Terakhir
134 Si Hitam Manis
135 I Miss You
136 I Need You (Aku membutuhkanmu)
137 I Want You (aku menginginkanmu)
138 I Love You
139 Will You Be Mine?(Akankah Kau Jadi Milikku)
140 Reina, Reina, Reina
141 Bundo Rules (Peraturan Bundo)
142 Persiapan
143 Yang Terbaik Untukmu
144 Memulai Denganmu
145 Kau Bukan Miliknya
146 Oh, Ini
147 Pengadu Bukan Ya?
148 Hidup Baru
149 Mrs. Chris, I Love You
150 Me And My Love
151 Mengenal Aska
152 Perjuanganku
153 Mencuri Kesempatan 1
154 Mencuri Kesempatan 2
155 Mencuri Kesempatan 3
156 Penjelasan
157 Pertolongan Itu Dekat
158 A Date( kencan)
159 Chris
160 Kecewa
161 Peringatan
162 Bantuan Arya
163 Di Rumah Sakit
164 Salah Siapa
165 Belum Selesai
166 Pertemuan
167 Konferensi Pers
168 Menunggu
169 Pulang
170 Pretty Boy (Pria Cantik)
171 Prasangka
172 Mengenal Mariko
173 Rahasia Yang Menyakitkan
174 Kamu
175 Asisten
176 Amarah
177 Derajat Cinta
178 Usahaku
179 Lolos?
180 Kamu Lagi
181 Tak Mengerti
182 Permintaan
183 Ngambek
184 My Sweet Enemy (Musuh Termanisku)
185 Yang Tak Terkatakan
186 Hanya Untukmu
187 Tama Dan Aku
188 Berteman?
189 Kau Selalu
190 Ingin Tahu
191 Cari Aman
192 Islam Agamaku
193 Mengantarmu
194 Kendali Hati
195 Yang Tak Terduga
196 Pegang Tanganku
197 Kau Sentuh Hatiku
198 Lagi
199 Terlanjur Sayang
200 Tidak Nyaman
201 Pemberitahuan Author
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Awal Mula
2
Papa Bos
3
Butik Rere
4
Bebek
5
Tama Telepon
6
Maaf
7
Mama Chris
8
I Hate Monday
9
Diselamatkan Tama
10
Bubble Gum
11
Mariko
12
Sah
13
Tangan Keberuntungan
14
Menghitung Khilaf
15
Mama
16
Silent Fight (Berjuang Dalam Diam)
17
My Little Angel
18
India
19
Sarapan
20
Alex
21
Tawaran Alex
22
Lunch With Alex
23
Anjali's Deal (Kesepakatan Dengan Anjali)
24
Kantor Alex
25
Tidur Bersama
26
Karena Alex dan Reina
27
Tawaran Alex
28
Lunch with Alex
29
Anjali's Deal (kesepakatan dengan Anjali)
30
Kantor Alex
31
Chris vs Alex
32
Kecemburuan Alex
33
David vs Shanty
34
Godaan Alex
35
Murotal Al Qur'an
36
Sakit Apa?
37
Terperangkap
38
Kencan
39
Kedutaan Amerika
40
Membukam Alex
41
Reina dan Ahmad
42
Reina, ceritaku
43
Berita
44
Inspeksi
45
Pengakuan siapa?
46
Alex (lagi)
47
Sehari Bersama Tama
48
Persiapan
49
Istirahat
50
Foto Dalam Pesawat
51
Reina dan Kuda
52
Ramalan
53
Reina dan Kuda 2
54
Siapa Dia?
55
Jaket
56
Ahmad dan Bundo
57
Boston
58
Investasi
59
Regi
60
Sepatu
61
Kehilangan
62
Biskuit Jahe
63
Kemana Reina
64
Tim Penyelamat
65
Kedutaan Jepang
66
Pulang
67
Rasa bersalah
68
Menghindar
69
Chris dan Ahmad
70
Makan Siang di Pabrik
71
Viral
72
Aku, Kamu dan Dia
73
Aku, Kamu dan Dia 2
74
Mr. Insyaallah
75
Mengantar Dea
76
Kencan Di Kantor
77
Irene
78
Dugaan
79
Rumah Sakit
80
Takdirku
81
Yang Tersayang
82
Saudara Kandung
83
Ulang Tahun 1
84
Ulang Tahun 2
85
Anak-anakku
86
Anak-anakku Bersatu
87
Jalan-jalan
88
Tamu Tak Diundang
89
Kantor Lagi
90
Yang Tertinggal
91
Perusuh
92
Rencana Chris
93
Rumah Baru
94
Kencan?
95
Makan Siang Yang Rusuh
96
Komentar David
97
Aku Yang Kau Kenal
98
Wawancara TV
99
Petunjuk Ustad Rifki
100
Rubah Aku
101
Drama Di Sekolah
102
Janji Reina
103
Permainan Roulette Dimulai
104
Bagaimana Denganku?
105
Maaf Dariku
106
Jangan Hatinya
107
Satu Lagi
108
Tamu Diam-Diam
109
Gerak Cepat Arya
110
Arya Lagi
111
Bersamamu
112
Mili Dan Oktav
113
Ungkapan Hati
114
Peluang
115
Kesempatan Demi Kesempatan
116
Warisan George
117
Momen Indah
118
Hadiah
119
Milikku
120
Reina Vs Chris
121
Lukaku
122
Izin
123
Test DNA
124
Menunggumu
125
Langkah Koshino
126
Negosiasi
127
Dewa Penolong
128
Kenyataan
129
Perdebatan Hati
130
Pengorbanan Reina
131
Kunjungan Mama
132
Bukti
133
Kesempatan Terakhir
134
Si Hitam Manis
135
I Miss You
136
I Need You (Aku membutuhkanmu)
137
I Want You (aku menginginkanmu)
138
I Love You
139
Will You Be Mine?(Akankah Kau Jadi Milikku)
140
Reina, Reina, Reina
141
Bundo Rules (Peraturan Bundo)
142
Persiapan
143
Yang Terbaik Untukmu
144
Memulai Denganmu
145
Kau Bukan Miliknya
146
Oh, Ini
147
Pengadu Bukan Ya?
148
Hidup Baru
149
Mrs. Chris, I Love You
150
Me And My Love
151
Mengenal Aska
152
Perjuanganku
153
Mencuri Kesempatan 1
154
Mencuri Kesempatan 2
155
Mencuri Kesempatan 3
156
Penjelasan
157
Pertolongan Itu Dekat
158
A Date( kencan)
159
Chris
160
Kecewa
161
Peringatan
162
Bantuan Arya
163
Di Rumah Sakit
164
Salah Siapa
165
Belum Selesai
166
Pertemuan
167
Konferensi Pers
168
Menunggu
169
Pulang
170
Pretty Boy (Pria Cantik)
171
Prasangka
172
Mengenal Mariko
173
Rahasia Yang Menyakitkan
174
Kamu
175
Asisten
176
Amarah
177
Derajat Cinta
178
Usahaku
179
Lolos?
180
Kamu Lagi
181
Tak Mengerti
182
Permintaan
183
Ngambek
184
My Sweet Enemy (Musuh Termanisku)
185
Yang Tak Terkatakan
186
Hanya Untukmu
187
Tama Dan Aku
188
Berteman?
189
Kau Selalu
190
Ingin Tahu
191
Cari Aman
192
Islam Agamaku
193
Mengantarmu
194
Kendali Hati
195
Yang Tak Terduga
196
Pegang Tanganku
197
Kau Sentuh Hatiku
198
Lagi
199
Terlanjur Sayang
200
Tidak Nyaman
201
Pemberitahuan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!