Mama Chris

"Reina, please tolong aku ...." Chris berbisik di telinga Reina.

"Ada ap ...."

"Jangan bergerak. Jangan bergerak." Chris masih dengan berbisik.

"Aku minta kamu jangan marah ya? Please ...."

"O-o-ok." Jawab Reina ragu-ragu.

"Pura-puranya aku ajari kamu main golf."

"Mmh?"

"Ssst. Jangan menengok ke belakang juga. Konsentrasi ke depan."

Chris berdiri di belakang Reina. Ia memajukan tangannya sambil membawa stik golf ke depan. Chris meraih tangan wanita itu untuk membantu memegang stik golf dengan benar. Reina kaget. Ia ingin melepas tangannya, tapi Chris malah menyatukan kembali tangannya pada stik golf di depan.

"Pegang yang benar." Chris merapikan genggaman tangan Reina.

Reina ingin mengangkat kepalanya, tapi ia bisa merasakan hembusan napas Chris di atas kepalanya. Aduh, bagaimana ini?

"Nah begini, baru benar. Maaf ya, kamu harus merentangkan kakimu dulu."

Chris memasukan kaki kirinya di antara kedua kaki Reina. Kemudian ia menggeser kaki kirinya ke sebelah kiri sambil mendorong kaki kiri Reina. Reina menyaksikan dari atas bagaimana Chris menggeser kakinya.

"Kemudian tekuk kakimu sedikit seperti ini." Chris membantu Reina menekukkan kakinya dari belakang. Tapi sepertinya Reina kurang keseimbangan hingga hampir saja ia jatuh ke belakang. Chris menahan dengan daddanya.

Jantung Reina berdetak kencang. Pasti saat ini wajahnya sudah sangat memerah. "Pak," bisiknya.

Tapi Chris tidak menghiraukannya. "Nah begini cara mengayun stiknya." Ia mengayunkan ke kiri dan ke kanan. Kemudian ia melirik ke arah rombongan pegolf tadi, tapi Helen sudah tidak ada di sana.

Chris melepas pegangannya. Reina sepertinya saat itu ingin mengamuk, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena tadi ia sudah berjanji.

Pak Wiryo dan Vicky melihat semuanya dari jauh.

"Ck ck ck. Pemandangan apa ini? Seorang Sekretaris yang menggoda Bosnya, atau Bos yang menggoda Sekretarisnya. Mmh. Sungguh hebat Nak Chris ini." Pak Wiryo tersenyum senang. Vicky yang mendengarnya terlihat kesal. Kenapa sih dia pacaran di sini?

Tak lama mereka bubar. Pak Wiryo pamit pulang lebih dulu. Ia melihat ke arah Reina dan Chris bergantian. "Maaf, tapi Saya tak mau mengganggu." Pak Wiryo tersenyum.

Setelah Pak Wiryo pergi Vicky mengomel. "Gara-gara kamu tuh, Pak Wiryo bicara yang tidak-tidak tentang kalian. Kamu sih, pacaran di tempat umum begini."

Pacaran? seru Reina tanpa suara.

Vicky langsung pergi dengan wajah sangat kesal.

"Kita teman 'kan?" Reina mengangkat satu alisnya.

"Iya?"

Reina memukkul bahu Chris dengan telapak tangannya. Bukk ....

"Aduhh. Kamu 'kan janji tidak marah." Chris mengusap-usap bahunya.

"Tapi ini sudah keterlaluan, Pak."

"Tunggu." Chris meraih lengan Reina, melihat ke kanan dan ke kiri lalu kemudian berbisik. "Ayo ke mobil, akan aku ceritakan di sana."

Reina sangat kesal. Kenapa ceritanya jadi begini sih? Pasti bukan hanya pak Wiryo saja yang melihat, tapi banyak orang.

Di mobil. "Aku tadi lihat Helen."

"Pak, itu 'kan masalah Bapak bukan masalah saya. Kenapa Bapak menyeret saya ke dalam masalah Bapak? Bapak 'kan dengar sendiri 'kan tadi, Vicky bilang apa? Orang-orang jadi berpikiran buruk tentang Saya gara-gara Bapak." Sebenarnya Reina tidak ingin memarahi Bosnya, tapi ia merasa apa yang dilakukan Bosnya saat itu sudah keterlaluan, menjadikannya sebagai tameng untuk menyelesaikan masalahnya.

Chris mengetuk-ngetuk dashboard dengan jarinya. Kenapa aku bikin masalah dengannya sampai dua kali hari ini. Dia pantas marah, tapi bagaimana cara menenangkannya? Chris melirik Reina yang masih menyilangkan tangannya di depan dada.

"Saya tidak takut kalau Bapak pecat Saya, karena kali ini Bapak benar-benar keterlaluan."

"Eh, jangan begitu. Maaf. Aku benar-benar minta maaf."

Mmh? Maaf. Apa dia tipe pria seperti ini? Selalu minta maaf? Kenapa dia tidak balik marah ya, dia kan Bosnya? Reina kembali menyadari posisinya.

"Lain kali kalau punya masalah pribadi, selesaikan sendiri saja, Pak. Jangan bawa-bawa orang lain. Karena nanti orang lain itu yang kena masalah."

"Kau ingin pulang atau ingin makan dulu?" bujuk Chris.

"Sebaiknya pulang saja, Pak, aku tidak ingin berada di sini."

"Ok."

Sejurus kemudian mereka sudah di jalan, tapi Reina bingung, kenapa sekarang berjalan di arah yang berbeda.

"Pak, kok kita lewat sini? Rumah saya 'kan lewat sana." Reina menunjuk ke arah kiri.

"Saya mau mampir sebentar."

"Ke mana?"

"Ke rumah Mama."

"Jangan, jangan. Saya tidak mau ke sana. Bapak 'kan bisa sendiri. Jangan bawa-bawa saya ke sana, Pak, untuk apa?"

"Sebentar saja."

"Tidak, tidak. Kalau begitu Saya turun di sini saja."

"Jangan. Dengar dulu." Chris memegang lengan Reina." Aku ini anak tunggal. Setelah bercerai, Mamaku tinggal sendirian. Aku kadang-kadang datang hanya untuk menemaninya makan. Sekarang sebentar lagi jam makan siang. Sebentar saja, please." Chris masih fokus menyetir sambil memegangi lengan Reina.

Reina sepertinya terlihat tenang. Chris melepas pegangannya.

"Setelah ini aku janji langsung mengantarmu pulang."

"Ya sudah." Reina menyerah.

Mobil akhirnya sampai ke sebuah rumah mewah berlantai 2 yang sangat besar. Rumah itu mempunyai pagar yang tingginya hampir 4 meter.

Chris mengklakson mobilnya. Tak lama, seorang pria tergopoh-gopoh membukakan pintunya. "Oh Mas Chris."

"Iya, Pak."

++++

Shanty sedang merapikan meja makan. Salah seorang pembantunya datang dari luar menghampiri.

"Bu, ada Den Chris, Bu, datang dengan temannya."

" Oh. Vicky ya?"

"Bukan, Bu. Seorang wanita."

Shanty mengerut keningnya.

"Coba tolong kamu sediakan makanan dan piring untuk 3 orang, ya?"

"Iya, Bu."

Ada apa ini? Chris belum pernah membawa seorang pun wanita ke rumah ini. Sama sekali, belum pernah. Siapa dia? Shanty melipat kembali celemeknya. Ia segera keluar.

"Mama. Mama sehat?"

"Iya dong. Kamu bagaimana?" Sekilas Shanty melirik wanita yang mengikuti Chris. Berjilbab?

"Sehat, Mom. Bisnis bagaimana? Lancar?"

Shanty tersenyum. "Seperti biasanya. Ini siapa Chris?"

"Sekretarisku, Mom."

"Bukan pacar?"

Deg. "Sudah punya suami, Mom." Chris menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ah, Mama."

Mereka bersalaman. "Reina".

"Kok tumben kamu bawa Sekretarismu kemari?"

"Ada ketemu teman bisnis tadi, di luar. "

"Oh, begitu."

Terdengar suara azan Zhuhur.

"Maaf, Bu, saya mau keluar sebentar. Mau sholat di mesjid. Saya tadi lihat di dekat sini ada mesjid." Reina berpamitan.

"Lho kenapa harus keluar? Di rumah Ibu juga ada tempat sholat. Sholat saja di sana."

"Oh ada ya?"

"Iya ada. Ibu juga mau sholat ini."

"Mmh?" Reina terlihat bingung.

"Ibuku muslim Reina." Chris menimpali.

Mata Reina terbelalak.

"Oh, kamu belum tahu ya?" Shanty tersenyum. Ia kemudian memanggil salah satu pembantunya. Seorang wanita muda datang dari balik dapur.

"Tolong kamu antarkan tamu ini ke ruang sholat di atas. Kasih tahu juga tempat ambil wudhunya ya?"

"Iya Bu." Reina mengikuti pembantu itu ke lantai 2.

"Itu Sekretaris barumu?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Kenapa apa?"

"Diakan berjilbab, Chris?"

"Lalu?"

"Apa kamu tidak takut teman bisnismu lari?"

"Mama 'kan juga muslim."

"Bukan itu maksud Mama, Chris ...."

"Aku tahu maksud Mama. Tidak usah khawatirkan itu, Mom."

"Kenapa kamu memilihnya?"

"Kenapa?"

"Apa mau pindah agama?"

"Oh, Mom. Jangan diskusikan itu lagi," keluh Chris.

Shanty tertawa. "Ok. Mama sholat dulu ya?"

Chris mengambil ponselnya. Ia mulai sibuk menjawab pesan-pesan bisnisnya.

++++

Selesai sholat Reina melipat kain sholatnya. Kepalanya di penuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.

Pak Chris punya Ibu seorang Muslim. Bagaimana bisa? Bagaimana ia bisa jadi Kristen? Apa ayahnya beragam Kristen? Berarti orangtuanya nikah beda agama, tapi apa itu yang menyebabkan mereka berpisah? Aku benar-benar tak menyangka Ibunya Pak Chris orang Islam, tapi ibunya sangat ramah. Aku tak menyangka ada orang kaya sebaik ibunya. Di luar kesombongannya, Pak Chris sangat mirip ibunya.

Reina berjalan keluar dari tempat sholat dan menuruni anak tangga. Didapatinya Chris duduk di meja makan sendirian. Ia masih sibuk melihat-lihat ponselnya. Sebenarnya kalau diperhatikan lebih dekat Chris ini punya wajah selain tampan juga menarik. Apalagi dengan keramahan yang diwarisi Ibunya, tidak heran banyak wanita yang tergila-gila padanya. Termasuk juga para mantan sekretarisnya.

"Kau sudah selesai." Chris menyadari kehadiran Reina di ruang makan. "Kau duduk di sana saja." Ia menunjuk kursi di seberangnya. "Biar Mama duduk di tengah."

Reina menurut. Biar aku bisa memandang wajahmu Reina, batin Chris.

Tak lama Shanty keluar dari kamarnya. "Ayo kita makan." Shanty duduk di tengah. Masing-masing dari mereka mulai sibuk mengambil makanannya. Ada berbagai macam masakan di sana tapi Reina memilih mengambil spageti. Kemudian ia mengambil saus sambal. Melihat itu Chris juga ikut mengambilnya.

"Itu pedas Chris. Bukan saus tomat. Kamu kan tidak suka pedas." Beri tahu Shanty.

"Tidak suka pedas?" ulang Reina.

"Iya, dia dari kecil kalau dikasih sambal atau cabe makanannya, suka mengamuk tidak mau makan."

"Masa?" Reina terheran-heran.

"Iya."

Mereka berdua menengok ke arah Chris.

Chris menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal dan memasang senyum yang dipaksakan. "Challenge. Mencoba sesuatu yang beda."

"Sejak kapan?"

"Mom ...." Chris setengah berteriak. "Jangan di bahas. Please ...."

"Tapi Pak, kalau tidak terbiasa pedas perut bisa sakit Pak," Reina menasehati.

"Aku hanya ambil sedikit saja." Chris berkeras mencoba saus sambal itu. Ia menuangkannya di atas spageti, tapi ternyata tertumpah banyak.

"Eh, itu kebanyakan, Pak."

"Tumpah itu." Chris bingung.

"Sini saya keluarkan." Reina mengambil piring kecil. Ia menyendokkan beberapa sendok sambal yang berlebih.

"Sudah, cukup," pinta Chris.

Adegan ini dilihat terus oleh Shanty. Ia melirik ke arah Reina juga Chris. Apa aku melewatkan sesuatu? Dulu teman wanitanya hanya Helen. Tapi itu pun Chris tak pernah suka diurusi oleh Helen. Kalaupun pernah, Chris tak pernah merespon apa pun. Ini dengan Reina, ia sangat terbuka. Apa yang terjadi dengan Chris? Apakah ia ... menyukai Reina?

"Oh ya, Mom. Aku tadi ketemu Helen."

"Terus, bagaimana? Apa kabarnya?"

"Tidak tahu."

"Kok tidak tahu?"

"Malas."

Reina melotot.

Chris menahan tawanya.

"Ada apa?"

"Bahasa Reina Mom, 'malas'." Chris mengadu.

"Masa?"

"Tidak Bu, tidak begitu."

Bersambung ....

______________________________________________Pembaca tersayang. Terima kasih ya sudah mau membaca sampai sejauh ini. Sekali lagi minta saran, like dan votenya ya 😘😘😘 Thank you. Ini ada visual Tama. Salam, Ingflora 💋

Pertama Jhonson

Terpopuler

Comments

Rahma Leni

Rahma Leni

ceritanya,, bagus. tapi maaf thor,, terlalu banyak pembicaraan dalam ungkapan hati

2022-08-11

1

Senandung Rinduw Serin

Senandung Rinduw Serin

lucu juga... i like kak 😘

2022-07-27

1

Lena Laiha

Lena Laiha

☺☺😊 Reina, ingat suami di rumah.

2022-07-16

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Papa Bos
3 Butik Rere
4 Bebek
5 Tama Telepon
6 Maaf
7 Mama Chris
8 I Hate Monday
9 Diselamatkan Tama
10 Bubble Gum
11 Mariko
12 Sah
13 Tangan Keberuntungan
14 Menghitung Khilaf
15 Mama
16 Silent Fight (Berjuang Dalam Diam)
17 My Little Angel
18 India
19 Sarapan
20 Alex
21 Tawaran Alex
22 Lunch With Alex
23 Anjali's Deal (Kesepakatan Dengan Anjali)
24 Kantor Alex
25 Tidur Bersama
26 Karena Alex dan Reina
27 Tawaran Alex
28 Lunch with Alex
29 Anjali's Deal (kesepakatan dengan Anjali)
30 Kantor Alex
31 Chris vs Alex
32 Kecemburuan Alex
33 David vs Shanty
34 Godaan Alex
35 Murotal Al Qur'an
36 Sakit Apa?
37 Terperangkap
38 Kencan
39 Kedutaan Amerika
40 Membukam Alex
41 Reina dan Ahmad
42 Reina, ceritaku
43 Berita
44 Inspeksi
45 Pengakuan siapa?
46 Alex (lagi)
47 Sehari Bersama Tama
48 Persiapan
49 Istirahat
50 Foto Dalam Pesawat
51 Reina dan Kuda
52 Ramalan
53 Reina dan Kuda 2
54 Siapa Dia?
55 Jaket
56 Ahmad dan Bundo
57 Boston
58 Investasi
59 Regi
60 Sepatu
61 Kehilangan
62 Biskuit Jahe
63 Kemana Reina
64 Tim Penyelamat
65 Kedutaan Jepang
66 Pulang
67 Rasa bersalah
68 Menghindar
69 Chris dan Ahmad
70 Makan Siang di Pabrik
71 Viral
72 Aku, Kamu dan Dia
73 Aku, Kamu dan Dia 2
74 Mr. Insyaallah
75 Mengantar Dea
76 Kencan Di Kantor
77 Irene
78 Dugaan
79 Rumah Sakit
80 Takdirku
81 Yang Tersayang
82 Saudara Kandung
83 Ulang Tahun 1
84 Ulang Tahun 2
85 Anak-anakku
86 Anak-anakku Bersatu
87 Jalan-jalan
88 Tamu Tak Diundang
89 Kantor Lagi
90 Yang Tertinggal
91 Perusuh
92 Rencana Chris
93 Rumah Baru
94 Kencan?
95 Makan Siang Yang Rusuh
96 Komentar David
97 Aku Yang Kau Kenal
98 Wawancara TV
99 Petunjuk Ustad Rifki
100 Rubah Aku
101 Drama Di Sekolah
102 Janji Reina
103 Permainan Roulette Dimulai
104 Bagaimana Denganku?
105 Maaf Dariku
106 Jangan Hatinya
107 Satu Lagi
108 Tamu Diam-Diam
109 Gerak Cepat Arya
110 Arya Lagi
111 Bersamamu
112 Mili Dan Oktav
113 Ungkapan Hati
114 Peluang
115 Kesempatan Demi Kesempatan
116 Warisan George
117 Momen Indah
118 Hadiah
119 Milikku
120 Reina Vs Chris
121 Lukaku
122 Izin
123 Test DNA
124 Menunggumu
125 Langkah Koshino
126 Negosiasi
127 Dewa Penolong
128 Kenyataan
129 Perdebatan Hati
130 Pengorbanan Reina
131 Kunjungan Mama
132 Bukti
133 Kesempatan Terakhir
134 Si Hitam Manis
135 I Miss You
136 I Need You (Aku membutuhkanmu)
137 I Want You (aku menginginkanmu)
138 I Love You
139 Will You Be Mine?(Akankah Kau Jadi Milikku)
140 Reina, Reina, Reina
141 Bundo Rules (Peraturan Bundo)
142 Persiapan
143 Yang Terbaik Untukmu
144 Memulai Denganmu
145 Kau Bukan Miliknya
146 Oh, Ini
147 Pengadu Bukan Ya?
148 Hidup Baru
149 Mrs. Chris, I Love You
150 Me And My Love
151 Mengenal Aska
152 Perjuanganku
153 Mencuri Kesempatan 1
154 Mencuri Kesempatan 2
155 Mencuri Kesempatan 3
156 Penjelasan
157 Pertolongan Itu Dekat
158 A Date( kencan)
159 Chris
160 Kecewa
161 Peringatan
162 Bantuan Arya
163 Di Rumah Sakit
164 Salah Siapa
165 Belum Selesai
166 Pertemuan
167 Konferensi Pers
168 Menunggu
169 Pulang
170 Pretty Boy (Pria Cantik)
171 Prasangka
172 Mengenal Mariko
173 Rahasia Yang Menyakitkan
174 Kamu
175 Asisten
176 Amarah
177 Derajat Cinta
178 Usahaku
179 Lolos?
180 Kamu Lagi
181 Tak Mengerti
182 Permintaan
183 Ngambek
184 My Sweet Enemy (Musuh Termanisku)
185 Yang Tak Terkatakan
186 Hanya Untukmu
187 Tama Dan Aku
188 Berteman?
189 Kau Selalu
190 Ingin Tahu
191 Cari Aman
192 Islam Agamaku
193 Mengantarmu
194 Kendali Hati
195 Yang Tak Terduga
196 Pegang Tanganku
197 Kau Sentuh Hatiku
198 Lagi
199 Terlanjur Sayang
200 Tidak Nyaman
201 Pemberitahuan Author
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Awal Mula
2
Papa Bos
3
Butik Rere
4
Bebek
5
Tama Telepon
6
Maaf
7
Mama Chris
8
I Hate Monday
9
Diselamatkan Tama
10
Bubble Gum
11
Mariko
12
Sah
13
Tangan Keberuntungan
14
Menghitung Khilaf
15
Mama
16
Silent Fight (Berjuang Dalam Diam)
17
My Little Angel
18
India
19
Sarapan
20
Alex
21
Tawaran Alex
22
Lunch With Alex
23
Anjali's Deal (Kesepakatan Dengan Anjali)
24
Kantor Alex
25
Tidur Bersama
26
Karena Alex dan Reina
27
Tawaran Alex
28
Lunch with Alex
29
Anjali's Deal (kesepakatan dengan Anjali)
30
Kantor Alex
31
Chris vs Alex
32
Kecemburuan Alex
33
David vs Shanty
34
Godaan Alex
35
Murotal Al Qur'an
36
Sakit Apa?
37
Terperangkap
38
Kencan
39
Kedutaan Amerika
40
Membukam Alex
41
Reina dan Ahmad
42
Reina, ceritaku
43
Berita
44
Inspeksi
45
Pengakuan siapa?
46
Alex (lagi)
47
Sehari Bersama Tama
48
Persiapan
49
Istirahat
50
Foto Dalam Pesawat
51
Reina dan Kuda
52
Ramalan
53
Reina dan Kuda 2
54
Siapa Dia?
55
Jaket
56
Ahmad dan Bundo
57
Boston
58
Investasi
59
Regi
60
Sepatu
61
Kehilangan
62
Biskuit Jahe
63
Kemana Reina
64
Tim Penyelamat
65
Kedutaan Jepang
66
Pulang
67
Rasa bersalah
68
Menghindar
69
Chris dan Ahmad
70
Makan Siang di Pabrik
71
Viral
72
Aku, Kamu dan Dia
73
Aku, Kamu dan Dia 2
74
Mr. Insyaallah
75
Mengantar Dea
76
Kencan Di Kantor
77
Irene
78
Dugaan
79
Rumah Sakit
80
Takdirku
81
Yang Tersayang
82
Saudara Kandung
83
Ulang Tahun 1
84
Ulang Tahun 2
85
Anak-anakku
86
Anak-anakku Bersatu
87
Jalan-jalan
88
Tamu Tak Diundang
89
Kantor Lagi
90
Yang Tertinggal
91
Perusuh
92
Rencana Chris
93
Rumah Baru
94
Kencan?
95
Makan Siang Yang Rusuh
96
Komentar David
97
Aku Yang Kau Kenal
98
Wawancara TV
99
Petunjuk Ustad Rifki
100
Rubah Aku
101
Drama Di Sekolah
102
Janji Reina
103
Permainan Roulette Dimulai
104
Bagaimana Denganku?
105
Maaf Dariku
106
Jangan Hatinya
107
Satu Lagi
108
Tamu Diam-Diam
109
Gerak Cepat Arya
110
Arya Lagi
111
Bersamamu
112
Mili Dan Oktav
113
Ungkapan Hati
114
Peluang
115
Kesempatan Demi Kesempatan
116
Warisan George
117
Momen Indah
118
Hadiah
119
Milikku
120
Reina Vs Chris
121
Lukaku
122
Izin
123
Test DNA
124
Menunggumu
125
Langkah Koshino
126
Negosiasi
127
Dewa Penolong
128
Kenyataan
129
Perdebatan Hati
130
Pengorbanan Reina
131
Kunjungan Mama
132
Bukti
133
Kesempatan Terakhir
134
Si Hitam Manis
135
I Miss You
136
I Need You (Aku membutuhkanmu)
137
I Want You (aku menginginkanmu)
138
I Love You
139
Will You Be Mine?(Akankah Kau Jadi Milikku)
140
Reina, Reina, Reina
141
Bundo Rules (Peraturan Bundo)
142
Persiapan
143
Yang Terbaik Untukmu
144
Memulai Denganmu
145
Kau Bukan Miliknya
146
Oh, Ini
147
Pengadu Bukan Ya?
148
Hidup Baru
149
Mrs. Chris, I Love You
150
Me And My Love
151
Mengenal Aska
152
Perjuanganku
153
Mencuri Kesempatan 1
154
Mencuri Kesempatan 2
155
Mencuri Kesempatan 3
156
Penjelasan
157
Pertolongan Itu Dekat
158
A Date( kencan)
159
Chris
160
Kecewa
161
Peringatan
162
Bantuan Arya
163
Di Rumah Sakit
164
Salah Siapa
165
Belum Selesai
166
Pertemuan
167
Konferensi Pers
168
Menunggu
169
Pulang
170
Pretty Boy (Pria Cantik)
171
Prasangka
172
Mengenal Mariko
173
Rahasia Yang Menyakitkan
174
Kamu
175
Asisten
176
Amarah
177
Derajat Cinta
178
Usahaku
179
Lolos?
180
Kamu Lagi
181
Tak Mengerti
182
Permintaan
183
Ngambek
184
My Sweet Enemy (Musuh Termanisku)
185
Yang Tak Terkatakan
186
Hanya Untukmu
187
Tama Dan Aku
188
Berteman?
189
Kau Selalu
190
Ingin Tahu
191
Cari Aman
192
Islam Agamaku
193
Mengantarmu
194
Kendali Hati
195
Yang Tak Terduga
196
Pegang Tanganku
197
Kau Sentuh Hatiku
198
Lagi
199
Terlanjur Sayang
200
Tidak Nyaman
201
Pemberitahuan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!