Bubble Gum

"Iya Mas." Reina mengambil bungkusan itu dan membawanya ke kamar.

"Salwa, Aska. Kalau sudah selesai sarapannya cepat berangkat. Nanti terlambat."

"Iya Yah," jawab mereka serempak. Salwa yang lebih dulu selesai segera minum, mengambil piring kotor dan membawanya ke dapur. Aska menyusul kemudian.

Tak lama Aska dan Salwa keluar. "Ayah, Aska nanti pulang telat. Mau main bola dulu."

"Iya tapi jangan lupa tukar dulu bajumu. Sayang 'kan kalau baju SMP-mu kotor."

"Iya Yah."

Anak-anak satu persatu mencium punggung tangan Ahmad. Reina yang kebetulan baru keluar pun ikut serta. Anak-anak juga mencium punggung tangan Reina.

"Berangkat dulu Mas. Assalamualaikum."

"Assalamualaikum." Anak -anak mengikuti.

"Waalaikum salam," jawab Ahmad lagi.

++++

Reina baru saja meletakkan tasnya ketika ruang kerja Chris terbuka.

"Lho, Pak, pagi-pagi sudah datang?"

"Ada beberapa yang harus saya cek pagi ini. Tolong kamu potokopi ini. Beberapa draf gambar yang diserahkan kontraktor kemarin."

"Baik, Pak." Reina segera keluar ruangan membawa berkas-berkas itu.

Sebelum membalikkan tubuhnya, Chris melihat bungkusan yang ada di atas meja Reina.

Apa ini. Makanan? Makanan apa, batin Chris. Ia tergoda ingin membukanya. Apa dia belum sarapan? Eh, ini dibungkus. Seperti permen. Namanya dodol. Chris membacanya.

Chris mencoba membolak-balik kotak itu tapi yang ada hanya nama dan gambar dodol tersebut. Selain itu tidak ada keterangan apa-apa. Chris semakin penasaran. Ia ingin membukanya tapi tak berani karena masih dibungkus dalam plastik kemasan. Kemudian ia meletakan kembali dalam bungkus plastiknya.

Tiba-tiba Reina masuk ke dalam ruangan beserta Redi. "Ini, Pak."

"Ok." Sambil berjalan kembali ke ruangan Chris sibuk memikirkan makanan apa yang dibawa Reina.

Setelah menelepon beberapa klien, Reina menyadari bawaannya. "Eh, Red. Aku bawa dodol nih, mau?" Reina membuka bungkusnya.

"Oh, enak tuh, buat iseng-iseng." Redi mengambil beberapa. Ia meletakan di atas mejanya. "Aku mau ke HRD dulu."

"Aku juga mau kasih ke teman-teman yang lain." Reina mengambil kantong plastik itu dan memindahkan isi kotak ke sana. Ia hanya menyisakan sedikit di dalam kotak itu.

Redi dan Reina keluar bersamaan.

Tak lama Chris keluar dari ruangan. Dilihatnya tidak ada orang di ruang staf. Ia melirik ke meja Reina. Kotak itu telah terbuka. Pria itu menghampiri meja sekretarisnya untuk melihat isi di dalam kotak itu. Seperti permen? Chris mengambil satu dan membuka bungkusnya. Ia mencoba menekan-nekannya.

Iya seperti permen tapi lembek ya, batin Chris. Ia mencoba menariknya dan ... memanjang. Oh, aku tahu. Ini pasti bubble gum 'kan?

Ia segera memasukkan dodol itu dalam mulutnya. Permen karet orang Indonesia enak juga ya? Tapi ... kok habis di mulut? Chris bingung. Ia segera mengambil lagi dodol itu dan mengunyahnya.

Reina yang baru masuk ruangan tertegun saat melihat Chris berdiri di depan mejanya.

"Bapak perlu apa?"

"Ini Reina, kenapa bubble gum-nya habis."

"Bubble gum?" Reina mengerutkan dahi.

"Ini permen karet yang kau bawa." Reina memperhatikan apa yang Chris maksud.

"Oh itu bukan permen karet, Pak. Itu dodol. Dodol itu kue." Reina tertawa kecil.

"Kenapa lengket ya?"

"Karena terbuat dari beras ketan." Reina tersenyum. "Bapak mau?"

" Iya saya minta sedikit." Chris mengambil beberapa. "Tolong buatkan saya kopi ya? Ini cocok untuk teman minum kopi." Wajahnya terlihat senang.

Reina menggeleng-gelengkan kepalanya. Bosnya terlihat seperti anak kecil bila sudah bicara soal makanan.

Di pantry Reina sedang memeriksa kopi apa yang ingin ia buat. Tak lama dua orang OB wanita masuk. Salah satunya menggunakan jilbab. Mereka berbisik-bisik berdua di belakang Reina.

Karena terganggu dengan tingkah mereka berdua, Reina memberanikan diri untuk bertanya. "Ada apa?"

"Oh, tidak, Mbak. Mbak hebat saja, begitu."

"Hebat apanya?" Reina mengerutkan kening. Pandangannya beralih ke kedua OB itu.

OB yang berjilbab maju menerangkan. "Di sini, Mbak, yang orang Islam banyak, tapi sebelum Mbak datang hanya saya saja yang pakai jilbab. Sekarang saya merasa jadi ada temannya Mbak. Terimakasih ya Mbak?" Wanita itu menyentuh lengan Reina.

"Ah, kalian ada-ada saja."

"Benar Mbak. 'Kan yang punya perusahaan orang Kristen. Jadi di sini yang berjilbab sering direndahkan. Untung Mbak masuk, terus posisi, Mbak, Sekretaris lagi, jadi rasanya posisi saya juga ikut terangkat."

"Masa sih? Saya 'kan Sekretaris Pak Chris, tapi Pak Chris tidak terlihat seperti itu?"

OB itu saling berpandangan.

"Tenang saja. Saya tidak akan mengadukanmu pada siapapun."

"Terimakasih Mbak," jawab mereka serempak.

"Namamu siapa?"

"Rika, Mbak," jawab yang berjilbab.

"Ini?"

"Tata, Mbak."

"Saya Reina."

"Saya tahu nama Mbak waktu Mbak masuk. Saya cari tahu karena sama-sama berjilbab," kata Rika lagi.

"Ya sudah. Saya mau buatkan kopi dulu buat Pak Chris ya?"

"Oh, ya, Mbak. Silahkan."

Belum beberapa langkah mereka pergi Reina memanggil.

"Apa kamu tahu saringan yang buat coffee maker ini ada di mana ya? Saya kok tidak ketemu?"

"Sini, Mbak, saya bantu." Rika mulai mencari saringan.

"Mbak, saya buatkan saja ya, Mbak?" Mereka berdua terlihat begitu bersemangat mengerjakannya. Reina tersenyum.

+++++

Saat Reina masuk, Redi mencecarnya dengan banyak pertanyaan. "Reina kamu dari mana saja, kok bikin kopi lama sekali, sih? Pak Chris dari tadi mencarimu. Itu di dalam ada tamu dari kedutaan Jepang."

"Mau dibuatkan kopi juga?"

"Bukan. Dia hanya minta kamu membawa kopinya ke dalam."

"Hanya itu?"

"Iya. Cepat, Reina."

"I-i-iya." Reina bingung. Kok ada tamu malah disuruh masuk ya?

Saat ia membuka pintu ruang kerja Chris, ada tiga orang tamu beserta Chris yang menengok ke arahnya.

"Tolong kamu letakkan dulu kopiku di meja," perintah Chris.

"Iya, Pak."

"Jadi ayah Mariko ini susah ditemukan karena dia jadi imigran gelap di Amerika?"

"Iya, Pak. Kami baru bisa menemukannya saat ia diekstradisi ke Jepang."

"Tunggu Reina, kamu di sini dulu." Chris menepuk-nepuk bantal sofa di sebelahnya.

"Iya Pak?" Reina bingung, kenapa ia harus duduk di sana?

Sekali lagi Chris menepuk-nepuk bantal sofa di sebelahnya tanpa bicara.

Semua orang menunggu. Akhirnya dengan terpaksa Reina duduk di sebelah Chris.

"Tolong bantu aku ya?" Bisik Chris.

Deg. Bantuan apalagi ini? Mudah-mudahan bukan bantuan yang akan merugikan aku lagi, Reina berharap dalam hati.

"O, ya. Sampai di mana tadi. Ekstradisi? Kenapa? Apa dia melakukan kejahatan?"

"Iya. Selain imigran gelap, ia juga menjual senjata ilegal di Amerika. Kedutaan Jepang di Amerika sendiri berusaha menolong warga-warganya yang terkena masalah hukum di sana. Kebetulan sudah selama setahun ini kami usahakan untuk mengeluarkannya, jadi maaf baru sekarang kami bisa memberi tahu. Kami juga punya kendala sendiri." Dengan perawakan gemuk, pendek dan wajah oriental, pria di depannya sepertinya perwakilan dari Kedutaan Jepang. Wajahnya jadi terlihat lucu saat ia menggunakan batik dari Indonesia.

"Boleh saya bicara dengannya?" Chris yang menopang dagunya dengan tangan yang menyilang di dadda, menunjuk-nunjuk pria paruh baya yang berdiri paling kanan. Tubuhnya sangat kurus. Ia sedari tadi hanya menunduk saja sambil memegangi jas di tangan.

"Silahkan, Pak." jawab pria berbaju batik itu.

"Do you know what happened with your daughter, Mr. Matsushita? (Kamu tahu apa yang terjadi dengan anak perempuanmu Tuan Matsushita)"

Pria itu menatap Chris. Ia berdehem sebentar. Kemudian ia menggerakkan tangannya sedikit, tapi Reina melihatnya sekilas dan terbelalak. Pria itu diborgol. Masyaallah!

"I already heard that from the police, (saya sudah mendengarnya dari polisi)" katanya sambil menggerakkan kepala dan tangannya ke kiri, seperti ingin memberitahu keberadaan polisi yang berada di sebelahnya.

Oh, berarti pria yang berada di tengah itu polisi, batin Reina.

"And do you know about your grand child too? (Dan apa kamu tahu juga tentang cucumu?)"

"All I know that he lives with you. What his name? (Yang saya tahu, dia tinggal denganmu. Siapa namanya?)"

"Tama. Pertama Jhonson. I give my name after him. (Tama. Pertama Jhonson. Saya memberikan nama belakang saya untuknya.)"

Reina terbelalak. Jadi ini kakeknya Tama? Ibunya bernama siapa tadi? Mariko?

"So, what you wish to do now? (Jadi, apa yang ingin kamu lakukan?)"

"May I see them both? (Apa saya bisa bertemu dengan keduanya?)"

Chris berdiri. Ia mengambil ponsel dari meja kerjanya. Setelah selesai mencari sesuatu, ia memberikannya pada Reina.

"Tolong telepon Babysitter Tama untuk minta ijin ke gurunya, agar Tama bisa pulang. Katakan saja urusan keluarga. Suruh dia bawa Tama ke Rumah Sakit."

"Rumah Sakit?" Reina mengerutkan kening.

"Rumah Sakit milikku. Kita bertemu di sana."

Setelah Reina menelepon Babysitter Tama, Chris mengajak rombongan ke rumah sakit.

"Reina, tolong temani aku." Nada suaranya seperti memerintah. Reina tak punya pilihan lain selain mengikutinya.

++++

Di rumah sakit, mereka langsung pergi ke ruang ICU di bagian VVIP. Chris bicara dengan dokter di sana. Akhirnya diputuskan Tuan Matsushita, Chris dan Reina yang boleh masuk ke dalam.

"Saya harus masuk, Pak?" tanya Reina bingung.

"Aku tidak suka dekat-dekat dengan kakeknya Tama." Chris berterus terang.

Masuk akal sih, tapi sebenarnya aku di sini kan tidak penting, jerit Reina dalam hati.

"Bagaimana kalau aku menunggu Babysitter yang membawa Tama ke sini?"

"Aku sudah pesan sama dokter untuk langsung membawanya ke dalam. Lagipula, apa kamu tidak ingin melihat mamanya Tama. Cantik lho." Chris tersenyum. Senyum yang sulit diartikan dengan kata-kata.

"Tidak."

Seorang dokter muda keluar dari ruangan VVIP ICU dan mengatakan bahwa ruangan sudah boleh dimasuki untuk berkunjung.

Tanpa bertanya, Chris menyambar lengan Reina dan membawanya masuk. Reina terpaksa menurut.

Chris memberi jalan kepada tuan Matsushita untuk melihat anaknya lebih dulu.

Mereka memasuki ruangan yang lumayan besar. Melihat fasilitas yang serba mewah, ruangan ini lebih mirip kamar di rumah mewah dibanding kamar rumah sakit. Lihat saja. Ada lemari untuk menyimpan dan menggantung baju, ada meja makan kecil untuk berdua, sofa yang bisa menjadi tempat tidur, juga ada dapur kecil untuk menghangatkan makanan dan minuman.

Terpopuler

Comments

Mayya_zha

Mayya_zha

sudah terpesona

2022-06-30

1

🌸Santi Suki🌸

🌸Santi Suki🌸

Lagi-lagi Regina terkena jebakan Chris 😆😆😆

2022-06-07

1

Mom's Leny

Mom's Leny

cap cup cus

hadeeeeeh bikin nahan napas bacanya🤧🤧🤧

2021-05-06

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Papa Bos
3 Butik Rere
4 Bebek
5 Tama Telepon
6 Maaf
7 Mama Chris
8 I Hate Monday
9 Diselamatkan Tama
10 Bubble Gum
11 Mariko
12 Sah
13 Tangan Keberuntungan
14 Menghitung Khilaf
15 Mama
16 Silent Fight (Berjuang Dalam Diam)
17 My Little Angel
18 India
19 Sarapan
20 Alex
21 Tawaran Alex
22 Lunch With Alex
23 Anjali's Deal (Kesepakatan Dengan Anjali)
24 Kantor Alex
25 Tidur Bersama
26 Karena Alex dan Reina
27 Tawaran Alex
28 Lunch with Alex
29 Anjali's Deal (kesepakatan dengan Anjali)
30 Kantor Alex
31 Chris vs Alex
32 Kecemburuan Alex
33 David vs Shanty
34 Godaan Alex
35 Murotal Al Qur'an
36 Sakit Apa?
37 Terperangkap
38 Kencan
39 Kedutaan Amerika
40 Membukam Alex
41 Reina dan Ahmad
42 Reina, ceritaku
43 Berita
44 Inspeksi
45 Pengakuan siapa?
46 Alex (lagi)
47 Sehari Bersama Tama
48 Persiapan
49 Istirahat
50 Foto Dalam Pesawat
51 Reina dan Kuda
52 Ramalan
53 Reina dan Kuda 2
54 Siapa Dia?
55 Jaket
56 Ahmad dan Bundo
57 Boston
58 Investasi
59 Regi
60 Sepatu
61 Kehilangan
62 Biskuit Jahe
63 Kemana Reina
64 Tim Penyelamat
65 Kedutaan Jepang
66 Pulang
67 Rasa bersalah
68 Menghindar
69 Chris dan Ahmad
70 Makan Siang di Pabrik
71 Viral
72 Aku, Kamu dan Dia
73 Aku, Kamu dan Dia 2
74 Mr. Insyaallah
75 Mengantar Dea
76 Kencan Di Kantor
77 Irene
78 Dugaan
79 Rumah Sakit
80 Takdirku
81 Yang Tersayang
82 Saudara Kandung
83 Ulang Tahun 1
84 Ulang Tahun 2
85 Anak-anakku
86 Anak-anakku Bersatu
87 Jalan-jalan
88 Tamu Tak Diundang
89 Kantor Lagi
90 Yang Tertinggal
91 Perusuh
92 Rencana Chris
93 Rumah Baru
94 Kencan?
95 Makan Siang Yang Rusuh
96 Komentar David
97 Aku Yang Kau Kenal
98 Wawancara TV
99 Petunjuk Ustad Rifki
100 Rubah Aku
101 Drama Di Sekolah
102 Janji Reina
103 Permainan Roulette Dimulai
104 Bagaimana Denganku?
105 Maaf Dariku
106 Jangan Hatinya
107 Satu Lagi
108 Tamu Diam-Diam
109 Gerak Cepat Arya
110 Arya Lagi
111 Bersamamu
112 Mili Dan Oktav
113 Ungkapan Hati
114 Peluang
115 Kesempatan Demi Kesempatan
116 Warisan George
117 Momen Indah
118 Hadiah
119 Milikku
120 Reina Vs Chris
121 Lukaku
122 Izin
123 Test DNA
124 Menunggumu
125 Langkah Koshino
126 Negosiasi
127 Dewa Penolong
128 Kenyataan
129 Perdebatan Hati
130 Pengorbanan Reina
131 Kunjungan Mama
132 Bukti
133 Kesempatan Terakhir
134 Si Hitam Manis
135 I Miss You
136 I Need You (Aku membutuhkanmu)
137 I Want You (aku menginginkanmu)
138 I Love You
139 Will You Be Mine?(Akankah Kau Jadi Milikku)
140 Reina, Reina, Reina
141 Bundo Rules (Peraturan Bundo)
142 Persiapan
143 Yang Terbaik Untukmu
144 Memulai Denganmu
145 Kau Bukan Miliknya
146 Oh, Ini
147 Pengadu Bukan Ya?
148 Hidup Baru
149 Mrs. Chris, I Love You
150 Me And My Love
151 Mengenal Aska
152 Perjuanganku
153 Mencuri Kesempatan 1
154 Mencuri Kesempatan 2
155 Mencuri Kesempatan 3
156 Penjelasan
157 Pertolongan Itu Dekat
158 A Date( kencan)
159 Chris
160 Kecewa
161 Peringatan
162 Bantuan Arya
163 Di Rumah Sakit
164 Salah Siapa
165 Belum Selesai
166 Pertemuan
167 Konferensi Pers
168 Menunggu
169 Pulang
170 Pretty Boy (Pria Cantik)
171 Prasangka
172 Mengenal Mariko
173 Rahasia Yang Menyakitkan
174 Kamu
175 Asisten
176 Amarah
177 Derajat Cinta
178 Usahaku
179 Lolos?
180 Kamu Lagi
181 Tak Mengerti
182 Permintaan
183 Ngambek
184 My Sweet Enemy (Musuh Termanisku)
185 Yang Tak Terkatakan
186 Hanya Untukmu
187 Tama Dan Aku
188 Berteman?
189 Kau Selalu
190 Ingin Tahu
191 Cari Aman
192 Islam Agamaku
193 Mengantarmu
194 Kendali Hati
195 Yang Tak Terduga
196 Pegang Tanganku
197 Kau Sentuh Hatiku
198 Lagi
199 Terlanjur Sayang
200 Tidak Nyaman
201 Pemberitahuan Author
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Awal Mula
2
Papa Bos
3
Butik Rere
4
Bebek
5
Tama Telepon
6
Maaf
7
Mama Chris
8
I Hate Monday
9
Diselamatkan Tama
10
Bubble Gum
11
Mariko
12
Sah
13
Tangan Keberuntungan
14
Menghitung Khilaf
15
Mama
16
Silent Fight (Berjuang Dalam Diam)
17
My Little Angel
18
India
19
Sarapan
20
Alex
21
Tawaran Alex
22
Lunch With Alex
23
Anjali's Deal (Kesepakatan Dengan Anjali)
24
Kantor Alex
25
Tidur Bersama
26
Karena Alex dan Reina
27
Tawaran Alex
28
Lunch with Alex
29
Anjali's Deal (kesepakatan dengan Anjali)
30
Kantor Alex
31
Chris vs Alex
32
Kecemburuan Alex
33
David vs Shanty
34
Godaan Alex
35
Murotal Al Qur'an
36
Sakit Apa?
37
Terperangkap
38
Kencan
39
Kedutaan Amerika
40
Membukam Alex
41
Reina dan Ahmad
42
Reina, ceritaku
43
Berita
44
Inspeksi
45
Pengakuan siapa?
46
Alex (lagi)
47
Sehari Bersama Tama
48
Persiapan
49
Istirahat
50
Foto Dalam Pesawat
51
Reina dan Kuda
52
Ramalan
53
Reina dan Kuda 2
54
Siapa Dia?
55
Jaket
56
Ahmad dan Bundo
57
Boston
58
Investasi
59
Regi
60
Sepatu
61
Kehilangan
62
Biskuit Jahe
63
Kemana Reina
64
Tim Penyelamat
65
Kedutaan Jepang
66
Pulang
67
Rasa bersalah
68
Menghindar
69
Chris dan Ahmad
70
Makan Siang di Pabrik
71
Viral
72
Aku, Kamu dan Dia
73
Aku, Kamu dan Dia 2
74
Mr. Insyaallah
75
Mengantar Dea
76
Kencan Di Kantor
77
Irene
78
Dugaan
79
Rumah Sakit
80
Takdirku
81
Yang Tersayang
82
Saudara Kandung
83
Ulang Tahun 1
84
Ulang Tahun 2
85
Anak-anakku
86
Anak-anakku Bersatu
87
Jalan-jalan
88
Tamu Tak Diundang
89
Kantor Lagi
90
Yang Tertinggal
91
Perusuh
92
Rencana Chris
93
Rumah Baru
94
Kencan?
95
Makan Siang Yang Rusuh
96
Komentar David
97
Aku Yang Kau Kenal
98
Wawancara TV
99
Petunjuk Ustad Rifki
100
Rubah Aku
101
Drama Di Sekolah
102
Janji Reina
103
Permainan Roulette Dimulai
104
Bagaimana Denganku?
105
Maaf Dariku
106
Jangan Hatinya
107
Satu Lagi
108
Tamu Diam-Diam
109
Gerak Cepat Arya
110
Arya Lagi
111
Bersamamu
112
Mili Dan Oktav
113
Ungkapan Hati
114
Peluang
115
Kesempatan Demi Kesempatan
116
Warisan George
117
Momen Indah
118
Hadiah
119
Milikku
120
Reina Vs Chris
121
Lukaku
122
Izin
123
Test DNA
124
Menunggumu
125
Langkah Koshino
126
Negosiasi
127
Dewa Penolong
128
Kenyataan
129
Perdebatan Hati
130
Pengorbanan Reina
131
Kunjungan Mama
132
Bukti
133
Kesempatan Terakhir
134
Si Hitam Manis
135
I Miss You
136
I Need You (Aku membutuhkanmu)
137
I Want You (aku menginginkanmu)
138
I Love You
139
Will You Be Mine?(Akankah Kau Jadi Milikku)
140
Reina, Reina, Reina
141
Bundo Rules (Peraturan Bundo)
142
Persiapan
143
Yang Terbaik Untukmu
144
Memulai Denganmu
145
Kau Bukan Miliknya
146
Oh, Ini
147
Pengadu Bukan Ya?
148
Hidup Baru
149
Mrs. Chris, I Love You
150
Me And My Love
151
Mengenal Aska
152
Perjuanganku
153
Mencuri Kesempatan 1
154
Mencuri Kesempatan 2
155
Mencuri Kesempatan 3
156
Penjelasan
157
Pertolongan Itu Dekat
158
A Date( kencan)
159
Chris
160
Kecewa
161
Peringatan
162
Bantuan Arya
163
Di Rumah Sakit
164
Salah Siapa
165
Belum Selesai
166
Pertemuan
167
Konferensi Pers
168
Menunggu
169
Pulang
170
Pretty Boy (Pria Cantik)
171
Prasangka
172
Mengenal Mariko
173
Rahasia Yang Menyakitkan
174
Kamu
175
Asisten
176
Amarah
177
Derajat Cinta
178
Usahaku
179
Lolos?
180
Kamu Lagi
181
Tak Mengerti
182
Permintaan
183
Ngambek
184
My Sweet Enemy (Musuh Termanisku)
185
Yang Tak Terkatakan
186
Hanya Untukmu
187
Tama Dan Aku
188
Berteman?
189
Kau Selalu
190
Ingin Tahu
191
Cari Aman
192
Islam Agamaku
193
Mengantarmu
194
Kendali Hati
195
Yang Tak Terduga
196
Pegang Tanganku
197
Kau Sentuh Hatiku
198
Lagi
199
Terlanjur Sayang
200
Tidak Nyaman
201
Pemberitahuan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!