Livia.
Gadis yang melarikan diri dari hotel betin pria tampan itu. Gadis yang ia cari kini tepat berada di belakangnya. Hanya berjarak beberapa langkah darinya, pria itu terus mendengarkan kedua gadis itu mengobrol. Dari gaya berbicara Livia ia tampak santai dan begitu mengenal tempat ini, ia juga sangat mengerti bahasa Jepang walaupun ia kesulitan mengucapkan.
Sepertinya itu menunjukkan ia bukanlah sebentar berada di Jepang, pantas setelah gadis itu melarikan diri dari hotel hari itu, selama enam bulan Andrew Charles Tjiptadjaja nama pria tampan itu tidak pernah lagi menemukan gadis yang di carinya, ia telah mencarinya dari club ke club bahkan setiap week end ia akan menunggu di club di mana mereka pertama berjumpa hingga pagi hanya untuk dapat bertemu dengan gadis sialan yang meninggalkannya tanpa jejak.
Andrew tersenyum. Rupanya kepergiannya ke Kyoto kali ini membawa berkah, ia dengan sabar menunggu kedua gadis itu selesai maka. Ia tidak ingin mengejutkan Livia dengan muncul tiba tiba di tengah keramaian, bisa saja gadis itu bereaksi tak terduga, jadi ia memutuskan untuk mengikuti Livia ketika mereka keluar dari restoran itu.
Kedua gadis di depanya berjalan sambil mengobrol banyak hal kemudian mereka menuju halte bus. Menarik batin andrew, jadi gadis ini sekarang hidup sederhana di Kyoto. gadis itu bahkan pergi dengan naik bus, tidak terduga, namun saat ia kembali meneliti sepatu dan tas yang di pegang gadis itu. Sepertinya tebakannya salah, benda benda yang melekat pada tubuhnya masih dari brand ternama.
Mereka memasuki bus, Andrew terus mengikuti dan duduk tepat di belakang Livia. Andrew masih memikirkan bagaimana cara mengawali pembicaraan dengan gadis itu hingga kedua gadis itu turun di halte bus berikutnya. Andrew nyaris kehilangan jejak mereka karena terlalu sibuk memikirkan cara menyapa livia.
Livia berhenti di sebuah toko rental kimono yang sangat terkenal, dan ia juga telah berlangganan selama dua tahun setiap kali datang ke Kyoto. Ia mulai sibuk memilih yukata, ini adalah musim panas, jadi ia akan memakai motif yang tidak terlalu mencolok untuk berfoto besok, ia sengaja mendatangi tempat itu lebih awal agar besok ia tak menghabiskan waktu untuk memilih lagi.
Livia tampak asik memilih dan mulai terlihat bingung dengan warna yang akan ia pilih, ketika tiba tiba sebuah suara pria memanggil namanya.
“Warna merah cocok untukmu yang hot Livia.”
"Honto? Aku pikir aku tidak hot” jawab Livia tanpa mengalihkan pandangannya dari barisan yukata yang akan di pilihnya
*benarkah?
“Tapi seingatku kau sangat hot,” jawab Andrew dengan nada sangat santai.
Livia tersadar, di Kyoto ia tak memiliki satu pun teman pria, 'dari mana pria ini tau namaku?' batin Livia dan segera mendongakkan kepalanya dan melihat ke sumber suara.
“Oh tuhan..!” pekik Livia sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya melihat siapa pria yang berada di depan matanya.
“Kamu--kamu..." Livia bergegas menyeret pria itu keluar dari toko itu.
“Kamu---” Livia berusaha mengingat ingat nama pria ini, pria yang pernah menjadi teman kencannya dan satu satunya pria yang membuat ia meledak puluhan kali dalam satu malam.
“Andrew. namaku Andrew,” jawab pria di depan Livia.
“Oke, apa yang kamu lakukan di sini?”
“Tidak ada, aku juga ingin menyewa kimono,” jawab andrew dengan nada acuh.
“Kamu ngikutin aku?” selidik Livia.
“Pede banget.” Andrew tentu saja mengelak demi menjaga gengsinya.
“Ngaku aja!” Livia melotot galak.
“Kalo iya gimana?"
“Enyah...!” kata Livia dengan nada kesal.
“Gimana kalo kita bercinta lagi?” bisik Andrew di dekat telinga Livia.
“Dalam mimpimu, itu yang pertama dan terakhir," jawab Livia dengan nada ketus.
“aku merindukan kamu Livia,” kata Andrew langsung pada intinya, ia memang merindukan gadis itu.
Livia melangkah meninggalkan Andrew tanpa membalas ucapan pria tampan itu, ia kembali memilih yukata berwarna putih dengan motif biru dan memilih satu lagi untuk hana sambil berpikir mencocokkan dengan selera sahabatnya lalu membayar biaya sewa untuk tiga yukata beserta perlengkapannya kemudian menyeret Yukari keluar dan menuju ke apartemen mereka yang tak jauh dari tempat itu.
Livia melewati Andrew yang masih berdiri santai di depan toko menunggu Livia keluar, ia kembali membuntuti Livia dan Yukari.
“Livia, pria itu mengikuti kita sejak kita keluar dari ponchoto,” bisik Yukari.
“Biarkan saja mungkin dia pria gila,” jawab Livia dengan nada acuh.
Mereka memasuki apartemen dan andrew tetap mengikutinya hingga depan pintu kamar apartemen mereka, Livia mulai kesal dan berusaha mengusirnya.
“Yukari kau masuklah dulu,” kata Livia pada Yukari. “Aku akan membereskan ini.”
“Aku akan memanggil petugas keamanan untuk mengusirmu,” ancam Livia pada Andrew ketika mereka sampai di depan pintu masuk kamar Livia.
“Aku akan mengatakan bahwa kau calon tunanganku dan kita hanya sedang bertengkar,” jawab Andrew dengan nada acuh. ia tampak tidak takut dengan ancama Livia.
“Are you insane?"
“Gila karena tubuhmu." Andrew tersenyum menggoda.
“Mesum.”
“Aku ingin memesumimu lagi.”
“Andrew!” Livia kehilangan kesabarannya.
“Iya sayang... Aku ingin kamu mendesah di bawahku dan panggil namaku kaya tadi,” bisik Andrew lembut di telinga Livia, membuat jantung livia tiba tiba berdetak dan gairahnya tiba tiba bangkit menyeruak mengingat sentuhan pria di depannya beberapa tahun yang lalu.
“Andrew kau gila, pergi atau aku akan teriak,” ancamnya.
“Baiklah, beri aku nomer telefonmu. Aku akan pergi setelahnya.” Andrew menyodorkan ponselnya kepada Livia.
“Tidak Andrew.” Livia tidak menggubris ponsel yang di sodorkan okleh Andrew.
“Kalau begitu aku akan tidur di kamarmu dan aku akan membuat kamu mengerang seperti dulu,” ancam Andrew dengan seringai menggoda di wajah tampannya.
“Ada temanku di dalam.”
“Jadi jika tidak ada temanmu?” Andrew tersenyum penuh kemenangan.
“Tidak akan!” seru Livia sambil menyodorkan ponselnya kepada Andrew yang dengan cepat mengetik nomer telefonnya dan memanggil nomer miliknya sendiri menggunakan ponsel Livia.
Pria tampan itu tersenyum penuh kemenangan dan mengembalikan ponsel Livia,
“Terima kasih sayang, kita akan bercinta lagi secepatnya,” bisik Andrew sambil segera melangkah pergi sebelum gadis di depannya terbakar emosi dan mengeluarkan sumpah serapahnya kembali.
BANTU AUTHOR TAP JEMPOL KALIAN 👍😁💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
r!ndu
udah berkali2 bacanya msh ttp bagus😘😘😘
2022-09-09
0
🌹Nur Caya🌹
Cowok modelan kek Andrew hanya berjuang diawalan saja, endingnya bikin emosi tingkat dewa
2022-09-08
0
🌹Nur Caya🌹
gimana gk baperr visualnya cakep" semua njirrr, bkin pikiran traveling 😂😂🤣
2020-11-09
1