14

Sesampainya di apartemennya yang berada di Jakarta Livia merebahkan tubuhnya dengan nyaman, apartemennya tetap rapi dan bersih karena Livia selalu menginstruksikan petugas kebersihan untuk membersihkan 1 minggu sekali meskipun ia tidak pernah menempati apartemennya

Setelah memberitahu Naoki bahwa ia telah sampai dengan selamat di Jakarta, Livia bergegas menuju kamar mandi untuk merendam tubuhnya di bath tube dan merasakan rilex, ia merindukan suasana Jakarta dengan hiruk pikuknya...

Setelah menyelesaikan ritual mandinya Livia mengabil foto langit Jakarta dengan gedung gedung tingginya dan memposting sebuah story di instagramnya, dan menambahkan lokasinya.

Segera beberapa teman temannya yang mengirimkan direct messege di akunnya, tentu saja untuk mengajaknya bertemu setelah sekian lama tidak bertemu Livia mereka merindukan Livia.

“oke makan siang di remboelan, aku mau makan makanan Indonesia” jawab Livia pada teman temannya

Dengan cepat ia segera meluncur keluar dari apartemenya dan menyadari ia sekarang tidak memiliki mobil di Jakarta dan merasa menyedihkan

Di sisi lain Andrew sejak ia berpisah dengan Livia, ia hampir menghabiskan waktunya selama 4 hari hanya untuk memandangi ponselnya, berharap gadis itu akan menghubunginya, memang Livia ada mengirimkan pesan namun isinya di luar dugaan Andrew, bagaimana mungkin bukankah gadis itu seakan akan membalas cintanya di 11 hari terakhir mereka berada di Kyoto?

Ia tak mengerti dengan jalan pikiran Livia, bukankah saat berpisah di stasiun juga Livia tampak sedih bahkan tak mampu menatap wajah andrew, dan hari ini ia melihat postingan Livia berada di Jakarta, ia memberanikan diri untuk memanggil Livia.

Om andre jogja calling...

“hallo... Drew” sapa Livia pelan

“kirim lokasi kamu Livia” kata Andrew singkat

“oke” Livia mematikan sambungan telfonnya, setelah memasuki restoran yang di maksud ia segera mengirim lokasi keberadaannya untuk memberitahu kepada Andrew.

Teman teman Livia telah menunggunya, Livia segera memesan semua makanan yang di inginkannya, ia mulai kalap melihat gambar di menu.

“Livia lo gila? Itu lo mau makan semua?” tanya Tiara, mereka berteman karena mereka bekerja di bank yang sama 3 tahun yang lalu.

“sumpah tiara aku bener bener gak tau mau makan apa? aku mau semua” jawab Livia dengan eksperesi lebay

“perut karet” gerutu Tiara

“lo masih aja deh lebay kaya dulu” kata Leony ia juga teman satu pekerjaan di masa lalu

“trus pacar lo sekarang siapa Liv?? Lo gak pernah deh posting sama cowok di media sosial” tanya Tiara

Livia hanya menggeleng dan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya

“iyaaaa jangan bilang lo di pelihara ama sugar daddy di Jepang”

“gak lah, sejak kapan aku doyan om om, kalo berondong mau sama aku, aku mending sama berondong, tapi yang tajir” jawab Livia dengan logat jawanya yang masih nampak

“dasar lo bule jawir, udah lama tinggal di Jepang juga masih medoook” tiara memukul pelan kepala Livia dengan buku menu

Bersamaan dengan itu Andrew datang ke restoran tersebut, mengenakan jeans santai dan tshirt yang di lapisi jas dan di tarik ke atas lengannya pria itu tampak gagah dan membuat lutut Livia lemas hanya dengan melihatnya, Andrew memilih duduk di meja lain tidak bergabung dengan gadis gadis itu tapi ia dengan sengaja duduk di tepat di depan Livia, hanya terhalang beberapa meja, memandangi Livia dengan tatapan nakal dan mulai membuat Livia salah tingkah karena ulah Andrew.

Menyadari Livia yang tiba tiba menjadi pendiam dan seoalah olah gugup tiara dan Leony mengekori pandangan Livia mengerti apa yang terjadi, rupanya mereka mengira Livia sedang grogi karena melihat pria tampan yang tepat duduk di meja depannya.

“Livia cakep tuh”

“biasa aja” elak Livia, ‘biasa aja gimana!? Andrew kan emang cakep dan perkasa banget di ranjang’ batin Livia

“Livi godain sana” ledek Tiara yang sudah hafal sama kelakuan Livia,

Livia melotot galak pada tiara membuat Tiara tertawa,

Setelah pesanan mereka datang mereka segera memakan makanan mereka dengan anggun, Tiara dan Leony tidak bisa berlama lama di tempat itu karena harus kembali ke tempat mereka bekerja.

Setelah teman teman Livia pergi andrew segera menyambar pergelangan tangan Livia dan menyeretnya meninggalkan tempat itu

“Drew aku belum bayar” kata Livia

“udah aku bayar semua” jawab Andrew sambil melangkahkan kakinya lebar lebar

“Drew jalannya cepet banget sih gak kasihan yah sama aku yang imut kakinya” Livia memulai dramanya

Andrew memperlambat langkahnya berjalan di samping Livia tanpa melepaskan pergelangan tangan Livia yang ia pegang

“dan ini” Livia mengangkat lengan kanannya yang di pegang oleh Andrew “lepasin Drew malu maluin deh aku kaya tahanan rumah yang lepas” keluh Livia

“kamu kan emang tahanan hatiku yang lepas”

“Andrew jahat nyebelin, ngeselin” cerocos Livia “lepasin drew itu sakit aku mau nangis aja deh beneran sakit banget” Livia berpura pura kesakitan membuat drama seperti di hadapan Naoki, namun dramanya rupanya tidak mempan pada Andrew, pria itu tidak menggubrisnya, membawanya ke basemant parkir dan mendudukkan Livia di kursi samping kemudi mobilnya, memasangkan seatbeltnya dan melajukan mobil menuju sebuah area perumahan mewah.

“drew kita dimana?” tanya Livia ketika mereka sampai di depan sebuah rumah mewah berwarna putih.

“di rumahku” jawab andrew santai sambil membukakan seat belt Livia setelah membuka seat beltnya sendiri kemudian ia keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Livia.

“ayo” andrew mengajak Livia turun dari mobilnya

“drew......” Livia bingung Harus bagaimana, ia tidak pernah mengunjungi rumah pria sebelumnya, Andrew kembali mencengkeram pergelangan tangan Livia dan menyeretnya ke dalam rumah.

Mereka memasuki rumah megah itu dan melewati ruang tamu, kemudian melewati ruang tengah di mana seorang wanita paruh baya yang Jelas dari wajahnya bukan berasal dari Indonesia tampak masih terlihat cantik, tampaknya wanita itu baru saja melakukan olah raga

“mommy kenalin, ini calon istri Andrew” kata Andrew tiba tiba membuat Livia membeku, dia mengenalkannya pada orang tuanya sebagai calon istri?

“benarkah? Cantik banget drew, gak salah Drew dia mau sama kamu yang ngomel terus?” tanya wanita itu tak percaya putranya tiba tiba mengenalkan seorang gadis cantik bak model dan mengklaim wanita itu calon istrinya.

Livia menutupi kegugupannya dan mengulurkan tangannya memperkenalkan diri “Livia, tante jangan percaya sama Andrew, kami baru kenal beberapa hari” kata Livia sopan

“tuh Drew kamu kan yang ngaku ngaku, karyawan di kantor aja tiap hari kamu marah marahin, mana ada cewek yang betah jadi pacar kamu apa lagi jadi istri kamu” gerutu mamanya sambil menjabat tangan Livia “Livia aku mommynya Andrew, kamu bisa panggil aku Sofia, gak usah pake tante gak apa apa, santai aja” lanjutnya.

Livia mengangguk dan tersenyum sopan.

“mommy bawel, aku mau bawa Livia ke kamar mau bikin anak dulu biar mommy tambah tua punya cucu” kata andrew dan kembali menyeret Livia menuju tangga, Livia menolak tapi Andrew terus menyeretnya dengan paksa

“Drew apaan sih aku malu sama mommy kamu” gerutu Livia

Andrew tidak menggubris keluhan Livia ia membawanya ke dalam kamarnya dan segera memeluk Livia dengan erat

“Livia aku kangen banget sama kamu” bisiknya

“gombal banget kamu drew” Livia meronta ronta mencoba keluar dari pelukan andrew

“kamu tega banget sama aku Livia” keluh andrew dan mulai melumat bibir Livia,

“mmmmmmmmmmm” Livia mencoba melawan namun tenaganya tak cukup kuat untuk mendorong tubuh andrew, memukuli lengan andrew namun Andrew segera meraih tangannya dan mengunci dengan lengannya. tubuh Livia yang tadinya kaku menolak sentuhan Andrew kini mulai terasa rilex dan bereaksi menerima sentuhan Andrew.

Livia dalam hatinya merutuki kebodohannya membuat story yang berakhir bersama Andrew dan parahnya mereka tidak berada di hotel, namun di kediaman orang tua Andrew.

“Livia kamu mau kan jadi istriku?” tanya Andrew tiba tiba

“apaan sih, melamarnya gak romantis banget”

“jadi kamu maunya di lamar gimana Livia?” tanya Andrew merebahkan tubuhnya di samping Livia, mereka benar benar tidak jadi melakukan kegiatan suami istri.

“drew, jam 8 aku harus fiting kebaya” guman Livia

“hhhmmmmm” Andrew mengangkat tubuh Livia dan meletakkannya di atas dadanya seraya mendekap tubuh Livia “selama di Jakarta biar aku yang antar kamu kemana pun”

“drew... akuuuu” Livia ingin mengatakan bahwa ia belum akan menikah, tapi ia ragu ragu memberikan Andrew harapan, dan ia ragu ragu meninggalkan Naoki bahkan baru kemarin ia bertekad tidak ingin main main lagi dengan Andrew, pada kenyataannya sekarang ia dalam dekapan Andrew dan hampir saja bercinta dengannya.

“apa sayang? Katakan” tanya Andrew

“anterin pulang, aku gak nyaman disini” hanya itu yang mampu Livia ucapkan.

“baiklah” Andrew mengecup kening Livia memunguti pakaian Livia.

Setelah merapikan rambut dan pakaiannya Livia dan Andrew segera turun dan berpamitan pada nyonya Sofia, di mobil mereka tidak banyak berbicara, Livia dengan malas memainkan ponselnya dan membaca gosip gosip di intagram.

Mobil mereka merangkak dengan pelan di tengah kemacetan ibukota membuat jarak yang hanya beberapa kilometer harus di tempuh dengan waktu beberapa jam.

“jadi kamu ke Jogja tanggal berapa Livia?”

“tanggal 7, mau ikut? Mau jadi saksi pernikahanku?” goda Livia

“iya aku mau culik kamu”

“kalau mau culik aku tanggal 10 sebelum pemberkatan”

“di gereja mana?”

“cari aja kalo emang kamu serius sama aku” tantang Livia

“jangan tantang aku Livia”

“gak lucu deh Drew kamu ngerayu aku mulu”

“Livia aku yakin kamu juga jatuh cinta sama aku”

“pede banget sih” jawab Livia sinis

“Livia kamu jatuh cinta padaku kan?”

“Drew kan aku udah bilang, aku akan jawab semua pertanyaan kamu. Tapi tidak dengan pertanyaan cinta” Livia mengingatkan andrew

Andrew ingin sekali mencekik gadis yang di sampingnya yang terus menolak ajakannya untuk menikah, bukankah banyak gadis yang ingin dinikahi oleh keturunan Tjiptadjaja, tapi mengapa Livia dengan acuh seolah nama besar Tjiptadjaja nya bukan sebuah pesona di mata Livia.

Gadis ini benar benar memporak porandakan hatinya, membuat kacau pikirannya sejak awal andrew melihatnya di club dan membuatnya harus menata kesabarannya setiap berhadapan dengannya.

Gadis menyebalkan ini telah menguasai hati dan pikirannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***