Livia meninggalkan Tokyo dan menuju Kyoto dengan girang. Tentu saja girang karena saldonya terus bertambah, Naoki adalah pria terbaik yang pernah ia temui. Jujur Livia takut kehilangan Naoki suatu saat nanti. Ia mungkin tidak akan menemukan pria lain sesabar Naoki, dan tentunya seroyal Naoki.
Apa pun permintaan Livia, Naoki akan dengan cepat memenuhinya. bahkan jika Livia mulai merajuk entah itu badai salju di tengah malam. Naoki akan datang hanya untuk membujuknya, dan berakhir dengan bujukan materi.
Hati wanita mana yang tidak meleleh mendapatkan perlakuan indah seperti itu.
Namun, kembali lagi pada urusan ranjang dan hati. Livia tidak bisa mencintai Naoki. Tepatnya belum bisa, sungguh kebaikan Naoki belum mampu membangkitkan rasa cintanya yang hingga kini masih terpaku pada seseorang yang tak membalas perasaannya.
Livia, hana dan Yukari duduk di bangku kereta sinkanshen dengan rileks. Perjalanan dari Tokyo dan Kyoto adalah dua jam tujuh belasmenit menit, Livia memasang earphonennya dan mulai mendengarkan musik di telinganya.
Bunda calling...
Livia sebenarnya tidak ingin menjawab panggilan itu, bundanya pasti akan menyuruhnya kembali ke Yogyakarta. Ia ingin mengabaikannya namun tetap saja persaan Livia tidak tega dan akhirnya menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
“Hallo bunda.” Bisik Livia pelan, di Jepang orang orang jarang merima panggilan saat berada di kereta.
“Livi, bunda sangat rindu padamu,” kata bunda Livia dengan lembut di seberang sana.
“Iya bunda, Livi juga rindu bunda.” Livia merasa canggung ia sering kali mengabaikan panggilan bundanya hanya karena keegoisannya, “bunda bagaimana kabar bunda, ayah Yudha dan... Mas Danu?” Livia menutupi kecanggungannya.
“Semua baik sayang, kami semua ingin kamu segera kembali ke Jogja,” jawab bundanya, “Livi, mas Danu akan menikah bulan depan, kamu bisa pulang kan nak?”
“Iya bunda, Livi akan usahakan agar bisa pulang,” jawab Livia dengan nada lembut. Namun, jauh di dalam dadanya jantungnya terasa membengkak membuat jantungnya terasa sakit.
“Bunda akan kecewa jika kamu tidak pulang nak, oh iya ini mas Yudha mau bicara sama Livi,” kata bunda.
“Liviaaa...,” teriak suara pria di earphone Livia terasa menyakitkan gendang telinganya.
“Mas Yudha, nyebelin banget kamu...,” gerutu Livia. “Mau pecah gendang telingaku tau.”
“Livi, mas kangen kamu. Kapan pulang?”
“Mmm...” Livia tidak bisa menjawab pertanyaan Yudha saudara kembarnya.
“Livi, pokoknya Livi harus pulang. bawain aku miyabi yah ingeeet.”
“Halah. Dasar otak mesum mas Yudha ini.”
“Hahaha, Livi kamu punya pacar ya di Jepang, betah banget di sana sampe udah dua tahun kamu gak pulang pulang udah kaya tkw aja.” Ejek Yudha. “Mas tau kamu gak kerja di sana. Lihat aja deh kalo Livi gak pulang, mas adukan ke bunda,” ancam Yudha.
“Kepo banget sih mas Yudha nyebelin. Iya Livi bakal pulang, tanggal berapa mas Danu nikahnya?” Livia merasa terpojok dan harus mengalah tidak ada pilihan lain.
“Tanggal 10 bulan depan.”
“Apa?”
“Iyaaa dua puluh hari lagi,” jawab Yudha santai.
“Mas Yudha, Livi belum jahit kebaya. Gimana dong belum ada persiapan?”
“Alah bawel banget jadi cewek. Ribet sok cantik, pokoknya pulang atau aku adukan ke bunda kalo kamu di Jepang cuma pacaran, gak kerja, jadi simpenan om-om.” Yudha mengancam adik kembarnya.
“Eh edan kamu mas, enak aja, pacarku masih muda loh.” tentu saja Livia tidak terima dengan tuduhan Yudha, Naoki masih muda bukan seorang sugar Daddy.
“Tuh kan ngaku sendiri pacaran di jepang sampe hampir dua tahun gak mau balik ke Jogja takut pacar di gondol pelakor,” ucap Yudha lagi.
"Iya deh mas ku yang jelek. Livi bakal pulang, bawel banget,” jawab Livia sebal.
Livia mematikan sambungan telefon dan melirik teman temannya yang tampak tertidur, ia melanjutkan mendengarkan music dengan earphonennya.
Yudha adalah saudara kembarnya secara resmi di dalam dokumen keluarga mereka. Namun, kenyataannya Livia hanya adalah anak angkat di keluarga itu.
Livia mempunyai wajah blasteran indo hidungnya mancung rambutnya coklat, warna manik matanya juga berbeda. Sedangkan keluarganya berwajah Indonesia blasteran China. Ketika kecil Livia sering menanyakan pada bunda, ayah dan mas Danu kakak pertamanya, namun mereka selalu menjawab dengan kata semua kehendak Tuhan, itulah kenapa Livia menjadi cantik.
Livia sangat senang dengan jawaban itu, namun lambat laun ia mulai curiga dan suatu saat ia memasuki bangku sekolah menengah atas, ia menemukan pelajaran tentang golongan darah, tentu saja ia merasa semakin curiga ketika semua orang yang tinggal di rumah Artajaya bergolongan darah O sedangkan hanya Livia seorang yang memiliki golongan darah AB.
Gadis itu terus mendesak bunda dengan segala logika hingga malam itu ayah, bunda mas Danu dan Yudha semua berkumpul untuk mendengarkan cerita ayah bunda.
Livia putri Artajaya, adalah putri yang di tinggalkan di rumah sakit, tanggal lahirnya adalah sama dengan Yudha hanya beberapa jam setelah Yudha lahir Livia juga di lahirkan di rumah sakit yang sama.
Karena tidak memiliki seorang putri nyonya Yunita dan tuan Doddy Artajaya sepakat untuk mengadopsi Livia dan menganggap putri mungil itu adalah kembaran Prayudha putra Artajaya, putra kecil mereka yang baru saja di lahirkan oleh Yunita
Mendengar kenyataan ini Livia tidak marah, di luar ekspektasi kedua orang tuanya yang mengira anak gadisnya akan kecewa, ia justru mampu menerima dengan baik.
Livia juga tidak ingin mencari siapa orang tua kandungnya yang dengan tega telah membuangnya, justru ia bersyukur keluarga Artajaya mengadopsinya memperlakukan dirinya dengan baik, tidak sedikit pun membedakan dengan putra kandung mereka, bahkan ia seperti anak emas yang selalu di manjakan oleh kedua kakaknya.
Terjawab sudah pertanyaan di hatinya, namun sejak saat itu ada yang salah dengan hati dan pikirannya, ia tak mampu lagi menatap wajah kakak pertamanya Danu Putra Artajaya.
Livia mulai mencintai Danu, banginya Danu adalah cinta pertamanya, Danu dalah hidupnya, dimatanya Danu adalah pria tertampan di muka bumi, semua hanya Danu. Ia jatuh cinta pada Danu kakaknya sendiri. Betapa bodohnya.
Livia terbangun ketika Dana menggoyang goyangkan bahunya, rupanya ia tertidur setelah terlarut dalam lamunan panjang hingga mereka telah tiba di Kyoto.
Livia segera bangkit dan membawa barang barangnya turun dari kereta menuju apartemen tempat mereka akan menginap.
TAP JEMPOL KALIAN 👍💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Rusma Yulida
mas danu
2021-12-11
0
Na.Wi.Su.
baca untuk kedua kalinya
2020-11-21
0
Angela Jasmine
Lanjuuuttt kakak 👍👍
2020-09-13
1