Andrew yang baru saja mandi masih mengenakan handuknya ketika membukakan pintu untuk Livia, Livia menunduk malu malu melihat andrew bertelanjang dada, badannya tampak terawat, masih seperti dulu, dadanya bidang dengan otot otot menonjol, perutnya tampak six pack seperti roti sobek yang sedikit basah.
Butiran butiran air yang turun dari rambutnya menetes di badannya menambah kesan semakin sexy. Ingin sekali Livia berada di pelukan pria itu dan tanpa ia sadari ia benar benar telah berada di pelukan pria tampan itu.
“Drew lepasin”
“kamu pengen kan Livia” bisik Andrew
“siapa bilang?”
“enggak ada yang bilang tapi tatapan matamu bilang gitu, ngiler lihat tubuhku" goda Andrew
“sok tau” Livia malu malu
“ngaku aja”
“Drew aku ke sini Cuma mau bilang besok pagi aku mau balik ke Tokyo” elak Livia
“bertemu Naoki sialan buat mutusin dia kan?”
“namanya Yamada Naoki, bukan Naoki sialan” jawab Livia dangan bada membela Naoki "dan jangan berharap aku putusin dia" lanjut Livia
“Livia, aku serius, aku mencintai kamu, menikahlah denganku” Andrew terus berusaha meyakinkan Livia
“konyol, kamu pikir pernikahan itu mainan? Kita baru kenal, kamu tau juga kan masa laluku, dan aku juga punya calon suami”
“aku gak main main Livia, masalah masa lalu aku juga bukan orang yang bersih tapi aku akan berusaha tidak kembali ke masa lalu” jawab andrew sambil menangkup wajah Livia dengan kedua telapak tangannya “dan masalah Naoki kamu bisa mengakhirinya bukan?”
“tidak semudah itu, ia telah merawatku selama 3 tahun, aku tidak tega meninggalkannya begitu saja” lirih Livia menjawab
“jadi ketika kita bertemu dulu kalian sudah hidup bersama?” selidik andrew
Livia menggeleng
“Lalu?”
Livia lalu menceritakan apa yang terjadi hari itu dan 6 bulan sebelumnya, pertemuannya dengan Andrew adalah awal mula keterikatannya dengan Naoki.
Entah ada kebetulan di dunia atau memang semua telah di gariskan oleh Tuhan, kini ia bertemu dengan Andrew di Kyoto, jauh dari yang mungkin di bayangkan dan bahkan mungkin tidak terbayangkan.
“aku bertanya sekali lagi, Livia apa kau mencintai Naoki?”
“aku akan menjawab semua pertanyaanmu tapi tolong jangan tanyakan cintaku” jawab Livia dan berusaha menjauhkan tubuhnya dari Andrew.
“baiklah” andrew memeluk tubuh Livia lagi, tanpa sadar Livia membalas pelukan itu dengan erat, jujur Livia merasa sangat nyaman hidup bersama dengan pria ini selama 11 hari di Kyoto, saat ini ia bahkan merasa enggan berpisah dengan Andrew.
Andrew menunduk dan mulai menciumi bibir Livia, Livia tidak menolak, ini adalah pertama kali Livia tidak menolak dalam 11 hari kebersamaan mereka ketika Andrew menciumi bibirnya, Livia mulai membalas ciuman itu, mereka berciuman lebih dalam dan dalam.
Ciuman yang seakan akan menyeret Andrew dalam pusaran gairah yang membakar jiwanya.
Andrew mengangkat tubuh Livia dan melingkarkan kedua kaki Livia ke pinggang Andrew, membawa gadis itu ke kamar tanpa melepas tautan bibir mereka, dengan lembut Sndrew merebahkan tubuh Livia dan menciumi setiap inchi wajah Livia, gadis yang membuatnya begitu terobsesi untuk dimiliki.
begitu juga Livia, ia telah lupa pada Naoki ia tidak peduli lagi bagaimana ia akan menghadapi Naoki besok setibanya di Tokyo, otaknya hanya terisi dengan kenikmatan yang di tawarkan Andrew saat ini.
Kedua insan itu masih terhanyut dalam permainan yang memabukkan, pinggul mereka saling menghentak dan bibir mereka terus mengeluarkan desahan. Namun di tengah permainan panas mereka ponsel Livia berdering, gadis itu mengambil ponsel di atas nakas dan melihat id pemanggil
Naoki calling...
Livia menunjukkan layar ponselnya mengatur nafasnya dan menjawab panggilan tersebut,
“hallo sayangku” sapa Livia dengan malas seolah olah ia telah tertidur,
“apa kamu telah tidur?”
“iya sayang aku tidur, kamu di mana?”
“aku baru saja landing di Haneda, besok kereta jam berapa kau kembali ke Tokyo?”
“aku akan kembali ke Tokyo pagi sayang jam 10 : 30”
“baiklah, sampai jumpa besok, aku merindukanmu”
“aku rindu kamu juga sayangku” jawab Livia
Andrew melepaskan tautan mereka dan masuk ke dalam selimut bahkan menutupi kepalanya dengan selimut
“istirahatlah selamat malam sayang” kata Naoki
“selamat malam sayang” jawab Livia kemudian menekan tombol mematikan panggilan, seperti biasa ia selalu mengecek untuk memastikannya lagi.
“Drew, udahan?” tanya Livia sok polos, Livia mengerti Andrew marah setiap kali Livia memanggil Naoki sayang
“baiklah aku pindah ke kamar hana” Livia bermaksud hendak turun dari ranjang dan memunguti pakaiannya tiba tiba andrew memeluknya dengan erat, tubuh Andrew bergetar.
“aku benci mendengar kamu memanggil pria lain dengan semanis itu” bisik Andrew dengan nada menahan emosi
“di sini ada pria penggoda dan berusaha membuat pacar orang lain berkhianat, aku juga benci kenyataan bahwa aku mulai tergoda” jawab Livia sinis
“jangan panggil dia di depanku dengan panggilan sayang lagi kumohon aku cuma gak kuat nahan cemburu”
“tidak akan Drew, ini terakhir kita bertemu” jawab Livia getir.
“tidak Livia aku mencintaimu, kita akan menikah percalah padaku”
“andrew stop”
“baiklah Livia, kita lihat siapa yang akan memilikimu” kata Andrew begitu optimis.
Andrew mencumbui Livia kembali dan mereka melanjutkan aktivitas mereka hingga hari menjelang pagi, Andrew baru melepaskan Livia.
Lalu membiarkan Livia tertidur di pelukannya.
Mereka terbangun oleh suara bell pintu yang terus menerus berbunyi, andrew bergegas bangun dan mengenakan pakaiannya, ia melihat melalui interkom dan melihat siapa yang menekan bell pintu dengan membabi buta.
Ternyata Hana dan kekasihnya berdiri di depan pintunya
Andrew membukakan pintu untuk mereka dan mempersilahkan masuk
“andrew ya tuhan, ini jam berapa? Kamu nyiksa Livia sepanjang malam? kamu tau kereta kami jam 10 : 30 dan dia masih tidur, cepat bangunkan dia...” gerutu hana membabi buta tanpa memberikan celah pada andrew untuk berbicara.
Dengan berat hati andrew memasuki kamar dan membangunkan Livia, dengan malas Livia bangun dan memarahi Andrew karena menyiksanya sepanjang malam, Andrew bergegas ke dapur dan menghangatkan susu untuk Livia.
Hana menghampiri Andrew di dapur
“Adrew, kamu serius kan sama Livia?”
“apa maksudmu Hana apa aku terlihat sedang mempermainkan Livia?”
“entahlah, semoga kamu gak mengecewakan" kata Hana
Bersamaan dengan itu hana melihat Livia keluar dari kamar mendorong koper besarnya ke arah mereka, hana segera mengucapkan kata kata pada Andrew “semoga berhasil”
”cepat minum susumu, dan aku akan mengantarmu ke stasiun” kata andrew pada Livia
Kemudian ia mengambil jaket kunci mobil dan dompetnya, ia mendorong koper Livia menuju mobilnya. Sedangkan hana ia telah pergi terlebih dahulu dengan kekasihnya.
Sepanjang perjalanan Livia hanya diam menunduk, andrew membelokkan mobilnya di sebuah drive thru restoran cepat saji yang terkenal, dan memesan 2 porsi burger plus air mineral.
“makan ini dan kemudian tidur di kereta, telfon aku setelah sampai di Tokyo oke!”
Livia tetap diam hingga mereka sampai di stasiun kereta
“sayang kamu sakit?” tanya Andrew
Livia hanya menggeleng
“apa mau tunda dulu ? terus pulang sore aja kamu istirahat dulu” usul andrew
“tidak Drew, aku akuuuu” air mata Livia turun dengan mulus ke pipi putihnya.
“ada apa?” tanya Andrew sambil mengusap pucuk kepala Livia
Livia kembali menggeleng menyeka air matanya menghela nafas panjang
“aku akan turun Drew”
“baiklah jangan menangis lagi, kita pasti akan bertemu lagi, aku janji” kata andrew sambil meraih tangan Livia kemudian di kecupnya punggung tangan Livia, beralih mengecup keningnya lalu mencium pipinya dengan hati hati, “jaga dirimu Livia” Andrew mengecup bibir Livia pelan.
Livia mengangguk “selamat tinggal” kata Livia lirih, ia tidak ingin menoleh kembali pada pria itu, tidak ingin.... hatinya seperti tertinggal di Kyoto saat ini.
Livia tidak tau sejak kapan ia mulai jatuh cinta pada Andrew.
TAP JEMPOL KALIAN 👍💖😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Na.Wi.Su.
merasa ada yg hilang..diedit ya thor?
2020-11-21
1
nuraini
ena ena nya koq ga hot sii thor... 😜
2020-10-01
2
Sefa Jomme SellaluSaiiankk
hihi jadi kurang greget bacanya scene mesumnya diskip 🤣🤣🤣😂
padahal awal² baca masih ada.
2020-09-11
2