Found Love In Kyoto
Livia melirik pria yang sedang memainkan ponsel sambil berbaring di sampingnya, pria berwajah cukup tampan yang telah bersamanya selama hampir tiga tahun, Livia mengembuskan napasnya dengan pelan, bahkan jika ia mengembuskan dengan kasar pun pria itu tidak akan mengalihkan fokus dari ponsel di tangannya.
Livia bangkit menuju dapur mengambil beberapa makanan dan membawanya ke atas ranjang, mulutnya mulai mengunyah makanan sambil sebelah tangannya membuka media sosial di ponselnya.
“Sayang, aku ingin pergi ke Kyoto,” kata Livia dengan suara manja, Naoki nama pria di sampingnya masih diam.
“Sayang kau tidak mendengarkanku?” rengek Livia dengan suara semakin manja yang di buat-buat.
“Iya sayang, pergilah jika kau ingin ke Kyoto” jawab pria itu dengan lembut penuh kasih sayang.
“Apa kau akan pergi bersamaku?” Livia memiringkan kepalanya.
“Tidak bisa sayang, aku sibuk.” Naoki menjawab dengan nada yang tetap terdengar lembut sambil melihat ke arah jam digital yang ada di ruangan itu.
“Bagaimana jika aku ingin Shopping?”
“Aku akan kirimkan uang ke rekeningmu dan kau bebas memakai kartu kreditmu. Aku akan membayar tagihannya,” kata Naoki sambil bangkit dari ranjang, “aku akan kembali, ini sudah larut malam.”
Naoki mengecup kening Livia tanpa memperhatikan wajah gadis itu yang tampak sedikit muram, kemudian ia melangkah pergi setelah meninggalkan sepuluh lembar pecahan sepuluh ribu di atas nakas samping tempat tidur Livia.
Setelah melepas kepergian Naoki, Livia kembali ke kamarnya dan menyambar uang itu, memasukkan ke dompetnya.
Livia, sudah dua tahun tinggal di Tokyo, bukan untuk bekerja. Melainkan karena seorang pria seumuran dengannya yang ia kenal tiga tahun yang lalu di sebuah club ketika Livia dan Hana temannya sedang berlibur di Singapura.
Tanpa sengaja mereka berkenalan dan berakhir di atas ranjang dalam keadaan sama-sama sadar, seperti biasa Livia melakukan one night stand dengan pria yang memberinya uang dalam jumlah besar.
“Di hotel mana kau menginap?” Tanya Naoki malam itu.
“Apa kau ingin tidur bersamaku?” terdengar nada suara Livia bercanda.
Jika kau perbolehkan,” jawab Naoki.
“Seribu Dolar jika kau ingin membawaku ke tempat tidur,” kata Livia entengnya solah ia hanya sedang bermain-main.
Naoki mengeluarkan lima ribu Dolar saat itu juga, dengan senang hati Livia melesat mengikuti pria itu, ia tidak peduli lagi dengan anggapan pria itu tentang dirinya.
Livia mengira perkenalan mereka tak lebih dari one night stand, pada kenyataannya pria itu kembali menghubunginya, mengajaknya bertemu di Singapura saat week end atau terkadang pria itu datang ke Jakarta hanya untuk bertemu dengannya.
Tentu saja untuk menuntaskan hasratnya.
Enam bulan berlalu mereka terjebak dengan hubungan tak pasti, Livia tidak masalah dengan hal tersebut, ia menjadi seperti ****** bagi pria itu karena Naoki selalu memberinya uang dalam jumlah besar setelah mereka menghabiskan waktu mereka di ranjang.
Tidak terlalu memikirkan jenis hubungan seperti apa yang sedang ia jalani, lagi pula bagi Livia ini bukan pertama kali ia menjadi simpanan Pria tampan dan kaya yang memberinya banyak uang.
Livia cantik, ya cantik. Bola matanya besar berbinar dengan manik coklat, rambutnya berwarna coklat panjang, hidungnya mancung pipinya tirus dengan lesung pipi di bagian kiri, alisnya tebal dan bulu matanya menakjubkan, banyak yang mengira orang tuanya adalah keturunan orang asing, namun pada kenyataannya kedua orang tuanya yang membesarkannya adalah asli berasal dari Yogyakarta.
Selepas lulus kuliah ia di terima untuk bekerja di sebuah bank ternama di Jakarta sebagai customer service, Livia semula tidak terbiasa dengan gaya hidup di Jakarta, namun beberapa bulan tinggal di Jakarta ia mulai merasakan tidak bisa lagi berperilaku sebagai gadis lugu, lingkungan dan pergaulannya membuat ia sedikit demi sedikit bertambah liar.
Livia sering berpikir ia sudah bukan lagi seorang perawan, jadi untuk apa ia bersikap lugu, selepas bekerja yang melelahkan ia biasa pergi ke club bersama teman temannya di akhir pekan, bahkan ia lebih sering menghabiskan akhir pekannya untuk pergi Singapura hanya untuk bersenang senang bersama Hana teman akrabnya. Uang? Bagi mereka bukan masalah, mereka mendapatkannya dengan mudah. Semudah Menghabiskannya…
Bahkan apartemen dan mobil Livia, semua ia dapat dari seorang putra pejabat yang tak sengaja ia temui di awal ia tinggal di Jakarta, dengan rupa cantik berwajah Indo tentu banyak pria ingin mendekatinya.
Pemuda itu menginginkannya menjadi teman kencannya selama 3 bulan dengan kompensasi besar, tentu saja dengan senang hati bagi Livia menerima tawaran pria itu.
Menyadari kelebihannya, Livia mampu memanfaatkan anugerah tuhan yang ia terima, ia tahu semua pria hanya menginginkan kecantikannya dan terutama tubuhnya, tidak berduli dengan hal-hal seperti itu yang mungkin di anggap hina, pria perlu tubuhnya dan Livia perlu uang dari pria itu untuk menunjang gaya hidupnya.
Meskipun Livia tidak peduli siapa pria yang membayarnya, namun ia tetap mempunyai standar ia tak tidur dengan sembarang pria, tentu ia memilih pria muda, tampan dan banyak uang. Ia jijik dengan pria tua walaupun uang yang mereka tawarkan seratus kali lipat. Ia masih menggunakan logika, hanya pria seusianya yang tampan dan tentu banyak uang.
Sebenarnya ia bisa saja mendapatkan uang dengan menjadi model dengan menggunakan wajah dan tubuh tinggi nan indah, namun itu terlalu melelahkan bagi Livia, apa lagi memikirkan kehidupan pribadi dan kebebasannya akan terbatas bahkan terenggut jika memasuki dunia entertainment. Livia tidak rela mengambil jalan itu. Tidak akan, baginya kebebasan adalah segalanya, ia bahkan sudah bosan di kejar oleh beberapa agen yang ingin menjadikannya salah satu artis mereka.
Hari itu Livia pergi bersama Leoni dan Tiara sepulang bekerja, karena Hana sekarang lebih banyak tinggal di Tokyo, Livia menjadi lebih sering pergi ke club bersama teman di kantornya, mereka memutuskan untuk pergi clubing di sebuah club ternama di Jakarta, karena itu adalah week end mereka bebas tanpa memikirkan harus bangun pagi keesokan harinya. Seperti biasa mungkin ia akan menemukan pria tampan dan kaya yang berani membayar mahal tubuhnya, Livia bersedia untuk menjadi teman tidur untuk satu malam pria tampan sebagai reward dalam hidupnya.
Bercinta dengan pria tampan dan mendapatkan imbalan, selain mendapatkan kenikmatan ia juga mendapatkan uang, tidak ada yang di rugikan bukan?
“Sendirian?” Sapa pria bertubuh tinggi, setara dengan Livia, pria itu juga berwajah keturunan asing.
“Gak, aku sama teman temanku.”
“Di mana mereka?”
“Udah pergi, ke hotel.” Livia begitu jujur.
“Nama kamu?”
“Livia”
“Oke, aku...”
Livia tidak mendengar nama pria itu karena bersamaan dengan suara dentuman keras music di club.
“Kamu gak pergi juga? Ke hotel.”
“Gak, kecuali dua puluh juta, baru aku mau ke hotel.” jawab Livia sambil meminum koktailnya.
“Ikut aku,” titah pria tampan itu.
“Ke mana?”
“Narik uang di atm.”
Livia pergi mengikuti pria itu tanpa berpikir panjang, benar saja pria itu menarik sejumlah uang yang di sebutkan Livia.
Livia turun dari mobilnya, ia sempat merasa gugup karena hotel yang ia datangi kali ini biasa ia tempati bersama pria dari negeri sakura itu, Livia menepis bayangan Naoki, lagi pula Naoki sama sekali tidak ada kabar beberapa hari ini, mungkin pria itu juga telah bosan setelah enam bulan memakai tubuh Livia hampir setiap minggu.
Ia berjalan dengan santai menuju kamar yang di maksud pria tampan yang ia sendiri tidak tahu dengan namanya, music di club terlalu bising ia tak mendengar nama pria itu saat ia mengucapkan namanya. 'Sama sekali aku tak peduli' pikir Livia.
Livia masuk ke dalam kamar dan langsung membersihkan tubuhnya sementara pria kenalannya belum juga sampai di kamar hotel itu, pria itu hanya menyebutkan nama hotel dan memberikan akses kamar di mana ia menginap, beberapa saat kemudian pria tampan itu datang, Livia hanya menggunakan handuk saat pria tampan itu datang ia langsung memeluk Livia dari belakang, mulai mengecup punggung dan pundaknya tanpa berbicara apa pun lalu bergumul selayaknya suami istri.
Malam itu keduanya terbakar dalam gairah dan meledak bersama, hingga pagi entah berapa kali mereka melakukannya.
Biasanya Livia hanya memberi kesempatan satu kali untuk pria yang ia kencani, namun karena pria ini mampu membakar gairahnya dan membuat ia mencapai puncaknya berkali-kali Livia memutuskan untuk menikmati bonus itu, seolah mereka belum merasa cukup, Livia berharap suatu saat nanti bertemu pria ini kembali dan merasakan kenikmatan bersamanya lagi pikir Livia, mereka akhirnya tertidur setelah hampir jam enam pagi.
Livia terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, ia tak melihat pria itu di sampingnya, Livia berjalan memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Ketika ia hendak mengenakan pakaiannya, ia menemukan satu set pakaian baru dengan label dari brand ternama dan ada secarik kertas, “setelah mandi kenakan pakaian ini, jangan pergi dulu. Aku masih ada urusan penting, nanti aku akan kembali, jika lapar kau bisa pesan di restoran, jangan ke mana-mana tetap di kamar, dan ini nomor ponselku hubungi aku jika kau perlu sesuatu : 0811xxxxxx”
Livia mengacuhkan pesan itu\, me***as kertas itu lalu membuangnya di tempat sampah.
Livia mengenakan pakaian yang di sediakan pria itu, jelas itu lebih sopan di banding pakaiannya tadi malam yang kurang bahan di sana sini, 'pria yang cukup baik' pikir Livia, namun tidak mungkin ada pria baik yang pergi ke club lalu membawa gadis dari club untuk di tiduri. Pikir Livia lagi.
Gadis itu bergegas keluar dari kamar dan melewati pintu keluar hotel, menuju area parkir di mana mobilnya terparkir.
KONICHIWA!!!!!
SALAM KENAL DARI AUTHOR YANG TIDAK BERBAKAT DAN SELAMAT MEMBACA 😊😊😊
JANGAN LUPA TAP JEMPOL KALIAN 👍😄💖💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
missdy10
ngulang baca ,,,entah yg ke berapa
2024-08-19
0
dhi_kin
setelah sekian lama kembali kemari karena kangen dengan cerita mu thorrrr/Kiss/... baca ulang lagi/Applaud//Applaud/
2024-06-23
0
miss dy lovers
ngulang ngulang ngulaaang utk yg kesekiaaaannn kali...bunga sekebooonnn🌷
2023-03-26
1