Flash back on
Livia mulai sadar bahwa ia mencintai kakaknya sendiri sejak ia duduk di bangku sekolah menengah atas setelah ia mengetahui bahwa mereka bukan saudara kandung Livia semakin tak mampu mengontrol gejolak cinta yang tumbuh di hatinya, Danu adalah cinta pertamanya, Danu adalah segalanya, perlahan lahan Livia menjaga jarak pada Danu ia hanya belajar belajar dan belajar untuk mendapatkan nilai tertinggi agar mendapatkan perhatian Danu dan tentu cinta Danu.
Bahkan ia mampu menyelesaikan studynya dan meraih gelar sarjana di fakultas management bisnis dalam waktu 3 tahun. Semua untuk Danu, namun se0ertinya Danu benar benar tidak pernah melihat cintanya, ia tetap memperlakukan Livia sebagai adik, ia bahkan menggelar pertunangan dengan gendis pacarnya.
Benar benar Livia semakin frustasi di buat oleh Danu dan tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.
5 tahun yang lalu
Malam setelah acara pertunangan Danu dan gendis malam itu livia memasuki kamar Danu dengan berpura pura memberinya jus, ia menambahkan obat perangsang yang ia beli secara ilegal dari luar negri, dan malam itu Livia menyerahkan kesuciannya pada Danu kakaknya sendiri
“mas Danu aaahhhhh saaakit, mas Danu pelan pelan, mas Danu aaashhhhh, Livi cinta mas Danu” isak Livia di sela sela erangannya malam itu ketika Danu menekan bagian lain dari dirinya untuk pertama kali ke dalam tubuhnya, Livia berharap dengan menyerahkan kesuciannya pada Danu membuat diri sendirinya hamil maka pertunangan Danu dan Gendis akan gagal.
Livia tidak ingin Danu di miliki siapa pun.
Danu hanya miliknya!!!
Pagi hari ketika terbangun Danu tidak berkata apa apa ketika menemukan dirinya bangun dalam keadaan telanjang sedang memeluk tubuh Livia yang telanjang juga. Ia hanya mengecup rambut livia dan memakaikan kembali pakaian Livia, tanpa bertanya apa pun pada Livia.
“mas Danu nikahi Livi” pinta Livia pagi itu
“mas akan menikahi Livi jika livi hamil” kata Danu dengan sabar “mas janji”
Livia tentu saja senang karena ada secercah harapan, namun beberapa hari kemudian ia mendapatkan haidnya. Tanpa pikir panjang lagi Livia memutuskan untuk pergi dari rumah itu dengan dalih bekerja di Jakarta, ia sakit hati karena ulahnya sendiri, ia sakit hati karena tidak akan pernah bisa menjadi pengantin Danu, ia malu tak bisa menatap wajah Danu lagi, ia tak akan bisa menghadapi keluarga itu lagi.
Flash back off
Pagi hari ketika seluruh keluarga telah berkumpul untuk breakfast Livia tidak tampak terlihat, jadi Danu berinisiatif mencarinya, ketika ia mengetuk kamar di mana Livia tidur tidak ada reaksi apa pun, Danu mulai khawatir dan meminta bantuan pegawai hotel untuk membukanya, ketika pintu terbuka Danu menemukan adiknya Livia yang tertidur dengan wajah terlihat sembab tampaknya ia telah menangis semalaman.
Danu mengamati wajah adiknya, yang kini tampak menyedihkan, ia pernah melihat wajah sedih itu setelah ia mengambil kesucian adiknya sendiri, sejujurnya malam itu ketika adiknya menyerahkan kesuciannya padanya ia pun menikmatinya, bahkan mereka juga melakukan tidak hanya sekali malam itu, dengan kesadaran penuh.
Beberapa hari kemudian Livia meninggalkannya, tiba tiba adiknya berpamitan untuk pergi ke Jakarta
“mas Danu gak perlu menikahi Livi, Livi gak hamil Livi haid” malam itu Livia masuk ke dalam kamar Danu untuk memberi tahu Danu dengan polosnya, binar ceria di mata indahnya tampak hilang saat itu, namun beberapa hari ini saat Livia kembali ia bisa melihat binar mata indah adiknya telah kembali, lalu pagi ini ia melihat kembali wajah adiknya yang begitu suram jantungnya terasa tertusuk ribuan jarum.
“Livi....” panggil Danu pelan
“Andrew....” guman Livi pelan
Deeeggg.... jantung Danu tiba tiba berdesir, adiknya menggumankan nama pria dalam tidurnya, reflek Danu membelai wajah sembab adiknya
“Drew...” Livia menangkap telapak tangan Danu yang berada di wajahnya dan menggenggam erat telapak tangan Danu seolah enggan melepasnya, matanya perlahan terbuka, ia mengerjapkan bulu mata indahnya dan menatap Danu kakaknya
“mas Danu?! Guman Livia terkejut
“bangun, ayah sama bunda menunggu buat sarapan” kata Danu lembut
“Livi... Livi masih pengen tidur” jawab Livia memejamkan kembali matanya
“kenapa Livi nangis?”
“enggak mas, Livi gak nangis” jawab Livia namun air matanya mengalir.
“ada apa Livi? Cerita sama mas Danu, mau?”
Livia duduk sambil menghapus air matanya, “gapapa mas, Livi cuma lagi gak enak badan”
“gak enak badan karna Andrew?” tanya Danu
“mbak Gendis nanti nyariin mas Danu "
“Livi?”
“mas, Livi akan cerita tapi nanti saat Livi udah tenang” jawab Livia sambil berjalan menuju kamar mandi tanpa menatap Danu sekalipun.
Batin Danu berkecamuk penuh rasa sesal 5 tahun yang lalu ia merusak adiknya, sekarang ia bahkan tidak tau kehidupan macam apa yang Livia jalani sepanjang 5 tahun, gadis cengeng itu, entah mungkin ribuan kali ia telah menangis sendiri menghadapi hari harinya yang sulit.
Danu kini benar benar merasa menyesal telah membiarkan gadis itu pergi, ia benar benar merasa menjadi pria yang tak berguna.
Dialah yang egois selama ini tak berusaha mencari Livia dan membawanya kembali hanya karena merasa tak mampu menatap wajah Livia. Tidak mudah bagi Danu menjalani perasaan dilema mencintai adiknya bukan sebagai adiknya, ia merasa bersalah telah menodai Livia, ia juga merasa bersalah tidak memperjuangkan cinta Livia.
Tetapi sekarang semua berbeda, Livia kini tampaknya telah mencintai pria lain, dan dirinya juga telah menjadi suami gendis gadis yang tak pernah ia cintai, Danu menerima cinta gendis hanya karena ingin menjauhkan Livia darinya, ia takut perasaannya pada Livia semakin tumbuh membesar dan menghancurkan cinta keluarganya pada Livia. 'Semua sesal kini tidak akan berguna. 'Batin Danu
15 menit Livia berada di dalam kamar mandi sebenarnya ia hanya menangis, tidak melakukan apa pun.
Seharusnya ia tau Andrew hanya bermain main dengannya, seharusnya ia tak berharap banyak pada Andrew seharusnya tidak menghianati Naoki, setelah merasa kakinya kedinginan Livia keluar dari kamar mandi dan terkejut mendapati Danu masih duduk di sisi tempat tidurnya
“mas Danu?”
Danu langsung bangkit dan memeluk tubuh adiknya, Livia sempat bingung dengan apa yang terjadi namun Livia membalas pelukan danu dengan ragu ragu, dan menyadari bahwa ada banyak air mata di wajah Danu....
Keduanya saling berpelukan erat, entah apa yang membuat keduanya semakin terisak dan tenggelam dalam kesedihan.
“Livi maafkan mas Danu” bisik Danu menumpahkan kepedihannya
“......” Livia hanya terisak
“jangan pergi lagi, tinggal di sini mas akan jaga Livi”
Livia menghela nafas dengan berat sambil memejamkan matanya
“Livi gak bisa mas”
“kenapa?”
“walaupun kita udah sepakat, kalau Livi terlalu dekat dengan mas, Livi gak bisa menjamin Livi bisa menjaga perasaan Livi sendiri” jawab Livia jujur “jangan pernah sekalipun berpikir mas Danu ingin menceraikan mbak gendis untuk Livi” lanjut Livia,
Kata kata Livia sebenarnya adalah kata kata yang hampir di ucapkan Danu.
“Livi akan cari kebahagiaan Livi dengan cara Livi sendiri tanpa harus mengorbankan keluarga kita mas” lanjut Livia seperti bukan dirinya yang kekanak kanakan.
Mereka berpelukan cukup lama tenggelam dalam perasaan masing masing.
“baiklah” jawab Danu “sekarang mandi dan pakai sedikit make up, mata Livi bengkak” kata Danu sambil mengusap kepala adiknya.
TAP JEMPOL KALIAN PLISSS 💖👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Anies
uuh.. dari kemaren baca sampe bab 19 lupa buat komen saking menghatinya.. hahaha..
2021-11-18
0
queenbee
ahh sakit
2021-05-16
0
Pe_fina
semoga jd penyesalan danu seumur hidup..livi dah mencintai dg tulus sampai ke titik terdalam
2021-03-01
0