Chapter - 19

Xeno menatap gerbang besar dihadapannya dengan tatapan datar. Gerbang besar berwarna biru pastel yang bertuliskan "Kid's Paradise" tampak masih kokoh.

"Semoga saja dia ada disini." Gumamnya pelan.

Dengan dua kantung besar berisi mainan dan makanan ringan, ia memberanikan diri untuk memasuki Panti Asuhan itu.

Xeno mengambil cuti hari ini hanya untuk mencari keberadaan istrinya yang kembali menghilang. Sejak semalam ia sudah mencari Grisha kemanapun namun tak kunjung menemukannya. Bahkan ia sulit tidur semalaman!

Tadi pagi Xeno sudah mencari ke rumah kecil Grisha di Bandung, namun gadis itu juga tidak ada disana. Ia tidak tau tempat mana lagi yang sering dikunjungi Grisha.

Sampai saat ini ia belum memberitahu sang ibu karena ia takut dimarahi lagi, dan lebih parahnya semua asetnya nanti diambil kembali. Ingin bertanya pada Arka, namun gengsi.

Akhirnya hanya ini satu-satunya tempat yang ia ketahui. Panti asuhan dimana Grisha dulu dibesarkan.

"Tuan Arsene? Anda kah itu?"

Xeno berbalik saat mendengar suara lembut memanggilnya. Melihat siapa yang datang, Xeno segera memberikan senyum tampannya.

"Selamat siang, Bunda Isabella." Salam Xeno seraya menuduk kecil.

Wanita paruh baya yang dipanggil Bunda Isabella tampak berjalan tergesa-gesa mendekati pria yang telah menikahi salah satu anak asuhnya. Wanita paruh baya itu tampak sumringah melihat kehadiran Xeno ke panti sederhana mereka.

"Apa yang membuatmu kemari Tuan Muda Xeno?"

"Panggil Xeno saja, Bunda. Bunda selalu saja seperti itu." Xeno tertawa kecil. Wanita paruh baya itu tidak pernah bisa melepas nama Tuan dari panggilannya. Dari dulu sampai sekarang.

"Mana bisa saya seperti itu. Ah, dimana Grisha? Semenjak menikah, dia belum kesini lagi. Anak-anak merindukannya." Tanya wanita paruh baya itu seraya menengok ke arah belakang Xeno guna mencari Grisha.

Sedangkan Xeno terdiam di tempat. "Semenjak menikah dia belum kesini lagi? Kalau begitu berarti dia tidak ada disini?" Batinnya.

Namun lelaki itu segera mengganti raut wajahnya menjadi senyum cerah yang menawan. "Ah, aku kesini karena kebetulan aku sedang ada urusan di dekat sini. Jadi sekalian mampir saja." Ucapnya.

"Ah, jadi begitu. Bagaimana kabar Grisha? Anak itu tidak merepotkanmu kan?"

Xeno tersenyum tipis, "Grisha baik-baik saja, dan dia tak pernah merepotkanku. Justru aku yang sering merepotkannya, haha" lelaki itu berujar penuh kebohongan. Apa benar Grisha baik-baik saja selama menikah dengannya?

Apa kau pernah menjamin kebahagiaannya Xeno?

"Ah, ini. Maaf aku tak sempat membeli sesuatu, jadi hanya ini yang kubawa. Lain kali aku dan Grisha akan mampir dengan bawaan yang lebih banyak." Ujarnya seraya menyodorkan dua kantung besar yang berisi mainan dan makanan ringan.

Wanita paruh baya itu menerimanya dengan senang hati. "Tidak usah repot-repot Tuan Muda. Sejak dulu panti asuhan kami sudah menerima banyak sekali bantuan dari keluarga kalian. Terima kasih banyak, anak-anak pasti menyukainya." Wanita paruh baya itu tersenyum begitu tulus, yang mana membuat dada Xeno sesak karena sudah berbohong.

Mereka berdua berjalan memasuki panti asuhan itu. Disana banyak sekali anak-anak yang sedang bermain kejar-kejaran. Wajah mereka begitu ceria dan penuh cinta. Ia tak bisa membayangkan bahwa Grisha dulu adalah bagian dari anak-anak itu.

Anak-anak tanpa orang tua yang sangat mendambakan keluarga.

Grisha tak ada disini, yang berarti Grisha kabur ke tempat lain. Ia tak punya alasan lain untuk tetap di panti itu.

Tapi karena sudah terlanjur ada disini, sekalian saja dia mencoba untuk mencari tau tentang kehidupan Grisha disini.

"Uhm, anu.."

Bunda Isabella menoleh, bertanya ada apa lelaki itu memanggilnya. Wajah Xeno tampak memerah malu-malu, yang mana membuat wanita berumur 60 tahunan itu terkekeh geli.

Anak muda memang masa-masa yang menyegarkan.

"Anu...bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Tanyakan saja. Jangan sungkan."

"Uhmm...apa boleh kau menceritakan tentang Grisha padaku? Kami masih belum mengenal satu sama lain. Aku ingin mengenal istriku lebih jauh." Ujarnya malu-malu.

Wanita paruh baya itu tersenyum hangat sebelum beberapa saat kemudian tertawa.

"Kau bersikap malu-malu hanya karena ingin tahu hal tersebut? Kau menggemaskan sekali." Bunda Isabella menggusak rambut Xeno gemas, lelaki itu tak mempermasalahkannya dan membiarkan rambutnya yang sudah tertata jadi sedikit berantakan.

Entah kenapa, berada di dekat Bunda tersebut ia merasa nyaman dan hangat. Seperti kehangatan seorang ibu...

"Bunda!

"Bunda Bellaaaaaa!!"

Seorang anak lelaki berambut pirang kecoklatan berlari lalu memeluk pinggang Bunda Isabella, disusul beberapa anak lain yang juga langsung mendekap sang ibu asuh.

Bunda Bella tertawa, ia tampak sangat menyayangi anak-anak itu. Entah kenapa, Xeno merasa asing disini.

Anak-anak itu hidup tanpa orang tua dan keluarga, namun mereka tampak begitu bahagia. Sedangkan ia yang selama ini terlahir dari keluarga kaya dan hidup sangat berkecukupan masih merasa kurang.

"Hahaha, lihat siapa yang datang? Paman Xeno datang membawakan mainan dan makanan ringan untuk kalian." Ucap Bunda Bella.

Xeno yang merasa terpanggil seketika berjengit kaget. Terlebih saat perhatian anak-anak itu kini beralih padanya.

Tatapan anak-anak itu beragam. Ada yang menatapnya bingung, aneh, dan tajam. Xeno ingin lari saja rasanya.

Namun...

"Paman Xeno, Terima Kasih!!"

Bruk!!

Xeno jatuh terjungkal saat anak-anak itu memeluknya bersamaan. Xeno ingin mengumpat, namun saat melihat wajah-wajah polos yang ceria tengah tersenyum lebar padanya, ia jadi malu sendiri.

Xeno tertawa lalu mengusap kepala mereka satu persatu. Entah kenapa hatinya merasa hangat saat melihat anak-anak itu. Bahkan ia melupakan setelan jas mahalnya yang kotor akibat jatuh langsung ke tanah.

Tertawa bersama anak-anak itu, terasa menyenangkan.

"Astaga, anak-anak jangan berlaku seperti itu pada tamu kita."

Semuanya menoleh saat mendengar suara pria berujar dengan tegas. Anak-anak itu seketika beralih berlarian pada sosok lelaki itu.

Xeno mengerutkan kening, merasa belum pernah melihat sosok lelaki itu di panti ini.

Sejak kecil, Xeno dan orang tuanya sering berkunjung ke panti asuhan ini. Entah untuk apa, Xeno sangat tak peduli saat itu. Namun saat Xeno beranjak umur 12 tahun, lelaki itu tak pernah ikut bersama orang tuanya ke panti ini. Jadilah ia sedikit lupa.

"Kak Norman!!!"

Lelaki yang dipanggil Norman itu mengulurkan sebelah tangannya ke depan, mencegah agar anak-anak itu tidak memeluknya.

"Jangan berisik, Kakak sedang menidurkan Shamil." Bisiknya, lalu perhatiannya beralih pada Xeno yang masih terduduk ditanah.

Tatapan Norman menajam sesaat, sebelum akhirnya kembali tersenyum.

"Ah, Norman. Terima kasih sudah menidurkan Shamil. Dia sangat susah tidur." Ujar Bunda Bella lalu mengambil alih gendongan balita yang bernama Shamil.

Norman tersenyum lebar, "Tidak masalah Bunda, Norman senang bisa membantu."

Xeno berdiri lalu membersihkan pakaiannya yang kotor lalu menatap lelaki dewasa yang tengah berbincang dengan Bunda Bella.

Namanya Norman. Tubuhnya tinggi dan kulitnya putih. Rambutnya berwarna hitam dan memiliki senyum yang sangat menyejukkan. Pria itu terlihat sangat dewasa.

Bunda Bella dan Norman tampak berjalan mendekati Xeno yang sedari tadi terabaikan.

"Ah iya, suami Grisha datang kemari. Ia juga ingin bertanya tentang Grisha. Tapi Bunda rasa, kaulah orang yang tepat untuk menceritakannya pada Tuan Muda."

Xeno membelalakkan matanya. "Pria ini yang akan menceritakannya?! Yang benar saja! Aku tidak mengenalnya sama sekali!" Batinnya nelangsa.

"Tapi Bunda--"

"Norman adalah orang yang paling dekat dengan Grisha. Dia tau Grisha lebih dari siapapun, jadi dialah orang yang tepat jika kau ingin mencari tau tentang Grisha. Tanyakan apa saja padanya. Bunda pamit dulu."

Setelah mengatakan itu, Bunda Bella pergi begitu saja bersama anak-anak yang mengikutinya dari belakang. Meninggalkan Xeno dan Norman dalam keadaan canggung.

Xeno melirik takut-takut pada pria dihadapannya yang masih setia tersenyum hingga matanya menyipit. Senyum yang menurutnya menyeramkan.

"Kenapa kau menatapku seperti itu, Xeno?"

Xeno meneguk ludahnya kasar. Kenapa pria yang bernama Norman itu bisa berubah dengan cepat?

"Ah, a-aku lupa kalau aku ada urusan. J-jadi nanti saja a---"

"Kau ingin mengetahui tentang Grisha, bukan?"

Xeno yang hendak pergi kini kembali berbalik, "Y-ya tapi--"

"Kau ingin mencari tau tentangnya atau mencari keberadaannya?"

Xeno membelalakkan matanya. Kenapa orang ini bisa tau??

Melihat wajah Xeno yang kebingungan dan was-was, lelaki yang bernama Norman itu tertawa kecil.

Tawa kecil yang sinis.

"Sudah kuduga. Dia kabur kan?"

Xeno terdiam, tak berani menjawab. Entah kenapa ia merasa segan pada pria dewasa dihadapannya.

"Terlepas dari semua itu, apa kau tidak mengingatku Tuan Muda?"

Xeno mengangkat kepalanya, menatap pria dihadapannya dengan ekspresi bingung.

"Sebenarnya siapa dia?"

Terpopuler

Comments

Yohana Rasmina Hasibuan

Yohana Rasmina Hasibuan

20 like dulu ya kak..😁😁

nyicil dulu, nanti aku lanjutin.
udah aku vote juga ya kak...

Nanti aku baca pas offline, sudah aku unduh kak

2021-01-21

1

Wulan

Wulan

💪💪💪👍👍👍👍

2021-01-18

1

Levi Ackerman My Husbu

Levi Ackerman My Husbu

Semangat

2020-12-10

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter - 1
2 Chapter - 2
3 Chapter - 3
4 Chapter - 4
5 Chapter - 5
6 Chapter - 6
7 Chapter - 7
8 Chapter - 8
9 Chapter - 9
10 Chapter - 10
11 Chapter - 11
12 Chapter - 12
13 Chapter - 13
14 Chapter - 14
15 Chapter - 15
16 Visual Cast
17 Chapter - 16
18 Chapter - 17
19 Chapter - 18
20 Chapter - 19
21 Chaper - 20
22 Chapter - 21
23 Chapter - 22
24 Chapter - 23
25 Chapter - 24
26 Chapter - 25
27 Chapter - 26
28 Chapter - 27
29 Chapter - 28
30 Chapter -29
31 Chapter - 30
32 Chapter - 31
33 Chapter- 32
34 Chapter - 33
35 Chapter - 34
36 Chapter - 35
37 Chapter - 36
38 Chapter - 37
39 Chapter - 38
40 Chapter- 39
41 Chapter - 40
42 Chapter - 41
43 Chapter - 42
44 Chapter - 43
45 Chapter - 44
46 Chapter - 45
47 Chapter - 46
48 Chapter - 47
49 Chapter - 48
50 Chapter - 49
51 Chapter - 50
52 Chapter - 51
53 Chapter - 52
54 Chapter - 53
55 Chapter - 54
56 Chapter - 55
57 Chapter - 56
58 Chapter - 57
59 Chapter - 58
60 Chapter - 59
61 Chapter - 60
62 Chapter - 61
63 Chapter - 62
64 Chapter - 63
65 Chapter - 64
66 Chapter - 65
67 Chapter - 66
68 Chapter - 67
69 Chapter - 68
70 Chapter - 69 [Isabella's past]
71 Chapter - 70
72 Chapter - 71
73 Chapter - 72
74 Chapter - 73
75 Chapter - 74
76 Chapter - 75
77 Chapter -76
78 Chapter - 77
79 Chapter - 78
80 Chapter - 79
81 PENGUMUMUMAN
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Chapter - 1
2
Chapter - 2
3
Chapter - 3
4
Chapter - 4
5
Chapter - 5
6
Chapter - 6
7
Chapter - 7
8
Chapter - 8
9
Chapter - 9
10
Chapter - 10
11
Chapter - 11
12
Chapter - 12
13
Chapter - 13
14
Chapter - 14
15
Chapter - 15
16
Visual Cast
17
Chapter - 16
18
Chapter - 17
19
Chapter - 18
20
Chapter - 19
21
Chaper - 20
22
Chapter - 21
23
Chapter - 22
24
Chapter - 23
25
Chapter - 24
26
Chapter - 25
27
Chapter - 26
28
Chapter - 27
29
Chapter - 28
30
Chapter -29
31
Chapter - 30
32
Chapter - 31
33
Chapter- 32
34
Chapter - 33
35
Chapter - 34
36
Chapter - 35
37
Chapter - 36
38
Chapter - 37
39
Chapter - 38
40
Chapter- 39
41
Chapter - 40
42
Chapter - 41
43
Chapter - 42
44
Chapter - 43
45
Chapter - 44
46
Chapter - 45
47
Chapter - 46
48
Chapter - 47
49
Chapter - 48
50
Chapter - 49
51
Chapter - 50
52
Chapter - 51
53
Chapter - 52
54
Chapter - 53
55
Chapter - 54
56
Chapter - 55
57
Chapter - 56
58
Chapter - 57
59
Chapter - 58
60
Chapter - 59
61
Chapter - 60
62
Chapter - 61
63
Chapter - 62
64
Chapter - 63
65
Chapter - 64
66
Chapter - 65
67
Chapter - 66
68
Chapter - 67
69
Chapter - 68
70
Chapter - 69 [Isabella's past]
71
Chapter - 70
72
Chapter - 71
73
Chapter - 72
74
Chapter - 73
75
Chapter - 74
76
Chapter - 75
77
Chapter -76
78
Chapter - 77
79
Chapter - 78
80
Chapter - 79
81
PENGUMUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!