Chapter - 2

Xeno memakirkan mobil sportnya di lobi khusus petinggi perusahaan. Namun sebelum keluar, ia memastikan penampilannya terlebih dahulu. Rambut hitamnya sedikit berantakan karena disisir dengan terburu-buru. Kemeja bagian atasnya juga lupa dikancingkan.

Padahal ia seorang pimpinan alias CEO, akan jatuh harga dirinya jika para karyawannya melihat keadaannya yang berantakan.

"Wanita itu benar-benar merepotkan..."gumamnya seraya menyisir rambutnya kebelakang menggunakan sela jari-jarinya. Ia melihat pantulan wajahnya di kaca spion, kantung matanya tambah menghitam, bukti nyata bahwa ia kurang tidur belakangan ini.

Banyak sekali pikiran akhir-akhir ini, hal itu membuatnya stres sampai-sampai sulit tidur.

Ia menghela nafas panjang sebelum akhirnya keluar dari mobilnya. Seberapa keras pun ia mengeluh tentang hidupnya saat ini, kenyataan tidak bisa berubah bahwa kini ia resmi menjadi seorang suami dari seorang wanita yang sangat dibencinya.

....

Xeno memijit pelipisnya perlahan, pening mulai menyerang kepalanya. Ia melirik jam di meja kerjanya, masih menunjukkan pukul 6 sore. Ya, waktu terasa berjalan begitu cepat, lebih tepatnya ia yang terlalu memaksakan diri untuk bekerja.

Ia bukan seorang workaholic, hanya saja sekarang ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk berkerja untuk sekedar pengalih perhatiannya. Karena jika ia bengong sedikit saja, ia akan teringat wanita itu yang tak lain adalah Grisha.

"Ck, hidupku yang nyaman seketika berubah karena gadis sialan itu. Lagipula siapa juga yang ingin menikah? Sialan, aku tak punya pilihan saat itu..."gumamnya seraya menggigit pelan kuku ibu jarinya.

Pekerjaannya sudah rampung semua. Sekarang ia bingung ingin melakukan apa. Mau pulang, tapi malas. Akhirnya ia memutuskan untuk bermain game.

Ceklek

Pintu ruangannya terbuka, menampilkan sosok pria dengan tinggi standar tengah membawa beberapa berkas ditangannya.

"Oi Xeno, tolong tanda tangani ini." Ujarnya seraya meletakkan tumpukan berkas itu diatas meja sang atasan.

Xeno meliriknya sesaat, "Oh Jean. Simpan saja disitu, nanti aku periksa." Ucapnya.

Sosok Jean, yang tak lain adalah Sekretarisnya menatap sang atasan dengan ekspresi datar. "Akhir-akhir ini kau bekerja sangat rajin, aku sampai kaget. Aku kira kau kerasukan."

Xeno tertawa, "Memang apa salahnya jika bos mu yang tampan ini jadi rajin bekerja? Harusnya kau senang karena pekerjaanmu sedikit ringan sekarang."

Jean memasang wajah horor, " Seperti bukan kau saja. Kemana perginya bos idiot tukang main game yang ku kenal?"

Xeno tertawa lagi, "Tidak kemana-mana, ini bos mu yang tercinta sedang main game! Bilang saja kau rindu padaku ya kan ya kan?"

Inilah sifat Xeno jika bersama orang terdekatnya. Ia sangat ceria dan suka tertawa. Berbeda jauh bila bersama sang istri. Dia akan berubah 180 derajat, menjadi pria kejam yang hobi membentak.

Cling

Ponsel Xeno berbunyi, tanda pesan masuk.

From : Kambing Hitam Gblk

Kau ingin makan malam dirumah atau diluar?

Xeno berdecih saat membaca pesan yang ternyata dari istrinya, Grisha. Ia menyimpan ponselnya lalu beralih merangkul Jean, sang sekretaris sekaligus sahabat karibnya.

"Jean! Ayo makan diluar! Aku yang teraktir." Serunya.

"Kenapa mengajakku? Kenapa tidak makan dengan Grisha saja? Istrimu pasti sudah memasak sesuatu untukmu."

Seketika Xeno berekspreri datar, membuat Jean bingung.

"Kenapa harus makan dengannya? Menyebalkan sekali."

Cling!

From : Kambing Hitam Gblk

Ayah dan ibu mertua mengajak kita makan diluar

Xeno menghembuskan nafas kasar, kesal sekali saat membaca pesan baru dari sang istri.

Dengan lesu, ia beranjak kembali menuju kursinya dan segera mengemasi barangnya. "Baiklah..."

"Kau ini, kenapa lesu begitu sih? Kau seperti tidak menyukai istrimu saja, padahal dia sangat cantik dan baik hati."

"Ya, aku memang tidak menyukainya, benci malahan."sahut Xeno dalam hati. Ia tak menjawab ujaran Jean, ia hanya tersenyum hingga matanya menyipit. Ia ingin menghentikan obrolan yang mulai tak menyenangkan ini.

Jean hanya mengedikkan bahu lalu memilih untuk pergi, "Sesekali luangkanlah waktu dengan istrimu. Kalian ini pasangan baru, tapi tidak lengket sama sekali. Aneh. Daah~ aku mau kencan dengan kekasih manisku dulu~"

"Sialan!!"

Xeno sudah bersiap akan melempar gelas sebelum pintu itu sudah tertutup sempurna. Ia mendengus, kesal. Jean selalu saja berhasil mengejeknya.

Ia kembali melanjutkan mengemasi barangnya seraya mengirim pesan balasan pada Grisha.

To : Kambing Hitam Gblk

Bersiaplah, aku akan menjemputmu.

....

"Kau memakai cincin pernikahan kita kan?" Tanya Grisha sesaat setelah mereka memasuki mobil.

"Hm." Sahut Xeno hanya dengan gumaman. Grisha memaklumi itu. Ia mengangguk kecil seraya memasang sabuk pengaman.

Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang. Senja berganti malam, menimbulkan warna keunguan dilangit. Penampakan itu menarik perhatian Grisha untuk menatap keluar jendela.

Senyum tipis membingkai wajah cantik itu. Langit yang berwarna keunguan itu membuatnya terpesona. Lalu tanpa sengaja matanya melirik ke arah jarinya, dan seketika ia membelakakan matanya.

"Xeno...cincin...cincinnya..."

"Apa?"

"A-aku lupa memakai cincinku.."

"WHAT?!"

Seketika itu juga Xeno segera menepikan mobilnya. Ia memukul setir mobilnya seraya menghadap Grisha disampingnya dengan penuh amarah.

"Kau ini bodoh atau apa?! Kau sendiri yang bertanya padaku tapi kau juga yang tidak memakainya! Tolong ya! Jangan buat hariku makin runyam!"

Grisha hanya bisa menunduk, ia mengakui kesalahannya dan hanya bisa pasrah dimarahi.

"M-maaf...aku buru-buru tadi. Takut membuatmu menunggu lama..."lirih Grisha dengan terbata. Matanya hampir saja berair, ingin menangis namun ditahan.

Mata Xeno menangkap sesuatu, "Apa itu yang dilehermu? Kalung? Kalung dari siapa?." Xeno menarik kalung yang dikenakan Grisha hingga tubuh gadis itu tertarik ke depan.

"D-dari Arka...maaf," Cicitnya.

"Kau masih memakai barang dari mantan kekasihmu?! Kau---oh, bukankah ini cincin pernikahan sialan itu?" Umpatannya terpotong saat lelaki itu menemukan sesuatu terkait di kalung tersebut.

Seketika Grisha berbinar, "Oh iya! Aku sempat menyimpannya di kalung agar tidak hilang. Untunglah..."

Xeno kembali menarik diri, duduk tenang dibangkunya. Sedangkan Grisha sibuk memakai kembali cincin pernikahan itu.

"Kau ini, mengagetkan saja. Dasar." Gerutu Xeno dengan sinis, sedangkan Grisha hanya bisa bergumam maaf berulang kali. Mobil pun kembali melenggang ke jalanan.

"Lepaskan kalung itu saat acara makan malam." Celetuk Xeno tiba-tiba.

Grisha reflek menyentuh kalungnya, "Eh? Tapi kenapa?"

"Bodoh! Mama akan menyadarinya! Kalung itu jelek dan murahan. Nanti dia akan mengira bahwa aku yang memberikan itu padamu dan tidak bisa membelikan perhiasan mahal. Jangan membuatku repot!"

Grisha menunduk, raut wajahnya berubah sedih. Terpaksa, ia pun membuka kalung itu lalu menyimpannya di tas kecil yang ia bawa.

"Oh ya, saat makan malam nanti jangan tunjukkan raut sedih---"

"Ya, aku tau Xeno...aku akan bersikap baik-baik saja dan menjadi istri paling bahagia dihadapan orang tuamu. Aku mengerti..."potong Grisha seraya tersenyum.

Xeno tersenyum miring, "Bagus..." Ia memarkirkan mobilnya saat sudah sampai di restoran yang dituju.

Ia turun mobil duluan lalu membukakan pintu mobil untuk Grisha dari luar. Lelaki itu tersenyum seraya mengulurkan tangan.

Ah, Grisha mengerti. Lelaki itu sedang memulai aktingnya. Ia tahu kedua orang tuanya sudah melihat kehadiran mereka.

Bahkan senyum lelaki itu tampak terlihat natural seolah tak ada kepalsuan apapun dibaliknya. Xeno begitu tampan, dengan tubuh tinggi dan atletis. Rambut hitam yang tebal dan ditata memperlihatkan dahi mulusnya. Sungguh ketampanan yang membuat siapa saja bertekuk lutut.

Seharusnya Grisha bahagia bisa menjadi gadis yang menikah dengan pria sehebat itu. Namun, faktanya hanya status yang ia bisa dapatkan. Nyatanya ia tak bisa mendapatkan jiwa dan raga pria itu.

Grisha membalas senyum palsu itu dengan senyum tulus, murni dari hatinya. Ia menyambut uluran tangan itu dan keluar dari mobil.

Xeno lantas menggenggam tangannya yang mungil. Tangan kecil itu seolah tenggelam dalam genggaman tangan kekar sang suami. Genggaman itu begitu pas dan nyaman. Andai ia bisa menggenggam tangan itu lebih lama, setiap hari, tanpa ada ke pura-puraan didalamnya.

Untuk hari ini, biarkan ia menikmati acara kumpul keluarga yang penuh kepalsuan dari sang suami. Walaupun begitu, bolehkah Grisha berhalusinasi bahwa senyum itu, dan hubungan ini adalah nyata?

Terpopuler

Comments

kavena ayunda

kavena ayunda

jahat bgt di kasih nama kambing hitam goblok sakit bgt bacanya q

2022-11-23

0

dhapz H

dhapz H

siapa yg bener" mencintai

2021-11-23

0

Rian Cappuchino

Rian Cappuchino

Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray Stardust."

Kutunggu kedatanganmu.

Terima kasih

2021-02-02

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter - 1
2 Chapter - 2
3 Chapter - 3
4 Chapter - 4
5 Chapter - 5
6 Chapter - 6
7 Chapter - 7
8 Chapter - 8
9 Chapter - 9
10 Chapter - 10
11 Chapter - 11
12 Chapter - 12
13 Chapter - 13
14 Chapter - 14
15 Chapter - 15
16 Visual Cast
17 Chapter - 16
18 Chapter - 17
19 Chapter - 18
20 Chapter - 19
21 Chaper - 20
22 Chapter - 21
23 Chapter - 22
24 Chapter - 23
25 Chapter - 24
26 Chapter - 25
27 Chapter - 26
28 Chapter - 27
29 Chapter - 28
30 Chapter -29
31 Chapter - 30
32 Chapter - 31
33 Chapter- 32
34 Chapter - 33
35 Chapter - 34
36 Chapter - 35
37 Chapter - 36
38 Chapter - 37
39 Chapter - 38
40 Chapter- 39
41 Chapter - 40
42 Chapter - 41
43 Chapter - 42
44 Chapter - 43
45 Chapter - 44
46 Chapter - 45
47 Chapter - 46
48 Chapter - 47
49 Chapter - 48
50 Chapter - 49
51 Chapter - 50
52 Chapter - 51
53 Chapter - 52
54 Chapter - 53
55 Chapter - 54
56 Chapter - 55
57 Chapter - 56
58 Chapter - 57
59 Chapter - 58
60 Chapter - 59
61 Chapter - 60
62 Chapter - 61
63 Chapter - 62
64 Chapter - 63
65 Chapter - 64
66 Chapter - 65
67 Chapter - 66
68 Chapter - 67
69 Chapter - 68
70 Chapter - 69 [Isabella's past]
71 Chapter - 70
72 Chapter - 71
73 Chapter - 72
74 Chapter - 73
75 Chapter - 74
76 Chapter - 75
77 Chapter -76
78 Chapter - 77
79 Chapter - 78
80 Chapter - 79
81 PENGUMUMUMAN
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Chapter - 1
2
Chapter - 2
3
Chapter - 3
4
Chapter - 4
5
Chapter - 5
6
Chapter - 6
7
Chapter - 7
8
Chapter - 8
9
Chapter - 9
10
Chapter - 10
11
Chapter - 11
12
Chapter - 12
13
Chapter - 13
14
Chapter - 14
15
Chapter - 15
16
Visual Cast
17
Chapter - 16
18
Chapter - 17
19
Chapter - 18
20
Chapter - 19
21
Chaper - 20
22
Chapter - 21
23
Chapter - 22
24
Chapter - 23
25
Chapter - 24
26
Chapter - 25
27
Chapter - 26
28
Chapter - 27
29
Chapter - 28
30
Chapter -29
31
Chapter - 30
32
Chapter - 31
33
Chapter- 32
34
Chapter - 33
35
Chapter - 34
36
Chapter - 35
37
Chapter - 36
38
Chapter - 37
39
Chapter - 38
40
Chapter- 39
41
Chapter - 40
42
Chapter - 41
43
Chapter - 42
44
Chapter - 43
45
Chapter - 44
46
Chapter - 45
47
Chapter - 46
48
Chapter - 47
49
Chapter - 48
50
Chapter - 49
51
Chapter - 50
52
Chapter - 51
53
Chapter - 52
54
Chapter - 53
55
Chapter - 54
56
Chapter - 55
57
Chapter - 56
58
Chapter - 57
59
Chapter - 58
60
Chapter - 59
61
Chapter - 60
62
Chapter - 61
63
Chapter - 62
64
Chapter - 63
65
Chapter - 64
66
Chapter - 65
67
Chapter - 66
68
Chapter - 67
69
Chapter - 68
70
Chapter - 69 [Isabella's past]
71
Chapter - 70
72
Chapter - 71
73
Chapter - 72
74
Chapter - 73
75
Chapter - 74
76
Chapter - 75
77
Chapter -76
78
Chapter - 77
79
Chapter - 78
80
Chapter - 79
81
PENGUMUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!