Dia hamil?

Selama sebulan ini Shea sudah mulai perlahan, menerima kenyataan bahwa dirinya sudah tidak suci lagi. Seberat apa kenyataan yang di terimanya, dia mencoba untuk bangkit dari keterpurukan. Kehidupannya pun, sudah berjalan seperti biasanya. Di kantor pun, perkerjaan di kerjakan dengan baik oleh Shea.

Shea mengerjap saat dering alarm terdengar, menganggu mimpi indahnya. Meraih ponselnya, Shea mematikan alarm yang sudah berbunyi dari tadi. Rasanya kepalanya berdenyut, saat mendengar alarm yang berbunyi, minta segera sang pemilik bangun.

Menyibak selimutnya, Shea bangkit dari tidurnya. Tapi baru saja Shea mencoba bangkit, kepalanya terasa sangat berat. Kenapa aku pusing sekali. Shea seraya memegang kepalanya.

Shea yang merasa punya tanggung jawab di kantornya, berusaha menahan sakit kepalanya. Dia tidak mau harus izin, hanya karena sakit kepala. Berlalu ke kamar mandi, Shea bersiap untuk ke kantor.

Setelah rapi, Shea menuju dapurnya, mengambil roti tawar untuk sarapannya. Mengolesi dua roti tawar dengan selai coklat, Shea memasukkan ke mulut setelahnya. Lidahnya yang tiba-tiba pahit, membuatnya sulit untuk untuk menelannya. Akhirnya Shea memilih menghentikan aktifitas sarapannya, dan bersiap untuk berangkat.

Dengan berdesak-desakan di dalam bus, Shea menembus kerumunan orang yang sama-sama ingin berangkat berkerja. Di dalam bus, Shea merasakan kepalanya semakin pusing. Di tambah aroma parfum dan asap kendaraan, membuat perutnya bergejolak.

Shea benar-benar berusaha untuk menahan semua yang di rasanya. Sampai saat bus sampai di halte dekat kantornya. Dengan membelah orang-orang yang berhimpitan, Shea keluar dari bus.

Saat keluar dari bus, perutnya semakin bergejolak. Shea merasakan perutnya seakan ingin mengeluarkan isinya. Melihat ke kanan dan kiri, Shea mencari tempat yang tepat untuk dia memuntahkan isi perutnya.

Mata Shea melihat ada selokan kecil, dan akhirnya dia memutuskan untuk memuntahkan isi perutnya disana. Saat Shea mencoba memuntahkan isi perut, tidak ada yang keluar dari perutnya, karena memang dirinya tadi menghentikan sarapannya. Tapi gejolak di perutnya, tak berhenti membuat dirinya ingin muntah.

Saat Shea sibuk mencoba memuntahkan isi perutnya, ada tangan yang memijat tengkuknya, mencoba membantunya melegakan dirinya yang muntah. Shea menolah saat merasakan ada yang memegang tengkuknya. Dan saat dia menoleh, dia melihat Regan lah yang memijat tengkuknya. Tapi karena perutnya masih begitu bergejolak, dia menghiraukan kehadiran Regan dan fokus pada dirinya.

Shea yang sudah merasakan kelegaan dalam perutnya, menegakkan tubuhnya.

"Minumlah," ucap Regan menyodorkan sebotol air mineral pada Shea.

Shea yang merasakan tenggorokannya yang terasa kering, menerima botol air mineral dari Regan. Membuka tutup botolnya, Shea meminumnya.

Air yang mengaliri tenggorokannya, memberikan kelegaannya. "Terimakasih, Pak." Shea menyudahi kegiatan minumnya dan berterimakasih.

"Apa kamu sakit, hingga membuatmu muntah di pinggir jalan seperti ini?"

Regan yang melintas di halte bus di dekat kantornya, melihat dari kejauhan Shea sedang muntah. Regan langsung meminta supir untuk berhenti di tempat dimana Shea sedang muntah. Dengan membawa botol air mineral, Regan menghampiri Shea.

Melihat Shea yang muntah, membuat tangan Regan dengan sendirinya mengarah pada tengkuk Shea. Regan berharap apa yang di lakukan, bisa membuat kelegaan pada Shea.

"Mungkin karena saya tadi belum sarapan saja, Pak. Jadi asam lambung saya naik," jelas Shea pada Regan.

Regan yang mendengar penjelasan Shea, masih menatap tidak percaya. "Baiklah kalau begitu, kamu pulang saja."

"Tidak Pak, ini sudah lebih baik," ucap Shea.

"Baiklah, tapi ikutlah saya ke kantor, dengan menaiki mobil." Regan yang melihat wajah pucat dari Shea merasa tidak tega melihat wanita di hadapannya ini untuk berjalan dari halte ke kantor.

Shea yang mendapat tawaran pun, akhirnya menerima. Dengan mengekor di belakang Regan, masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, Shea marasa sangat tidak enak dengan Regan. Rasanya dia malu sekali saat atasannya itu menemukannya sedang muntah di pinggir jalan.

Di dalam mobil, Regan masih memikirkan apa yang terjadi pada Shea. Pikirannya menduga-duga apa yang terjadi, mengingat dalam sebulan ini, Shea nampak berubah, dari awal dia berkerja.

Dan entah kenapa, terlintas kejadian tadi pagi dengan Selly, yang juga sama-sama muntah.

Regan mengerjap, saat mendengar suara Selly yang sedang muntah di kamar mandi. Regan pun langsung membuka matanya sempurna, dan langsung menyibak selimutnya. Berlalu ke kamar mandi, Regan melihat Selly sedang muntah.

"Kamu kenapa, sayang?" tanya Regan pada Selly. Tangan Regan langsung memijat tengkuk Selly, agar istrinya itu bisa mengeluarkan isi perutnya.

"Aku baik-baik saja," ucap Selly yang menegakkan tubuhnya setelah dirinya selesai muntah.

Regan menautkan kedua alis tegasnya. "Sampai muntah seperti ini, kamu bilang tidak apa-apa?" tanya Regan yang tidak terima.

Selly yang melihat suaminya kesal, tersenyum manis pada Regan. Dia tahu betul, bahwa suaminya ini sangat khawatir padanya.

"Kenapa kamu malah tersenyum?" Regan yang panik, malah mendapat jawab senyum dari istrinya.

"Aku akan memberitahumu," ucap Selly seraya menarik lembut tangan Regan keluar dari kamar mandi. Selly melangkah menuju ke nakas, dan mengambil sesuatu di sana. Dia langsung memberikan pada Regan.

"Apa ini?" tanya Regan saat melihat amplop coklat. Di sampul depan terdapat keterangan dari rumah sakit. Pikirannya melayang jauh, menduga hal-hal buruk yang terjadi pada istrinya. Regan langsung membuka amplop, yang di berikan oleh Selly.

Mata Regan membulat, saat membaca keterangan dalam kertas hasil pemeriksaan. "Kamu hamil?" tanya Regan memastikan.

"Iya, aku hamil," ucap Selly di iringi senyum.

Regan langsung memeluk istrinya. Dia benar-benar tidak menyangka mendapatkan kabar, bahwa istrinya tengah hamil. Penantiannya selama ini, akhirnya membuah manis, saat mendengar istrinya hamil.

"Kenapa kamu tidak mengajakku ke dokter?" tanya Regan yang melepas pelukkannya.

"Aku hanya tidak mau membuatmu kecewa."

Regan menyadari, bahwa dirinya dan Selly sudah sangat sering mengecek kandungan, dan mencoba test kehamilan. Tapi ternyata, hasilnya selalu saja nihil. "Aku tidak pernah kecewa," ucap Regan kembali memeluk Selly.

"Aku sudah mengundang semua keluarga untuk makan malam. Dan aku mau mengumumkannya nanti bersama mu."

"Baiklah, lakukan apa yang membuatmu senang." Bagi Regan kebahagiaan istrinya adalah hal utama dalam hidupnya.

"Pak, sudah sampai."

Regan yang sedang berada dalam pikirannya terperanjat, saat Shea memanggilnya. "Oh ... iya." Regan langsung turun dari mobilnya.

Regan dan Shea pun masuk ke dalam kantor. Shea yang kebetulan bersama dengan Regan, akhirnya ikut masuk ke dalam lift khusus milik Regan. Biasanya, Shea akan naik lift khusus milik Regan, saat bersama dengan Regan. Karena selebihnya, dia akan naik lift khusus karyawan.

"Selly mengundangmu untuk makan malam, untuk merayakan kehamilannya." Tanpa menoleh, Regan memberitahu kepada Shea.

Shea yang mendengar ucapan Regan menebak itu untuk dirinya, karena lift hanya berisikan dirinya dan Regan saja. "Baik, Pak. Saya akan datang."

"Kamu pergi bersama saja nanti. Jadi kamu bisa menunggu saya."

Bersamaan dengan ucapan Regan pintu lift terbuka, dan Regan keluar dari lift, tanpa menunggu jawaban Shea.

Shea sudah sangat biasa melihat sikap dingin dari Regan. Baginya sudah makanan sehari-hari, jika Regan akan berlalu begitu saja sebelum dirinya menjawab.

Melangkah keluar lift, Shea menuju ke meja kerjanya. Menyalakan laptopnya, Shea memulai kegiatannya.

**

Saat jam kerja berakhir, Regan keluar dari ruanganya. Shea yang sudah menunggu Regan, langsung berdiri saat melihat Regan keluar dari ruangannya.

Melangkah ke arah lift, Shea mengekor di belakang Regan. Sebenarnya Shea ingin sekali tidak datang ke undangan yang di berikan Regan dan Selly. Karena dari tadi pagi, pusing di kepalanya belum hilang. Di tambah lagi, saat jam istirahat dirinya masih muntah, dan tidak bisa makan sama sekali.

Tapi mengingat undangan ini adalah undangan dari atasannya, tidak mungkin dirinya menolak. Dalam hatinya, dia berharap bahwa dirinya bisa kuat sampai nanti acara selesai.

Sesampainya di rumah Regan dan Selly, Shea merasa sangat lega. Entah kenapa, Shea selalu takut berada dalam satu mobil dengan Regan. Sikap dingin Regan, membuatnya membeku seketika.

Saat keluar dari mobil, Shea melihat sudah nampak Selly di depan pintu, menyambut kedatangan suaminya. "Shea, akhirnya kamu mau datang," ucap Selly saat melihat Shea.

"Iya, Kak. Terimakasih undangannya."

"Iya, aku senang kamu mau datang," ucap Selly. "Sayang," ucap Selly seraya mendekat pada Regan.

Regan yang dari tadi diam, menunggu istrinya selesai menyapa Shea. Melihat istrinya mendekat, Regan mencium pucuk rambut Selly. "Aku pikir kamu lupa menyapaku," rajuk Regan, di sertai tawa kecil.

"Maaf, aku terlalu senang saat Shea datang."

Shea yang melihat sikap Regan yang berubah lembut di hadapan Selly merasa perbedaan yang sangat drastis. Shea tahu pasti bahwa Regan di kantor sangat dingin, tapi saat bersama istrinya, dia berubah hangat.

"Ayo masuk." Selly menarik lembut tangan Shea, untuk masuk ke dalam rumah. Sedangkan Regan berlalu ke kamarnya, meninggalkan Selly dan Shea berdua.

"Apa kamu mau membantuku membuat puding," tanya Selly pada Shea.

"Boleh Kak, ayo." Shea menerima ajakan dari Selly. Shea mengikuti Selly menuju ke dapur, untuk membuat puding.

Shea langsung membantu selly membuat puding coklat. Sepanjang memasakan puding kepala Shea sangat pusing. Tapi dia berusaha untuk menahannya.

"Selesai, tinggal menunggu dingin," ucap Selly pada Shea. Saat Selly melihat Shea, wajah Shea begitu pucat. "Shea, apa kamu sakit," tanya Selly

Belum sempat Shea menjawab, tubuh Shea langsung terjatuh, dan pingsan. Selly yang melihat Shea pingsan, langsung memanggil Regan.

Regan yang memang baru saja mandi, dan berniat keluar dari kamar, kaget saat mendengar teriakan Selly. Dengan berlari, Regan menuju ke dapur. Mata Regan membulat, saat melihat Shea tergeletak di lantai dapur. "Kenapa Shea, sayang?" tanya Regan.

"Aku tidak tahu, tadi baru saja aku bertanya, kenapa wajahnya pucat. Tapi belum sempat dia menjawab, dia sudah pingsan," jelas Selly.

Regan yang mendengar ucapan dari Selly langsung menangkup tubuh Shea, dan membawanya dalam gendongannya. Regan langsung membawa Shea ke dalam kamar tamu.

Sesampainya di kamar tamu, Regan meletakkan tubuh Shea di atas tempat tidur. Regan memperhatikan wajah pucat Shea, seketika rasa bersalah melingkupi hati Regan. Padahal tadi pagi, dia tahu dengan jelas bahwa Shea sedang sakit. Tapi dirinya malah mengundangnya ke rumah.

"Aku akan menghubungi Erik," ucap Regan pada Selly.

Selly langsung mengangguk dan menunggu Shea di tempat tidur. Regan pun langsung keluar dari kamar, dan menghubungi sepupunya, yang seorang dokter.

**

Selang beberapa saat Erik sampai di rumah Regan. "Kenapa kamu panik menanyakan aku dimana?" tanya Erik yang baru saja datang.

Erik yang sedang dalam perjalanan ke rumah Regan untuk datang ke acara yang di adakan oleh Regan dan Selly, tiba-tiba dihubungi oleh Regan. Regan yang nampak panik, menanyakan dimana posisi Erik.

"Sekertarisku jatuh pingsan di rumah."

Erik yang mendengar bahwa sekertarisnya Regan lah yang sakit, sedikit tertawa. "Aku pikir, kamu hanya akan panik saat Selly yang sakit. Ternyata dirimu bisa panik juga untuk orang lain." Erik tahu betul bahwa sepupunya ini adalah tipe yang dingin dengan orang lain. Dan hanya pada istrinya Regan terlihat hangat.

"Diam, dan masuklah. Dia pingsan di rumahku, dan wajar aku panik." Regan yang tidak suka langsung memerintahkan Erik untuk segera masuk, dan memeriksa Shea.

Erik pun melangkah mengikuti Regan masuk ke dalam salah satu kamar di rumah Regan. Saat sampai di dalam kamar, Erik melihat Selly di dalam kamar bersama seorang wanita berada di tempat tidur. "Hai, Kakak ipar," sapa Erik.

"Hai, Erik," balas Selly.

"Sudah jangan berbasa-basi, cepat periksa dia," ucap Regan dengab dingin pada Erik.

Erik hanya diam tak menjawab ucapan dari Regan. Dia langsung berlalu, untuk memeriksa wanita di atas tempat tidur.

Saat Erik sedang memerikasa Shea. Pintu kamar terdengar di ketuk. Regan, Selly dan Erik pun menoleh ke arah pintu.

"Bu, di depan sudah ada beberapa tamu, dan mereka menanyakan ibu," ucap asisten rumah tangga.

"Baiklah, aku akan kesana," ucap Selly. Selly langsung beralih pada Regan. "Aku akan menemui mereka, kamu tunggulah Shea hingga siuman," ucap Selly, dan Regan pun mengangguk. Selly melangkah keluar dari kamar tamu, dan menemui tamu-tamunya

"Kenapa lama sekali kamu memeriksanya?" tanya Regan yang beralih ke Erik.

"Kamu cerewet sekali," ucap Erik. "Aku juga sedang memeriksanya."

Regan hanya mendesis kesal, saat mendengar ucapannya.

"Apa kamu tahu, kapan dia terakhir datang bulan?" Tiba-tiba Erik menanyakan itu pada Regan.

Mata Regan langsung membulat, saat mendengar pertanyaan dari Erik. "Apa kamu gila menanyakan hal itu padaku," ucapnya kesal. "Aku mana tahu."

Erik langsung tertawa. "Aku pikir dirimu tahu."

"Kenapa kamu menanyakan hal itu?" Regan merasa penasaran dengan pertanyaan dari Erik.

"Aku hanya menduga, bahwa dia hamil."

"Apa dia hamil?" tanya Regan memperjelas.

"Diadogsa pertamaku, mengatakan bahwa dia sedang hamil. Tapi aku akan mengeceknya dahulu. Aku akan mengambil sample darahnya, dan menuju untuk di cek."

Regan membeku mendengar ucapan Erik. Setahu dirinya, Shea belum memiliki kekasih. "Lakukan tugasmu, untuk memastikan bahwa dia benar-benar hamil."

"Baiklah." Erik langsung mengambip sample darah milik Shea, dan berlalu untuk mengeceknya.

Regan masih diam melihat wajah Shea. Ada banyak pertanyaan dalam hati Regan. Bagaiamana bisa Shea hamil, sedangkan dirinya mengatakan bahwa dia tidak memiliki kekasih.

"Sayang," panggil Selly baru saja masuk ke dalam kamar. "Erik pergi kemana?" tanya Selly.

"Dia ingin memeriksa sample darah Shea," ucap Regan. "Ada apa kamu kemari?" Regan mengulurkan tangan untuk merengkuh tubuh Selly.

"Mama dan papa sudah datang. Sebaiknya kita keluar. Aku sudah meminta asisten rumah tangga menunggu Shea."

"Baiklah." Regan melangkah meninggalkan Shea setelah mendengar ucapan Selly.

.

.

.

Terimakasih sudah membaca

Berikan likenya 🥰

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Daddy Bry dalam masalah 😂

2024-03-03

0

Diana diana

Diana diana

dokter Erik Aya Aya wae

2024-02-10

0

aniya_kim

aniya_kim

HAHHA pertanyaan yg bikin kesal ya🤣

2023-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Terpesona
2 Kejadian yang menyakitkan
3 Harapannya seketika hancur
4 Aku tidak akan menerimanya
5 Dia hamil?
6 Bukan aku yang menghamili
7 Aku tidak mau menikah dengannya
8 Tidak akan kalah
9 Dimana aku harus tanda tangan?
10 Pernikahan
11 Malam pertama
12 Aku harap dia mendengar
13 Makanan khusus ibu hamil
14 Berapa lama orang hamil?
15 Memotong
16 Kamu tidak pantas di sebut manusia
17 Menganggap Shea adik
18 CEO miskin!
19 Juga CEO bodoh!
20 Ini steak untukmu
21 Bolehkah aku iri?
22 Jika aku menyakitimu!
23 Sedekah pada orang miskin
24 Setengah sahamku
25 Sedang di uji
26 Sebuah ciuman
27 Satu, dua, tiga.... delapan.
28 Seksinya wanita hamil
29 Menantang Bryan
30 Senjata makan Tuan
31 Bayangan indah
32 Diamlah!
33 Mengobatinya aku bisa
34 Aku tidak akan pulang
35 Apa kamu mau bunuh diri?
36 Kenapa aku tidak ingat?
37 Tega sekali kamu
38 Aku akan memaafkanmu
39 Lebih mellow
40 Apa demammu sudah reda?
41 Apa benar aku jatuh cinta?
42 Seberapa paniknya aku.
43 Tempat bekal makan
44 Berhentilah membandingkan
45 Tembus pandang
46 Mengecek
47 Perhitungkan sejak awal
48 Kekaguman
49 Buatlah dia mencintaimu
50 Memberikan kesempatan
51 Kegiatan baru
52 Langkah pertama
53 Izinkan
54 Khawatir
55 Membuatmu terbiasa
56 Satu kecupan
57 Tidak akan membiarkan
58 Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59 Bertahan
60 Noda
61 Aku akan menghapusnya
62 Dimulai
63 Buku diary
64 Membuatnya sekali
65 Apa yang bisa di banggakan?
66 Memelukmu
67 Mencium
68 Juga merasakan
69 Tidak takut
70 Berkencan
71 Ada kamu
72 Nikmati kencan kita
73 Jangan ditutupi!
74 Jangan percaya!
75 Aku harus pergi
76 Berpamitan
77 Sayang
78 Rencana
79 Aku merindukanmu
80 Menarik
81 Kata dokter
82 Maafkan papa
83 Aku mencintaimu
84 Aku bisa jelaskan
85 Dimana Shea?
86 Sedang apa?
87 Parfum
88 Parfum lagi
89 CCTV
90 Serasa malam pertama
91 Terbawa suasana
92 Awal untuk kita
93 Hasil karya
94 Kegiatan baru
95 Dua sama
96 Tergila-gila
97 Syarat apa?
98 Alasan klasik
99 Istirahatlah!
100 Pertemuan Selly dan Regan
101 Merasakan apa yang aku rasakan
102 Baju apa ini?
103 Itu hanya sensasi saja
104 Aku percaya padamu
105 Klien khusus
106 Biarkan menjadi kejutan
107 Seberapa pertahanannya?
108 Membuatku selalu jatuh cinta
109 Bagaimana aku bisa marah
110 Sejojo (sejoli jomlo)
111 Seharian sibuk
112 Bekal
113 Meninjau proyek
114 Hanya pergi berdua?
115 Menyusul
116 Perutku teras kencang
117 Panik
118 Air mata
119 Keajaiban
120 Baby El
121 Baby CEO
122 Terima Kasih
123 Promo Novel
124 Novel Baru Labuhan Cinta
125 Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126 Promo Giveaway My Baby CEO
127 Info Novel
128 Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129 INFO
130 Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131 Bos Duda Kesayangan
132 Promo Novel Di NT
133 PO Labuhan Cinta
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Terpesona
2
Kejadian yang menyakitkan
3
Harapannya seketika hancur
4
Aku tidak akan menerimanya
5
Dia hamil?
6
Bukan aku yang menghamili
7
Aku tidak mau menikah dengannya
8
Tidak akan kalah
9
Dimana aku harus tanda tangan?
10
Pernikahan
11
Malam pertama
12
Aku harap dia mendengar
13
Makanan khusus ibu hamil
14
Berapa lama orang hamil?
15
Memotong
16
Kamu tidak pantas di sebut manusia
17
Menganggap Shea adik
18
CEO miskin!
19
Juga CEO bodoh!
20
Ini steak untukmu
21
Bolehkah aku iri?
22
Jika aku menyakitimu!
23
Sedekah pada orang miskin
24
Setengah sahamku
25
Sedang di uji
26
Sebuah ciuman
27
Satu, dua, tiga.... delapan.
28
Seksinya wanita hamil
29
Menantang Bryan
30
Senjata makan Tuan
31
Bayangan indah
32
Diamlah!
33
Mengobatinya aku bisa
34
Aku tidak akan pulang
35
Apa kamu mau bunuh diri?
36
Kenapa aku tidak ingat?
37
Tega sekali kamu
38
Aku akan memaafkanmu
39
Lebih mellow
40
Apa demammu sudah reda?
41
Apa benar aku jatuh cinta?
42
Seberapa paniknya aku.
43
Tempat bekal makan
44
Berhentilah membandingkan
45
Tembus pandang
46
Mengecek
47
Perhitungkan sejak awal
48
Kekaguman
49
Buatlah dia mencintaimu
50
Memberikan kesempatan
51
Kegiatan baru
52
Langkah pertama
53
Izinkan
54
Khawatir
55
Membuatmu terbiasa
56
Satu kecupan
57
Tidak akan membiarkan
58
Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59
Bertahan
60
Noda
61
Aku akan menghapusnya
62
Dimulai
63
Buku diary
64
Membuatnya sekali
65
Apa yang bisa di banggakan?
66
Memelukmu
67
Mencium
68
Juga merasakan
69
Tidak takut
70
Berkencan
71
Ada kamu
72
Nikmati kencan kita
73
Jangan ditutupi!
74
Jangan percaya!
75
Aku harus pergi
76
Berpamitan
77
Sayang
78
Rencana
79
Aku merindukanmu
80
Menarik
81
Kata dokter
82
Maafkan papa
83
Aku mencintaimu
84
Aku bisa jelaskan
85
Dimana Shea?
86
Sedang apa?
87
Parfum
88
Parfum lagi
89
CCTV
90
Serasa malam pertama
91
Terbawa suasana
92
Awal untuk kita
93
Hasil karya
94
Kegiatan baru
95
Dua sama
96
Tergila-gila
97
Syarat apa?
98
Alasan klasik
99
Istirahatlah!
100
Pertemuan Selly dan Regan
101
Merasakan apa yang aku rasakan
102
Baju apa ini?
103
Itu hanya sensasi saja
104
Aku percaya padamu
105
Klien khusus
106
Biarkan menjadi kejutan
107
Seberapa pertahanannya?
108
Membuatku selalu jatuh cinta
109
Bagaimana aku bisa marah
110
Sejojo (sejoli jomlo)
111
Seharian sibuk
112
Bekal
113
Meninjau proyek
114
Hanya pergi berdua?
115
Menyusul
116
Perutku teras kencang
117
Panik
118
Air mata
119
Keajaiban
120
Baby El
121
Baby CEO
122
Terima Kasih
123
Promo Novel
124
Novel Baru Labuhan Cinta
125
Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126
Promo Giveaway My Baby CEO
127
Info Novel
128
Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129
INFO
130
Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131
Bos Duda Kesayangan
132
Promo Novel Di NT
133
PO Labuhan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!