My Baby CEO
Jangan menyalahkan apa yang terjadi pada dirimu, karena di balik apa yang menimpa dirimu, akan ada keindahan yang menantimu.
.
.
.
Pagi ini dengan berdesak-desakan di dalam bus, tidak menyurutkan semangat Shea untuk berangkat berkerja. Bersaing dengan banyak orang yang juga ingin berangkat berkerja, Shea berlomba untuk bisa masuk ke dalam bus. Baginya, jika tidak mempertaruhkan dirinya masuk dalam gelombang arus manusia yang menjejali halte bus, dirinya tidak akan dapat sampai tepat waktu di kantor.
Bersama dengan temannya seminggu yang lalu, Shea mencoba peruntungannya melamar di Maxton Company. Maxton Company adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti terkenal di kotanya. Maxton Company adalah perusahaan incaran fresh graduate seperti dirinya. Hingga banyak sekali yang berusaha melamar ke sana.
Saat Shea di terima di perusahaan ini, membuat dirinya tidak mau menyianyiakan kesempatan berharga ini.
Olivia Shea yang biasa di panggil Shea. Gadis 23 tahun ini memiliki paras cantik, dengan tinggi tubuh 160 cm. Shea adalah anak yatim piatu, sejak 2 tahun yang lalu, saat ayah dan ibunya meninggal akibat kecelakaan. Sejak saat itu Shea tinggal sebatang kara di ibu kota.
Berbekal asuransi dari ayahnya, Shea bisa menyelesaikan kuliahnya, hingga lulus. Bagi Shea berkerja adalah prioritasnya, untuk mengubah hidupnya.
Saat bus sampai di halte di dekat kantornya, dengan membelah orang-orang di dalam bus, Shea berusaha untuk keluar dari himpitan orang-orang di dalam bus.
Shea menghela nafasnya, saat bisa keluar dari bus. Berada di dalam bus, Shea harus berbagi oksigen dengan penumpang lain. Saat berhasil keluar, Shea buru-buru menghirup udara baru, mengisi kekosongan udara di paru-parunya.
"Shea," panggil Chika saat melihat temannya baru saja turun dari bus.
"Chika, kamu sudah sampai lebih dulu?" tanyanya saat melihat Chika sudah di halte bus.
"Iya, aku juga baru saja turun. Mungkin tadi busku ada di depan busmu."
Shea mengangguk mengerti ucapan temannya. "Apa parfum ku masih wangi?" tanya Shea mendekatkan tubuhnya pada Chika.
Chika hanya menarik senyum di wajahnya. Berteman dengan Shea, sudah membuatnya hapal bahwa gadis cantik di hadapannya ini selalu saja tidak percaya diri dengan penampilannya. Padahal Chika selalu mengatakan, bahwa Shea begitu cantik, tapi selalu saja Shea malu dengan dirinya.
Sesuai permintaan Shea, Chika mengendus baju Shea. "Masih wangi."
Shea tersenyum mendengar ucapan temannya. Ada perasaan lega saat wangi parfumnya masih menempel di bajunya. Mengingat dirinya sudah berdesak-desakan di dalam bus, sudah pasti aroma parfumnya, akan tercampur dengan aroma parfum orang lain atau mungkin lebih parahnya bau asap kendaraan.
"Bagaimana pekerjaanmu dua hari ini?" tanya Chika.
"Baik, aku masih beradaptasi." Shea mengingat bahwa seminggu yang lalu dirinya di terima di Maxton Company, dan baru mulai berkerja selama dua hari ini. Selama dua hari ini, rasanya dia mulai menikmati pekerjaannya.
"Pasti semangat ya," goda Chika.
Mendengar godaan dari Chika, Shea hanya melirik tajam. Shea tahu apa maksud dari godaan Chika.
Setelah dirinya di terima di Maxton Company, ternyata dirinya di tempatkan sebagai sekertaris CEO muda Maxton Company yaitu Regan Alvaro Maxton. Regan Alvaro Maxton adalah anak dari Andrew Maxton pemilik Maxton Company. Pria keturunan Inggris yang tinggal di Indonesia ini adalah magnet tersendiri bagi karyawan-karyawan wanita. Pria 28 tahun dengan rahang tegas, dan tatapan yang tajam, membuat semua wanita terpesona.
Dan bagi Shea, sebagai seorang wanita yang normal, dirinya pun juga terpesona dengan ketampanan dari seorang Regan. Tapi sayangnya Regan sudah menikah, dengan seorang wanita bernama SelanaSally, anak dari pengusaha Adion.
"Hust ... Dia sudah menikah, jangan kamu pikir macam-macam," tegur Shea.
"Iya, aku juga tahu," elak Chika, "tapi apa kamu tahu, bahwa pernikahan mereka adalah pernikahan paling di idam-idamkan," lanjut Chika menceritakan pada Shea.
"Oh ya?"
"Iya, selain mereka adalah pewaris perusahaan terkenal. Mereka adalah pasangan paling cocok. Karena kecantikan dan ketampanan mereka melebur jadi satu." Chika menceritakan dengan begitu antusias.
Shea hanya menarik senyum di bibirnya saat mendengar cerita dari Chika. Shea memang belum bertemu dengan istri dari Regan. Akan tetapi sejauh yang Shea dengar, bahwa Sally adalah wanita yang cantik.
Tidak terasa Shea dan Chika sudah sampai di kantor, setelah berjalan bersama dari halte bus. Mereka berdua masuk ke dalam lift dan menuju ruangannya. Chika lebih dulu keluar dari lift, di lantai 5, karena dia berada di bagian pemasaran. Sedangkan Shea melanjutkan menuju ruangannya di lantai 10 di lantai di ruangan khusus CEO.
Setelah sampai di meja kerjanya, Shea merapikan mejanya, menyalakan laptopnya dan menyiapkan beberapa berkas. Shea selalu bersemangat menjalani hidupnya. Walaupun dirinya sendiri di dunia ini, tapi dia tidak pernah mau mengecewakan pesan kedua orang tuanya, bahwa dia bisa menjalani hidup dengan baik.
Saat Shea sedang membuka beberapa berkas, Shea melihat pintu lift terbuka. Dari kejauhan Shea melihat, Regan baru saja keluar dari lift.
Melangkah dengan tegak, Regan nampak berwibawa. Dengan usia yang masih muda, dia cukup disegani. Karena selama dua tahun Regan mengantikan papanya, dia mampu membuat perusahaan maju pesat. Dan menjadi sekretarisnya, membuat kebanggaan tersendiri bagi Shea.
"Pagi, Pak," sapa Shea sedikit menundukkan tubuhnya.
"Pagi, Shea." Regan menyapa Shea seraya melangkah masuk ke dalam ruangnya.
Seperti biasa, Shea akan membacakan jadwal Regan. Mengekor di belakang Regan, Shea masuk ke dalam ruangan Regan.
"Bacakan jadwal saya!" ucap Regan sesaat setelah dirinya duduk.
Suara bass yang begitu terdengar lembut, membuat Shea sejenak lupa apa tugasnya. Tapi buru-buru dia menyadarkan dirinya, dan membacakan jadwal Regan. "Hari ini di jam sepuluh, ada jadwal bertemu dengan perwakilan dari Adion Company di restoran Star. Di jam makan siang, ada jadwal makan siang dengan Ibu Selly." Shea membacakan jadwal Regan, dengan tenang.
"Baiklah, nanti kamu ikut saya untuk bertemu dengan perwakilan dari Adion Company, lanjut bertemu Sally untuk makan siang."
"Baik, Pak," ucap Shea sedikit menundukkan kepalanya.
Shea berlalu keluar, setelah membacakan jadwal dari Regan. Rasanya berhadapan dengan Bosnya itu, membuat jantungnya berdebar-debar. Akan tetapi Shea mengingat fokusnya kembali, bahwa dirinya disini berkerja.
**
Jam menunjukan pukul sembilan. Shea bersiap untuk menemani Regan bertemu dengan dengan rekan bisnisnya, di restoran yang sudah di pesan Shea kemarin.
Setelah Regan keluar dari ruangannya, Shea mengekor di belakang Regan, menuju ke lobby.
Saat di lobby, mobil Regan sudah terparkir di sana, karena Shea sudah menghubungi supir untuk bersiap.
Sepanjang perjalanan, hawa dingin begitu terasa. Regan adalah pria yang irit bicara, dan Shea pun mencoba memahami itu. Mengikuti arus kehidupan, yang membawanya pada keheningan yang begitu mencekam.
Sesampainya di restoran, Shea langsung bertanya pada pelayan dimana meja yang di pesannya. Pelayan pun mengantarkan Shea dan Regan, untuk duduk di meja yang mereka pesan.
"Mana berkas penjualan bulan lalu yang saya minta kamu siapkan?" tanya Regan saat menunggu perwakilan dari Adion Company.
Shea langsung mencari berkas yang di minta oleh Regan. Jantungnya mulai berdetak lebih kencang, saat di tidak menemukan berkas yang diminta oleh Regan. Keringat dingin langsung terasa saat dia berkali-kali membolak-balikkan map, mencari berkas yang diminta Regan.
Seketika Shea membulatkan matanya, saat tidak menemukan berkas yang diminta oleh Regan. "Maaf Pak, sepertinya saya lupa membawanya."
Regan hanya menghela napasnya kasar. Regan menyadari bahwa Shea adalah karyawan baru, jadi dia paham bahwa Shea pasti akan melakukan kesalahan. "Padahal berkas itu akan di bawa pihak Adion untuk di presentasikan besok di luar negeri."
"Apa saya kembali saja Pak, untuk mengambil berkasnya?"
Regan memutar otaknya, memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah ini. "Sebaiknya kita lanjutkan sesuai jadwal dulu, nanti sepulang dari restoran kamu bisa mengantarkannya pada pihak Adion."
"Baik, Pak."
Rasanya Shea patut bersyukur saat Regan tidak marah, seperti bos-bos pada umumnya. Dengan tenang pun Regan memberikan solusinya. Walaupun ekspresinya datar saja, Shea bisa membaca bawa Regan adalah orang yang benar-benar baik.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya perwakilan dari Adion Company datang.
"Selamat siang, Pak Regan," ucap seorang pria yang baru saja menghampiri meja di mana Shea dan Regan duduk.
"Selamat siang, Pak Felix," sapa Regan pada pria itu.
Shea memperhatikan baik pria yang baru saja datang. Shea tidak tahu jelas siapa pria itu.
"Dimana Bryan?" tanya Regan pada Felix.
"Pak Bryan sedang ada urusan, Pak," jelas Felix pada Regan.
Regan yang mendengarkan penjelasan dari Felix hanya menarik senyum tipis di ujung bibirnya. Rasanya alasan klasik yang di kemukakan Felix tidak bisa menipunya. Regan tau betul adik iparnya itu, adalah pemain wanita yang sangat ulung. Jadi bisa di pastikan bahwa Bryan pasti sedang bermain dengan para wanitanya.
"Baiklah, kalau begitu. Kalau kali ini dia tidak bisa datang, aku harap besok dia bisa datang untuk meeting dengan investor di luar negeri."
"Baik, Pak, saya pastikan itu."
Setelah berbasa-basi, akhirnya Regan dan Felix membahas beberapa hal mengenai pembangunan properti baru di luar negeri.
"Ada berkas yang belum aku bawa, nanti sekretarisku akan mengantarkannya padamu. Jadi berikan nomer ponselmu pada sekretarisku, agar dia bisa menghubungimu," ucap Regan pada Felix.
Felix yang mendengar perintah dari Regan, langsung mengeluarkan kartu namanya. "Kamu bisa menghubungi aku disini," ucap Felix seraya menyodorkan kartu nama miliknya.
Shea langsung mengambil kartu nama yang di berikan Felix. "Baik, Pak."
"Baiklah kalau begitu, Pak Regan. Saya permisi terlebih dahulu." Felix berdiri dan mengulurkan tangan pada Regan.
"Baiklah." Regan itu berdiri dan menerima uluran tangan dari Felix.
Felix pun mengulurkan tangan pada Shea. "Saya tunggu berkasnya," ucap Felix pada Shea.
"Baik, Pak." Shea menerima uluran tangan dari Felix seraya mengangguk mendengar ucapan Felix.
Felix berlalu meninggalkan restoran, dan tinggallah Shea dan Regan disana. Shea dan Regan duduk kembali setelah Felix pergi.
"Apa saya kembali ke kantor saja sekarang, Pak?" Dengan ragu-ragu Shea memberanikan diri bertanya.
Regan yang baru saja menyesap kopi miliknya, menatap Shea. "Ini sudah jam makan siang, aku rasa kamu bisa makan siang dulu disini, dan baru kembali ke kantor."
Shea terperangah saat melihat tatapan mata Regan. Tatapan mata tajam seakan menghujam masuk ke dalam jantungnya. Membuat dirinya seketika membeku, oleh pesona pria bermata biru itu. Akan tetapi Shea buru-buru menyadarkan dirinya, bahwa dirinya tidak pantas terpesona pada suami orang.
"Baik, Pak.
Keheningan langsung tercipta saat setelah Shea menjawab ucapan Regan. Namun, seketika semua terhenti saat suara merdu menyapa Regan.
"Sayang," sapanya.
Regan langsung berdiri dan menautkan pipinya pada pipi wanita di hadapannya.
Mata Shea langsung terpesona saat melihat wanita cantik di hadapannya. Dia sudah menebak, bahwa wanita cantik di hadapannya ini adalah istri dari Regan. Kulit putih, dan mulus nampak bersinar dari wanita di hadapannya. Tingginya mungkin hampir sama dengan dirinya, tapi tampilannya lebih anggun dari dirinya, yang selalu tidak percaya diri, dan membuatnya tampil tidak mencolok.
"Apa ini sekretaris barumu itu?" tanyanya lembut disertai senyuman pada Regan.
Sebagai wanita, Shea benar-benar terpesona dengan kecantikan. Senyumnya begitu melelehkan hati Shea.
"Iya, ini Shea-sekretarisku," ucap Regan.
"Hai, aku Selly," ucapnya mengulurkan tangan.
"Saya Shea, Bu." Shea menerima uluran tangan dari Selly.
"Sayang, bolehkan dia memanggilku 'Kak' saja? rasanya aku terlalu tua saat di panggil 'ibu'," tanyanya pada Regan, dan Regan mengangguk
"Panggil saja 'Kak'," ucapnya pada Selly.
Shea benar-benar tidak bisa mengungkapkan lagi pujian untuk Selly. Kata 'cantik' dan 'baik' seakan melekat dalam dirinya. Bagaimana tidak kata itu melekat, sebagai seorang istri CEO terkenal, dia tidak mau di panggil ibu, sepeti kebanyakan istri CEO.
"Baik, Kak."
"Ayo kita pesan makan, aku sudah lapar," ucap Selly seraya menarik kursi.
Shea merasa bingung harus bagaimana, karena dirinya di antara pasangan suami istri. "Saya permisi untuk buka meja, Pak." Rasanya Shea tidak enak makan bersama dengan atasannya.
"Kenapa harus buka meja baru, makanlah disini," ucap Selly pada Shea, "iya kan sayang?" tanyanya pada Regan.
"Makanlah di sini, Shea," pinta Regan setelah Selly memintanya.
Shea tidak punya pilihan lagi saat, dirinya di minta untuk makan bersama dengan Selly dan Regan. Akhirnya dia mengikuti saja keinginan atasannya.
Setelah memesan makanan, Shea, Selly dan Regan memulai makan.
"Apa kamu bertemu Bryan tadi?" tanya Selly memecah keheningan saat makan.
"Adikmu itu tidak datang, sepertinya dia sedang bersenang-senang dengan wanitanya." Regan memutar kedua bola matanya malam saat berucap.
"Aku harap, tiba-tiba akan ada wanita yang minta pertanggung jawabannya atas apa yang dilakukannya, agar dia berhenti melakukan itu," ucap Selly dengan nada sarkatis.
Regan hanya menarik senyumnya, melihat kekesalan dari istrinya. "Apa kamu sedang mendoakan adikmu sendiri."
"Aku masih tidak habis pikir bahwa papa memberi jabatan padanya sebagai CEO, tapi dia tidak bertanggung jawab sama sekali." Selly tahu betul ulah adiknya yang tanpa henti bermain-main dengan wanita.
"Apa papa harusnya memberikan jabatan itu padamu?"
Selly melirik tajam. "Aku tidak butuh jabatan itu, uangku sudah banyak darimu," godanya dengan senyuman.
Regan hanya menganggu mendengar ucapan istrinya. Senyum tipis yang hampir tak terlihat, tergambar di wajahnya.
Shea yang mendengar percakapan atasannya dengan istrinya itu tidak mengerti, jadi dia memilih untuk menunduk menikmati makannya.
"Shea, apa kamu sudah punya pacar?" tanya Selly menatap Shea.
Shea yang sedang fokus pada makanannya, menengadah menatap Selly. "Aku belum punya," ucapnya malu.
"Bersabarlah, nanti pasti akan ada pria baik akan menjadi kekasihmu."
Shea hanya tersenyum mendengar ucapan Selly. Dalam hatinya, Shea pun berharap begitu.
.
.
.
.
...----------------...
Aku harap kalian suka dengan karyaku ini.
Jangan lupa berikan like
Jika ingin lihat visualnya, bisa mampir ke
Instagram : Myafa16
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Anna Annawaliana
aku suka
2024-10-11
0
gia nasgia
untuk yg kesekian kalinya 😍
2024-10-08
0
pipi gemoy
hadir Thor
2024-09-17
0