Harapannya seketika hancur

Menghisap manisnya filter rokok miliknya, Bryan menghirup dalam, dan menghembuskan kepulan asap ke udara. Melampiaskan perasaan kesalnya, Bryan masih setia dengan rokok di sela-sela jarinya, sejak Shea pergi keluar dari apartemen.

Bryan masih memandangi pintu, di mana Shea tadi pergi begitu saja dari apartemennya. Rasanya sedikit menggelitik pikiran Bryan, saat Shea tidak mau menerima cek darinya, dan malah merobeknya.

Dalam hati Bryan, dia sedikit tertarik dengan keberanian Shea, yang melawannya. Rasanya adrenalinnya terpacu mengingat kembali kenikmatan yang dia dapati dari Shea.

Namun, bagi Bryan, yang sudah berpuluh kali mengenal wanita. Dia hapal betul, bahwa wanita seperti Shea akan merasa jual mahal di awal saja. Karena pada akhirnya, dia akan bertekuk lutut padanya.

Saat Bryan sedang menikmati rokoknya, dia mendengar pintu apartemennya terbuka. Dan dirinya sudah bisa menebak siapa yang datang.

"Hai," sapa Felix yang baru saja masuk.

Tebakan Bryan tepat, karena hanya Felix lah yang tahu akses masuk ke apartemennya. Asisten dan temannya ini adalah orang yang paling dekat dengannya. Bagi Bryan, Felix sudah seperti saudara. Umurnya yang sama dengannya yaitu 25 tahun, membuatnya sama-sama menikmati hidup dengan cara mereka yang sama.

Bermain dengan wanita adalah kenikmatan bagi mereka berdua. Tapi mungkin Bryan lebih gila di banding Felix, karena Bryan bisa meninggalkan pekerjaannya demi mencari kenikmatan duniawinya.

"Maaf, wanita yang aku kirim tidak bisa datang." Felix seraya mendudukkan tubuhnya di atas sofa, tepat di hadapan Bryan.

"Dia sudah datang tadi ke sini," ucap Bryan di iringi tawa. Bryan masih merasakan senangnya mengingat menikmati tubuh Shea.

"Oh ya, aku pikir dia tidak datang. Karena tadi dia menghubungiku bahwa dia tidak datang." Felix sedikit bingung, karena dengan jelas tadi wanita yang di pesannya, menghubunginya tidak bisa datang.

"Mungkin saja tadi dia berubah pikiran, dan memutuskan datang ke sini," ucap Bryan, "lalu untuk apa kamu kemari?" tanya Bryan kembali.

"Aku mau bertemu sekretaris Regan disini," ucap Felix seraya menempelkan ponselnya, mencoba menghubungi Shea.

"Untuk apa sekretaris Regan kemari, bukannya tadi kamu sudah bertemu dengannya."

"Tadi ada berkas yang lupa di bawa sekretaris Regan, dan saat tadi dia menghubungiku, aku masih bersama Angel. Jadi ku suruh dia kemari." Felix masih saja terus mencoba menghubungi Shea. "Kenapa teleponku tidak di angkat," gerutu Felix.

"Mungkin dia sedang dalam perjalanan kemari."

"Mungkin." Akhirnya Felix menghentikan diri untuk menghubungi Shea. Felix langsung meletakkan ponselnya di atas meja, tapi sayangnya saat dia belum sempurna meletakkannya, ponselnya terjatuh ke samping meja.

Tangan Felix langsung meraih ponselnya yang terjatuh. Tapi matanya menajam saat melihat map terjatuh di samping meja, tepat di bawah ponselnya.

Felix mengambil ponsel sekaligus map yang tergeletak di lantai. "Map apa ini?" tanya Felix pada Bryan.

Bryan memperhatikan map yang di tunjukan oleh Felix. Dia mencoba mengingat map apa itu. Tapi sejenak dia mengingat bahwa map itu di bawa oleh Shea. "Oh ... itu map yang di bawa wanita tadi." Bryan yang masih menikmati rokoknya, menghembuskan asap rokoknya ke udara.

Felix menautkan kedua alisnya, mendengar ucapan Bryan. "Untuk apa dia membawa map, kamu pikir dia sedang ingin melamar kerja," cibir Felix.

Bryan langsung tergelak, saat mendengar ucapan Felix. "Iya, melamar menjadi wanitaku." Bryan masih berucap disertai tawa.

Felix hanya memutar bola matanya malas, mendengar ocehan tidak bermutu dari Bryan. Dirinya langsung beralih pada map yang di pegangnya. Rasa penasaran membuatnya ingin melihat apa isi map itu.

Kedua mata Felix membulat sempurna, saat membaca berkas apa yang terdapat dalam map. "Ini data penjualan Maxton Company," ucap Felix menatap tajam pada Bryan.

"Lalu?"

Felix semakin menajam saat menatap Bryan. "Kamu bilang lalu?" tanya Felix yang masih tidak habis pikir Bryan. "Bagaimana berkas ini sampai disini?"

"Tadi sudah aku bilang bukan, wanita yang kamu kirim yang membawanya," ucap Bryan menjelaskan kembali.

Felix masih mencerna dengan baik ucapan Bryan. Dan sebaliknya, Bryan yang baru saja menjelaskan, bahwa berkas yang di tangan Felix adalah berkas yang di bawa Shea, memahami kembali ucapannya.

"Kalau berkas ini yang di bawa wanita yang kamu masud, berarti wanita itu adalah sekretaris Regan." Felix lebih dulu menemukan jawaban dari ucapan Bryan.

Bryan langsung tersentak, saat mendengar bahwa wanita yang dia tiduri tadi adalah sekertaris Regan.

"Apa kamu tadi bertanya namanya?" tanya Felix. Felix benar-benar berharap bahwa dugaannya salah, kalau Shea lah yang datang berkas ini.

"Shea, namanya Shea." Bryan mengingat kembali nama wanita yang baru saja dia nikmati tubuhnya.

Tubuh Felix melemas mendengar nama Shea di sebut oleh Bryan. Dia tidak tahu bagaimana bisa Bryan mengira Shea adalah wanita yang di kirimnya. "Apa kamu tidak bertanya terlebih dahulu padanya?" Felix masih berusaha mencecar Bryan.

Bryan mengingat apa dirinya bertanya atau tidak. "Dia bilang, diminta oleh dirimu, kemari."

Felix benar-benar sudah kehilangan kesabarannya bertanya dengan Bryan. Rasanya Tuhan begitu adil menciptakan pria tampan di hadapannya, tapi begitu bodoh, setidaknya Bryan punya kekurangan dalam dirinya. "Maksudku, apa dia tidak menjelaskan tentang berkas ini?" tanya Felix seraya menunjukan berkas yang pegangnya.

Rasanya Bryan malas sekali mengingat sesuatu yang tidak penting. Yang dia ingat adalah hanya kenikmatan yang tadi dia dapatkan. Akan tetapi saat melihat tatapan tajam Felix, mau tidak mau dirinya mengingat.

Bryan mencoba mengingat, dan ingatannya sampai di saat Shea ingin pergi dari apartemennya dan mengatakan bahwa dirinya hanya mengantar berkas. "Ada, dia mengatakan itu."

"Lalu kenapa kamu tidak tahu, saat aku bertanya berkas ini?"

"Aku tadi terlalu bernapsu, jadi aku tidak terpikir."

"Apa kamu meniduri Shea?" tanya Felix begitu kaget.

"Lebih tepatnya aku memperkosanya, karena tadi dia menolak."

"Apa kamu gila? Apa kamu tidak tahu dia sekertaris Regan?" Felix masih tidak habis pikir bahwa Bryan meniduri Shea.

"Mana aku tahu. Yang aku tahu dia datang karena dirimu, jadi aku pikir dia datang memang hanya untuk ditiduri."

Felix memijat keningnya, rasanya kepalanya berdenyut, saat mendapati Bryan dengan santainya menjawab bahwa dia sudah meniduri Shea.

"Tapi harusnya kamu mengkonfirmasi dulu. Kamu tahu bukan sekarang bahwa dia sekretaris Regan, dan sekarang apa yang harus kita lakukan?"

"Kenapa harus susah-susah. Dia hanya sekretaris bukan? Tinggal berikan saja dia uang, dan dia akan tutup mulut."

"Apa kamu yakin dia mau?" tanya Felix.

Bryan membeku mendapatkan pertanyaan dari Felix. Dirinya mengingat bahwa Shea tadi merobek cek darinya. "Kamu atur saja, dan pastikan dia tutup mulut."

Felix hanya bisa pasrah saat mendengar ucapan dari Bryan. Sebagai atasannya, Bryan begitu menyebalkan, karena dalam situasi bersalah, dia melemparkan tanggung jawab menyelesaikan padanya. "Baiklah, aku akan mencoba menemuinya.

"Besok jam berapa aku berangkat?" Bryan mengingat perjalanannya ke luar negeri.

"Besok pagi jam tujuh... dan pastikan kamu tidak terlambat!" Felix memberikan peringatan keras pada Bryan.

"Iya," jawab Bryan malas. "Pastikan ada wanita selama aku di sana sebulan. Aku pasti akan sangat bosan di sana," ucapnya melanjutkan ucapannya.

Felix hanya bisa menghela napasnya. Mengenal Bryan sudah membuatnya tahu, bahwa membuat Bryan fokus pada pekerjaan adalah hal paling sulit.

**

Shea yang keluar dengan gontai, dari apartemen Bryan. Dengan menahan rasa sakit hati dan sakit di bagian bawah, Shea kembali ke rumahnya.

Menaiki taxi, Shea menuju rumahnya. Air mata yang masih tersisa, masih mengalir di pipinya. Sepanjang di dalam taxi, Shea masih meratapi nasibnya, yang menerima kejadian menyakitkan ini.

Entah dirinya harus menyalahkan siapa atas kejadian yang menimpanya. Regan yang memintanya mengantar berkas, atau dirinya yang menerima tawaran untuk masuk ke dalam apartemen Bryan.

Namun, semua sudah terjadi, dan tak bisa lagi dia hindari. hanya penyesalan saja yang tersisa, dalam dirinya.

Sesampainya di rumah, Shea langsung menganti baju yang di kenakannya. Rasanya dia benar-benar jijik melihat baju yang dia kenakan. Dirinya nampak seperti wanita murahan, saat memakai pakaian yang minim itu.

Saat Shea menganti bajunya, tampak tanda merah menghiasi tubuhnya. Melihat tubuhnya, rasanya Shea benci sekali dengan tubuhnya. Tubuh yang orang bilang indah, ternyata membuat pria itu menyakitinya.

Shea merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, sesaat setelah dirinya menganti bajunya. Matanya menatap kosong pada langit-langit kamarnya. Bayang-bayang kejadian tadi masih tergambar diingatannya dengan baik. Tidak ada yang keluarga, membuatnya tidak ada tempat bersandar di saat seperti ini.

Harapannya seketika hancur berkeping-keping. Andai masih ada orang tuanya, pastilah mereka akan sangat kecewa dengan Shea yang telah membuat malu mereka. Tetapi walaupun tidak adanya orang tua, tetap saja dirinya malu dengan semua yang terjadi padanya.

Shea meraba tubuhnya, seakan mengingat perlakuan kasar dari Bryan yang menyakitkan. Dilihatnya pergelangan tangannya, dan mendapati jejak merah yang membekas menyisakan sakit. Akan tetapi mungkin sakitnya, tidak akan lebih sakit dari bagian bawah miliknya.

Saat mengingat sakit yang di rasakan olehnya, kebencian pada Bryan kembali muncul. Ingin rasanya dia melaporkan Bryan, dan membawa kasus ini ke meja hijau. Tapi dia mengingat ucapan Bryan, bahwa dia bisa membayar pengadilan untuk memenangkan kasus ini. Usahanya akan sia-sia saja, jika dia tetap berusaha melawan Bryan. Dengan muda Bryan akan membuat dirinya seolah tidak bersalah, mengingat dirinyalah yang datang ke apartemen Bryan.

Pikirannya yang begitu dipenuhi kesedihan, akhirnya mengantarkannya memejamkan matanya. Rasa lelah yang masih begitu mendera, membuatnya seketika terbawa ke dalam alam mimpi.

**

Keesokan paginya, Shea bangun dan bersiap ke kantor. Sebenarnya dia masih ingin di rumah, tapi mengingat tanggung jawabnya, dia tidak mau mengecewakan. Shea ingat betul bahwa masuk ke Maxton Company, adalah impiannya, dan dia tidak mau menyianyiakan kesempatan ini.

Mencoba bersemangat, Shea menuju ke halte bus. Dengan berjejalan di dalam bus, Shea menuju ke kantornya. Sesampainya di kantor, Shea langsung menuju ke meja kerjanya. Menyalakan laptopnya, memulai aktifitasnya.

Tapi pikirannya tetap kosong, fokusnya beralih pada kejadian demi kejadian yang menimpa dirinya. Bayangan-bayangan itu belum bisa hilang sama sekali dari ingatannya.

"Pagi," sapa Regan yang baru saja datang. Saat keluar dari lift, Regan melihat Shea yang melamun. Biasanya Shea akan menyapanya terlebih dahulu padanya, tapi sampai saat langkahnya sampai di dekat meja Shea, wanita itu tidak menyadari sama sekali. Akhirnya Regan menyapa Shea lebih dulu.

Shea tersentak saat mendengar seseorang menyapanya. Dirinya langsung menengadah melihat ke arah orang yang menyapanya. Mata yang mengecil akibat menangis semalam, seketika membulat sempurna menampilkan pupilnya, saat melihat Regan lah yang di hadapannya. "Pagi, Pak," sapa Shea.

Regan menatap tajam pada Shea. Dalam hatinya, berpikir ada yang nampak berbeda dari Shea. Mata Shea yang biasanya nampak indah, terlihat mengecil. Terlihat matanya sembab, dan Regan yakin itu karena menangis. "Apa kamu baik-baik saja?" Suara Regan terdengar datar, tapi penuh penekanan.

Menyadari bahwa Regan memperhatikannya, Shea langsung menundukkan pandangannya, menyembunyikan matanya yang sembab. "Saya baik-baik saja, Pak," ucap Shea seraya menundukkan pandangan.

Regan bukan tipe orang yang suka memaksa. Saat dia mendapati bahwa Shea tidak mau mengatakan apa-apa, dia tidak mendesak, dan memaksa. "Baiklah, kalau begitu bacakan jadwalku," ucap Regan.

"Baik, Pak." Shea langsung mengekor, mengikuti Regan masuk ke dalam ruangan Regan.

Berdiri di samping meja kerja Regan, Shea membacakan jadwal Regan. Shea masih menundukkan pandangannya, agar Regan tidak melihat matanya.

Ingin rasanya dia mengatakan pada Regan apa yang menimpa dirinya, tapi mungkin percuma jika dia mengatakan pada Regan, mengingat Bryan adalah adik iparnya.

"Apa kamu sudah antar berkas pada pihak Adion Company?" tanya Regan.

Saat di tanya tentang berkas yang harus di antarnya ke Adion Company, dirinya mengingat bahwa Bryan tidak menanggapi sama sekali berkas yang dia berikan. Bryan malah sibuk dengan dirinya. "Sudah, Pak?" Shea hanya berharap Bryan akan melihat berkas yang di bawanya.

Regan yang mendengar jawaban Shea, tergerak untuk menatap Shea. Regan melihat dengan jelas, bahwa Shea masih menunduk. Dalam hatinya masih bertanya, apa yang terjadi pada sekretarisnya itu.

Saat mata Regan memperhatikan Shea, matanya menajam saat melihat tanda merah yang berada di leher Shea. Sebagai seorang pria, di tahu bahwa itu adalah bekas kecupan, karena dirinya biasa melakukannya pada Selly.

Namun, Regan memutar ingatannya, kemarin Shea mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki kekasih. Siapa yang mengecup Shea dan meninggalkan bekas, batin Regan.

"Apa ada lagi, Pak?" tanya Shea pada Regan.

Regan yang sibuk dengan pikirannya tersentak, saat mendapatkan pertanyaan dari Shea. "Tidak."

"Baiklah, saya permisi." Shea berlalu sesaat setelah meminta izin.

Regan masih memandang Shea, hingga Shea hilang dari pandangannya, hilang di balik pintu. "Aku rasa ada yang terjadi padanya."

.

.

.

.

Terimakasih sudah membaca.

Jangan lupa like ya☺️

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

semangat Mom shea 💪

2024-03-03

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

moga Regen segera tau yg di lakukan Bryan pda She🤔

2023-02-20

0

Reza Indra

Reza Indra

Semoga masalah shea d ketahui oleh Regan & isterinya..

2022-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Terpesona
2 Kejadian yang menyakitkan
3 Harapannya seketika hancur
4 Aku tidak akan menerimanya
5 Dia hamil?
6 Bukan aku yang menghamili
7 Aku tidak mau menikah dengannya
8 Tidak akan kalah
9 Dimana aku harus tanda tangan?
10 Pernikahan
11 Malam pertama
12 Aku harap dia mendengar
13 Makanan khusus ibu hamil
14 Berapa lama orang hamil?
15 Memotong
16 Kamu tidak pantas di sebut manusia
17 Menganggap Shea adik
18 CEO miskin!
19 Juga CEO bodoh!
20 Ini steak untukmu
21 Bolehkah aku iri?
22 Jika aku menyakitimu!
23 Sedekah pada orang miskin
24 Setengah sahamku
25 Sedang di uji
26 Sebuah ciuman
27 Satu, dua, tiga.... delapan.
28 Seksinya wanita hamil
29 Menantang Bryan
30 Senjata makan Tuan
31 Bayangan indah
32 Diamlah!
33 Mengobatinya aku bisa
34 Aku tidak akan pulang
35 Apa kamu mau bunuh diri?
36 Kenapa aku tidak ingat?
37 Tega sekali kamu
38 Aku akan memaafkanmu
39 Lebih mellow
40 Apa demammu sudah reda?
41 Apa benar aku jatuh cinta?
42 Seberapa paniknya aku.
43 Tempat bekal makan
44 Berhentilah membandingkan
45 Tembus pandang
46 Mengecek
47 Perhitungkan sejak awal
48 Kekaguman
49 Buatlah dia mencintaimu
50 Memberikan kesempatan
51 Kegiatan baru
52 Langkah pertama
53 Izinkan
54 Khawatir
55 Membuatmu terbiasa
56 Satu kecupan
57 Tidak akan membiarkan
58 Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59 Bertahan
60 Noda
61 Aku akan menghapusnya
62 Dimulai
63 Buku diary
64 Membuatnya sekali
65 Apa yang bisa di banggakan?
66 Memelukmu
67 Mencium
68 Juga merasakan
69 Tidak takut
70 Berkencan
71 Ada kamu
72 Nikmati kencan kita
73 Jangan ditutupi!
74 Jangan percaya!
75 Aku harus pergi
76 Berpamitan
77 Sayang
78 Rencana
79 Aku merindukanmu
80 Menarik
81 Kata dokter
82 Maafkan papa
83 Aku mencintaimu
84 Aku bisa jelaskan
85 Dimana Shea?
86 Sedang apa?
87 Parfum
88 Parfum lagi
89 CCTV
90 Serasa malam pertama
91 Terbawa suasana
92 Awal untuk kita
93 Hasil karya
94 Kegiatan baru
95 Dua sama
96 Tergila-gila
97 Syarat apa?
98 Alasan klasik
99 Istirahatlah!
100 Pertemuan Selly dan Regan
101 Merasakan apa yang aku rasakan
102 Baju apa ini?
103 Itu hanya sensasi saja
104 Aku percaya padamu
105 Klien khusus
106 Biarkan menjadi kejutan
107 Seberapa pertahanannya?
108 Membuatku selalu jatuh cinta
109 Bagaimana aku bisa marah
110 Sejojo (sejoli jomlo)
111 Seharian sibuk
112 Bekal
113 Meninjau proyek
114 Hanya pergi berdua?
115 Menyusul
116 Perutku teras kencang
117 Panik
118 Air mata
119 Keajaiban
120 Baby El
121 Baby CEO
122 Terima Kasih
123 Promo Novel
124 Novel Baru Labuhan Cinta
125 Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126 Promo Giveaway My Baby CEO
127 Info Novel
128 Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129 INFO
130 Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131 Bos Duda Kesayangan
132 Promo Novel Di NT
133 PO Labuhan Cinta
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Terpesona
2
Kejadian yang menyakitkan
3
Harapannya seketika hancur
4
Aku tidak akan menerimanya
5
Dia hamil?
6
Bukan aku yang menghamili
7
Aku tidak mau menikah dengannya
8
Tidak akan kalah
9
Dimana aku harus tanda tangan?
10
Pernikahan
11
Malam pertama
12
Aku harap dia mendengar
13
Makanan khusus ibu hamil
14
Berapa lama orang hamil?
15
Memotong
16
Kamu tidak pantas di sebut manusia
17
Menganggap Shea adik
18
CEO miskin!
19
Juga CEO bodoh!
20
Ini steak untukmu
21
Bolehkah aku iri?
22
Jika aku menyakitimu!
23
Sedekah pada orang miskin
24
Setengah sahamku
25
Sedang di uji
26
Sebuah ciuman
27
Satu, dua, tiga.... delapan.
28
Seksinya wanita hamil
29
Menantang Bryan
30
Senjata makan Tuan
31
Bayangan indah
32
Diamlah!
33
Mengobatinya aku bisa
34
Aku tidak akan pulang
35
Apa kamu mau bunuh diri?
36
Kenapa aku tidak ingat?
37
Tega sekali kamu
38
Aku akan memaafkanmu
39
Lebih mellow
40
Apa demammu sudah reda?
41
Apa benar aku jatuh cinta?
42
Seberapa paniknya aku.
43
Tempat bekal makan
44
Berhentilah membandingkan
45
Tembus pandang
46
Mengecek
47
Perhitungkan sejak awal
48
Kekaguman
49
Buatlah dia mencintaimu
50
Memberikan kesempatan
51
Kegiatan baru
52
Langkah pertama
53
Izinkan
54
Khawatir
55
Membuatmu terbiasa
56
Satu kecupan
57
Tidak akan membiarkan
58
Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59
Bertahan
60
Noda
61
Aku akan menghapusnya
62
Dimulai
63
Buku diary
64
Membuatnya sekali
65
Apa yang bisa di banggakan?
66
Memelukmu
67
Mencium
68
Juga merasakan
69
Tidak takut
70
Berkencan
71
Ada kamu
72
Nikmati kencan kita
73
Jangan ditutupi!
74
Jangan percaya!
75
Aku harus pergi
76
Berpamitan
77
Sayang
78
Rencana
79
Aku merindukanmu
80
Menarik
81
Kata dokter
82
Maafkan papa
83
Aku mencintaimu
84
Aku bisa jelaskan
85
Dimana Shea?
86
Sedang apa?
87
Parfum
88
Parfum lagi
89
CCTV
90
Serasa malam pertama
91
Terbawa suasana
92
Awal untuk kita
93
Hasil karya
94
Kegiatan baru
95
Dua sama
96
Tergila-gila
97
Syarat apa?
98
Alasan klasik
99
Istirahatlah!
100
Pertemuan Selly dan Regan
101
Merasakan apa yang aku rasakan
102
Baju apa ini?
103
Itu hanya sensasi saja
104
Aku percaya padamu
105
Klien khusus
106
Biarkan menjadi kejutan
107
Seberapa pertahanannya?
108
Membuatku selalu jatuh cinta
109
Bagaimana aku bisa marah
110
Sejojo (sejoli jomlo)
111
Seharian sibuk
112
Bekal
113
Meninjau proyek
114
Hanya pergi berdua?
115
Menyusul
116
Perutku teras kencang
117
Panik
118
Air mata
119
Keajaiban
120
Baby El
121
Baby CEO
122
Terima Kasih
123
Promo Novel
124
Novel Baru Labuhan Cinta
125
Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126
Promo Giveaway My Baby CEO
127
Info Novel
128
Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129
INFO
130
Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131
Bos Duda Kesayangan
132
Promo Novel Di NT
133
PO Labuhan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!