BAB 20 - MAWAR SILUMAN

"Kau memasuki wilayah terlarang! hentikan langkahmu!" seru sosok itu.

Sanada Kuranoshin memperhatikan 5 orang tengu yang menyandang pedang lengkung, dua diantaranya menggenggam hachiwara, sejenis senjata besi bercabang yang digunakan untuk menjepit pedang.

Kuranoshin tertawa, "Ogah! aku justru mau menanyakan sesuatu. bisakah?"

keempat tengu saling berpandangan. salah satunya maju. "Apa yang hendak kau tanyakan?"

"Dimana aku bisa menemukan mawar siluman?" tanya Kuranoshin sambil cengengesan.

tengu itu tertawa sejenak. "Apa kau pikir bisa menemukan tanaman itu disini?"

Sanada Kuranoshin menggaruk-garuk kepalanya. "Nggak juga sih... tapi tanaman itu masih ada bukan?"

tengu itu mendengus. "Tanaman itu tumbuh disekitar bekas kuil tuan Yoshitsune." jawabnya, namun menyilangkan pedangnya didepan, "Tapi kau takkan bisa mencapai tempat itu."

"Kalian ini mengganggu orang yang sedang berupaya menyelamatkan orang lain." gerutu Sanada Kuranoshin tapi disamarkan dengan tertawaan. "Tak bisakah kalian berperilaku dermawan? aku hanya butuh sekeranjang saja."

"Tidak tanpa melangkahi mayat kami." seru tengu yang satunya maju menerjang Kuranoshin.

terprovokasi dengan serangan salah satu Tengu membuat Tengu yang lainnya ikut maju mengeroyok Kuranoshin. dengan geram Kuranoshin maju menyongsong serangan mereka.

pemuda itu berhasil menangkap salah satu hachiwara yang diayunkan lawan. berbekal senjata penjepit itu ia melayani para tengu yang maju mengeroyok.

mungkin karena sebuah hubungan kekeluargaan diantara anggota bandit Kansai, mereka merasakan pimpinan mereka dalam bahaya sehingga beberapa orang akhirnya maju menanjaki tanah pegunungan itu.

mereka mendapati Kuranoshin yang sementara dikeroyok oleh 5 orang tengu membuat satu persatu anggota bansit Kansai itu menggeram marah.

"Beraninya kalian main keroyokan! hadapi kami!!" seru salah satu anggota bandit Kansai yang langsung maju menerjang kumpulan musuh diikuti oleh yang lainnya.

terjadi pertarungan hampir seimbang antara kelima orang tengu menghadapi beberapa anggota bandit Kansai. Kuranoshin menyelusup dari sana dan berhasil meloloskan diri dari pertarungan tersebut.

"Kalian hadapi mereka. aku akan ke puncak mencari apa yang diinginkan oleh pelanggan kita." seru Kuranoshin sambil melambaikan tangan nya.

Sanada Kuranoshin terus berlari mempergunakan kecakapan meringankan tubuh untuk tiba dipuncak dan menemukan kuil bekas persemayaman sang pahlawan perang Dan no Ura, Genkuro Yoshitsune.

ia akhirnya tiba dipelataran lebar. sisi-sisi tempatnya ditumbuhi belukar tinggi. ia menatapi tanah lapang yang dipercaya sebagai bekas kuil yang digunakan Genkuro Yoshitsune untuk menyepi.

Sanada Kuranoshin mengedarkan pandangan mencari tanaman yang diinginkannya. memang tanaman mawar siluman sering berasosiasi dengan tumbuhan lain sehingga sukar dibedakan jika tidak teliti mencari.

Kuranoshin mulai meneliti satu persatu belukar yang tumbuh disekitaran tanah lapang itu. senyum pemuda itu merekah setelah mendapati beberapa batang mawar siluman yang nampak tersamarkan dengan belukar lain.

baru saja, tangannya terulur menjamah tanaman itu, terdengar bentakan dibelakangnya.

" Siapa kau?! berani sekali kau memasuki area ini?!" bentak wanita yang tak lain adalah Mochizuki Chiyojo.

Kuranoshin hanya sejenak memandangnya lalu kembali mulai memetiki tanaman itu. merasa tidak dipedulikan, amarah wanita itu menggelora lagi.

"Kau mau cari mati. ya?!" bentak Chiyojo lagi dengan nada yang keras.

"Maafkan saya... tapi saya harus memetik beberapa tanaman ini untuk tujuan yang penting." kata Kuranoshin.

"Kepentingan apa?" tanya Chiyojo tetap dengan tatapan angkernya.

"Menyembuhkan orang yang sedang sakit." jawab Kuranoshin dengan santai, "Boleh, kan? jangan pelit begitu, nanti tak dapat jodoh lho."

sebenarnya mendengar kata yang menyinggung orang sakit, membuat Chiyojo mengendurkan kewaspadaan, namun akhir perkataan Kuranoshin kembali membuatnya marah.

"Jangan mimpi untuk mendapatkan tanaman itu!!" seru Chiyojo maju sambil mengembangkan tangan. wanita itu membaca jumon.

langit menjadi mendung dan awan bergulung datang mengeruhkan lazuardi langit yang semula biru. rambut Chiyojo yang terurai mengembang ke segala arah menimbulkan kesan dalam hati Kuranoshin bahwa wanita dihadapannya tak ubahnya mirip yokai.

tiba-tiba selarik cahaya halilintar berpadu dentuman guntur muncul dan menghujam tanah dihadapan Chiyojo. sekitaran menjadi silau membuat Kuranoshin menghalangi wajahnya dengan lengan kirinya.

begitu cahaya memudar, pemuda itu melihat sebilah pedang tergenggam ditangan Chiyojo. dengan senyum puas, wanita itu menghunus pedang tersebut dan mencampakkan warangkanya ke tanah. senjata itu kemudian diacungkan kearah Kuranoshin.

"Pedang apa tuh?" tanya Kuranoshin.

"Si Pembunuh Iblis milik mendiang Minamoto Yoshinaka." jawab Chiyojo dengan bangga.

Kuranoshin sendiri mengetahui senjata tersebut. pedang itu termasuk pusaka milik keluarga Genji. dulu dalam perang Ichi no Tani, Minamoto Yoshinaka menggunakan pedang itu untuk meluluh lantakkan armada laut pasukan Taira.

"Pedang yang bagus..." ujar Kuranoshin seraya mengangkat jempolnya kearah Chiyojo.

"Sekarang....kau akan merasakan ketajaman bilahnya." seru Chiyojo hendak maju.

namun langkah wanita itu tertahan ketika mendengar suara seruling. melodi yang mendayu-dayu menghiasi udara. tak lama kemudian seorang pendeta kelana muncul ditempat itu.

"Hei komuso, menyingkirlah..." kata Chiyojo.

"Omitohud..." kata pendeta kelana itu seraya merangkapkan tangabnya didada kemudian mendekati Kuranoshin yang bercakak pinggang.

"Kakek Raimaru... untung kau muncul..." kata Kuranoshin dengan penuh rasa lega.

"Apa? kalian saling mengenal?" ujar Chiyojo kemudian menyilangkan pedang didepannya.

"Pedang yang semestinya digunakan untuk membela keadilan... justru digunakan untuk menghalanginya... sungguh sayang... " kata Raimaru sambil membungkuk.

"Kakek pengelana. Jangan terlalu mengumbar khutbah disini... menyingkirlah jika kau masih menghargai hidupmu." gertak Chiyojo.

melihat si pendeta kelana tak juga beranjak, membuat Chiyojo berkesimpulan keduanya hendak menyerangnya. tanpa menunggu lama, wanita itu maju menerjang dan mengayunkan pedang tersebut.

untuk menghadapi Chiyojo yang berbekal pedang pusaka, kedua lelaki itu memutuskan menyerang wanita itu dari 2 arah yang berbeda. Chiyojo menyadari benar hal itu. ia menyerang kedua orang itu secara bergantian.

tak lama 7 orang anggota bandit Kansai muncul disana. melihat pimpinannya sementara bertarung dengan Chiyojo, mereka hendak membantu.

"Kalau begitu, bantu kakek pendeta ini. aku sementara memetik mawar siluman." seru Kuranoshin.

ketujuh anggota bandit Kansai itu maju menyerang disaat Kuranoshin menarik diri dari pertempuran. Chiyojo semakin memperketat serangannya karena sekarang ia diserbu dari segala arah.

sementara Kuranoshin kembali sibuk memetik batang-batang tanaman mawar siluman. ia mengumpulkannya sesuai dengan permintaan yang diajukan Shin Yoshida, sekeranjang penuh.

merasa sudah memenuhi jumlah yang diinginkan, tiba-tiba Kuranoshin bersuit-suit. sontak ketujuh anggota bandit langsung berpencaran ke segala arah dan menghilang direrimbunan pohon.

"Kakek Raimaru... maaf aku harus pergi mengantar pesanan junjungan kita di Odawara. aku tinggalkan perempuan ini untukmu." seru Sanada Kuranoshin seraya melambaikan tangan dan meninggalkan medan pertempuran.

kini tinggallah Raimaru yang meladeni Chiyojo hanya berbekal seruling shakuhachi saja. dengan cekatan kakek itu menangkis segala serangan yang dilancarkan Chiyojo kepadanya.

Raimaru berpikir untuk menyudahi saja pertempurannya dengan wanita itu. maka kakek itu langsung mengambil sebuah bola kecil dan membantingnya ke tanah.

DUAR!!!!

BLESSSHHHHHH....

dentuman kecil terdengar disusul dengan kumpulan asap yang menyeruak menjadi tabir tebal yang menghalangi penglihatan Chiyojo. wanita itu menyibak-nyibak asap tersebut hingga memudar. keberadaan si pendeta kelana itu tak lagi berada disana.

"Brengsek kau pengelana! aku akan mencincang kamu kalau aku menemukanmu lagi!!!!" teriak Chiyojo dengan kesal sambil menusukkan bilahan pedang ke tanah.

...****...

Mugen tersenyum puas menatapi sekeranjang kecil tanaman mawar siluman. ia berharap tanaman ini mampu meredakan sakit, atau minimal mengurasi rasa sakit dari Hojo Ujiyasu.

dengan tangkas tabib itu mulai menumbuk dan menghaluskan tanaman tersebut kemudian menyaring airnya untuk diminum dan mempergunakan ampas tanaman sebagai kompres.

Shin Yoshida meninggalkan bilik tersebut dengan senyum kemenangan dan melompat-lompat kegirangan karena berhasil melaksanakan misinya.

...***...

Kato Danjo mengumpat-umpat dan menyumpahi Kotaro yang telah mengganggu kesenangannya hendak menggauli Chiyojo. untung saja ki miliknya tidak banyak terkuras akibat hantaman energi Orochi yang dikerahkan Kotaro. Danjo berhasil melarikan diri ketika Chiyojo terlibat pertarungan melawan Kotaro di teras kuil.

sejak itu keberadaan Kato Danjo seakan terhapus dari benak para shinobi. tak ada yang mengetahui dirinya saat ini. namun sang lelaki ini hanya menyamarkan dirinya dan tinggal di Edo.

Lelaki itu merubah penampilannya dan membangun kedai merangkap losmen kemudian melayani para wanita berkelas yang memiliki riwayat perselingkuhan. dari pekerjaan itu Danjo menikmati hasilnya berupa limpahan kepingan-kepingan ryo emas yang menggunung. bahkan Danjo berhasil membuka cabang usahanya di Shimosa, Awa dengan Edo sebagai kantor pusat.

Danjo kini lebih banyak menghabiskan waktu dibalik meja kerja bertemankan sempoa dan kepingan ryo emas. keberadaannya sekarang sulit dilacak para samurai nekomata karena begitu nyaris sempurnanya Danjo merubah penampailannya.

Shin Yoshida sendiri diminta Kotaro untuk mencari keberadaan lelaki pemetik bunga tersebut. hanya secuil yang diketahui para samurai nekomata bahwa Danjo tak pernah meninggalkan kawasan Kanto.

untuk sementara, Danjo merasa aman dari ancaman keluarga Uesugi, keluarga Takeda, dan keluarga Hojo. kepiawaiannya mengatur usaha dagangnya membuat kedai dan losmennya memiliki banyak pelanggan.

Danjo menikmati petualangannya dari satu perempuan ke perempuan lain. pelayanannya begitu memuaskan menjadikannya terkenal diantara wanita-wanita haus birahi.

namun kali ini... ia menemui kesialannya...

Suatu kali Shin Yoshida baru saja kembali dari kastil Hachioji setelah mengawal Hojo Ujiteru dikediamannya. berbekal uang hadiah dari penguasa benteng Hachioji, anak berambut mo-hawk tertarik mengunjungi salah satu losmen yang banyak dikunjungi para lelaki.

anak itu melihat sebuah kedai yang banyak dikunjungi oleh lelaki. merasa tertarik anak itu memasuki bangunan tersebut. Shin Yoshida memutuskan masuk ke bilik di ujung bangunan.

banyak pengunjung yang terheran-heran melihat seorang anak kecil dengan enteng memasuki sebuah bilik. beberapa tertawa. memang Shin Yoshida tak menyadari dirinya menjadi pusat perhatian. tapi anak itu tak perduli. ia terus saja masuk dan langsung duduk di tatami, kemudian bertepuk tangan.

tak lama kemudian seorang pramusaji muncul dan menanyakan menu hidangan yang ingin disantap oleh Shin Yoshida. setelah memesan makanan, ia mengingatkan pramusaji itu untuk minta didatangkan seorang geisha untuk menemaninya.

semula pramusaji itu menatapi Shin Yoshida dengan heran. tapi tatapan mantap anak itu akhirnya membuat pramusaji itu mengangguk.

sepeninggal pramusaji itu, Shin Yoshida mencomot salah satu hidangan dan mencicipinya. beberapa saat kemudian pintu shoji bergeser dan masuklah seorang geisha berusia 20 tahun. ia menggenggam gitar koto kemudian membungkuk dengan takzim. Shin Yoshida memperkenankannya masuk. wanita itu masuk lalu duduk agak berjauhan dengan posisi berhadapan. mulailah wanita itu memainkan alat musiknya dan menyanyikan sebuah lagu.

Shin Yoshida sejenak menikmati lagu itu kemudian meminta geisha itu menemaninya makan.

"Tak usah canggung... temanilah aku.... anggap saja aku adikmu" kata Shin Yoshida sambil cengengesan, "Atau kekasihmu saja..."

geisha itu menutup mulutnya menahan semburan tawa yang dikhawatirkan akan menyinggung perasaan anak itu. bagaimanapun itu adalah tamunya dan ia wajib menghormatinya. wanita itu mendekat dan duduk disisi Yoshida.

"Apakah kau asli sini?" tanya Shin Yoshida, "Siapa namamu?"

"Aku Kaneko, aku asli Hitachi..." jawab geisha tersebut membuka mulut menerima suapan tofu yang disuap oleh Shin Yoshida.

"Oh ya? aku juga dari Hitachi. namaku Yoshida." kata anak itu bersemangat. geisha itu tersenyum.

"Mengapa anda kemari tuan muda? tempat ini tak layak untukmu." tegur Kaneko dengan santun.

Shin Yoshida terkekeh, "Memang...aku hanya tertarik melihat banyak pengunjung disini. jadi aku masuk juga."

Kaneko berinisiatif mengambil sebuah tofu dan menyuapi Shin Yoshida. anak itu senang bukan main.

"Anda tentu heran melihat banyak orang yang tertawa ketika melihat anda memasuki bilik ini." kata Kaneko.

"Oh, jadi aku yang menjadi pusat perhatian mereka? hebat dong." kata Yoshida asal-asalan.

Kaneko menggeleng-gelengkan kepalanya menyadari sikap ugal-ugalan anak itu. Yoshida kembali meminta Kaneko menghabiskan hidangan. anak itu tidak terlalu lapar, ia hanya terkesan dengan banyaknya pelanggan lelaki yang mengunjungi kedai ini membuatnya tertarik untuk mencobanya.

"Sejak kapan kau bekerja disini, Kaneko?" tanya Yoshida.

"Sejak aku berusia 12 tahun." Kaneko maju memijiti pundak Yoshida membuat anak itu menjadi rileks. Kaneko menceritakan kisah hidupnya.

ayah ibunya memiliki hutang yang banyak dan hampir tak mampu dilunasi. sebagai jaminan pembayar hutang, rentenir itu merampas Kaneko dan menjualnya ke kedai ini. sebelumnya wanita itu digagahi oleh pemilik kedai dan setelah itu ia di suruh menjadi geisha.

Yoshida menggeram. ditatapinya Kaneko.

"Boleh kutahu, siapa nama pemilik kedai ini?" tanya Shin Yoshida.

"Mogami Dooki." jawab Kaneko.

Shin Yoshida mengangguk-angguk. anak itu lalu bangkit. ditatapinya Kaneko dengan tatapan teduh.

"Aku permisi dulu, Kaneko." kata Shin Yoshida. "Jika aku kemari lagi, dapatkah kau menemaniku?"

Kaneko tersenyum dan mengangguk pelan, "Sesuai keinginanmu tuan."

...***...

pertemuan dengan Kaneko menimbulkan kesan tersendiri bagi Yoshida. ia mulai intens mengunjungi kedai itu setelah selesai mengawal dan melaksanakan segala perintah Hojo Ujiteru di kastil Hachioji.

bahkan muncul gosip baru di kedai itu. Kaneko menjalin hubungan dengan seorang anak dibawah umur. ramai perbincangan para geisha yang menyinggung pribadi Kaneko. namun wanita itu tak menghiraukannya. ia hanya bersikap profesional.

isu itu semakin gencar manakala setiap Shin Yoshida berkunjung, ia hanya mau dilayani oleh Kaneko. bahkan dengan arogan, Shin Yoshida pernah menumpahkan isi kantungnya membuat kepingan-kepingan ryo emas memenuhi lantai, sekedar menggertak para pelanggan lainnya agar jangan ada yang menyentuh atau membooking wanita pilihannya.

sejak saat itu, tak ada satu pun geisha yang menganggap remeh Kaneko. karena dari sekian penghasilan para geisha, Kaneko yang memiliki pendapatan terbanyak. dan itu sangat menyenangkan pemilik kedai.

...****...

"Kaneko.... aku ingin menemui majikanmu..." kata Shin Yoshida ketika keduanya bersama dibilik yang sama. anak itu menyandarkan kepalanya dipaha Kaneko. ia menikmati belaian lembut jari lentik wanita itu dirambut mo-hawk berwarna kecoklatan.

"Kalau boleh kutahu...mengapa kau ingin menemuinya?" tanya Kaneko dengan hati-hati.

"Ada saja..." itu saja yang terucap dari bibir anak itu diiringi dengan senyuman khas anak badung. Kaneko sendiri hanya bisa tersenyum.

...***...

"Kaneko... kamu dipanggil majikan" kata pengelola kedai yang menemui Kaneko dibiliknya sedang merias diri.

"Dimana beliau?" tanya Kaneko.

"Dilantai atas. dia menunggumu. sekarang!" perintah pengelola kedai itu.

Kaneko melangkah menuju lantai 3. disana hanya ada bilik khusus berukuran luas yang ditinggali pemilik Kedai. ketika Kaneko menggeser pintu shoji, dan masuk, nampak si pemilik kedai bernama Kogami Dooki sedang duduk menghitung pendapatan hari itu dengan menggunakan sempoa.

"Duduklah Kaneko..." kata Mogami Dooki mempersilahkan.

Kaneko sendiri kemudian mengambil posisi duduk bersimpuh menghadap kearah Mogami Dooki yang masih tenggelam dalam kesibukannya.

akhirnya ia merampungkannya. Mogami Dooki bangkit dan melangkah menuju perempuan itu dan duduk bersila didepan Kaneko.

"Bagaimana kabarmu hari ini, Kaneko?" sapa Mogami Dooki sambil tersenyum.

"Saya baik-baik saja." jawab Kaneko. "Ada apa tuan memanggilku?"

"Aku mendengar gosip, kau menjalin hubungan dengan seorang anak dibawah umur, begitukah Kaneko?" selidik Mogami Dooki memajukan wajahnya kearah Kaneko.

"Saya hanya bersikap profesional saja, tuan. tak lebih." jawab Kaneko dengan tenang.

"Tapi aku khawatir, anak itu akan menyukaimu." kata Mogami Dooki dengan senyum penuh makna.

Kaneko tersenyum, "Tentu dia menyukaiku, tuan. dia ku anggap seperti adikku sendiri. "

"Baguslah kalau begitu. " kata Mogami Dooki, "Kupikir itu hanya perasaanku saja. tapi biasanya prediksiku benar."

DEG....

jantung Kaneko berdebar mendengar penuturan majikannya. sedalam itukah perasaan Shin Yoshida padanya?

namun Kaneko berupaya menetralisir hatinya. ia tersenyum. "Kuharap apa yang tuan khawatirkan tidak terjadi."

"Kuharap begitu." Mogami Dooki bangkit dan menatapi Kaneko dengan tatapan yang sudah dapat diprediksi oleh geisha itu. "Aku tak ingin anak itu merampas gadisku."

...ooOOoo...

Episodes
1 BAB 1- KELAHIRAN YANG DIHARAPKAN
2 BAB 2- PENGHARAPAN YANG DIHANCURKAN
3 BAB 3- HARAPAN YANG MASIH BELUM SIRNA
4 BAB 4 - TAMU TAK DI UNDANG
5 BAB 5- ANAK SILUMAN ?
6 BAB 6 - GURU DAN MURID
7 BAB 7 - WARGA DESA RAPPA
8 BAB 8 - WAHAM
9 BAB 9 - KARMA
10 BAB 10 - KINNARA
11 BAB 11- INARI
12 BAB 12 - TUGAS PERDANA
13 BAB 13 - PARA SILUMAN ANGIN
14 BAB 14 - PERBURUAN
15 BAB 15 - IKLIM YANG MEMANAS
16 BAB 16 - KOMPROMI
17 BAB 17 - SI PERAYU
18 BAB 18 - SAMURAI PEGUNUNGAN
19 BAB 19 - TENGU
20 BAB 20 - MAWAR SILUMAN
21 BAB 21 - RANTING RAPUH YANG PATAH
22 BAB 22 - TEBUSAN
23 BAB 23 - SERGAP
24 BAB 24 - SERANGAN
25 BAB 25 - MIMASETOGE # 1
26 BAB 26 - MIMASETOGE # 2
27 BAB 27 - MIMASETOGE # 3
28 BAB 28 - BENCI TAPI CINTA
29 BAB 29 - SEBATANG BAMBU YANG RUBUH
30 BAB 30 - ANGIN KERING DI ISTANA ODAWARA
31 BAB 31 - CINTA SESAT YANG MEMBARA
32 BAB 32 - PERNYATAAN CINTA SANG KAZAMA
33 BAB 33 - GANJALAN YANG TAK TERUNGKAP
34 BAB 34 - AWANG YANG MENELUNGKUP
35 BAB 35 - MIKATAGAHARA
36 BAB 36 - MEGA KUSAM DI BUMANTARA KOFU
37 BAB 37 - PESAN RAHASIA SANG PANGERAN
38 BAB 38 - BENCANA DI KEDIAMAN MOCHIZUKI
39 BAB 39 - SI PENGANCAM
40 BAB 40 - KEBIMBANGAN
41 BAB 41 - PERUNDINGAN PENENTU SIKAP
42 BAB 42 - TAWARAN KERJA SAMA
43 BAB 43 - GADIS DISARANG PENYAMUN
44 BAB 44 - SIAPA KAU SEBENARNYA?
45 BAB 45 - PERTEMPURAN DITENGAH MALAM
46 BAB 46 - SEKUNTUM MAWAR YANG LAYU
47 BAB 47 - KEBIMBANGAN DALAM KEPASTIAN
48 BAB 48 - TERBONGKAR SEMUA AIB.
49 BAB 49 - JODOH SANG KAZAMA
50 BAB 50 - KONSPIRASI BALASAN
51 BAB 51- PEMBAIATAN BERBALUT KUDETA
52 BAB 52 - PENGKHIANATAN DITENGAH MALAM
53 BAB 53 - KEMBANG YANG JATUH KE TANAH
54 BAB 54 - KUDETA DI ISTANA OTATE
55 BAB 55 - MENGUNGSI KE SAMEGAO
56 BAB 56 -KUNJUNGAN KE UTARA
57 BAB 57 - PANGERAN YANG EKSENTRIK
58 BAB 58 - ANCAMAN BAGI PUTRI KAI
59 BAB 59 - MENGGULUNG TIKAR YANG HALUS
60 BAB 60 - MEROBEK KEMBANG YANG JATUH.
61 BAB 61 - TEBUSAN DALAM KESEDIHAN
62 BAB 62 - KEPUTUSAN YANG CEROBOH
63 BAB 63 - KARMA YANG BERULANG
64 BAB 64 - BELUKAR BERDURI DISISI JALANAN
65 BAB 65 - ANCAMAN PERANG
66 BAB 66 - PAMERAN KEKUATAN MILITER
67 BAB 67 - AROGANSI SANG KUCING BESAR
68 BAB 68 - HARAPAN YANG TERUNGKAP
69 BAB 69 - PENYUSUPAN LEWAT SUNGAI KISE
70 BAB 70 - GERILYAWAN SUNGAI KISE
71 BAB 71 - PEMBANTAIAN DI IGA
72 BAB 72 - PENGEMBARAAN SANG PENGUASA
73 BAB 73 - UNGKAPAN CINTA PADUKA SAKYO DAYU
74 BAB 74 - BAGAI SUAMI ISTRI
75 BAB 75 - MEMBEBASKAN PUTRI YANG TERTAWAN
76 BAB 76 - CELAH DIANTARA DUA TUNGKAI
77 BAB 77 - EKSPANSI KE BARAT
78 BAB 78 - PERTEMUAN DUA PASUKAN
79 BAB 79 - PALAGAN KOZUKE
80 BAB 80 - WISTERIA DALAM KACA
81 BAB 81 - PENANTIAN
82 BAB 82 - DUEL TANDING IBLIS HANZO DENGAN SILUMAN ANGIN
83 BAB 83 - PAMERAN TENAGA DALAM MAKHLUK ADIKODRATI
84 BAB 84 - PERTEMPURAN YANG MEMANAS
85 BAB 85 - KUBENCI KAU DENGAN CINTAKU
86 BAB 86 - PERSETUJUAN DENGAN SEBUAH SYARAT
87 BAB 87- SENANDUNG SENDU REMBULAN
88 BAB 88 - PERUNDINGAN CINTA
89 BAB 89 - PERGUMULAN DI BAWAH CAHAYA REMBULAN
90 BAB 90 -KESEPAKATAN ATAS NAMA CINTA
91 BAB 91 - GALUR ASLI SEBUAH SENI
92 BAB 92- KUDETA TANPA WUJUD
93 BAB 93- PEMERINTAHAN BARU
94 BAB 94 - ORANG DARI BARAT
95 BAB 95 - KONSPIRASI POLITIK BERKEDOK AGAMA
96 BAB 96 - MELENYAPKAN PENGHALANG YANG BERAT.
97 BAB 97 - PENJAJAHAN GAYA BARU
98 BAB 98- PERGANTIAN REJIM
99 BAB 99 - TOYOTOMI HIDEYOSHI
100 BAB 100- KESHOGUNAN OYUMI
101 BAB 101- AROGANSI ASHIKAGA YOSHIAKI
102 BAB 102 - TEGURAN YANG BERMUNCULAN
103 BAB 103- EKSPANSI KELUARGA HOJO
104 BAB 104- PEMBALASAN SANG WALI NEGARA
105 BAB 105-AWAL TIBANYA SENJA
106 BAB 106- PATAHNYA PEDANG OYUMI
107 BAB 107 - PENGEPUNGAN ODAWARA
108 BAB 108 - HAMPARAN SISIK IKAN DI MEJA MAKAN
109 BAB 109 - IKAN BESAR YANG SULIT DITAKLUKKAN
110 BABA 110- SANDYAKALANING KLAN HOJO
111 BAB 111-GADIS DALAM KABUT
112 BAB 112 - SEBENARNYA CINTA?
113 BAB 113 - SILUMAN ANGIN DAN PENGUASA KABUT
114 BAB 114 - SISIK IKAN YANG LEPAS
115 BAB 115 - MEMULAI KERUSUHAN DARI SEBERANG LAUTAN.
116 BAB 116-KABAR GOEMON KEPADA KOTARO
117 BAB 117 - MAINKANLAH UNTUKKU, KITA MENYATU
118 BAB 118 - KEMELUT DALAM KELUARGA TOYOTOMI
119 BAB 119 - KETEL GOEMON
120 BAB 120 - KEBAHAGIAAN BARU
121 BAB 121 - PUTRI SANG KAZAMA
122 BAB 122- MEMPERSIAPKAN REUNI
123 BAB 123- PALAGAN SELAT SOU
124 BAB 124- SEMILIR ANGIN YANG MENIUP RUMPUN BAMBU
125 BAB 125-KEGALAUAN NYONYA BESAR
126 BAB 126- ANGIN PANAS DI ISTANA FUSHIMI
127 BAB 127- SUAMI KECILKU
128 BAB 128 - MONYET YANG MEMAKAN TUBA
129 BAB 129-AWAL PENGGEROGOTAN KEKUASAAN
130 BAB 130-MENUJU SEKIGAHARA
131 BAB 131-PERANG PENENTU KEPEMIMPINAN JEPANG
132 BAB 132- LELAKI PENDENDAM DARI GUNUNG
133 BAB 133- BELATUNG YANG MENGGEROGOTI LUKA
134 BAB 134- PEWARIS PARTAI FUMA
135 BAB 135 - CINTA YANG TAK BERBALAS
136 BAB 136 - INSPIRASI CINTA
137 BAB 137 - ASAP MESIU DITENGAH HAMPAR KABUT
138 BAB 138- TAKLUKNYA SILUMAN ANGIN
139 BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
140 BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
141 BAB 140 - KEDAMAIAN DIUJUNG TARIKAN NAPAS
142 EPILOG
Episodes

Updated 142 Episodes

1
BAB 1- KELAHIRAN YANG DIHARAPKAN
2
BAB 2- PENGHARAPAN YANG DIHANCURKAN
3
BAB 3- HARAPAN YANG MASIH BELUM SIRNA
4
BAB 4 - TAMU TAK DI UNDANG
5
BAB 5- ANAK SILUMAN ?
6
BAB 6 - GURU DAN MURID
7
BAB 7 - WARGA DESA RAPPA
8
BAB 8 - WAHAM
9
BAB 9 - KARMA
10
BAB 10 - KINNARA
11
BAB 11- INARI
12
BAB 12 - TUGAS PERDANA
13
BAB 13 - PARA SILUMAN ANGIN
14
BAB 14 - PERBURUAN
15
BAB 15 - IKLIM YANG MEMANAS
16
BAB 16 - KOMPROMI
17
BAB 17 - SI PERAYU
18
BAB 18 - SAMURAI PEGUNUNGAN
19
BAB 19 - TENGU
20
BAB 20 - MAWAR SILUMAN
21
BAB 21 - RANTING RAPUH YANG PATAH
22
BAB 22 - TEBUSAN
23
BAB 23 - SERGAP
24
BAB 24 - SERANGAN
25
BAB 25 - MIMASETOGE # 1
26
BAB 26 - MIMASETOGE # 2
27
BAB 27 - MIMASETOGE # 3
28
BAB 28 - BENCI TAPI CINTA
29
BAB 29 - SEBATANG BAMBU YANG RUBUH
30
BAB 30 - ANGIN KERING DI ISTANA ODAWARA
31
BAB 31 - CINTA SESAT YANG MEMBARA
32
BAB 32 - PERNYATAAN CINTA SANG KAZAMA
33
BAB 33 - GANJALAN YANG TAK TERUNGKAP
34
BAB 34 - AWANG YANG MENELUNGKUP
35
BAB 35 - MIKATAGAHARA
36
BAB 36 - MEGA KUSAM DI BUMANTARA KOFU
37
BAB 37 - PESAN RAHASIA SANG PANGERAN
38
BAB 38 - BENCANA DI KEDIAMAN MOCHIZUKI
39
BAB 39 - SI PENGANCAM
40
BAB 40 - KEBIMBANGAN
41
BAB 41 - PERUNDINGAN PENENTU SIKAP
42
BAB 42 - TAWARAN KERJA SAMA
43
BAB 43 - GADIS DISARANG PENYAMUN
44
BAB 44 - SIAPA KAU SEBENARNYA?
45
BAB 45 - PERTEMPURAN DITENGAH MALAM
46
BAB 46 - SEKUNTUM MAWAR YANG LAYU
47
BAB 47 - KEBIMBANGAN DALAM KEPASTIAN
48
BAB 48 - TERBONGKAR SEMUA AIB.
49
BAB 49 - JODOH SANG KAZAMA
50
BAB 50 - KONSPIRASI BALASAN
51
BAB 51- PEMBAIATAN BERBALUT KUDETA
52
BAB 52 - PENGKHIANATAN DITENGAH MALAM
53
BAB 53 - KEMBANG YANG JATUH KE TANAH
54
BAB 54 - KUDETA DI ISTANA OTATE
55
BAB 55 - MENGUNGSI KE SAMEGAO
56
BAB 56 -KUNJUNGAN KE UTARA
57
BAB 57 - PANGERAN YANG EKSENTRIK
58
BAB 58 - ANCAMAN BAGI PUTRI KAI
59
BAB 59 - MENGGULUNG TIKAR YANG HALUS
60
BAB 60 - MEROBEK KEMBANG YANG JATUH.
61
BAB 61 - TEBUSAN DALAM KESEDIHAN
62
BAB 62 - KEPUTUSAN YANG CEROBOH
63
BAB 63 - KARMA YANG BERULANG
64
BAB 64 - BELUKAR BERDURI DISISI JALANAN
65
BAB 65 - ANCAMAN PERANG
66
BAB 66 - PAMERAN KEKUATAN MILITER
67
BAB 67 - AROGANSI SANG KUCING BESAR
68
BAB 68 - HARAPAN YANG TERUNGKAP
69
BAB 69 - PENYUSUPAN LEWAT SUNGAI KISE
70
BAB 70 - GERILYAWAN SUNGAI KISE
71
BAB 71 - PEMBANTAIAN DI IGA
72
BAB 72 - PENGEMBARAAN SANG PENGUASA
73
BAB 73 - UNGKAPAN CINTA PADUKA SAKYO DAYU
74
BAB 74 - BAGAI SUAMI ISTRI
75
BAB 75 - MEMBEBASKAN PUTRI YANG TERTAWAN
76
BAB 76 - CELAH DIANTARA DUA TUNGKAI
77
BAB 77 - EKSPANSI KE BARAT
78
BAB 78 - PERTEMUAN DUA PASUKAN
79
BAB 79 - PALAGAN KOZUKE
80
BAB 80 - WISTERIA DALAM KACA
81
BAB 81 - PENANTIAN
82
BAB 82 - DUEL TANDING IBLIS HANZO DENGAN SILUMAN ANGIN
83
BAB 83 - PAMERAN TENAGA DALAM MAKHLUK ADIKODRATI
84
BAB 84 - PERTEMPURAN YANG MEMANAS
85
BAB 85 - KUBENCI KAU DENGAN CINTAKU
86
BAB 86 - PERSETUJUAN DENGAN SEBUAH SYARAT
87
BAB 87- SENANDUNG SENDU REMBULAN
88
BAB 88 - PERUNDINGAN CINTA
89
BAB 89 - PERGUMULAN DI BAWAH CAHAYA REMBULAN
90
BAB 90 -KESEPAKATAN ATAS NAMA CINTA
91
BAB 91 - GALUR ASLI SEBUAH SENI
92
BAB 92- KUDETA TANPA WUJUD
93
BAB 93- PEMERINTAHAN BARU
94
BAB 94 - ORANG DARI BARAT
95
BAB 95 - KONSPIRASI POLITIK BERKEDOK AGAMA
96
BAB 96 - MELENYAPKAN PENGHALANG YANG BERAT.
97
BAB 97 - PENJAJAHAN GAYA BARU
98
BAB 98- PERGANTIAN REJIM
99
BAB 99 - TOYOTOMI HIDEYOSHI
100
BAB 100- KESHOGUNAN OYUMI
101
BAB 101- AROGANSI ASHIKAGA YOSHIAKI
102
BAB 102 - TEGURAN YANG BERMUNCULAN
103
BAB 103- EKSPANSI KELUARGA HOJO
104
BAB 104- PEMBALASAN SANG WALI NEGARA
105
BAB 105-AWAL TIBANYA SENJA
106
BAB 106- PATAHNYA PEDANG OYUMI
107
BAB 107 - PENGEPUNGAN ODAWARA
108
BAB 108 - HAMPARAN SISIK IKAN DI MEJA MAKAN
109
BAB 109 - IKAN BESAR YANG SULIT DITAKLUKKAN
110
BABA 110- SANDYAKALANING KLAN HOJO
111
BAB 111-GADIS DALAM KABUT
112
BAB 112 - SEBENARNYA CINTA?
113
BAB 113 - SILUMAN ANGIN DAN PENGUASA KABUT
114
BAB 114 - SISIK IKAN YANG LEPAS
115
BAB 115 - MEMULAI KERUSUHAN DARI SEBERANG LAUTAN.
116
BAB 116-KABAR GOEMON KEPADA KOTARO
117
BAB 117 - MAINKANLAH UNTUKKU, KITA MENYATU
118
BAB 118 - KEMELUT DALAM KELUARGA TOYOTOMI
119
BAB 119 - KETEL GOEMON
120
BAB 120 - KEBAHAGIAAN BARU
121
BAB 121 - PUTRI SANG KAZAMA
122
BAB 122- MEMPERSIAPKAN REUNI
123
BAB 123- PALAGAN SELAT SOU
124
BAB 124- SEMILIR ANGIN YANG MENIUP RUMPUN BAMBU
125
BAB 125-KEGALAUAN NYONYA BESAR
126
BAB 126- ANGIN PANAS DI ISTANA FUSHIMI
127
BAB 127- SUAMI KECILKU
128
BAB 128 - MONYET YANG MEMAKAN TUBA
129
BAB 129-AWAL PENGGEROGOTAN KEKUASAAN
130
BAB 130-MENUJU SEKIGAHARA
131
BAB 131-PERANG PENENTU KEPEMIMPINAN JEPANG
132
BAB 132- LELAKI PENDENDAM DARI GUNUNG
133
BAB 133- BELATUNG YANG MENGGEROGOTI LUKA
134
BAB 134- PEWARIS PARTAI FUMA
135
BAB 135 - CINTA YANG TAK BERBALAS
136
BAB 136 - INSPIRASI CINTA
137
BAB 137 - ASAP MESIU DITENGAH HAMPAR KABUT
138
BAB 138- TAKLUKNYA SILUMAN ANGIN
139
BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
140
BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
141
BAB 140 - KEDAMAIAN DIUJUNG TARIKAN NAPAS
142
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!