Isuke menjalani pelatihan dipadepokan ninjutsu desa Rappa. sedikit banyak ia menyerap beberapa ilmu pengetahuan dari beberapa Jiki Deshi yang berbeda. meskipun begitu, tak ada satupun shinobi didesa Rappa yang mampu menyamai kemampuan larinya, bahkan para chunnin takjub dengan kecakapan anak itu. mereka menjuluki Isuke dengan nama Kinnara, yaitu makhluk dongengan bersujud manusia bertubuh burung yang terbangnya cepat dan sering bersemayam di pepohonan kahyangan.
Takiyasha sendiri memperdalam ilmu sihir dan jurus pedang yang pelajarinya dari kitab-kitab langka milik dinasti Song dan Tang yang diselundupkan oleh para imigran. seperti yang diketahui dalam sejarah bahwa para pelarian yang menyamar sebagai biarawan buddha sebenarnya adalah mantan jendral-jendral tangguh kerajaan Tang. tersebut seperti Chan Bussho, putri kerabat Kaisar Tang terakhir, putri O Gyokyo juga merupakan praktisi beladiri yang terkenal dinegaranya. dijaman Tengyo no Ran, seni yang mereka pelajari membaur dengan seni yawara milik para samurai kuno, menciptakan seni baru yang lebih dikenal diseluruh dunia dengan nama ninjutsu.
***
Kotaro tenggelam dalam kesibukannya menyelami hakikat himitsu kenpo dalam setiap gerakan-gerakan yang ia praktekkan dihalaman kuil mendiang Zenbo. ia tak memperdulikan lingkungan sekitarnya dan hanya fokus pada latihannya selain mempertajam intuisi spiritualnya ketika melantunkan puji-pujian doa berbahasa sanskerta didalam aula kuil.
tak disadarinya, seekor rubah kecil berbulu putih dengan ekor sembilan, memperhatikannya dari sebuah bongkahan batu dekat halaman dimana Kotaro tenggelam dalam kesibukannya melatih gerakan tubuhnya.
ketika pemuda itu menyadari keberadaan makhluk itu, ia masih saja tak perduli dengan eksistensi hewan tersebut. mungkin ia berfikir makhluk itu hanya mengaso sebentar kemudian akan menghilang lagi. Kotaro tetap fokus pada latihannya hingga akhirnya gerakannya berhenti.
"Bagus sekali." puji sebuah suara, "Tak percuma, aku mengajarimu."
Kotaro terkejut dan mencari-cari asal suara. kecurigaan menyelimuti pikirannya ketika rubah kecil itu tak juga beranjak dari bongkahan batu itu. perlahan Kotaro mendekati rubah itu dengan hati-hati. anehnya, rubah itu juga tetap kukuh di tempatnya seakan menantang Kotaro.
"Hei rubah, kau yang berkata-kata tadi?" tanya Kotaro.
"Tentu saja." jawab rubah itu membuat Kotaro terhenyak, "Lagian siapa lagi ditempat ini selain kita berdua?"
" Inari? kau membawa pesan untukku?" tanya Kotaro.
Inari adalah salah satu siluman berujud rubah berekor sembilan yang diyakini sebagai utusan para dewa. selain itu, makhluk supranatural itu sering terlihat berdiam disekitaran kuil-kuil.
rubah itu tertawa dan terjadi perubahan ujud. tubuh hewan itu membesar lalu membentuk sosok manusia yang kemudian langsung dikenali Kotaro. pemuda itu sontak berlutut.
"Guru..." sapanya dengan takzim.
makhluk jelmaan Zenbo itu kemudian menampar-nampar bahu Kotaro. "Bangun nak. kedatanganku kemari bukan untuk bertamu."
Kotaro mengangkat wajahnya. "Guru, benarkah kau telah wafat? ijnkan aku mengurus jenazahmu dengan layak, guru."
"Kau tidak akan pernah menemukan jasadku, nak. aku telah mencapai kesempurnaan pengetahuan tertinggi tentang hakikat alam semesta. bersyukur atas berkah para dewa, aku diperbolehkan sesekali ke dunia mengambil ujud ini." kata Zenbo sambil duduk dibongkahan batu.
"Guru, bimbinglah saya kembali. saya masih merasa sangsi mampu mengemban amanat sebagai jonin. saya merasa belum bisa sepertimu." ujar Kotaro menghiba masih dalam posisi berlutut.
Zenbo menggelengkan kepala. "Tidak... aku tak bisa mengajarimu lagi. semua sudah kau kuasai. apa lagi?"
"Tapi aku merasa belum bisa sepertimu." kata Kotaro dengan sendu.
"Aku mengajarimu bukan untuk menjadi sepertiku... tapi menjadi dirimu..." kata Zenbo.
"Murid belum paham." kata Kotaro.
"Pendidikan bukan bertujuan menjadikan seorang murid bisa menjadi seperti seorang guru. tapi tujuan pendidikan sebenarnya adalah menjadikan seorang murid memahami hakikat dirinya sendiri. menjadi diri sendiri, sesuai hukum alam. jangan pernah melawan takdir alam semesta." tutur Zenbo menguliahi Kotaro.
Kotaro menunduk mencermati khutbah yang diucapkan sang guru. Zenbo bangkit dan memegang pundak Kotaro menyuruhnya untuk berdiri.
"Wah... kau sudah benar-benar tinggi. mirip raksasa... cocok dengan nama Kazama." puji Zenbo ketika mengamati penampilan muridnya.
"Guru, aku sudah menguasai dan mengendalikan kekuatan ajaib dalam sarung tangan mendiang tuan Sudeshige. " kata Kotaro.
Zenbo mengangguk, "Sangat bagus." pujinya. "Kalau begitu, kurasa aku tak perlu sungkan menyerangmu."
tiba-tiba pendeta itu melayangkan tongkat ke arah Kotaro. sontak pemuda itu menangkapnya. latihan beladiri langsung dimulai saat itu. Zenbo menyuruh Kotaro mempraktekkan jurus Naihanchi (kuda perang), Seisan, Rohai (burung pelatuk), dan wankan (sang penjaga) dalam latihan saat itu.
begitu selanjutnya...
setiap senja, Zenbo datang mengasah kecakapan Kotaro melalui tarung tanding dan penguatan spiritual seperti meleburkan tubuh kedalam unsur alam, menukar tubuh fisik dengan astral untuk menipu lawan dan beberapa pengetahuan lain untuk bekal anak itu kedepan.
Zenbo mengetahui perjalanan takdir anak itu dari para dewa. tapi sebagai pengunjung, ia dilarang keras memberitahukan jalan takdir itu kepada Kotaro secara langsung. cara paling cerdik adalah mempersiapkan anak itu lebih kuat lagi untuk menyongsong peristiwa besar. usia anak itu pendek, namun ia akan dikenal sebagai shinobi dengan kemampuan yang menggetarkan dunia.
...ooOOoo...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments