BAB 4 - TAMU TAK DI UNDANG

Churro melangkah dengan ceria. rasa lapar diperutnya tak dihiraukannya. 2 keping ryo emas telah dikantonginya, dannitu lebih dari sekedar cukup. sebagiannya akan dibelanjakan kebutuhan selama seminggu, sedamg sisanya akan disimpannya untuk mengumpulkan dana tebusan kepada Gonsuke yang telah mengangkangi sawahnya.

lelaki itu terus melangkah dengan harapan segera tiba di kampungnya. namun langkahnya terhenti.

beberapa jarak dihadapannya menggeletak seorang lelaki, menelungkup dengan darah yang membasahi tanah. perlahan Churro mendekat untuk memastikan. kelihatannya lelaki yang menggeletak itu seorang ronin yang terlibat bentrok tunggal. kemungkinannya ia tewas dirampok atau dikeroyok entah oleh ******** darimana. Churro berjongkok dan meraba urat nadi dileher pria itu.

berdetak! ronin itu masih hidup, meski sekarat!

tanpa pikir panjang, Churro segera menggendong tubuh lemah itu dipunggungnya kemudian dengan setengah berlari, lelaki itu menyusuri hutan, menghindari jalan utama. Churro berupaya jangan sampai ia terjejaki. lelaki itu mengambil jalan pintas menuju kampungnya.

Churro menyelinap lewat belakang dan meletakkan tubuh ronin itu di ruang utama. Akane yang terganggu dengan hiruk-pikuk kemudian terbangun. tiba-tiba Churro masuk ke kamar mendapati Akane kemudian berlutut dan menyilangkan telunjuknya didepan bibirnya meminta Akane untuk diam.

setelah itu Churro mengajak Akane melintasi kamar menuju ruang utama. mendapati sesosok tubuh disana sempat membuat Akane terkesiap, namun buru-buru Churro menenangkannya.

" Siapa dia?" bisik Akane dengan risau.

" Aku tak tahu. aku menemukannya dijalan. masih hidup." jawab Churro berbisik pula, " Kelihatannya ia terlibat bentrok atau semacamnya."

Akane memperhatikan penampilan tubuh yang tergeletak itu. melihat sepasang pedang tersampir disabuk membuat suasana hati wanita itu makin runyam.

" Dia samurai, kan? kau mau cari gara-gara?" bisik Akane dengan ketakutan.

melihat ketakutan diwajah kekasihnya, Churro kembali mengajak Akane ke kamar dan meminta Akane tutup mulut. setelah itu Churro kembali ke ruang utama. lelaki itu dengan hati-hati meloloskan pedang dari sabuk pemiliknya dan meletakkannya disudut ruangan. lelaki itu membuka pakaian bagian atas si korban dan memandangi luka tebasan yang memanjang dari dada hingga perut. sebagian tulang iganya terlihat.

berbekal sedikit pengetahuan tentang ilmu pengobatan, membuat Churro mengambil langkah berani. ia keluar menuju hutan untuk mencari dedaunan yang diyakini mampu menghambat aliran darah yang membanjir. tak berapa lama, lelaki itu muncul lagi membawa bahan yang diyakininya itu.

Churro mengambil cobekan kemudian mulai ******* dedaunan itu hingga halus dan mengeluarkan lendir hijau kehitaman. lelaki itu meraciknya sedemikian rupa dan membubuhkan racikan tersebut pada luka menganga yang memanjang itu. selesai meratakan ramuan, Churro kembali meraba nadi pria tersebut.

"Semoga lekas sembuh." gumamnya.

lelaki itu kembali bangkit meninggalkan tubuh yang tergolek di ruang utama. ia kembali mendapati Akane di kamar.

" Aku baru saja menemukan pekerjaan." kata Churro seraya merogoh sakunya mengeluarkan 2 kepingan ryo emas itu. " Majikan baruku puas dengan pekerjaanku dan ia memintaku untuk bekerja padanya."

Akane tersenyum lalu meraih sekeping ryo emas ditelapak tangan suaminya. kepingan berharga itu dibawanya ke pipinya, dibasahinya dengan air mata bahagia.

" Simpanlah sekeping untuk mencukupi dana agar sawah kita bisa kita tebus kembali." kata Churro.

Akane mengangguk, sementara Churro kembali mengantongi sekeping ryo lainnya dibalik pakaiannya. setelah itu dengan isyarat, Churro hendak kembali ke ruang utama hendak memeriksa pria disana. Akane mengangguk.

diruang itu, Churro dengan jelas melihat tubuh lelaki itu mulai bergerak-gerak pelan. lelaki itu duduk bersila disamping ronin itu menunggunya siuman. lelaki yang tergeletak itu mengerang sejenak dan tak lama kemudian kedua matanya perlahan membuka. kelihatannya ia heran karena nyawanya belum berpisah dari tubuhnya. tatapan lelaki itu menyamping, mendapati seorang lelaki lain yang duduk bersila disampingnya.

" Ah, anda sudah bangun." sapa Churro dengan lega.

pria itu hendak bangun, namun dadanya kembali ditahan oleh Churro.

" Sebaiknya anda beristirahat dulu. kelihatannya anda banyak kehilangan darah. dewa di kahyangan rupanya masih mengijnkan anda hidup ketika saya menemukan anda dan membawa anda kemari." tutur Churro.

lelaki itu diam menatap Churro dan mengungkapkan rasa terima kasihnya lewat sorot mata yang teduh. Churro mengangguk-angguk sambil tersenyum.

" Saya akan segera menyembuhkan anda. permisi, saya hendak ke pasar sejenak. bahan-bahan dapur sudah habis." jawab Churro dengan wajah lucu lalu membungkuk dan meninggalkan lelaki tersebut.

sepeninggal Churro, lelaki itu mengedarkan pandangannya untuk mengenali lingkungan sekitarnya. ia mendapati sepasang pedangnya tersandar disudut ruangan. kelihatannya, ini gubuk sederhana. lelaki itu membatin, berarti dirinya sekarang berada di perkampungan kecil.

lelaki itu meringis menahan sakit atas luka yang dideritanya. perlahan ia bangun dengan cara menyamping untuk mengurangi rasa sakit yang menyengat, kemudian duduk bersila. tak lama kemudian Akane muncul dan terkejut melihat lelaki itu sudah duduk.

" Ah, anda sudah bangun." ujarnya, mengulangi kembali perkataan yang pernah dilontarkan suaminya. lelaki itu tersenyum.

" Terima kasih telah menolong saya." ujar lelaki itu dengan sopan dan membungkuk. Akane tertawa kecil dan menggeleng.

" Ah, kebetulan saja Churro, suamiku menemukan anda. ia yang mengobati anda." sahut Akane dengan sopan pula dan membungkuk.

" Nama suamimu itu Churro?" tanya lelaki itu seraya menatapi pintu.

" Benar." sahut Akane membenarkan. lelaki itu mengangguk-angguk pelan.

" Kalau boleh tahu, anda ini samurai atau ronin?" tanya Akane dengan hati-hati. karena jika salah, dan ternyata lelaki itu seorang samurai, tentu merupakan pelanggaran serius dalam adab etika.

" Aku seorang samurai." jawab lelaki itu dan semakin membuat Akane dilanda rasa takut dan langsung pula membungkuk dengan dalam.

" Maafkan ketidak sopanan saya ini." seru Akane dengan ketakutan.

lelaki itu terkekeh dan meminta Akane menegakkan duduknya. ia meminta wanita itu menenangkan diri dan menghapus kekhawatiran dirinya. lelaki itu kembali melanjutkan perkataannya.

" Namaku Ibuki dari Ninokuruwa. saya mengabdi kepada Yang Dipertuan Hojo Tsunashige di Kastil Kanbara." tutur Ibuki dengan ramah. " Saya sedang dalam misi penyelidikan. Nekomata Gumi sangat menantikan laporan saya."

Akane tahu benar nama lembaga yang disebutkan samurai itu. Nekomata adalah sebuah lembaga kepolisian yang dimiliki oleh keluarga Hojo. awalnya, lembaga ini didirikan di Rokuhara pada jaman Heian dan mengabdi secara penuh kepada keluarga Hojo Awal. lembaga ini dibentuk untuk mengamankan kota Kinai di Yamashiro. lembaga itu begitu lekat dengan gambar tribal seekor kucing yang memanggul lambang 3 sisik ikan milik keluarga Hojo. lembaga ini dipimpin oleh samurai berpangkat kitakata (komandan) yang dibantu oleh seorang minamikata (asisten). ketika keluarga Hojo yang dipimpin Takaoki tumbang, lembaga ini dengan sendirinya runtuh pula. setelah Ise Moritoki kembali melanjutkan trah keluarga Hojo, lembaga ini kembali dihidupkan, untuk mengikuti tradisi sesuai dengan kebiasaan keluarga Hojo pertama.

suara tangisan bayi memaksa Akane memutuskan pembicaraan. ia membungkuk dalam. " Maaf, saya hendak menyusui putra saya."

Akane meninggalkan Ibuki di ruang utama untuk melaksanakan kewajibannya sebagai ibu. tak berapa lama pintu utama bergeser dan muncullah Churro yang membawa karung berisi beras dan beberapa bahan-bahan dapur lainnya. lelaki itu tidak membeli sayur karena mengandalkan kebunnya yang berada ditepian hutan. Churro sejenak terkejut melihat Ibuki yang duduk. ia lalu terkekeh.

" Rupanya anda sudah bangun. apakah sakitnya sedikit berkurang?" tanya Churro dengan ramah.

" Churro? kau sudah pulang?" potong Akane dari balik biliknya.

" Iya. aku bawa beberapa bumbu dapur." jawab Churro kemudian melangkah menuju dapur dan meletakkan karung disana.

" Maaf, aku tak bisa membantumu. Kotaro harus kusapih. ia menangis tadi." sahut Akane lagi dari balik kamar.

" Biar kubantu..." kata Ibuki hendak bangkit, tapi langsung dicegah oleh Churro.

" Jangan! anda masih belum sehat. biarlah saya saja. saya masih mampu." tolak Churro sembari membereskan dapur, menuangkan beras dari karung ke tong, meletakkan bumbu-bumbu masak ke kendi-kendi kecil dan langsung menyiapkan perapian untuk memasak nasi.

" Biar saya merawat anda dulu." sahut Churro dari bilik dapur. " Permisi, saya ke kebun mengambil sayuran."

terdengar pintu bergeser dan suara langkah kaki menjauh. beberapa saat kemudian suara langkah kaki lelaki itu terdengar lagi disusul dengan suara pintu bergeser. di dapur, Churro menggenggam beberapa Pakcoy dan wortel dan meletakkannya dipapan gepeng. dengan cekatan, lelaki itu memotong dan mencincang sayuran tersebut kemudian memasaknya. berikut kemudian ia menuangkan beras dan menapisnya, menyingkirkan debu dan sisa kersik padi. dengan cekatan lelaki itu menanak nasi. setengah jam kemudian, makanan telah terhidang di meja.

" Maafkan saya tuan. hanya segini saja kemampuan kami laki-istri dalam melayani anda. silahkan." kata Churro mempersilahkan tamunya untuk menyantap hidangan sederhana tersebut.

" Tidak mengapa. ini sudah sangat cukup untuk saya." jawab Ibuki segera mengambil mangkuk dan sumpit kemudian Churro membantu mengisi mangkuk tamunya dengan nasi. samurai itu mulai makan, namun ia sejenak menahan hasratnya ketika menyadari tuan rumah tidak ikut makan.

" Anda tidak ikut makan?" tanya Ibuki.

Churro menggeleng dan tersenyum. " Silahkan anda makan lebih dahulu. saya dan istri akan makan kemudian." jawab lelaki itu sambil membungkuk beberapa kali.

Ibuki menghela napas sejenak lalu mulai makan. dan Churro makin senang ketika melihat Ibuki benar-benar menikmati hasil karyanya. setelah kenyang dan menaruh sumpit serta mangkuk di meja, Ibuki langsung bangkit dan melangkah ke sudut ruangan. ia meraih sepasang pedang miliknya dan menyelipkan benda itu ke sabuk.

" Anda sudah hendak pergi?" tanya Churro dengan cemas.

Ibuki mengangguk. " Saya tidak boleh lama-lama disini. para pembunuh sewaan keluarga Mogami sedang malang-melintang disekitar sini. sedapat mungkin saya harus segera melapor ke Kastil Kanbara untuk memaparkan keadaan disini. mohon maaf atas ketidak sopanan saya ini."

" Saya tidak akan menahan anda. namun harap berhati-hati karena luka anda belum benar-benar sembuh." kata Churro.

Ibuki merogoh sesuatu dari balik kimono dan mengeluarkan sebiji batu kemala buatan pengrajin dari negeri Ming. samurai itu memberikan benda tersebut kepada Churro. petani itu menerima pemberian Ibuki tanpa bertanya sambil membungkuk, merasa terhormat menerima hadiah dari seorang samurai.

" Saya akan menjaga benda ini, tuan." kata Churro dan memasukkan benda berharga itu ke balik baju. samurai itu mengangguk.

" Saya sangat berterima kasih atas pertolongan anda. semoga dilain waktu, saya bisa membalas budi anda. selamat tinggal. " kata Ibuki, pamit meninggalkan tempat itu.

sepeninggal samurai itu, Akane kekuar dari kamar mendapati Churro yang bengong sendirian. wanita itu menepuk pundak suaminya.

" Kelihatannya, beliau terburu-buru." kata Churro.

petani itu mengambil mangkuk bekas makan Ibuki dan mengisinya dengan nasi. Akane duduk berhadapan dengan suaminya, ikut mengisi mangkuk dengan nasi.

" Dia samurai kepolisian Nekomata." kata Akane.

Churro mengeluarkan batu kemala dari balik bajunya. " Samurai itu menghadiahi benda ini."

Akane terbelalak dengan kagum. " Wah, indah sekali." ia hendak meraih batu giok itu namun Churro langsung mengatupkan tangannya. Akane mengerutkan keningnya.

Churro tersenyum dan meletakkan batu itu di meja. Akane memungutnya dan memperhatikan batu giok tersebut.

" Kalau dijual, berapa harganya?" tanya Akane dengan sumringah. buru-buru Churro merenggut batu itu dari genggaman Akane.

" Kenapa mesti dijual? ini barang berharga!" tandas Churro. " Semiskin-miskinnya kita, jangan menjual pemberian orang." Churro kembali menatapi batu kemala dalam genggamannya. petani itu tersenyum. matanya berbinar. " Aku akan membuatkan kalung dengan batu ini, untuk Kotaro." gumamnya.

" Wah, kau cerdas juga." puji Akane.

keduanya tertawa dan melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda.

***

Ibuki berlutut dilantai. dihadapannya, Hojo Tsunashige, mengenakan pakaian resmi yang dihiasi lambang keluarga, berdiri dengan tatapan yang kalut.

" Ada kabar dari Yang Dipertuan Imagawa?" tanya Hojo Tsunashige seraya mencondongkan dirinya mendekati Ibuki.

" Bantuan dari Sumpu sepertinya tak bisa diharapkan. beliau juga sementara sibuk menyiapkan pasukan untuk menyerang Oda Nobunaga." jawab Ibuki.

" Agak susah juga kelihatannya." sahut Hojo Tsunashige dengan sendu. ia menatapi pelayannya. " Mengapa kau lama sekali melapor?"

Ibuki sekali lagi membungkuk. " Sekali lagi maafkan kelemahan saya, paduka. saya sempat terlibat konflik dengan para pembunuh gelap. kelihatannya mereka adalah orang-orang sewaan keluarga Mogami. untung saya dapat ditolong oleh salah satu penduduk desa yang menyembunyikan saya dirumahnya."

Hojo Tsunashige sejenak menatapi langit malam dan menurunkan pandangan ke kaki langit kemudian mendesah.

" Aku tak ingin masalah ini berlarut-larut." penguasa itu berbalik dan melangkah menuju balkon. " Sudah 2 tahun paska wafatnya ayahanda, membuat keluarga ini mulai kehilangan kendali atas wilayah sekitaran. aku khawatir, apa yang dibangun sejak lama oleh kakek So-Un akan berakhir sia-sia."

yang dimaksudkan oleh Hojo Tsunashige adalah Hojo Ujitsuna, ayahnya yang berhasil meluaskan kekuasaan sehingga menjadi penguasa wilayah-wilayah di timur Jepang. setelah merebut Kastil Edo dari keluarga Uesugi, meskipun harus mengorbankan kota Kamakura yang terbakar, setelah itu membagi pasukan untuk menghadapi keluarga Uesugi dan keluarga Takeda. kemenangan atas mereka membuat Kastil Kawagoe dikuasai keluarga Hojo. kampanye militer keluarga Hojo menuju timur, terlibat konfrontasi dengan keluarga Satomi, membantu sekutunya, keluarga Chiba untuk merebut Shimosa. pemenangan ini membuat posisi keluarga Hojo menjadi kuat di wilayah timur. Hojo Ujitsuna memerintah di Odawara dan membangun kembali kota Kamakura. saat ini kepemimpinan keluarga Hojo dipegang oleh Hojo Ujiyasu.

Ibuki hanya diam dan tak bereaksi. Tsunashige menatapi anak buahnya yang setia itu.

" Ibuki, menurutmu, apa yang harus aku lakukan?"

" Saya tidak punya kewenangan memberikan saran apapun kepada tuanku. sebab, tuankulah yang memiliki jawaban sepenuhnya. segalanya hanya melihat isi hati." jawab Ibuki dengan jujur.

" Kalau begitu, kita hanya bisa menunggu saja." kata Tsunashige dengan wajah terkesan tak bersemangat.

...ooOOOoo...

Terpopuler

Comments

sasip

sasip

terkadang orang susah lebih manusiawi daripada yg kaya ya? 😅

2021-02-21

1

M Syafiq Apiss

M Syafiq Apiss

Kren Thor up terus

2021-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1- KELAHIRAN YANG DIHARAPKAN
2 BAB 2- PENGHARAPAN YANG DIHANCURKAN
3 BAB 3- HARAPAN YANG MASIH BELUM SIRNA
4 BAB 4 - TAMU TAK DI UNDANG
5 BAB 5- ANAK SILUMAN ?
6 BAB 6 - GURU DAN MURID
7 BAB 7 - WARGA DESA RAPPA
8 BAB 8 - WAHAM
9 BAB 9 - KARMA
10 BAB 10 - KINNARA
11 BAB 11- INARI
12 BAB 12 - TUGAS PERDANA
13 BAB 13 - PARA SILUMAN ANGIN
14 BAB 14 - PERBURUAN
15 BAB 15 - IKLIM YANG MEMANAS
16 BAB 16 - KOMPROMI
17 BAB 17 - SI PERAYU
18 BAB 18 - SAMURAI PEGUNUNGAN
19 BAB 19 - TENGU
20 BAB 20 - MAWAR SILUMAN
21 BAB 21 - RANTING RAPUH YANG PATAH
22 BAB 22 - TEBUSAN
23 BAB 23 - SERGAP
24 BAB 24 - SERANGAN
25 BAB 25 - MIMASETOGE # 1
26 BAB 26 - MIMASETOGE # 2
27 BAB 27 - MIMASETOGE # 3
28 BAB 28 - BENCI TAPI CINTA
29 BAB 29 - SEBATANG BAMBU YANG RUBUH
30 BAB 30 - ANGIN KERING DI ISTANA ODAWARA
31 BAB 31 - CINTA SESAT YANG MEMBARA
32 BAB 32 - PERNYATAAN CINTA SANG KAZAMA
33 BAB 33 - GANJALAN YANG TAK TERUNGKAP
34 BAB 34 - AWANG YANG MENELUNGKUP
35 BAB 35 - MIKATAGAHARA
36 BAB 36 - MEGA KUSAM DI BUMANTARA KOFU
37 BAB 37 - PESAN RAHASIA SANG PANGERAN
38 BAB 38 - BENCANA DI KEDIAMAN MOCHIZUKI
39 BAB 39 - SI PENGANCAM
40 BAB 40 - KEBIMBANGAN
41 BAB 41 - PERUNDINGAN PENENTU SIKAP
42 BAB 42 - TAWARAN KERJA SAMA
43 BAB 43 - GADIS DISARANG PENYAMUN
44 BAB 44 - SIAPA KAU SEBENARNYA?
45 BAB 45 - PERTEMPURAN DITENGAH MALAM
46 BAB 46 - SEKUNTUM MAWAR YANG LAYU
47 BAB 47 - KEBIMBANGAN DALAM KEPASTIAN
48 BAB 48 - TERBONGKAR SEMUA AIB.
49 BAB 49 - JODOH SANG KAZAMA
50 BAB 50 - KONSPIRASI BALASAN
51 BAB 51- PEMBAIATAN BERBALUT KUDETA
52 BAB 52 - PENGKHIANATAN DITENGAH MALAM
53 BAB 53 - KEMBANG YANG JATUH KE TANAH
54 BAB 54 - KUDETA DI ISTANA OTATE
55 BAB 55 - MENGUNGSI KE SAMEGAO
56 BAB 56 -KUNJUNGAN KE UTARA
57 BAB 57 - PANGERAN YANG EKSENTRIK
58 BAB 58 - ANCAMAN BAGI PUTRI KAI
59 BAB 59 - MENGGULUNG TIKAR YANG HALUS
60 BAB 60 - MEROBEK KEMBANG YANG JATUH.
61 BAB 61 - TEBUSAN DALAM KESEDIHAN
62 BAB 62 - KEPUTUSAN YANG CEROBOH
63 BAB 63 - KARMA YANG BERULANG
64 BAB 64 - BELUKAR BERDURI DISISI JALANAN
65 BAB 65 - ANCAMAN PERANG
66 BAB 66 - PAMERAN KEKUATAN MILITER
67 BAB 67 - AROGANSI SANG KUCING BESAR
68 BAB 68 - HARAPAN YANG TERUNGKAP
69 BAB 69 - PENYUSUPAN LEWAT SUNGAI KISE
70 BAB 70 - GERILYAWAN SUNGAI KISE
71 BAB 71 - PEMBANTAIAN DI IGA
72 BAB 72 - PENGEMBARAAN SANG PENGUASA
73 BAB 73 - UNGKAPAN CINTA PADUKA SAKYO DAYU
74 BAB 74 - BAGAI SUAMI ISTRI
75 BAB 75 - MEMBEBASKAN PUTRI YANG TERTAWAN
76 BAB 76 - CELAH DIANTARA DUA TUNGKAI
77 BAB 77 - EKSPANSI KE BARAT
78 BAB 78 - PERTEMUAN DUA PASUKAN
79 BAB 79 - PALAGAN KOZUKE
80 BAB 80 - WISTERIA DALAM KACA
81 BAB 81 - PENANTIAN
82 BAB 82 - DUEL TANDING IBLIS HANZO DENGAN SILUMAN ANGIN
83 BAB 83 - PAMERAN TENAGA DALAM MAKHLUK ADIKODRATI
84 BAB 84 - PERTEMPURAN YANG MEMANAS
85 BAB 85 - KUBENCI KAU DENGAN CINTAKU
86 BAB 86 - PERSETUJUAN DENGAN SEBUAH SYARAT
87 BAB 87- SENANDUNG SENDU REMBULAN
88 BAB 88 - PERUNDINGAN CINTA
89 BAB 89 - PERGUMULAN DI BAWAH CAHAYA REMBULAN
90 BAB 90 -KESEPAKATAN ATAS NAMA CINTA
91 BAB 91 - GALUR ASLI SEBUAH SENI
92 BAB 92- KUDETA TANPA WUJUD
93 BAB 93- PEMERINTAHAN BARU
94 BAB 94 - ORANG DARI BARAT
95 BAB 95 - KONSPIRASI POLITIK BERKEDOK AGAMA
96 BAB 96 - MELENYAPKAN PENGHALANG YANG BERAT.
97 BAB 97 - PENJAJAHAN GAYA BARU
98 BAB 98- PERGANTIAN REJIM
99 BAB 99 - TOYOTOMI HIDEYOSHI
100 BAB 100- KESHOGUNAN OYUMI
101 BAB 101- AROGANSI ASHIKAGA YOSHIAKI
102 BAB 102 - TEGURAN YANG BERMUNCULAN
103 BAB 103- EKSPANSI KELUARGA HOJO
104 BAB 104- PEMBALASAN SANG WALI NEGARA
105 BAB 105-AWAL TIBANYA SENJA
106 BAB 106- PATAHNYA PEDANG OYUMI
107 BAB 107 - PENGEPUNGAN ODAWARA
108 BAB 108 - HAMPARAN SISIK IKAN DI MEJA MAKAN
109 BAB 109 - IKAN BESAR YANG SULIT DITAKLUKKAN
110 BABA 110- SANDYAKALANING KLAN HOJO
111 BAB 111-GADIS DALAM KABUT
112 BAB 112 - SEBENARNYA CINTA?
113 BAB 113 - SILUMAN ANGIN DAN PENGUASA KABUT
114 BAB 114 - SISIK IKAN YANG LEPAS
115 BAB 115 - MEMULAI KERUSUHAN DARI SEBERANG LAUTAN.
116 BAB 116-KABAR GOEMON KEPADA KOTARO
117 BAB 117 - MAINKANLAH UNTUKKU, KITA MENYATU
118 BAB 118 - KEMELUT DALAM KELUARGA TOYOTOMI
119 BAB 119 - KETEL GOEMON
120 BAB 120 - KEBAHAGIAAN BARU
121 BAB 121 - PUTRI SANG KAZAMA
122 BAB 122- MEMPERSIAPKAN REUNI
123 BAB 123- PALAGAN SELAT SOU
124 BAB 124- SEMILIR ANGIN YANG MENIUP RUMPUN BAMBU
125 BAB 125-KEGALAUAN NYONYA BESAR
126 BAB 126- ANGIN PANAS DI ISTANA FUSHIMI
127 BAB 127- SUAMI KECILKU
128 BAB 128 - MONYET YANG MEMAKAN TUBA
129 BAB 129-AWAL PENGGEROGOTAN KEKUASAAN
130 BAB 130-MENUJU SEKIGAHARA
131 BAB 131-PERANG PENENTU KEPEMIMPINAN JEPANG
132 BAB 132- LELAKI PENDENDAM DARI GUNUNG
133 BAB 133- BELATUNG YANG MENGGEROGOTI LUKA
134 BAB 134- PEWARIS PARTAI FUMA
135 BAB 135 - CINTA YANG TAK BERBALAS
136 BAB 136 - INSPIRASI CINTA
137 BAB 137 - ASAP MESIU DITENGAH HAMPAR KABUT
138 BAB 138- TAKLUKNYA SILUMAN ANGIN
139 BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
140 BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
141 BAB 140 - KEDAMAIAN DIUJUNG TARIKAN NAPAS
142 EPILOG
Episodes

Updated 142 Episodes

1
BAB 1- KELAHIRAN YANG DIHARAPKAN
2
BAB 2- PENGHARAPAN YANG DIHANCURKAN
3
BAB 3- HARAPAN YANG MASIH BELUM SIRNA
4
BAB 4 - TAMU TAK DI UNDANG
5
BAB 5- ANAK SILUMAN ?
6
BAB 6 - GURU DAN MURID
7
BAB 7 - WARGA DESA RAPPA
8
BAB 8 - WAHAM
9
BAB 9 - KARMA
10
BAB 10 - KINNARA
11
BAB 11- INARI
12
BAB 12 - TUGAS PERDANA
13
BAB 13 - PARA SILUMAN ANGIN
14
BAB 14 - PERBURUAN
15
BAB 15 - IKLIM YANG MEMANAS
16
BAB 16 - KOMPROMI
17
BAB 17 - SI PERAYU
18
BAB 18 - SAMURAI PEGUNUNGAN
19
BAB 19 - TENGU
20
BAB 20 - MAWAR SILUMAN
21
BAB 21 - RANTING RAPUH YANG PATAH
22
BAB 22 - TEBUSAN
23
BAB 23 - SERGAP
24
BAB 24 - SERANGAN
25
BAB 25 - MIMASETOGE # 1
26
BAB 26 - MIMASETOGE # 2
27
BAB 27 - MIMASETOGE # 3
28
BAB 28 - BENCI TAPI CINTA
29
BAB 29 - SEBATANG BAMBU YANG RUBUH
30
BAB 30 - ANGIN KERING DI ISTANA ODAWARA
31
BAB 31 - CINTA SESAT YANG MEMBARA
32
BAB 32 - PERNYATAAN CINTA SANG KAZAMA
33
BAB 33 - GANJALAN YANG TAK TERUNGKAP
34
BAB 34 - AWANG YANG MENELUNGKUP
35
BAB 35 - MIKATAGAHARA
36
BAB 36 - MEGA KUSAM DI BUMANTARA KOFU
37
BAB 37 - PESAN RAHASIA SANG PANGERAN
38
BAB 38 - BENCANA DI KEDIAMAN MOCHIZUKI
39
BAB 39 - SI PENGANCAM
40
BAB 40 - KEBIMBANGAN
41
BAB 41 - PERUNDINGAN PENENTU SIKAP
42
BAB 42 - TAWARAN KERJA SAMA
43
BAB 43 - GADIS DISARANG PENYAMUN
44
BAB 44 - SIAPA KAU SEBENARNYA?
45
BAB 45 - PERTEMPURAN DITENGAH MALAM
46
BAB 46 - SEKUNTUM MAWAR YANG LAYU
47
BAB 47 - KEBIMBANGAN DALAM KEPASTIAN
48
BAB 48 - TERBONGKAR SEMUA AIB.
49
BAB 49 - JODOH SANG KAZAMA
50
BAB 50 - KONSPIRASI BALASAN
51
BAB 51- PEMBAIATAN BERBALUT KUDETA
52
BAB 52 - PENGKHIANATAN DITENGAH MALAM
53
BAB 53 - KEMBANG YANG JATUH KE TANAH
54
BAB 54 - KUDETA DI ISTANA OTATE
55
BAB 55 - MENGUNGSI KE SAMEGAO
56
BAB 56 -KUNJUNGAN KE UTARA
57
BAB 57 - PANGERAN YANG EKSENTRIK
58
BAB 58 - ANCAMAN BAGI PUTRI KAI
59
BAB 59 - MENGGULUNG TIKAR YANG HALUS
60
BAB 60 - MEROBEK KEMBANG YANG JATUH.
61
BAB 61 - TEBUSAN DALAM KESEDIHAN
62
BAB 62 - KEPUTUSAN YANG CEROBOH
63
BAB 63 - KARMA YANG BERULANG
64
BAB 64 - BELUKAR BERDURI DISISI JALANAN
65
BAB 65 - ANCAMAN PERANG
66
BAB 66 - PAMERAN KEKUATAN MILITER
67
BAB 67 - AROGANSI SANG KUCING BESAR
68
BAB 68 - HARAPAN YANG TERUNGKAP
69
BAB 69 - PENYUSUPAN LEWAT SUNGAI KISE
70
BAB 70 - GERILYAWAN SUNGAI KISE
71
BAB 71 - PEMBANTAIAN DI IGA
72
BAB 72 - PENGEMBARAAN SANG PENGUASA
73
BAB 73 - UNGKAPAN CINTA PADUKA SAKYO DAYU
74
BAB 74 - BAGAI SUAMI ISTRI
75
BAB 75 - MEMBEBASKAN PUTRI YANG TERTAWAN
76
BAB 76 - CELAH DIANTARA DUA TUNGKAI
77
BAB 77 - EKSPANSI KE BARAT
78
BAB 78 - PERTEMUAN DUA PASUKAN
79
BAB 79 - PALAGAN KOZUKE
80
BAB 80 - WISTERIA DALAM KACA
81
BAB 81 - PENANTIAN
82
BAB 82 - DUEL TANDING IBLIS HANZO DENGAN SILUMAN ANGIN
83
BAB 83 - PAMERAN TENAGA DALAM MAKHLUK ADIKODRATI
84
BAB 84 - PERTEMPURAN YANG MEMANAS
85
BAB 85 - KUBENCI KAU DENGAN CINTAKU
86
BAB 86 - PERSETUJUAN DENGAN SEBUAH SYARAT
87
BAB 87- SENANDUNG SENDU REMBULAN
88
BAB 88 - PERUNDINGAN CINTA
89
BAB 89 - PERGUMULAN DI BAWAH CAHAYA REMBULAN
90
BAB 90 -KESEPAKATAN ATAS NAMA CINTA
91
BAB 91 - GALUR ASLI SEBUAH SENI
92
BAB 92- KUDETA TANPA WUJUD
93
BAB 93- PEMERINTAHAN BARU
94
BAB 94 - ORANG DARI BARAT
95
BAB 95 - KONSPIRASI POLITIK BERKEDOK AGAMA
96
BAB 96 - MELENYAPKAN PENGHALANG YANG BERAT.
97
BAB 97 - PENJAJAHAN GAYA BARU
98
BAB 98- PERGANTIAN REJIM
99
BAB 99 - TOYOTOMI HIDEYOSHI
100
BAB 100- KESHOGUNAN OYUMI
101
BAB 101- AROGANSI ASHIKAGA YOSHIAKI
102
BAB 102 - TEGURAN YANG BERMUNCULAN
103
BAB 103- EKSPANSI KELUARGA HOJO
104
BAB 104- PEMBALASAN SANG WALI NEGARA
105
BAB 105-AWAL TIBANYA SENJA
106
BAB 106- PATAHNYA PEDANG OYUMI
107
BAB 107 - PENGEPUNGAN ODAWARA
108
BAB 108 - HAMPARAN SISIK IKAN DI MEJA MAKAN
109
BAB 109 - IKAN BESAR YANG SULIT DITAKLUKKAN
110
BABA 110- SANDYAKALANING KLAN HOJO
111
BAB 111-GADIS DALAM KABUT
112
BAB 112 - SEBENARNYA CINTA?
113
BAB 113 - SILUMAN ANGIN DAN PENGUASA KABUT
114
BAB 114 - SISIK IKAN YANG LEPAS
115
BAB 115 - MEMULAI KERUSUHAN DARI SEBERANG LAUTAN.
116
BAB 116-KABAR GOEMON KEPADA KOTARO
117
BAB 117 - MAINKANLAH UNTUKKU, KITA MENYATU
118
BAB 118 - KEMELUT DALAM KELUARGA TOYOTOMI
119
BAB 119 - KETEL GOEMON
120
BAB 120 - KEBAHAGIAAN BARU
121
BAB 121 - PUTRI SANG KAZAMA
122
BAB 122- MEMPERSIAPKAN REUNI
123
BAB 123- PALAGAN SELAT SOU
124
BAB 124- SEMILIR ANGIN YANG MENIUP RUMPUN BAMBU
125
BAB 125-KEGALAUAN NYONYA BESAR
126
BAB 126- ANGIN PANAS DI ISTANA FUSHIMI
127
BAB 127- SUAMI KECILKU
128
BAB 128 - MONYET YANG MEMAKAN TUBA
129
BAB 129-AWAL PENGGEROGOTAN KEKUASAAN
130
BAB 130-MENUJU SEKIGAHARA
131
BAB 131-PERANG PENENTU KEPEMIMPINAN JEPANG
132
BAB 132- LELAKI PENDENDAM DARI GUNUNG
133
BAB 133- BELATUNG YANG MENGGEROGOTI LUKA
134
BAB 134- PEWARIS PARTAI FUMA
135
BAB 135 - CINTA YANG TAK BERBALAS
136
BAB 136 - INSPIRASI CINTA
137
BAB 137 - ASAP MESIU DITENGAH HAMPAR KABUT
138
BAB 138- TAKLUKNYA SILUMAN ANGIN
139
BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
140
BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
141
BAB 140 - KEDAMAIAN DIUJUNG TARIKAN NAPAS
142
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!