BAB 12 - TUGAS PERDANA

tahun ini, 1568, era Keiroku ke 11...

Kotaro memandang hamparan batang-batang pepohonan raksasa yang menjulang tegak bagai tiang pencakar langit yang hendak menggoyahkan singgasana para dewa di swaloka. matanya memejam menikmati aroma karbon yang keluar dari kulit-kulit pohon itu. selama dalam masa pengasingan dan pertapaannya, pemuda raksasa itu benar-benar terasing dari dunia luar. buta geliat peristiwa yang sementara membakar dataran Jepang.

Kemenangan kubu Tenka Fubu yang dipimpin Oda Nobunaga berhasil meruntuhkan kekuasaan keluarga Imagawa di Suruga. gugurnya Yoshimoto, sang Katoku (kepala keluarga samurai) berimbas pada peta politik wilayah Kansai. disamping itu, keluarga Matsudaira mengakhiri hubungan politik dengan keluarga Imagawa, membelot ke kubu Oda Nobunaga.

sebagai mengukuhkan hegemoninya sebagai penguasa daerah Mikawa, keluarga Matsudaira membentuk 'triumvirate' bersama-sama dengan Oda Nobunaga dan Kinoshita Hideyoshi (kelak merubah nama menjadi Toyotomi Hideyoshi) dari Nakamura. ketiga panglima itu kemudian meluaskan pengaruh mereka kedalam barisan aristokrat istana kekaisaran.

keshogunan Ashikaga tinggal menunggu sandyakalaning. hingga saat ini, panglima yang menantang pengaruh 3 serangkai Tenka Fubu itu secara terang-terangan adalah Takeda Shingen dari Kai.

Kotaro membuka matanya dan menyaksikan lagi barisan batang pohon raksasa yang bagai pilar-pilar langit. saat ini, usianya mencapai 18 tahun. tinggi pemuda itu 7,8 Shaku (216 cm) termasuk tinggi yang tak biasa diantara para pemuda sebayanya. rambut merahnya yang panjang sepunggung kini terkuncir, melambai bagai panji yang dihembus angin. bajunya telah lusuh dan sebagian robek besar menampilkan sepir-sepir yang bertonjolan. penampilannya lebih mirip pemuda siluman disebabkan kulitnya yang seputih salju. dihadapannya, sang guru, Zenbo, mengelus janggutnya yang panjang menjuntai ke dada.

"Kau sudah siap, Kotaro. jangan ragukan kemampuanmu." kata pendeta Zenbo dengan mantap. pemuda itu berlutut dan mengangkat wajahnya.

"Terima kasih atas bimbingan guru." kata pemuda itu.

"Satu lagi hadiah dariku." kata pendeta tersebut.

tak lama kemudian tanah yang dipijaki Kotaro terasa bergetar. dari rimbunan pepohonan, menyeruak seekor serigala raksasa berbulu kelabu. serigala itu melangkah mendekati Zenbo dan duduk disisinya. pendeta itu mengelus kepala hewan tersebut dengan lembut.

"Namanya Geki...peliharaanku semasa menjalani pertapaan." kata Zenbo. "Sekarang, dia adalah milikmu."

"Guru tak pernah memberitahukan hewan ini padaku sebelumnya. " kata Kotaro.

"Benar. " akunya, "Lagipula aku memang jarang membutuhkannya sejak melatihmu. tapi...Geki Sekarang akan menemani perjalanan takdirmu."

"Saya akan menjaganya sebaik-baiknya." kata Kotaro.

Zenbo mengangguk. "Nah...selamat tinggal Kotaro... jaga dirimu baik-baik." selesai berkata, tubuh Zenbo memudar hingga hilang tak berbekas.

Kotaro bangkit dan berbalik menuju kuil. ia memasuki bangunan reyot yang tak pantas ditinggali itu. didalam kuil, di belakang altar pada kamiza, pemuda itu menemukan katabira (baju rantai) berpola sisik-sisik reptil. baju itu berlengan panjang. disitu juga ada sepasang pelindung terbuat dari baja pelat yang beruas-ruas.

Kotaro mengumpulkan benda itu dan membungkusnya dalam buntalan kain. setelah itu ia keluar dan mendapati Geki tak kunjung beranjak dari tempatnya seakan menunggu perintah majikan barunya.

Kotaro berbalik menghadap kuil dan kekuarlah suaranya yang menggelegar, "Guru! restuilah saya memimpin desa sebagaimana para pemimpin generasi sebelumnya!!" setelah berkata demikian, ia mengibaskan tangannya. kuil itu perlahan terbakar. Kotaro menatapi serigala raksasa yang berdiri tegak dengan keempat tungkainya.

"Geki... bawa aku ke air terjun!" seru Kotaro.

...***...

para pengintai gempar melihat seekor serigala raksasa mendekat. dipunggung hewan itu duduk seorang lelaki berukuran raksasa. semula para penjaga menara memasang sikap waspada. Kotaro mendongak ke menara dan berseru.

"Buka Gerbang!! Kotaro dari Ashigaragami telah tiba!"

mendengar seruannya sontak para penjaga lebih gempar lagi. dengan kegembiraan bercampur rasa takut ia menggoyang dinding genta. tak lama kemudian gerbang terbuka. Kotaro turun dari punggung Geki dan melangkah seraya menuntut serigala itu memasuki desa.

kedatangan jonin generasi kelima itu disambut sedemikian rupa oleh para warga, terutama golongan shinobi. mereka kagum bercampur segan melihat penampilan Kotaro saat ini. pemuda itu memang telah mengganti penampilannya setelah membersihkan diri di kolam air terjun kemudian mengenakan segala perlengkapan tersebut.

dibangunan utama, berdiri tegak Gojiro, Takiyasha dan beberapa Jiki Deshi dihalaman rumah. ketika Kotaro tiba dan menyuruh Geki duduk ditepi taman, kakek itu melangkah menyambut sang kepala desa yang baru saja kembali dari pertapaannya.

"Selamat datang Go-Daime." sambut Gojiro.

Kotaro tersenyum, "Kakek guru." balasnya

Gojiro menepikan tubuhnya mempersilahkan Kotaro masuk ke dalam rumah. ketiganya memasuki bangunan sementara para jiki deshi tetap dihalaman rumah tersebut. pemuda raksasa itu dipersilahkan Gojiro duduk di kamiza, karena tempat itu memang haknya sekarang. adapun Gojiro duduk bersimpuh bersama Takiyasha menghadap kearah jonin generasi kelima tersebut.

"Ada titah dari Yang Mulia, Pangeran Hojo Shinkuro. Go-Daime-dono (tuanku, ketua generasi kelima) diharapkan segera menghadap kepada Pangeran Hojo Ujimasa di Odawara." kata Gojiro seraya merogoh balik bajunya dan mengeluarkan sebuah surat bersampul kaku dan menyorongkannya kepada Kotaro.

"Hal ini dirasa penting sekali untuk mempersiapkan diri menghadapi kekuatan pasukan Takeda yang didatangkan dari Kofu." sambung Gojiro sementara Kotaro meraih surat bersampul itu kemudian membukanya dan mulai membaca:

^^^kepada^^^

^^^Fuma Dewa no Kami^^^

segera menghadap kepada Yang Mulia Pangeran Hojo Ujimasa di Kastil Odawara untuk merundingkan hal-hal yang perlu demi keamanan dan keselamatan seluruh masyarakat yang berlindung kepada Keluarga Hojo

dari;

Hojo Shinkuro, di Kastil Odawara.

Kotaro melipat surat dan mengerutkan dahinya. "Terangkan nama ini, kakek guru."

Gojiro tersenyum. "Aku melaporkan tentang dirimu yang ditemukan di wilayah pemerintahan Ushu (Dewa) dan saat ini resmi menjadi jonin generasi kelima, menggantikan posisi Taira Oogami."

"Mengapa ada kalimat 'Siluman Angin' didepan namaku?" tanya Kotaro kurang paham.

"Bukankah Zenbo menyebutmu Kazama?" kata Gojiro sambil tersenyum lagi.

kata Kaza atau Kaze yang ditulis dalam aksara kanji merujuk pula pada kata Fu yang berarti angin, karena bentuk hurufnya sama. sedangkan kata Ma dalam aksara romanji berujuk pada kata Siluman.

Kotaro mengangguk paham. Gojiro melanjutkan lagi keterangannya, "Shinkuro adalah putra sulung dari Pangeran Ujimasa. anak itu akan digadang-gadang menggantikan posisi kakeknya, Yang Mulia Hojo Ujiyasu." ujarnya mengakhiri keterangan dengan nada bangga.

"Ada yang bisa kakek guru jabarkan tentang pasukan Takeda?" tanya Kotaro.

Gojiro menghela napas dan merubah sikap duduknya yang semula pola zarei menjadi pola teratai (bersila). lelaki sepuh itu melanjutkan laporannya.

"Tentara Takeda menyerang basis pertahanan kubu Imagawa dibukit Satta. saya pribadi menduga, karena Takeda Shingen telah meyakini bahwa keluarga Imagawa sepeninggal Yoshimoto bukan merupakan momok menakutkan lagi." kata Gojiro.

Isuke tiba-tiba muncul dan langsung berlutut. "Salam kepada Go-Daime. maafkan keterlambatan saya."

"Silahkan duduk Isuke." sambut Kotaro.

pemuda itu mengambil posisi duduk gaya padma (bersila) dibelakang Gojiro.

"Bagaimana menurut Isuke tentang serangan pasukan Takeda di bukit Satta?" pancing Kotaro.

"Setahuku, Yang Dipertuan Takeda adalah pribadi yang mengamalkan ajaran buddha dengan begitu taat." kata Isuke sambil menatapi langit ruangan. "Kurasa motifnya seperti dugaan kakek sesepuh."

"Jangan lupa, serangan itu digagalkan oleh Yang Mulia Pangeran Ujimasa yang memimpin pasukan Hojo." sahut Takiyasha.

Gojiro melipat tangannya kedada dan menekurkan wajah. "Junjungan kita hanya mempertahankan persekutuan Kososun yang pernah digagas oleh 3 keluarga ini. lagipula keluarga Hojo terlibat hutang politik dengan keluarga Imagawa. Pangeran Ujinori adalah tawanan politik yang diberi tempat tinggal di Hamamatsu dalam pengawasan keluarga Matsudaira. kegagalan di bukit Satta pasti menerbitkan kemarahan Takeda Shingen." setelah itu Gojiro menegakkan wajahnya. "Aku curiga, Takeda Shingen akan meneror kawasan Musashi dan Suruga."

Kotaro mengangguk. "Kalau begitu kita segera bergegas." ia kembali memandang Gojiro. " Apakah kita memiliki koneksi dengan beberapa chunnin yang berada diluar desa?"

Gojiro mengangguk. Kotaro kemudian mengeluarkan intruksi sambil berdiri, "Perintahkan kepada seluruh chunnin yang menyebar diluar desa, untuk menemui saya ditapal batas Sagami. sementara ini saya akan bergerak ke Odawara, memenuhi titah Yang Mulia Pangeran Uiimasa."

Takiyasha dan Isuke sempat tercengang melihat tubuh Kotaro yang perlahan mulai memendar dan akhirnya hilang. sedangkan Gojiro hanya tersenyum. sebelum pergi, jonin generasi ke 5 itu memamerkan kecakapan barunya.

bakemono jutsu - jurus halimun (menghilang)

setelah itu, Gojiro berbalik menatapi Isuke dan Takiyasha. "Kalian mendapat tugas." kakek itu menatapi Takiyasha, "Kau selidiki aktifitas pasukan Takeda di Kofu." kemudian Gojiro menatapi Isuke, "Dan kau ke Yamura. pantau perkembangan disana. segera kembali setelah mengumpulkan informasi !"

kedua anak muda itu menundukkan kepalanya lalu bangkit dan memutar tubuh, meninggalkan ruang utama meninggalkan Gojiro duduk sendirian disana.

...***...

Hojo Ujimasa, putra tertua Hojo Ujiyasu, seorang Shugo Daimyo (gubernur jenderal) saat ini mewakili memerintah Odawara-han dikarenakan Hojo Ujiyasu belum dapat melaksanakan kewajibannya sebagai penguasa. banyak tugas yang harus segera diselesaikan paska insiden bukit Satta.

Suwa Shiro Katsuyori, iparnya, menuduh Hojo Ujimasa sengaja mencari masalah dengan besannya. meskipun Uiimasa telah menyurati Takeda Shingen, mengklarifikasi alasan menyerang pasukan Takeda yang hendak menundukkan basis pertahanan keluarga Imagawa serta memohon maaf atas peristiwa tersebut, namun putra kedua Takeda Shingen tersebut tak mau menerimanya.

menurut warta yang tersebar saat ini, pasukan Takeda sedang bergerak menuju Pegunungan Matsuno, untuk menggempur benteng pertahanan yang dijaga oleh Ogi Kiyotaka, salah satu samurai yang tidak menentang gagasan Tenka Fubu milik Oda Nobunaga.

"Selamat bertemu, Tuanku." terdengar suara yang menarik paksa jiwanya yang bermain-main dalam khayalan kembali ke kenyataan dihadapannya. Hojo Ujimasa tersentak. samurai itu gelagapan menoleh kesana-kemari mencari asal suara.

"Siapa itu?" bentak Ujimasa seraya memegang gagang pedang dengan waspada, "Perkenalkan dirimu!"

pandangan sang samurai mengedar menelusuri sekitarannya. akhirnya pandangannya membentur sosok bayangan tinggi besar yang tegak berdiri, terhalang oleh kegelapan malam. sosok itu mendekat dan menampakkan dirinya kemudian berlutut dihadapan Hojo Ujimasa.

"Fuma Dewa no Kami, datang menghadap, siap melayani anda, Tuanku. "

ukuran tubuh Kotaro membuat Hojo Ujimasa terkesima. "Kau... raksasa..." gumamnya tanpa sadar.

Kotaro menegakkan wajahnya. kulit seputih tepung dan hiasan celak yang mempertegas garis mata, dan sepasang taring kecil yang mencuat dari sudut-sudut bibir sang raksasa sempat membuat bulu kuduk sang wali negeri itu meremang.

"Maafkan keterlambatan hamba, Tuanku. sebelumnya, hamba sedang menjalani tapa dan pelatihan di Ashigaragami, sebelum akhirnya kembali dan menerima panggilan." kata Kotaro.

Hojo Ujimasa mengatur sikapnya, "Kau tahu alasan mengapa kau dipanggil?"

Kotaro menunduk takzim, "Tuanku lebih mengetahui sebab musababnya."

Hojo Ujimasa mengangguk,"Warta yang kudapat dari mata-mata mengisyaratkan keluarga Uesugi sedang merencanakan sesuatu. aku menebak, ia akan memaksa dan merebut wilayah Musashi dari kita yang menurut mereka merupakan hak daerah yang disetujui pihak kekaisaran."

"Bisakah hamba lebih mengetahui detailnya?" tanya Kotaro.

"Mata-mata Nekomata bernama Takanosu yang menyampaikan warta itu, berdasar keterangan yang berhasil dikoreknya dari salah satu petinggi militer dalam keluarga Uesugi, ketika ia menyamar sebagai pengurus rumah tangganya." jawab Hojo Ujimasa.

"Kalau begitu, saya pamit untuk memastikan berita tersebut." kata Kotaro.

tak lama kemudian tubuh sang raksasa memudar dan akhirnya menghilang. pameran kecakapan yang membuat Hojo Ujimasa tanpa sadar mendecak kagum. saking terpesonanya samurai itu, tak menyadari kedatangan seseorang.

"Ayah..." sahut suara yang tiba-tiba muncul. Ujimasa membalik dan menatapi Hojo Shinkuro yang berdiri menatapnya.

pemuda berusia 14 tahun, namun tubuhnya ringkih meski tersamar dalam pakaian kebangsawanan yang kelonggaran. ia mengenakan busana kamishimo warna kelabu. rambutnya ditutupi ropi kanmuri. sebilah pedang pendek terselip di sabuknya. Hojo Ujimasa menatapi putranya yang tak biasanya.

"Kau terlihat pucat..." gumam Hojo Ujimasa, "Dari mana saja dirimu?"

"Saya menyelesaikan lawatan." jawab Shinkuro sambil tersenyum layu, "Kasihan rakyat-rakyat... mereka sangat kelaparan... ketakutan. " pemuda itu mengedar tatapannya pada pagar istana. "Sebagaimana seorang calon pemimpin, aku wajib menenangkan kawulaku."

"Tapi... kau terlihat... sangat kelelahan." sahut Ujimasa.

"Mungkin...aku memang terlalu lelah..." gumam cucu sulung dari Hojo Ujiyasu tersebut.

...***...

Obai In adalah putri Takeda Shingen yang dinikahkan dengan Hojo Ujimasa ketika persekutuan Kososun diresmikan. selanjutnya, Hojo Ujiyasu menikahkan saudara tiri Ujimasa, Fujin, dengan Suwa Shiro Katsuyori sebagai jaminan politik agar persekutuan tetap langgeng. namun, beberapa kali keluarga Takeda menciderai perjanjian tersebut dan hanya diladeni dengan sabar oleh Hojo Ujiyasu.

mulanya biasa saja, lama-kelamaan menjadi cinta. Obai In melahirkan putra pertama. Ujiyasu yang memimpin upacara genpuku anak itu kemudian menganugerahkan nama Shinkuro, mengikuti nama kakeknya, pendiri kedua dari keluarga Hojo. saat ini Ujimasa sangat mendambakan putranya menjadi seorang hanshi menggantikan Ujiyasu yang terlalu letih. berturut-turut kemudian Obai In melahirkan lagi 2 orang perempuan dan 6 orang anak laki-laki.

...***...

rumor tentang pasukan siluman yang dimiliki keluarga Hojo menyebar dengan cepat dipenjuru negeri. bahkan, keluarga Matsudaira dari Mikawa langsung memerintahkan Hanzo dari Iga untuk menyusup ke Odawara dan Edo hanya untuk membuktikan kebenaran isu tersebut. golongan ulama di Hiei bahkan goncang ketika menyadari Kazama yang memang telah diramalkan ternyata berpihak kepada Keluarga Hojo.

bila hal itu menjadi sebuah kenyataan, maka sudah bisa ditebak, kedudukan keluarga Hojo sebagai penguasa wilayah-wilayah timur tak akan bisa digeser dengan mudah, bahkan bisa jadi justru akan meluas ke wilayah-wilayah barat secara perlahan, tapi pasti. para ulama di gunung Suzuka dan Kurama menghimbau kepada para penguasa wilayah untuk mempertebal keyakinan mereka dalam rangka menghadapi pasukan Hojo yang dibantu para siluman yang mengabdi pada mereka.

respon paling reaktif justru dilancarkan pihak Takeda. mereka menyebarkan kepada seluruh negeri bahwa pasukan yang disiagakan di Kai adalah pasukan terkuat yang paling ditakuti seantero negeri, mengalahkan pamor Tenka Fubu yang sering disuarakan Oda Nobunaga di sidang aula krisan di istana kekaisaran, Kyoto. Takeda Shingen merahasiakan jumlahnya, semakin membuat para daimyo didera penasaran yang mendalam.

...ooOOOoo...

Terpopuler

Comments

Golgotha Calvatorch

Golgotha Calvatorch

itu disebut perang propaganda

2021-02-20

0

Kokoro No Tomo

Kokoro No Tomo

mantap

2021-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1- KELAHIRAN YANG DIHARAPKAN
2 BAB 2- PENGHARAPAN YANG DIHANCURKAN
3 BAB 3- HARAPAN YANG MASIH BELUM SIRNA
4 BAB 4 - TAMU TAK DI UNDANG
5 BAB 5- ANAK SILUMAN ?
6 BAB 6 - GURU DAN MURID
7 BAB 7 - WARGA DESA RAPPA
8 BAB 8 - WAHAM
9 BAB 9 - KARMA
10 BAB 10 - KINNARA
11 BAB 11- INARI
12 BAB 12 - TUGAS PERDANA
13 BAB 13 - PARA SILUMAN ANGIN
14 BAB 14 - PERBURUAN
15 BAB 15 - IKLIM YANG MEMANAS
16 BAB 16 - KOMPROMI
17 BAB 17 - SI PERAYU
18 BAB 18 - SAMURAI PEGUNUNGAN
19 BAB 19 - TENGU
20 BAB 20 - MAWAR SILUMAN
21 BAB 21 - RANTING RAPUH YANG PATAH
22 BAB 22 - TEBUSAN
23 BAB 23 - SERGAP
24 BAB 24 - SERANGAN
25 BAB 25 - MIMASETOGE # 1
26 BAB 26 - MIMASETOGE # 2
27 BAB 27 - MIMASETOGE # 3
28 BAB 28 - BENCI TAPI CINTA
29 BAB 29 - SEBATANG BAMBU YANG RUBUH
30 BAB 30 - ANGIN KERING DI ISTANA ODAWARA
31 BAB 31 - CINTA SESAT YANG MEMBARA
32 BAB 32 - PERNYATAAN CINTA SANG KAZAMA
33 BAB 33 - GANJALAN YANG TAK TERUNGKAP
34 BAB 34 - AWANG YANG MENELUNGKUP
35 BAB 35 - MIKATAGAHARA
36 BAB 36 - MEGA KUSAM DI BUMANTARA KOFU
37 BAB 37 - PESAN RAHASIA SANG PANGERAN
38 BAB 38 - BENCANA DI KEDIAMAN MOCHIZUKI
39 BAB 39 - SI PENGANCAM
40 BAB 40 - KEBIMBANGAN
41 BAB 41 - PERUNDINGAN PENENTU SIKAP
42 BAB 42 - TAWARAN KERJA SAMA
43 BAB 43 - GADIS DISARANG PENYAMUN
44 BAB 44 - SIAPA KAU SEBENARNYA?
45 BAB 45 - PERTEMPURAN DITENGAH MALAM
46 BAB 46 - SEKUNTUM MAWAR YANG LAYU
47 BAB 47 - KEBIMBANGAN DALAM KEPASTIAN
48 BAB 48 - TERBONGKAR SEMUA AIB.
49 BAB 49 - JODOH SANG KAZAMA
50 BAB 50 - KONSPIRASI BALASAN
51 BAB 51- PEMBAIATAN BERBALUT KUDETA
52 BAB 52 - PENGKHIANATAN DITENGAH MALAM
53 BAB 53 - KEMBANG YANG JATUH KE TANAH
54 BAB 54 - KUDETA DI ISTANA OTATE
55 BAB 55 - MENGUNGSI KE SAMEGAO
56 BAB 56 -KUNJUNGAN KE UTARA
57 BAB 57 - PANGERAN YANG EKSENTRIK
58 BAB 58 - ANCAMAN BAGI PUTRI KAI
59 BAB 59 - MENGGULUNG TIKAR YANG HALUS
60 BAB 60 - MEROBEK KEMBANG YANG JATUH.
61 BAB 61 - TEBUSAN DALAM KESEDIHAN
62 BAB 62 - KEPUTUSAN YANG CEROBOH
63 BAB 63 - KARMA YANG BERULANG
64 BAB 64 - BELUKAR BERDURI DISISI JALANAN
65 BAB 65 - ANCAMAN PERANG
66 BAB 66 - PAMERAN KEKUATAN MILITER
67 BAB 67 - AROGANSI SANG KUCING BESAR
68 BAB 68 - HARAPAN YANG TERUNGKAP
69 BAB 69 - PENYUSUPAN LEWAT SUNGAI KISE
70 BAB 70 - GERILYAWAN SUNGAI KISE
71 BAB 71 - PEMBANTAIAN DI IGA
72 BAB 72 - PENGEMBARAAN SANG PENGUASA
73 BAB 73 - UNGKAPAN CINTA PADUKA SAKYO DAYU
74 BAB 74 - BAGAI SUAMI ISTRI
75 BAB 75 - MEMBEBASKAN PUTRI YANG TERTAWAN
76 BAB 76 - CELAH DIANTARA DUA TUNGKAI
77 BAB 77 - EKSPANSI KE BARAT
78 BAB 78 - PERTEMUAN DUA PASUKAN
79 BAB 79 - PALAGAN KOZUKE
80 BAB 80 - WISTERIA DALAM KACA
81 BAB 81 - PENANTIAN
82 BAB 82 - DUEL TANDING IBLIS HANZO DENGAN SILUMAN ANGIN
83 BAB 83 - PAMERAN TENAGA DALAM MAKHLUK ADIKODRATI
84 BAB 84 - PERTEMPURAN YANG MEMANAS
85 BAB 85 - KUBENCI KAU DENGAN CINTAKU
86 BAB 86 - PERSETUJUAN DENGAN SEBUAH SYARAT
87 BAB 87- SENANDUNG SENDU REMBULAN
88 BAB 88 - PERUNDINGAN CINTA
89 BAB 89 - PERGUMULAN DI BAWAH CAHAYA REMBULAN
90 BAB 90 -KESEPAKATAN ATAS NAMA CINTA
91 BAB 91 - GALUR ASLI SEBUAH SENI
92 BAB 92- KUDETA TANPA WUJUD
93 BAB 93- PEMERINTAHAN BARU
94 BAB 94 - ORANG DARI BARAT
95 BAB 95 - KONSPIRASI POLITIK BERKEDOK AGAMA
96 BAB 96 - MELENYAPKAN PENGHALANG YANG BERAT.
97 BAB 97 - PENJAJAHAN GAYA BARU
98 BAB 98- PERGANTIAN REJIM
99 BAB 99 - TOYOTOMI HIDEYOSHI
100 BAB 100- KESHOGUNAN OYUMI
101 BAB 101- AROGANSI ASHIKAGA YOSHIAKI
102 BAB 102 - TEGURAN YANG BERMUNCULAN
103 BAB 103- EKSPANSI KELUARGA HOJO
104 BAB 104- PEMBALASAN SANG WALI NEGARA
105 BAB 105-AWAL TIBANYA SENJA
106 BAB 106- PATAHNYA PEDANG OYUMI
107 BAB 107 - PENGEPUNGAN ODAWARA
108 BAB 108 - HAMPARAN SISIK IKAN DI MEJA MAKAN
109 BAB 109 - IKAN BESAR YANG SULIT DITAKLUKKAN
110 BABA 110- SANDYAKALANING KLAN HOJO
111 BAB 111-GADIS DALAM KABUT
112 BAB 112 - SEBENARNYA CINTA?
113 BAB 113 - SILUMAN ANGIN DAN PENGUASA KABUT
114 BAB 114 - SISIK IKAN YANG LEPAS
115 BAB 115 - MEMULAI KERUSUHAN DARI SEBERANG LAUTAN.
116 BAB 116-KABAR GOEMON KEPADA KOTARO
117 BAB 117 - MAINKANLAH UNTUKKU, KITA MENYATU
118 BAB 118 - KEMELUT DALAM KELUARGA TOYOTOMI
119 BAB 119 - KETEL GOEMON
120 BAB 120 - KEBAHAGIAAN BARU
121 BAB 121 - PUTRI SANG KAZAMA
122 BAB 122- MEMPERSIAPKAN REUNI
123 BAB 123- PALAGAN SELAT SOU
124 BAB 124- SEMILIR ANGIN YANG MENIUP RUMPUN BAMBU
125 BAB 125-KEGALAUAN NYONYA BESAR
126 BAB 126- ANGIN PANAS DI ISTANA FUSHIMI
127 BAB 127- SUAMI KECILKU
128 BAB 128 - MONYET YANG MEMAKAN TUBA
129 BAB 129-AWAL PENGGEROGOTAN KEKUASAAN
130 BAB 130-MENUJU SEKIGAHARA
131 BAB 131-PERANG PENENTU KEPEMIMPINAN JEPANG
132 BAB 132- LELAKI PENDENDAM DARI GUNUNG
133 BAB 133- BELATUNG YANG MENGGEROGOTI LUKA
134 BAB 134- PEWARIS PARTAI FUMA
135 BAB 135 - CINTA YANG TAK BERBALAS
136 BAB 136 - INSPIRASI CINTA
137 BAB 137 - ASAP MESIU DITENGAH HAMPAR KABUT
138 BAB 138- TAKLUKNYA SILUMAN ANGIN
139 BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
140 BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
141 BAB 140 - KEDAMAIAN DIUJUNG TARIKAN NAPAS
142 EPILOG
Episodes

Updated 142 Episodes

1
BAB 1- KELAHIRAN YANG DIHARAPKAN
2
BAB 2- PENGHARAPAN YANG DIHANCURKAN
3
BAB 3- HARAPAN YANG MASIH BELUM SIRNA
4
BAB 4 - TAMU TAK DI UNDANG
5
BAB 5- ANAK SILUMAN ?
6
BAB 6 - GURU DAN MURID
7
BAB 7 - WARGA DESA RAPPA
8
BAB 8 - WAHAM
9
BAB 9 - KARMA
10
BAB 10 - KINNARA
11
BAB 11- INARI
12
BAB 12 - TUGAS PERDANA
13
BAB 13 - PARA SILUMAN ANGIN
14
BAB 14 - PERBURUAN
15
BAB 15 - IKLIM YANG MEMANAS
16
BAB 16 - KOMPROMI
17
BAB 17 - SI PERAYU
18
BAB 18 - SAMURAI PEGUNUNGAN
19
BAB 19 - TENGU
20
BAB 20 - MAWAR SILUMAN
21
BAB 21 - RANTING RAPUH YANG PATAH
22
BAB 22 - TEBUSAN
23
BAB 23 - SERGAP
24
BAB 24 - SERANGAN
25
BAB 25 - MIMASETOGE # 1
26
BAB 26 - MIMASETOGE # 2
27
BAB 27 - MIMASETOGE # 3
28
BAB 28 - BENCI TAPI CINTA
29
BAB 29 - SEBATANG BAMBU YANG RUBUH
30
BAB 30 - ANGIN KERING DI ISTANA ODAWARA
31
BAB 31 - CINTA SESAT YANG MEMBARA
32
BAB 32 - PERNYATAAN CINTA SANG KAZAMA
33
BAB 33 - GANJALAN YANG TAK TERUNGKAP
34
BAB 34 - AWANG YANG MENELUNGKUP
35
BAB 35 - MIKATAGAHARA
36
BAB 36 - MEGA KUSAM DI BUMANTARA KOFU
37
BAB 37 - PESAN RAHASIA SANG PANGERAN
38
BAB 38 - BENCANA DI KEDIAMAN MOCHIZUKI
39
BAB 39 - SI PENGANCAM
40
BAB 40 - KEBIMBANGAN
41
BAB 41 - PERUNDINGAN PENENTU SIKAP
42
BAB 42 - TAWARAN KERJA SAMA
43
BAB 43 - GADIS DISARANG PENYAMUN
44
BAB 44 - SIAPA KAU SEBENARNYA?
45
BAB 45 - PERTEMPURAN DITENGAH MALAM
46
BAB 46 - SEKUNTUM MAWAR YANG LAYU
47
BAB 47 - KEBIMBANGAN DALAM KEPASTIAN
48
BAB 48 - TERBONGKAR SEMUA AIB.
49
BAB 49 - JODOH SANG KAZAMA
50
BAB 50 - KONSPIRASI BALASAN
51
BAB 51- PEMBAIATAN BERBALUT KUDETA
52
BAB 52 - PENGKHIANATAN DITENGAH MALAM
53
BAB 53 - KEMBANG YANG JATUH KE TANAH
54
BAB 54 - KUDETA DI ISTANA OTATE
55
BAB 55 - MENGUNGSI KE SAMEGAO
56
BAB 56 -KUNJUNGAN KE UTARA
57
BAB 57 - PANGERAN YANG EKSENTRIK
58
BAB 58 - ANCAMAN BAGI PUTRI KAI
59
BAB 59 - MENGGULUNG TIKAR YANG HALUS
60
BAB 60 - MEROBEK KEMBANG YANG JATUH.
61
BAB 61 - TEBUSAN DALAM KESEDIHAN
62
BAB 62 - KEPUTUSAN YANG CEROBOH
63
BAB 63 - KARMA YANG BERULANG
64
BAB 64 - BELUKAR BERDURI DISISI JALANAN
65
BAB 65 - ANCAMAN PERANG
66
BAB 66 - PAMERAN KEKUATAN MILITER
67
BAB 67 - AROGANSI SANG KUCING BESAR
68
BAB 68 - HARAPAN YANG TERUNGKAP
69
BAB 69 - PENYUSUPAN LEWAT SUNGAI KISE
70
BAB 70 - GERILYAWAN SUNGAI KISE
71
BAB 71 - PEMBANTAIAN DI IGA
72
BAB 72 - PENGEMBARAAN SANG PENGUASA
73
BAB 73 - UNGKAPAN CINTA PADUKA SAKYO DAYU
74
BAB 74 - BAGAI SUAMI ISTRI
75
BAB 75 - MEMBEBASKAN PUTRI YANG TERTAWAN
76
BAB 76 - CELAH DIANTARA DUA TUNGKAI
77
BAB 77 - EKSPANSI KE BARAT
78
BAB 78 - PERTEMUAN DUA PASUKAN
79
BAB 79 - PALAGAN KOZUKE
80
BAB 80 - WISTERIA DALAM KACA
81
BAB 81 - PENANTIAN
82
BAB 82 - DUEL TANDING IBLIS HANZO DENGAN SILUMAN ANGIN
83
BAB 83 - PAMERAN TENAGA DALAM MAKHLUK ADIKODRATI
84
BAB 84 - PERTEMPURAN YANG MEMANAS
85
BAB 85 - KUBENCI KAU DENGAN CINTAKU
86
BAB 86 - PERSETUJUAN DENGAN SEBUAH SYARAT
87
BAB 87- SENANDUNG SENDU REMBULAN
88
BAB 88 - PERUNDINGAN CINTA
89
BAB 89 - PERGUMULAN DI BAWAH CAHAYA REMBULAN
90
BAB 90 -KESEPAKATAN ATAS NAMA CINTA
91
BAB 91 - GALUR ASLI SEBUAH SENI
92
BAB 92- KUDETA TANPA WUJUD
93
BAB 93- PEMERINTAHAN BARU
94
BAB 94 - ORANG DARI BARAT
95
BAB 95 - KONSPIRASI POLITIK BERKEDOK AGAMA
96
BAB 96 - MELENYAPKAN PENGHALANG YANG BERAT.
97
BAB 97 - PENJAJAHAN GAYA BARU
98
BAB 98- PERGANTIAN REJIM
99
BAB 99 - TOYOTOMI HIDEYOSHI
100
BAB 100- KESHOGUNAN OYUMI
101
BAB 101- AROGANSI ASHIKAGA YOSHIAKI
102
BAB 102 - TEGURAN YANG BERMUNCULAN
103
BAB 103- EKSPANSI KELUARGA HOJO
104
BAB 104- PEMBALASAN SANG WALI NEGARA
105
BAB 105-AWAL TIBANYA SENJA
106
BAB 106- PATAHNYA PEDANG OYUMI
107
BAB 107 - PENGEPUNGAN ODAWARA
108
BAB 108 - HAMPARAN SISIK IKAN DI MEJA MAKAN
109
BAB 109 - IKAN BESAR YANG SULIT DITAKLUKKAN
110
BABA 110- SANDYAKALANING KLAN HOJO
111
BAB 111-GADIS DALAM KABUT
112
BAB 112 - SEBENARNYA CINTA?
113
BAB 113 - SILUMAN ANGIN DAN PENGUASA KABUT
114
BAB 114 - SISIK IKAN YANG LEPAS
115
BAB 115 - MEMULAI KERUSUHAN DARI SEBERANG LAUTAN.
116
BAB 116-KABAR GOEMON KEPADA KOTARO
117
BAB 117 - MAINKANLAH UNTUKKU, KITA MENYATU
118
BAB 118 - KEMELUT DALAM KELUARGA TOYOTOMI
119
BAB 119 - KETEL GOEMON
120
BAB 120 - KEBAHAGIAAN BARU
121
BAB 121 - PUTRI SANG KAZAMA
122
BAB 122- MEMPERSIAPKAN REUNI
123
BAB 123- PALAGAN SELAT SOU
124
BAB 124- SEMILIR ANGIN YANG MENIUP RUMPUN BAMBU
125
BAB 125-KEGALAUAN NYONYA BESAR
126
BAB 126- ANGIN PANAS DI ISTANA FUSHIMI
127
BAB 127- SUAMI KECILKU
128
BAB 128 - MONYET YANG MEMAKAN TUBA
129
BAB 129-AWAL PENGGEROGOTAN KEKUASAAN
130
BAB 130-MENUJU SEKIGAHARA
131
BAB 131-PERANG PENENTU KEPEMIMPINAN JEPANG
132
BAB 132- LELAKI PENDENDAM DARI GUNUNG
133
BAB 133- BELATUNG YANG MENGGEROGOTI LUKA
134
BAB 134- PEWARIS PARTAI FUMA
135
BAB 135 - CINTA YANG TAK BERBALAS
136
BAB 136 - INSPIRASI CINTA
137
BAB 137 - ASAP MESIU DITENGAH HAMPAR KABUT
138
BAB 138- TAKLUKNYA SILUMAN ANGIN
139
BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
140
BAB 139 - PENCARIAN YANG SIA-SIA
141
BAB 140 - KEDAMAIAN DIUJUNG TARIKAN NAPAS
142
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!