INPOH DULU YA!
🐳 Author siapkan give away berupa satu paket tupperware untuk yang memberikan Vote terbanyak. Dan 1 orang yang memberikan banyak komentar menarik (dipilih oleh Author)
Pemenang akan di umumkan saat novel ini mencapai episode tertentu.. Target author di episode 50 udah bisa bagi-bagi give away ya....
tergantung grafik views nya dulu ya... Doain aja ya...
give away-nya tanpa dipungut biaya sepeserpun.
🐳 Mulai hari ini, author akan update 2 episode per harinya ya.. ( tergantung sama lamanya proses review atau kendala sistem eror juga.. soalnya kadang review lebih dari sehari..)
Gimana setuju? 🤗
Kalau mood author lagi baik.. author akan tambah 1 episode pada hari itu. Doain ya mood author selalu baik. hehe..
Alhamdulilalh udah sampai episode 20, Sebelumnya mohon sarannya juga, menurut kalian kekurangan novel ini apa? supaya author bisa perbaiki lagi kedepannya. Terima kasih ya...
Happy reading readers 🍁
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Flower tidak jadi kembali ke apartemen Shilla, terlebih setelah Alex menceritakan semuanya mengenai rekaman CCTV. Untung Flower mampu meredam emosinya pada Shilla.
Flower butuh waktu sendiri, Segala kejadian itu terlalu membuatnya terpukul.
Sahabat yang didepannya bak malaikat tak bersayap itupun hanyalah topeng belaka, Aslinya sangat-sangat menyeramkan melebihi embak embak kunti.
Ceklek.
"Semoga elu dan nyokap elu betah tinggal disini Flo.." Kata Alex membukakan pintu sebuah rumah dua lantai dengan halaman yang sejuk untuk Flower.
"Apa ini gak terlalu berlebihan Al?" Tanya Flower
"Ya meskipun gue gak sekaya keluarga Bramantya, memberikan satu unit rumah ini buat elu mah kecil Flo, elu temen gue dan gue ikut andil dalam semua yang menimpa elu." Kata Alex yang
"Thank ya Al, gue baru tahu ternyata elu punya bisnis properti yang besar ya.. gue kira elu cuma bisnis club malam." Ucap Flower sambil terkekeh memasuki rumah yang Alex pinjamkan.
"Club malam itu cuma hobby gue Flo, itu hanya ladang untuk gue bisa memilih dan memetik bunga-bunga yang indah."
"Maksudnya?" Tanya Flower sambil mengelilingi rumah Alex.
"Itu cuma tempat dimana gue dapat cewe-cewe berkualitas yang bisa gue ajak ONS. cuma sayang, gue gak pernah dapatin yang perawan. Doain gue ya biar dapat perawan." Kata Alex.
"Moga taubat deh!" Flower mengangguk dan tersenyum kecut mendengar kata perawan yang membuat hatinya terasa nyeri.
"Thank ya Al.. gue gak tahu lagi harus berapa kali bilang makasih sama elu dan gimana caranya balas segala kebaikan elu." Flower menatap Alex yang tadinya berdiri di belakangnya.
"Doain gue aja biar dapat perawan-perawan Flo. Penasaran gue gimana rasanya dan apa bedanya."
"Dasar gila!" Decak Flower dibarengi dengan tawa Alex.
"Sekali lagi, thank ya Al.. jangan bilang sama siapapun gue disini termasuk Shilla. Tapi gue gak enak harus bolos kerja terus. hehe."
"Elu santai aja Flo, kan gue boss elu... elu istirahat dulu aja. gue akan jemput nyokap elu dan mengantarkannya kesini. Kalian bisa tinggal dengan nyaman dan tenang disini sampai elu bener-bener siap menatap dunia lagi." Ucap Alex.
"Oh ya Flo.. nanti akan ada bibi yang beres-beres rumah ini dan siapkan segala keperluan elu dan tante Risa."
"Nggak usah repot repot Al."
"Santai.. gue cabut ya Flo." Pamit Alex.
Flower segera menuju salah satu kamar di rumah itu untuk membersihkan diri dan memakai pakaian yang baru ia beli tadi. Untung saja semalam ketika Alex balik ke apartemen inget bawain tas Flower yang ada di Club jadi Flower bisa memegang ponselnya dan berbelanja keperluannya tanpa mengambil satupun barangnya di apartemen Shilla.
Kenapa saat ini Flower justru berada di salah satu rumah milik Alex?
Karena..
Flower meminta pada Alex mencarikan tempat untuknya sendiri, Flower belum sanggup ketemu Bhumi Flower belum sanggup melihat Bhima yang seperti menyiramkan air garam di goresan lukanya, perih.
Ah, nyali Flower belum kuat juga jika berhubungan dengan keluarga Bramantya, salah satu putranya adalah lelaki yang teraman dicintainya, dan putra satunya lagi yang telah merenggut kehormatannya.
Terlebih soal Shilla. Flower tidak akan tahan untuk menendang, menjambak bahkan memukul sahabatnya itu jika mereka berhadapan. Lebih baik Flower menenangkan diri dulu sampai Alex menemukan titik terang akan semuanya.
Kali ini, Alex adalah tempat bergantung bagi Flower.
Setelah membersihkan diri, Flower mengecek ponselnya. Banyak panggilan tidak terjawab dan pesan dari Bhumi untuk mengajak bertemu, Flower belum siap akan hal itu.
"Maafkan aku Bhum.. aku sangat mencintaimu namun aku sadar akan posisiku.." Gumam Flower mencopot Sim cardnya dan mengganti dengan nomor yang baru, hanya Alex yang tahu. Hanya Alex.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Tok.. Tok.. Tok..
"Iya sebentar!"
Tok.. Tok.. Tok...
"Iya sebentar, sabar kenapa sih?!"
Ceklek.
"Dimana Flower?" Tanya seseorang dengan sangat datar.
Shilla menelan salivanya, seperti mimpi Bhumi datang ke apartemennya siang ini. Teman sekolah yang selalu memperlihatkan ekspresi datar dan dinginnya.
"Sa... saya gak tahu." Jawab Shilla terbata.
"Bagaimana Bhumi bisa berada disini? bagaimana dia tahu tempat tinggal Flower. Jangan sampai semuanya jadi berantakan." Batin Shilla.
"Dimana Flower!" Suara itu memecahkan lamunan Shilla.
"Saya tidak tahu. Semalam dia ke club, tapi dia tiba-tiba pingsan diatas panggung. Saya lihat tuan Bhima yang membawa Flower pergi dari club." Kata Shilla, sebuah senyum tertarik dari bibir Shilla.
"Bhima?" Bhumi seolah tidak percaya.
"Iya." Bhumi langsung berlalu begitu saja tanpa berpamitan.
"Awal mula kehancuran keluarga Bramantya.." Gumam Shilla menampilkan senyum jahatnya.
🍁
Bhumi segera menghubungi Bhima, saudaranya itu berkata masih ada di apartemen Alex. Dia masih menunggu Alex kembali. Entah kemana Alex~
Bhima sangat enggan pulang ke rumah, karena besok malam acara pertunangannya akan segera di langsungkan di rumah keluarga Om Nauval dan Tante Mesya. Dan sudah dipastikan Mami Naya akan rempong.
"Dimana Flo?" Tanya Bhumi to the point saat Bhima membukakan pintu apartemen Alex.
"Udah balik dianter Alex tadi pagi.." Jawab Bhima mencoba bersikap biasa aja.
"Dianter kemana?"
"Katanya sih dia tinggal di Green apartemen, katanya tinggal sama temen SMA kita yang bernama Shilla." Jawab Bhima merebahkan lagi tubuhnya di sofa.
"Nggak ada! gue udah kesana." Ucap Bhumi.
"Masak? orang udah dianter Alex dari tadi pagi.. Alex nya aja belum balik." Bhima nampak bingung.
"Bhum.. kalau papi tahu elu cari Flower bisa habis lu."
"Gue gak peduli." Jawab Bhumi.
Ceklek.
"Bhum?" Alex baru saja memasuki apartemennya. Dia sedikit terkejut karena ada kehadiran Bhumi disana namun dia segera menetralkan ekspresinya.
"Dimana Flo?" Tanya Bhumi.
"Tadi pagi gue anter dia ke apartemen Shilla."
"Nggak ada disana!" Bhumi menatap tajam pada Alex.
Alex berusaha tenang, dia tidak boleh memberitahu keberadaan Flower. Kasian Flower, dia terlalu tertekan dengan semua ini. Terlebih Alex mendengar sendiri bahwa Shilla menyebut 'dia' bisa memiliki Bhumi. Dia siapa? Apa Renata?
Ah sepertinya gak mungkin Renata berbuat sejauh itu~
"Dimana Flo?" Bentak Bhumi karena Alex bengong.
"Gue lagi mikir dia ada dimana. Tadi pagi gue antar dia sampai sebrang jalan apartemen doang." Alex memasang wajah ogeb.
"Terus kenapa elu baru balik?" Kali ini Bhima ikut menatap Alex dengan tajam.
"Gue ke apartemen Sania lah.. gue butuh pelepasan gara-gara semalam Flower pingsan, gue batal ngecrroot si Sania." Ucap Alex bohong.
"Coba deh gue telfon, dia dimana." Ucap Alex.
"Nomornya gak aktif dari tadi." Ucap Bhumi lirih.
"Kenapa Flower?" Gumam Bhima dan Bhumi bersamaan.
Bersambung...
Hayoo.. kira-kira Flower cocoknya sama Bhima apa Bhumi?
Soalnya sepertinya Bhima sudah ada benih-benih cinta pada Flower. 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Elisabeth Fitriani Wowor
bhima yah thor olx emng jodohx dri kcil
2020-12-11
2
Wani Ikhwani
Bhima aja.....
2020-12-11
1
Wulandari
20 likeee kakaa
2020-12-10
0