Seseorang yang sedang patah hati itu harus keluar, melihat dunia luar. Jika terus menyendiri maka akan membuatnya semakin terpuruk dan hanya akan menangis.. menangis.. dan menangis.
Flower mencuci mukanya, melihat jam menunjukkan pukul 12 malam membuatnya bersiap-siap untuk ke Alexandria Night Club.
Dengan meracik musik dengan piringan hitam akan membuat suasana hatinya lebih baik, dia bebas berteriak, meloncat dan apapun itu untuk mengekspresikan apa yang dia rasakan.
Flower tidak pernah sekolah DJ secara khusus, dia belajar secara otodidak dengan seorang bule perempuan yang Flower kenal saat bekerja sebagai waiters di salah satu Cafe di Bali. Bule Perempuan itu merupakan DJ di Los Angeles California yang cukup terkenal. Dengan telaten, bule tersebut mengajari Flower.
Alasan Flower yang memilih menjadi DJ, dia bisa melupakan sejenak segala penderitaan hidupnya. Setelah dia jingkrak-jingkrak, Flower bisa kembali menatap dunia dengan kepala tegak, Dan dapat duit jauh lebih besar dari seorang Waiters pula.
Dengan menggunakan transportasi online, Flower menuju Club malam milik Alex, Bhima terus memantau Flower dari jauh. Dia harus memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja.
Entah apa yang Bhima rasakan saat ini, Bhima sendiri tidak bisa memahami dirinya sendiri. Semenjak kejadian itu, bayangan Flower terus menghantuinya. Dia merasa bertanggung jawab penuh atas Flower dan ingin selalu melindungi gadis itu. Bahkan Bhima sama sekali sudah tidak pernah bertemu dengan Alona, saat Alona mengajaknya bertemu Bhima bahkan bersikap cuek.
Jarak Apartemen Shilla dan Club malam milik Alex tidak terlalu jauh, cukup 5 menit driver online itu menghentikan mobilnya di lobby club malam.
Flower yang mengenakan baju sexy itupun langsung menarik perhatian mata lelaki yang seperti singa kelaparan. Flower merasa dirinya sudah kotor, so buat apa menutup-nutupinya lagi.
"Flo kamu dari mana saja?" Tanya Shilla melihat sahabatnya.
"Nggak dari mana-mana. Dimana Alex?" Tanya Flower yang sedang malas berbasa basi.
"Di meja pojok." Jawab Shilla menatap curiga pada sahabatnya karena wajahnya nampak sembab meskipun sudah ditutup make up.
Seandainya tidak sedang bekerja, pasti Shilla akan mengintrogasi gadis yang menganggap dirinya sahabat, padahal dia sendiri adalah musuh dalam selimut Flower.
Flower menghampiri Alex yang telah asik mengobrol dengan wanita berpakaian sangat sexy. Orang yang mungkin Flower percaya saat ini adalah Alex, karena Alexlah yang selalu membantunya selama ini.
"Al.. " Panggil Flower.
"Flo katanya elu gak masuk?" Tanya Alex pada Flower sambil menyuruh wanita disampingnya itu pergi menjauh.
"Urusan gue gue udah selesai Al, jadi gue masuk aja. Nanti setelah jam 12 biar gue yang tampil ya.. "
"Hmmm.. terserah elu aja karena emang banyak yang menanyakan elu tadi."
"Makasih ya.. gue siap-siap dulu." Kata Flower berlalu begitu saja.
Saat Flower sudah menghilang dari ruangan tersebut, Bhima mendudukkan tubuhnya disamping Alex.
"Udah jadi penguntitnya?" Tanya Alex pada sahabatnya.
"Dia habis ketemu Bhumi." Kata Bhima lirih.
"Lalu masalahnya dimana? Gue kan sudah bilang cepat atau lambat Flower akan segera bertemu Bhumi dan Bhumi akan mengetahui kondisi Flower saat ini."
"Itulah yang gue pikirin Lex, Flower sepertinya sangat sedih setelah pertemuannya dengan Bhumi, dia pasti akan menjauhi Bhumi karena kondisinya."
"Terus mau elu gimana?" Alex menatap sahabatnya.
"Gue mau tanggung jawab pada Flower."
"Dengan?"
"Menikahinya.."
"Hahahaha... emang Flower mau sama elu setelah apa yang elu lakukan padanya?" Pertanyaan Alex begitu menohok untuk Bhima, namun Bhima tidak bisa bila terus dihantui dengan rasa bersalah.
"Gue yakin Bhim, keluarga elu gak bakal setuju dengan Flower. Baik itu elu ataupun Bhumi, mereka akan menentang hubungan kalian jika bersama Flower dan bukannya elu udah dijodohkan dengan adiknya Alona, dan weekend ini kalian akan melangsungkan pertunangan?"
"Gue gak cinta sama Adena Lex! Lagi pula itu pertunangan Adena dan keluarga gue yang mau.. bukan gue!" Kata Bhima malas.
"Terus elu cinta sama Flower?" Alex menatap tajam sahabatnya.
"Gue gak tahu, entah ini rasa sebatas tanggung jawab atau lebih, tapi gue pengen nikahin Flower Lex." Jawab Bhima lirih.
"Elu jangan bercanda apalagi main hati bhim, elu inget saudara kembar elu itu cinta banget sama Flower, begitu juga Flower.. kecuali.."
"Kecuali apa?" Bhima nampak penasaran.
"Kecuali saat elu tembak didalam itu membuahkan hasil yang artinya Flower hamil anak elu. Mungkin dengan begitu mau tidak mau Flower nikah sama elu, orang tua elu setuju meksipun terpaksa dan Bhumi gue gak bisa jamin deh."
"Jika Flower hamil?" Bhima termenung nampak berpikir. Bagaimana kalau itu benar kejadian? Ah selama ini Bhima tidak berpikir samai sana. Kemungkinan itu kan bisa saja terjadi meskipun mereka melakukannya hanya satu kali.
Jantung Bhima berdegup sangat kencang..
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Di kediaman Bramantya, waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari dan memastikan seluruh penghuni rumah sudah terlelap Bhumi bergegas untuk menemui Flower. Banyak hal yang harus Bhumi bicarakan pada Flower setelah Bhumi mengetahui fakta-fakta yang disampaikan oleh Satria tadi. Bhumi tidak bisa menahan gemuruh dihatinya lagi.
Dengan penampilan kasual, Bhumi menuruni tangga rumah mewah tersebut karena kamarnya, kamar Bhima dan Keenan ada di lantai dua. Sedangkan lantai tiga adalah kamar orang tuanya dan Bianca.
"Mau kemana kamu Bhum?" Suara bariton yang membuat Bhumi menghentikan langkahnya. Suara itu adalah suara papi Gema yang tengah mengambilkan air putih untuk mami Naya.
Ah apes.
"A.. aku mau ketempat Alex pi." Jawab Bhumi pada papi Gema.
"Bertemu gadis itu?" Ah rasanya Bhumi ingin menghilang saat ini juga dari hadapan sang Papi.
"Papii.."
"Dia bukan wanita baik-baik Bhumi, tolong mengertilah.. jangan buat Mami kamu pikiran. Sudah cukup gadis itu membuatmu terpuruk selama 5 tahun Bhumi." kata Papi Gema yang sudah bisa memprediksi akan kedatangan Satria yang tiba-tiba beberapa jam lalu.
"Papi.. Flower gak seperti yang papi kira.. dia memiliki alasan untuk semua itu pi."
"Papi gak mau dengar alasan apapun. Cepat masuk kamar dan istirahatlah!" Perintah Papi Gema.
"Pi, aku mohon.. ada hal yang harus aku bicarakan dengannya."
"Kalau kamu berani keluar malam ini, kamu akan tahu apa yang terjadi besok pada gadis itu." Kata Papi Gema yang berlalu begitu saja memasuki lift rumahnya menuju lantai tiga meninggalkan Bhumi.
"Kak.. are you okey?" Tanya Bianca yang tiba-tiba nongol dari balik kulkas. Bhumi mengangguk.
"Ca.. sejak kapan kamu ada disitu?"
"Sejak tadi, aku mau ambil cemilan eh ada papi dateng jadi aku sembunyi. Aku males diomelin papi kalau ketahuan jam segini belum tidur."
"Yaudah, kakak balik ke kamar ya." Kata Bhumi malas.
"Ehmm.. boleh gak aku malam ini bobok sama kakak?" Tanya Bianca.
"Yaudah ayok!" Bianca akhirnya mengikuti kakaknya itu menaiki tangga dan masuk ke kamar sang kakak.
"Kak.. kakak bertemu kak Flower lagi?" Tanya Bianca.
"Hmmm."
"Sebenarnya apa yang terjadi kak?" Bhumi menghela nafasnya dan duduk disamping adiknya.
Mungkin dengan berbagi dengan Bianca bisa mengurangi sedikit gemuruh dalam hatinya. Perlahan Bhumi mulai menceritakan tentang alasan Flower mempermalukannya dulu, namun Bhumi tidak menceritakan mengenai kasus pemerkosaan yang dialami oleh Flower.
"Kak.. aku merasa berdosa banget udah benci kak Flo selama ini... aku dukung kakak yang mau memperjuangkan kak Flo.. tapi kakak harus meyakinkan papi dan mami dulu.. itu gak mudah.. tapi aku yakin kakak pasti bisa." Ucap Flower seperti angin segar untuk Bhumi karena ada yang mendukung hubungannya.
"Thank Ca.. ini rahasia kita ya.." Binca mengangguk dan memeluk kakaknya menyalurkan semangat '45.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Kembali ke Alexandria Night Club,
Flower sudah berdiri diatas panggung sejak 1 jam lalu dengan penampilan yang sangat berbeda malam ini.
Sambil memainkan piringan hitam itu, Flower terus berteriak-teriak dan jingkrak-jingkrak seperti mencoba melepaskan semua beban di hatinya.
Rambut panjang Flower itupun kesana kemari karena Flower yang tidak mau diam diatas panggung.
"Flo.. I love you!"
"Floo... temani aku malam ini!"
"Flo melihatmu dari jauh saja gue udah panas dingin."
"Flo gue butuh pelepasan dari elu.."
"Flo.. lihat elu joget aja gue udah pengen crooottt!"
"Flower.. Flower.. Flower!" Teriakan para pengunjung Club sambil berjoged ria.
Bhima dan Alex mengawasi Flower dari samping panggung, mereka tidak ingin ada yang bertindak kurang ajar pada Flower. Ya meskipun tubuh Flower tidak terlalu tinggi, tapi bagian-bagian tertentu tubuhnya sungguh mampu membangunkan gairah para kaum adam.
Termasuk Alex yang diam-diam mengagumi tubuh Flower. Alex yang sudah banyak melihat tubuh wanita sudah bisa memprediksi betapa kenyalnya dada Flower itu. Ah namun hanya Alex yang tahu akan pikiran-pikiran liarnya itu.
"Are you ready gaess?" Teriak Flower dengan merentangkan kedua tangannya.
Tak berselang lama, musik kembali diputar dengan sangat keras dan tempo yang sangat cepat. Baru sekitar 3 menitan tiba-tiba banyak pengunjung berteriak,
Flower jatuh pingsan diatas panggung..
"Flower!" Teriak Bhima dan Alex bersamaan. Mereka langsung berlari keatas panggung.
Bersambung....
hiyaaa hiyaa kenapa Flower hiyaaa hiyaaa..
Eh Bhima mau tunangan sama Adena loh.. pestanya udah dipersiapkan Mami Naya dan Mama Mesya loh...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
hetty sandaka
hamidun deh flo...
2020-12-21
0
Linamayansari
Ahhhhh flowrnya hamillllllll
2020-12-17
0
Julio Stevaning
Bhima kok bebas sedangkan bhumi di awasi terus,,,btw aq kok pinginnya Flo sma bhumi aja
2020-12-09
1