"Buat apa kartu ini?" tanya Dinda heran.
"Simpan dan belanja sesukamu" jawab Farrel.
"Setelah ini Alvin akan mengantarmu membeli gaun pernikahan, dan beli juga satu gaun pesta, malam ini kamu ikut aku ke acara petunangan relasi bisnisku" perintah Farrel.
"Tapi kenapa aku harus ikut?" tanya Dinda heran.
"Dua hari lagi kita menikah, jadi kamu harus mulai menyesuaikan diri ikut ke acara-acara resmi bersamaku" jelas Farrel.
Dinda menaruh Black card pemberian Farrel ke dalam dompetnya, setelah itu bersiap pergi bersama Alvin.
"Lumayan nanti aku akan coba kartu sakti ini, aku penasaran apa bener seperti cerita yang sering aku baca dalam novel" gumam Dinda dalam hati.
Alvin yang sudah siap di depan rumah membukakan pintu buat Dinda, Dinda masuk dan duduk di kursi penumpang belakang, Alvin melajukan mobilnya menuju Bridal Boutique yang paling terkenal di kalangan kelas Elite.
Dua puluh menit kemudian mereka telah sampai di depan butik, Dinda di buat kagum dengan butik di depannya itu, sebuah butik besar dengan model bangunan khas Negara Paman Sam, tanpa sadar mulut Dinda mengangga, perlahan dia menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
Alvin turun dan membukakan pintu mobil buat Dinda.
"Silahkan Nona, maaf saya tidak bisa masuk menemani nona, saya tunggu di mobil saja" ucap Alvin.
"Tapi kenapa gak ikut masuk?, aku takut kesasar, butik ini sangat besar, dan nanti siapa yang bantu aku pilih gaun pengantin?, trus bayarnya gimana?" cerocos Dinda yang mampu membuat Alvin mengernyitkan dahinya.
"Nanti akan ada yang bantu nona, sebaiknya nona segera masuk saja" jawab Alvin.
Dengan langkah ragu akhirnya Dinda mulai menaiki tangga untuk mencapai pintu masuk butik, di depan pintu masuk ada dua bodyguard berbadan kekar dan wajah yang menyeramkan menurut Dinda.
"Astaga toko baju aja ada bodyguardnya" gumam Dinda dalam hati.
Setelah sampai di depan pintu masuk butik Dinda kembali dikejutan dengan kedua bodyguard itu yang langsung menghalangi langkah kaki Dinda.
"Maaf apakah nona sudah melakukan reservasi?" tanya salah satu bodyguard.
Hah, Dinda tercengang seketika,bahkan toko baju pun sekarang tidak kalah dengan hotel dan restoran harus ada reservasi terlebih dahulu.
"Be..belum" jawab Dinda terbata-bata.
"Maaf jika belum nona tidak boleh masuk, kecuali nona memiliki kartu member disini" jelas bodyguard itu.
Degh, kartu member, apalagi itu, sekarang Dinda benar-benar terkejut, bagaimana Alvin membawanya kesana kalau masuk saja dia tidak boleh.
"Saya gak punya member " jawab Dinda.
Sejenak para bodyguard itu saling tatap, gak reservasi dan gak punya member, baru kali itu ada yang nekat datang tanpa member dan reservasi.
"Begini nona, tanpa keduanya nona tidak bisa masuk,kecuali nona punya kartu akses jalan pintas" ucap sang Bodyguard.
Dinda terdiam sejenak, otaknya mulai berfikir dan mencerna perkataan bodyguard barusan, kemudian dia teringat sebelum berangkat Farrel memberinya Black card.
Apa mungkin yang di maksud bodyguard kartu akses jalan pintas itu Black card yang di berikan Farrel padanya.
Dengan ragu-ragu Dinda membuka tasnya dan mengambil dompetnya, perlahan dia membuka dompet itu dan mengambil Black card yang tadi Farrel berikan padanya.
Melihat Black card di tangan Dinda, dua bodyguard itu mempersilahkan Dinda masuk.
"Astaga, memang benar kartu ini sakti banget, cenayang aja kalah kalau kayak gini mah" kekeh Dinda.
Perlahan Dinda masuk dan langsung di sapa salah satu spg di sana.
"Selamat datang nona, silahkan ke meja reseptionist dulu ya" ucap spg cantik itu.
Dinda menurut dan mengikuti langkah spg itu, sampai di depan reseptionist Dinda di minta menyerahkan kartu Black cardnya, setelah memberikan kartu itu kemudian sang reseptionis mengambil telpon yang ada di mejanya.
Terlihat dia menghubungi seseorang, dan kalau Dinda tidak salah dengar reseptionis itu menyebutkan namanya tuan Farrelino, setelah menutup telponnya reseptionis itu memberikan kembali Black card itu pada Dinda.
Sekarang spg yang menemaninya tadi mengantarkan Dinda ke ruang tunggu VVIP yang ada di butik itu, baru saja duduk di sofa ruang tunggu sudah ada spg lain yang menawarkan makanan dan minuman pada Dinda.
Dinda kembali tercengang, toko baju saya pelayanannya mengalahkan hotel bintang lima, Dinda hanya memesan kopi saja untuk menekan rasa kantuknya.
Belum juga tersadar dari rasa terkejutnya kini Dinda di buat heran dengan datangnya lima orang Spg dan masing-masing membawa satu gaun pengantin yang sangat indah.
"Nona silahkan coba kelima gaun terbaik kami" ucap salah satu pelayan.
Dinda bangkit dari duduknya dan pasrah mengikuti dua spg yang tidak membawa baju pengantin, dua spg itu membantu Dinda di ruang ganti.
Gaun pertama yang Dinda coba sangat bagus tapi terlalu terbuka menurut Dinda, kemudian dia mencoba baju kedua, kali ini dia merasa baju itu terlalu mencolok dan mewah, akhirnya baju ketiga membuat Dinda mengembangkan senyumnya.
"Perfect" ucap Dinda.
Dinda memilih gaun ketiga, lebih simple tapi tetap elegan, setelah selesai memilih gaun pernikahannya Dinda mulai duduk kembali dan menyesap kopi yang sempat dia tinggalkan tadi.
Beberapa menit kemudian para spg itu datang lagi dengan membawa lima gaun pesta di tangan mereka, Dinda kembali terkejut.
"Maaf saya pilih disini saja, capek kalau harus mencoba semuanya" pinta Dinda.
Akhirnya mata Dinda jatuh cinta dengan gaun pesta berwarna merah dengan sedikit hiasan swarosky di talinya.
Dinda mencobanya dan begitu pas ditubuhnya, setelah memilih kedua gaun itu kemudian Dinda kembali duduk di sofa dan menyesap abis kopinya.
Kembali spg itu menghampiri Dinda dan memberitahu bahwa kedua gaun itu akan di antar langsung ke rumah tuan Farrelino.
Dinda bertanya tentang pembayarannya dan dibuat terkejut lagi dengan jawaban sang spg, dua gaun itu sudah terbayar otomatis dan dimasukkan kedalam tagihan Black card yang dia bawa tadi.
"Woww, kartu ini benar-benar sakti" lirih Dinda.
Dinda keluar meninggalkan butik itu dan kembali kedalam mobil, Alvin sekarang melajukan mobilnya menuju toko perhiasan yang tak jauh dari butik itu, Alvin kembali membukakan pintu mobil buat Dinda.
"Nona silahkan"
"Toko perhiasan" ucap Dinda.
"Tapi jangan bilang nanti harus reservasi lagi" oceh Dinda pada Alvin.
"Tidak perlu nona, tuan sudah melakukan reservasi buat nona, tinggal tunjukkan saja Black card yang nona bawa" jelas Alvin.
Dinda masuk kedalam toko perhiasan itu dan disambut oleh salah satu spg disana.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" tanya spg itu.
Dinda diam dan hanya menunjukkan Black cardnya, dan benar saja, sekali tunjuk spg itu langsung menggiring Dinda ke tempat khusus.
Dinda memilih setiap perhiasan yang ditunjukkan spg itu, dia memilih satu set perhiasan yang bertahtakan batu rubi merah dan dikelilingi dengan berlian.
Tiba saatnya sang spg kembali dan membawakan set cincin pernikahan dan menyuruh Dinda memilih salah satu dari ke sepuluh model cincin yang mereka bawa.
Setelah memilih Dinda keluar dari toko perhiasan itu.
"Tenyata memang enak ya jadi calon istri Sultan" kekeh Dinda.
♡♡♡
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Galuh Radya
wkkwkwkw bagus dinda dicampakan dan ditinggalkan siker dapatnya sultan bule.. ganteng.. 😍😍😍
2021-09-30
0
Syifa Raya
dinda menang banyak tuh🖒🖒
2021-08-12
0
erna srifidias titik erna
lnjut thor
2020-10-05
0