Hari kedua masuk kerja,
Dinda turun dari ojek online dan segera merapikan rambutnya, dia berjalan menuju gedung di depannya, saat kakinya mulai melangkah ke lobby tiba-tiba Nesa menarik tangannya.
"Nes, apaan sih"
"Kamu ya, main ninggalin aja"
"Aku gak mau telat lagi Nes, kamu itu suka kesiangan bangunnya" oceh Dinda.
"Ehh, kamu masuk bagian apa, Finance?" tanya Nesa
Dinda menggeleng pelan.
"Hahh, trus bagian apa dong?" Nesa mulai kepo.
"Sekertaris Ceo" jawab Dinda singkat sambil berjalan meninggalkan Nesa yang masih diam membeku di tempatnya.
Nesa berlari menyusul Dinda yang sudah ada di depan lift.
Tiinggg..
Saat lift terbuka Dinda masuk disusul Nesa yang masih terengah karena berlari.
"Din, serius kamu jadi sekertaris Ceo?" tanya Nesa yang seakan masih tak percaya.
"Apa untungnya coba kalau aku bohong" jawab Dinda.
"Ahh kita terusin nanti jam istirahat" ucap Nesa saat pintu lift sudah terbuka.
Dinda hanya bisa tersenyum melihat kelakuan sahabatnya, saat lift sudah sampai lantai 11 Dinda keluar dan bergegas masuk ke dalam ruangan Ceo.
"Untung saja tidak terlambat lagi" batin Dinda.
Saat Dinda mulai berjalan menuju ke mejanya tiba-tiba saja pintu sebelah kanan dari meja Ceonya terbuka.
"Astaga" pekik Dinda sambil memegang dadanya.
Andro keluar dari dalam ruangan yang ada di sebelah kanan meja kerjanya dan menatap Dinda.
"Kamu kira ada hantu di pagi hari?" ucap Andro sambil merapikan jasnya.
"Kok udah disini?" tanya Dinda heran.
"Semalam aku lembur, jadi tidur di kantor" jawab Andro.
"Ohhh, "
Dinda merapikan mejanya dan mulai menyalakan komputernya, dia binggung sejak kemaren Ceonya itu belum memberikan pekerjaan untuknya, yang di lakukan seharian kemaren hanya berselancar ria di dunia maya melalui komputernya.
"Bos apa yang harus aku kerjakan" tanya Dinda sambil menatap Andro.
"Gak ada, cukup temani aku aja disini" jawab Andro singkat.
"Hahhh, maksudmu?" tanya Dinda tak percaya.
"Kurang jelas, maksudku kamu temani aku kerja, makan siang, meeting itu aja" tandas Andro.
Dinda mengerjapkan matanya tak percaya, di tatapnya kembali Ceo yang ada disamping kanannya.
"Andro please jangan bercanda deh, aku bosan kalau harus berdiam diri begini"
"Oke jika itu maumu, mulai sekarang kamu atur semua yang aku butuhkan" ucap Andro.
"Maksudnya?"
"Mulai dari pagi kamu harus ke apartmentku menyiapkan baju kerja dan sarapan untuku setelah itu kita berangkat kerja bersama" jelas Andro.
"Apaa, aku sekertaris bukan asisten pribadi?"
"Anggap saja sekertaris pribadi gampangkan"
"Tapi tempat kosku terlalu jauh, jam berapa aku harus berangkat kalau harus ke apartmentmu dulu" ucap Dinda lesu.
"Pindah ke apartmentku mulai besok"
Dinda benar-benar tidak menyangka Andro akan berbuat seperti itu, bagaimana bisa memintanya untuk tinggal di apartmentnya padahal belum ada ikatan apa-apa diantara mereka.
Walaupun Dinda adalah gadis di jaman modern tapi dia belum pernah sekalipun pacaran sampai diusianya 24 tahun sekarang ini, bukan tidak ada yang menyukainya tapi lebih tepatnya dia tidak pernah membuka hatinya pada siapapun.
Tujuan utamanya adalah belajar dan segera mendapatkan pekerjaan untuk membantu kedua orangtuanya.
"Tapi Andro ini keterlaluan, bagaimana bisa aku tinggal di apartmentmu?" jawab Dinda.
"Gak usah berfikir macam-macam dulu deh, apartmentku ada 3 kamar, kamu pilih salah satu,dari pada kamu ngekost di Jakarta kenapa gak tinggal saja di apartmentku sekalian berhemat" bujuk Andro
"Aku fikirkan dulu" ucap Dinda.
Andro berjalan ke meja Dinda dan menyerahkan beberapa file penting.
"Pelajari ini, setelah makan siang kamu ikut aku meeting" perintah Andro.
"Baik pak bos" jawab Dinda.
"Jadi begini kerja kalau kita sudah kenal dengan Ceonya, sabar Dinda kamu butuh kerjaan" batin Dinda.
Dinda mulai mempelajari satu persatu berkas yang ada di mejanya, perlahan dia mulai terhanyut dalam pekerjaannya begitupun dengan Andro yang sedang sibuk memeriksa beberapa berkas proyek barunya.
Di sela-sela kesibukannya Andro sempat berfikir, bagaimana bisa tiba-tiba Dinda datang ke kantornya dan menjadi karyawan baru.
Flasback On.
"Andro ada anak Maba baru lagi dihukum karena telat" ucap Ronald sahabat Andro.
"Hemmm"
"Kok hemmm sih, kasihan itu dia sampe nangis loh"
"Trus aku harus apa?"
"Kamu kan tau Bimo itu agak keterlaluan kalau soal hukuman, kasihan dia Andro " .
"Oke, dimana mereka?" tanya Andro.
"Ada di lapangan basket" jawab Ronald.
Andro melangkahkan kakinya menuju lapangan basket, di sana dia mendapati seorang gadis yang sedang berlari memutari lapangan basket sambil menangis, terlihat peluhnya mulai bercucuran dan membasahi tubuhnya, wajahnya mulai pucat.
Andro menghentikan gadis itu dan memberinya satu botol air mineral.
"Makasih kak, tapi nanti Dinda takut kalau hukumannya malah bertambah"
"Minumlah, gak akan ada yang berani menghukummu"
Dengan tangan gemetar Dinda mengambil botol air mineral itu dan mulai meminumnya sampai tandas.
"Terima kasih kak,"
Setelah minum Dinda akan mulai berlari lagi, tapi tangan Andro memegang tangannya dan menyuruhnya berhenti.
"Tapi kak, aku takut" lirih Dinda.
"Gak usah takut, ikut aku sekarang" ucap Andro sambil menggenggam tangan Dinda membawanya pergi dari lapangan basket.
Dari arah lain Bimo berlari dan menghentikan mereka.
"Andro, dia lagi menjalankan hukumannya kenapa kamu bawa pergi?" ucap Bimo dengan nada tinggi.
"Aku tanya, ketua BEM nya aku apa kamu?" jawab Andro dengan nada tak kalah tinggi.
Bimo terdiam, Andro berjalan pergi dengan menggandeng tangan Dinda dan masuk keruang UKS.
"Istirahatlah disini sebentar, kalau sudah enakan baru kembali ke kelas" jelas Andro setelah itu meninggalkan Dinda sendiri di ruang UKS.
Sejak saat itu Dinda sangat mengagumi Andro, bahkan dia selalu menyempatkan dirinya untuk sekedar menonton pertandingan basket yang Andro mainkan.
Sama halnya dengan seorang Aliandro wijaya, sejak insiden penyelamatan itu dia sering mengamati Dinda dari kejauhan, ada rasa yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata pada saat itu, tapi dia tak pernah menyadarinya sampai waktu kelulusan telah tiba dan dia meninggalkan kampus untuk mengambil alih perusahaan papanya di usia dini.
Flashback Off.
"Pak Andro maaf sudah jam makan siang apa saya boleh pergi sekarang?" tanya Dinda
Andro menatap sekilas pada Dinda dan mengambil kunci mobilnya di meja kerjanya.
"Ayo,"
"Hahh, maksud bapak?" tanya Dinda heran.
"Kita makan siang bersama, apa kamu sudah lupa yang aku bilang tadi pagi?"
"Tapi pak?"
"Gak ada bantahan, mulai sekarang kamu harus ikut kemanapun aku pergi, dan satu lagi jangan pangil pak kalau kita hanya berdua, faham?" tandas Andro.
"Iyaa Aliandro" jawab Dinda kesal.
Andro berjalan dengan Dinda yang mengekor di belakangnya, saat sampai di parkiran Andro membukakan pintu mobil ke Dinda, setelah itu di berputar dan masuk ke dalam mobil.
"Kita mau makan siang di mana?" tanya Dinda.
"Nanti kamu akan tau" jawab Andro yang mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran kantor.
♡♡♡
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
💕Leyka Gallardiev 💕
cie CLBK jangan2 andro dri dia kuliah sudah jatuh ❤❤❤❤
2021-09-04
1
Yasminn
so sweet andro ,perhatian dg dinda ada mau nya andro🙂🙂🙂🙂
2020-12-22
0