Andro dan Dinda telah sampai di basemant Apartmentnya, Dinda yang kelelahan tertidur di dalam mobil, Andro melihat Dinda yang tertidur lelap tidak tega untuk membangunkannya.
Andro menarik anak rambut yang menutupi sebagian wajah di Dinda dan menyematkan di balik telingga kekasihnya itu. Dinda benar-benar terlelap sampai tidak merasakan sapuan tangan Andro di wajahnya.
Akhirnya Andro keluar dari mobil dan berlajan memutari mobil, membuka pintu yang ada di samping Dinda, tangannya beringsut masuk dan menggendong Dinda ala bridal style meninggalkan parkiran, saat sudah masuk ke dalam lift mata Dinda mulai terbuka, dia menatap pria yang menggendongnya itu, senyum manis tersungging di bibirnya, tanpa meminta turun malah melingkarkan kedua tangannya di leher Andro.
Andro menatap kekasihnya sekilas dan tersenyum padanya, saat sudah berada di depan pintu apartmentnya, Andro meminta Dinda memencet pasword pintunya, setelah pintu terbuka Andro masuk dan menghentakkan kakinya ke belakang menutup pintu aparmentnya.
Dinda masih enggan turun dari gendongan Andro sampai Andro meletakkan tubuhnya ke ranjang, belum sempat Andro beranjak, Dinda menarik tangan Andro sampai tubuh Andro jatuh menindih tubuhnya.
Ada gelenyar hangat saat tubuh mereka bersentuhan, sesaat mereka saling pandang, beberapa detik kemudian bibir mereka sudah saling memagut tanpa mereka sadar siapa yang memulai terlebih dulu.
Lama-lama ciuman itu berubah menjadi panas dan semakin menuntut, kini posisi mereka sudah berbalik, Dinda sudah ada di bawah Andro, mereka hanya berhenti sesaat untuk meraup sedikit oksigen kemudian kembali saling memagut, melum*at dan membel*t lidah mereka.
Ciuman Andro sekarang sudah turun ke leher Dinda, Dinda seolah sudah terbawa hasratnya dan membiarkan Andro bermain di area tubuh atasnya, merengkuh dan meremas dua aset yang sangat berharga baginya.
Sampai beberapa detik kemudian Andro tersadar, dan mulai beringsut turun dari tubuh Dinda, hapir saja dia tidak bisa menahan dirinya, Dia tidak mau merenggut mahkota Dinda karena besok dia harus meninggalkannya dan bertunangan dengan Calissa.
Dinda menatap Andro yang sekarang tidur di sampingnya, dia juga sudah terbawa gairah dan tidak menyangka Andro menghentikannya secara tiba-tiba.
Kepala Andro menoleh ke arah Dinda, mata mereka saling bertemu.
"Maaf " satu kata itu yang terucap dari mulut Andro, mewakili semua perasaan yang dia miliki saat itu.
Dinda tersenyum dan menggangguk, Dia juga terbawa suasana dan tidak mungkin menyalahkan Andro, hampir 3 bulan mereka tidur bersama dan Andro berusaha menahan dirinya untuk tidak mengambil mahkota Dinda sebelum mereka menikah.
"Sayang, apa kamu mencintaiku?" tanya Andro tiba-tiba.
"Kenapa kamu harus tanya lagi sih" jawab Dinda.
"Aku butuh jawaban, sayang?"
Dinda menatap Andro dan mulai berbicara.
"Aku sangat mencintaimu" jawab Dinda.
Tak terasa bulir-bulir air mata jatuh dan membasahi pipi Andro, Dinda kaget dan buru-buru mendekatkan tubuhnya ke samping Andro.
"Aku juga sangat mencintaimu" lirih Andro sambil menangis.
"Kamu kenapa?, kok malah nangis" tanya Dinda heran.
"Maaf " satu kata itu lagi yang Andro katakan.
"Maaf, maaf untuk apa?" Dinda semakin kebingungan karena airmata Andro terus saja mengalir membasahi pipinya.
"Maaf, aku gak bisa meneruskan hubungan kita" ucap Andro lirih tapi Dinda masih sangat jelas mendegarnya.
Degh,Dinda terperanjat, tubuhnya melemas dan lidahnya mendadak kelu, dia masih berusaha mencerna kata-kata Andro barusan.
"Maksudmu apa?" tanya Dinda.
"Aku ingin kita putus, dan kamu bisa memulai hidup baru dengan melupakan aku" tutur Andro.
"Apaa??, kamu bercandanya gak lucu Andro, baru saja kamu bilang cinta sama aku, kenapa sekarang malah bilang putus" ucap Dinda sambil ikut menangis.
"Aku memang sangat mencintaimu, tapi aku gak bisa meneruskan hubungan kita" ucap Andro.
"Tapi kenapa? aku butuh alasanmu Andro, apa aku mengecewakanmu, aku janji aku akan berubah tapi pleasee jangan minta aku untuk berpisah denganmu, aku mencintaimu Andro" ucap Dinda sambil menangis.
Andro memiringkan tubuhnya dan menangkup wajah Dinda dengan kedua tangannya.
"Din, aku sangat mencintaimu, tapi maaf aku benar-benar tidak bisa meneruskan hubungan kita" lirih Andro.
Dinda melepaskan tangan Andro dari pipinya dan menatap mata Andro dalam.
"Tapi kenapa?" tanya Dinda.
"Aku besok akan bertunangan dengan Calissa, dan bulan depan akan menikah" jawab Andro.
"Apaa?"
Dinda kaget, airmatanya semakin terus mengalir, perlahan dia duduk dan menyandarkan tubuhnya ke headboard ranjang, menatap Andro yang masih diposisi terlentang sambil menutupi matanya dengan lengan kanannya.
"Calissa yang ketemu kita tadi di parkiran?, dan besok kamu akan bertunangan dengannya, tapi kenapa kamu tadi mengenalkan aku padanya sebagai kekasihmu, apakah itu sangat menyenangkan bagimu, mengenalkan kekasih pada calon tunangannya" ucap Dinda dengan nada mulai meninggi.
Andro mulai duduk dari tidurnya dan mengubah posisinya seperti Dinda.
"Aku tidak bermaksud begitu, aku tidak mencintainya, aku hanya mencintaimu" kilah Andro.
"Ironis sekali ya, kamu tidak mencintainya tapi kamu lebih memilih dia dibanding aku" ucap Dinda.
"Maaf, ini juga sulit bagiku"
"Maaf, aku gak butuh kata maaf Andro, kamu pikir hubungan kita selama ini hanya akan selesai dengan kata maaf , hah!"
"Aku tau, aku salah" lirih Andro.
"Sekarang aku baru sadar, posisi aku sebenarnya di hati kamu, aku hanyalah gadis yang polos yang bisa kamu manfaatkan menemanimu selama 3 bulan terakhir ini, apa gak sekalian saja ku sebut aku sebagai pelac*rmu, yang bisa kamu tinggalkan setelah kamu bosan"
"Din, bukan itu maksudku, kamu jangan salah faham, aku benar-benar mencintaimu"
"Persetan dengan kata cinta, apakah cinta dengan harus meninggalkan aku dan menikah dengan orang lain?"ucap Dinda emosi.
Andro tidak menjawab, Dinda mulai berdiri dan mengambil koper miliknya, mulai memasukkan baju-bajunya ke koper, Andro melihatnya dan langsung berlari kearah Dinda.
"Din, please tetap tinggal disini" ucap Andro sambil memegang tangan Dinda.
"Hahh, apa aku gak salah dengar, kamu mau aku tinggal disini dengan kalian berdua, dan menyaksikan kemesraan kalian setiap hari" umpat Dinda.
"Kamu tetap disini Din, aku yang akan pergi, aku sudah mengalihakan aparment ini atas nama kamu"
"Apaa???, maksudmu sebagai bayaranku telah menemanimu selama 3 bulan ini" ucap Dinda semakin emosi.
"Bukan begitu Din, aku..,aku hanya ~" Andro tidak kuat melanjutkan kata-katanya.
" Hanya apa?, maaf ya tuan Aliandro yang terhormat, saya tidak perlu rasa kasihan anda, saya masih bisa hidup tanpa harus menerima pemberian anda" tandas Dinda.
"Bukan maksudku seperti itu Din"
"Sudahlah Andro, biarkan aku pergi, telalu lama disini membuat aku semakin tersiksa" lirih Dinda.
Akhirnya Andro tidak bisa berkata apapun lagi, dia membiarkan Dinda memasukkan semua pakaiannya kedalam koper, setelah selesai Dinda berjalan keluar dari kamar dengan menyeret dua koper besar miliknya.
"Aku antar kamu ya?, ini sudah malam" bujuk Andro.
"Gak usah terimakasih" jawab Dinda dan langsung pergi meninggalkan apartment Andro.
♡♡♡
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Galuh Radya
sakit ditinggal pas lagi cinta2nya.. ibarat kuncup belom mekar udah gugur kena hujan badai.. ibarat perang belom mulai udah mundur alon2.. inilah hidup menggemblungkan sekali..
2021-09-30
1
fateema noor88
di tinggal pas sayang sayange pas lagi jeru jeru ne.kowe milih uwong liane...nyesek thor....setelah d terbang kan tinggi2 gak tau d jatuh kan sedalam2 nya sakitttt
2021-09-05
0
Byutyoutfit
laki ga pny sikap..ga solutip bs aja kan dia cari investor lain..emang ga mau mikir ato ga mau repot sih?? fix laki kek bgtu klo suatu saat balikan lagi ga usah d trima...
2021-09-04
0