Akhir dari selir Marsela

Pranggg....

Nampan berisi makanan yang ada ditangan Dinda terjatuh di lantai.

Dinda kaget membuat nampan ditangannya jatuh dan isinya berserakan di lantai.

Didalam ruangan tadi sang tuan muda sedang sibuk bertukar saliva dengan Marsela, saat melihat Dinda yang ada di balik pintu Farrel langsung mendorong tubuh Marsela menjauh darinya.

Marsela kaget sekaligus marah, karena gak biasanya Farrel bersikap kasar seperti itu, mereka sering bermesraan ditempat umum dan gak masalah untuk Farrel, tapi sekarang kenapa hanya dilihat seorang pelayan membuat Farrel mendorong tubuhnya.

"Maaf" lirih Dinda sambil mencoba membersikan kekacauan yang dia buat.

Marsela yang kesal karena merusak kemesaraannya, dia mulai berjalan menghampiri Dinda yang sedang memungut pecahan piring dan gelas dilantai, melihat Marsela berjalan kearah Dinda membuat Farrel berdiri dari kursi kebesarannya.

"Kamu pelayan sialan,gak punya sopan santun, berdiri sekarang!" ucap Marsela seperti orang kesetanan.

Marsela adalah selir Farrel yang mempunyai kadar emosi tertinggi, mengalahkan kadar emas Antam, Farrel berjalan mendekat, Dinda berdiri dengan tubuh gemetar.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Plakkk...

Tangan Marsela sudah mendarat manis dipipi Dinda, saking kerasnya tamparan itu membuat tubuh Dinda terhuyung kesamping, dengan sigap Farrel menangkap tubuh Dinda yang limbung.

Marsela terperangah melihat Farrel membantu dan memeluk Dinda.

"Sakit" hanya kata itu yang mampu menjabarkan rasa dipipi dan dihati Dinda,mengalahkan rumus logaritma, Dinda memegang pipinya yang merah karena tamparan Marsela,dan membenamkan tubuhnya di dada bidang Farrel sambil terisak.

"Cukup!!!" bentak Farrel pada Marsela.

Kini wajah Farrel memerah menahan amarah, tanpa ba bi bu tangan kekarnya melayang kepipi Marsela, dengan sekali hempasan tubuh bohay Marsela tersungkur dilantai, kini pipi Marsela jauh lebih merah dari pipi Dinda.

"Sayang, kamu apa-apaan?" bentak Marsela yang mencoba untuk berdiri.

"Apa-apaan katamu, apa kamu sadar siapa yang kamu tampar tadi, hah!!" sarkas Farrel.

"Mak..maksudmu apa sayang?" tanya Marsela yang mulai gemetar menatap wajah Farrel yang penuh amarah.

"Kamu baru saja menampar calon istriku, dasar wanita sialan" ucap Farrel.

Degh, Marsela tersentak mendengar perkataan Farrel, bagaimana mungkin itik buruk rupa itu calon istri Farrel, tapi kalau dilihat lagi sih emang lumayan cantik, hanya saja pakaiannya seperti pembantu.

"Calon istri, tapi sayang kapan kamu punya calon istri?" tanya Marsela.

" Gak usah banyak bicara, dan berhenti panggil aku dengan sebutan sayang, mulai hari ini jangan lagi datang dan mengganggu aku atau aku akan buat seluruh agensi tidak menerimamu lagi, pergi dari sini,atau aku suruh bodyguard untuk menyeretmu keluar" perintah Farrel.

"Tapi, sayang,gak bisa begitu" Marsela mencoba untuk membujuk.

"Alvinnnnn" seru Farrel dengan suara bariton miliknya.

"Iyaa,aku akan pergi sendiri" ucap Marsela ketakutan.

Marsela berjalan terhuyung-huyung menuruni tangga, Farrel benar-benar menamparnya dengan kekuatan super, bahkan mungkin mengalahkan kekuatan super dari superman.

Farrel melepas pelukannya dan menghapus airmata dipipi Dinda,sungguh keajaiban yang terjadi padanya, melihat Dinda tersaiki hatinya terasa seperti teriris, bahkan dia menampar Marsela yang selama ini menjadi selir kesayangannya walaupun Marsela tipikal wanita emosian tapi Farrel dulu sangat memujanya dibanding dengan selirnya yang lain.

"Masih sakit" tanya Farrel.

Dinda tidak menjawab hanya menggangguk pelan, Farrel menggendong tubuh Dinda ala bridal style dan membawa Dinda masuk kedalam kamar pribadinya,setelah merebahkan tubuh Dinda di ranjang miliknya, Farrel keluar dari kamar.

Ternyata sang tuan muda tengah sibuk didapur mengambil kain kopres dan air es, Alvin yang menyaksikan dari awal sampai sekarang tuannya menyiapkan sendiri untuk mengompres wajah merah Dinda membuat Alvin bergidik ngeri, bukan karena apa-apa tapi karena merasa sangat heran dengan tingkah absurb tuannya memperlakukan Dinda.

Farrel berjalan kembali kedalam kamar dengan membawa air es dan lap bersih ditangannya, wajah tuan muda itu terlihat sangat panik, berbanding terbalik dengan kepribadiannya selama ini yang sangat dingin dan kejam, menaklukkan siapapun tanpa ampun.

Farrel masuk ke kamar dan melihat Dinda di kamar tengah mengelus pipinya yang merah, Farrel duduk disamping Dinda dan mulai mengompres pipi Dinda dengan lembut,Dinda merasa heran dengan perhatian Farrel apalagi tadi begitu membelanya dan mengusir selir bohay kesayangannya.

"Jangan Gr dulu aku melakukan ini karena gak mau besok di hari pernikahan kita pipimu bengkak" ucap Farrel yang mampu membuat Dinda yang tadinya terharu berubah menjadi terseyum kecut.

Lain dimulut lain dihati itulah yang terjadi pada Farrel saat ini, mulutnya berkata pedas tapi sungguh hatinya sangat khawatir, tapi ada benteng yang seakan membuat dia tidak mau mengakuinya,seorang Farrelino Anderson yang mempunyai banyak selir harus bertekuk lutut pada gadis yang baru saja dia kenal bukankah miris sekali.

Setelah selesai mengompres pipi Dinda kini Farrel menyuruh Dinda untuk istirahat di kamarnya, awalnya Dinda menolak ingin kembali ke kamarnya,tapi tatapan tajam dari Farrel seolah menghunus tepat di jantungnya, mengalahkan panah sang Arjuna di drama Mahabarata.

Dinda menurut dan beringsut masuk kedalam selimut,melihat Dinda sudah terbaring di ranjangnya,tuan muda lalu pergi meninggalkan kamar dan kembali membereskan pekerjaannya yang sempat tertunda karena ada Marsela tadi.

Matahari mulai tinggi, Dinda menggeliat dan membuka matanya perlahan, mengabsen kesegala arah dan tak mendapati Farrel di kamar itu, dengan langkah gontai khas bangun tidur Dinda keluar dari kamar dan menuju kedapur,tenggorokannya yang kering membawa langkah kakinya menuju dapur.

Dinda membuka lemari pendingin dan mengeluarkan air putih dari teko kaca dan menuangkan ke gelasnya, salah satu Art berjalan menghampirinya.

"Nona sedang apa?,kalau butuh apa-apa biar kami ambilkan" ucap sang Art.

"Hanya ingin minum gak apa saya ambil sendiri" jawab Dinda santai.

"Jangan nona, lebih baik minta pada kami nanti kami yang antar, dikamar di atas nakas ada bel khusus memanggil kami, nona bisa membunyikannya" jelas Art itu.

Hah, Dinda kaget, seperti cerita dalam novel yang pernah dia baca, ada bel khusus memanggil Art dari kamar.

"Gak apa, ini hanya air putih" jawab Dinda lagi.

"Tapi nanti kita yang kena marah tuan, harap nona mengerti" tutur Art itu.

"Baiklah lain kali aku bunyikan bel ya" jawab Dinda yang gak mau Art itu kena amukan Farrel.

Dinda berjalan meninggalkan dapur setelah menenggak habis air putih di gelasnya, baru mau naik tangga Farrel sudah berada di ujung tangga dan memandangnya.

"Kenapa kamu turun sendiri, ada banyak Art yang bisa melayanimu" ucap Farrel.

"Maaf aku belum terbiasa dengan semua perlakuan ini" jawab Dinda.

Kemudian Farrel berbalik badan dan kembali ke ruang kerjanya, tadi dia hanya ingin mengecek keadaan Dinda di kamar tapi mendapati kamar kosong,dan tanpa sengaja menangkap sosok yang dia cari sedang berjalan dari arah dapur.

♡♡♡

To be continue...

Terpopuler

Comments

Winda031989 Winda031989

Winda031989 Winda031989

suka ni..makasih kk author semoga kedepan nya dapat mengalirkan ide2 yg lebih menarik LG...biar para reader makin favorit sama cerita ini...💪💪💪💪😘😘😘

2020-10-08

2

Joen Jo

Joen Jo

lanjut thor

2020-10-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!