Istri Sang Sultan
"Dinda..." lengkingan suara Nesa seakan memekakkan telinga, Dinda menatap sahabatnya yang sedang berlari kearahnya.
Adinda Prameswari Prayogo (Dinda) :
Umur 24 tahun, blasteran Jawa Tionghoa,cantik, kulit putih,pintar,body aduhai, agak sensitif.
"Nesa kebiasaan deh, makanya pake alarm biar gak kesiangan mulu" celoteh Dinda
Vanesa Zhang ( Nesa):
Gadis keturunan Tionghua umur 24 tahun, cantik, kulit putih tapi pemalas dan hobby pacaran.
"Ya elah Din, baru juga telat lima menit" kilah Nesa
Mereka bergegas masuk kedalam gedung yang merupakan tempat kerja baru mereka, tepatnya dua hari yang lalu mereka di terima di perusahaan yang sama.
Saat mereka masuk bertepatan dengan inspeksi mendadak yang di adakan sang Ceo.
"Matih kita Din, semuanya berkumpul di sini ada apa ya?" desis Nesa
"Kalian...!!! dari devisi mana jam segini baru sampai" suara bariton pria yang memakai stelan jas warna biru dongker berparas tampan rupawan.
Aliandro Wijaya ( Andro):
Pria tampan blasteran Indonesia Belanda, Ceo Wijaya Corp, umur 26 tahun,tinggi, kulit putih, tegas tapi sebenarnya berhati lembut.
"Maaf pak kami terlambat, yang kemarin baru di terima interview" ucap Dinda terbata-bata.
"Kalian karyawan baru sudah terlambat, keruangan saya sekarang" perintah Andro sambil berjalan meninggalkan ruangan.
Bisik -bisik antar karyawan terdengar semakin panas di telingga, ibu Desi bagian Hrd berjalan mendekati Dinda dan Nesa.
"Kalian karyawan baru ya,kenapa bisa terlambat?" tanya Desi.
"Maaf bu tadi kami terjebak macet" alasan klise Nesa.
"Sudah tau Jakarta macet kenapa tidak berangkat lebih awal?" ucap Desi
"Maaf bu, gak akan terulang lagi" jawab Dinda.
"Baiklah kalian sekarang masuk keruang pak Andro, beliau yang akan menentukan kalian di taruh di divisi mana" jelas Desi.
"Baik bu, tapi ruangannya sebelah mana ya?" tanya Dinda.
"Kalian naik lift aja langsung ke lantai 11, disana ruangan Ceo kita" jelas Desi.
"Baik permisi bu"
Akhirnya mereka berdua berjalan menuju lift, setelah lift terbuka Dinda memencet angka 11.
"Kamu sih Nes bikin telat aja" omel Dinda.
"Ya maaf Din, abis aku semalem kencan sama Reno pulang tengah malam" kilah Nesa.
"Pacaran mulu, awas aja besok aku gak mau nunggu kamu lagi" tandas Dinda.
Tingg...
Pintu litf terbuka, Dinda dan Nesa keluar dari Lift dan menatap sebentar ruangan yang ada di depannya, hanya ada satu pintu utama.
"Din, itu kali ya ruangan Ceo kita, gak ada pintu lain cuma satu itu" ucap Nesa.
Dinda terdiam, dia mulai melangkahkan kakinya menuju pintu utama ruangan itu, setelah sampai di depan pintu perlahan mulai mengetuknya.
Tok...tok..tokk...
"Masuk" suara dari balik pintu.
Perlahan Dinda membuka pintu dan berjalan masuk di ikuti Nesa di belakangnya.
"Kalian karyawan baru, hari pertama masuk sudah terlambat" suara menggema Andro memenuhi ruangan.
"Maaf pak" ucap Dinda dan Nesa bersamaan.
Dinda dan Nesa tidak berani menatap pria di depannya itu, mereka memilih untuk menunduk.
Belum sempat Andro berbicara lagi tiba- tiba terdengar pintu terbuka.
"Ada apa ini tegang banget" ucap pria yang baru saja masuk.
Antonio Sadewa ( Anton ):
Pria tampan sahabat Andro sekaligus manager pemasaran, pintar dan humoris.
Anton mendekat ke samping Andro, menatap sekilas dua gadis yang sedang tertunduk di depan Ceonya.
"Kalian karyawan baru ya, Bos jangan galak-galak kasian mereka masih baru" ucap Anton.
Andro menghela nafas panjang, dia tidak ingin berdebat apalagi masih pagi.
"Siapa di antara kalian yang bernama Vanesa zhang" tanya Andro sambil melihat map biru yang di berikan bagian Hrd padanya.
"Saya pak" ucap Nesa
"Kamu ke devisi accounting, ada di lantai 5"
"Baik pak"
Nesa berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu, tinggal Dinda yang masih berada di sana, jantungnya seakan mau keluar dari tempatnya, apalagi Nesa sudah pergi duluan meninggalkannya.
Andro membuka map kedua, di tatapnya kembali tulisan nama yang ada di sana, lama dia menatap kertas itu sampai Anton mulai menyadarinya.
"Adinda prameswari Prayogo" ucap Anton membaca kertas di tangan Andro.
"Iyaa saya pak" jawab Dinda masih dengan menundukkan kepalanya.
Andro menatap lekat gadis di depannya, dia seakan tak percaya bagaimana mungkin dia bertemu lagi dengan Dinda, junior dia di kampus yang terkenal sebagai bintang kampus pada masa kuliah dulu.
"Andro, heh kenapa? malah ngelamun kasian itu anak orang berdiri mulu" bisik Anton.
"Siapa nama pangilanmu?" ucap Andro kemudian.
"Dinda pak" jawab Dinda.
"Dinda kamu jadi sekertaris saya mulai hari ini dan mejamu ada di samping kiri, kamu bisa duduk di sana sekarang" jelas Andro .
"Apaa sekertaris? bukankah melisa cuma cuti dua hari, kenapa kamu ambil sekertaris baru Andro?" bisik Anton heran.
"Itu urusanku, aku butuh dua sekertaris sekarang" kilah Andro.
Anton semakin heran, kenapa tiba- tiba sahabatnya itu menerima sekertaris baru dan jadi satu ruangan dengannya, padahal selama ini sekertaris mejanya di luar ruangan Ceo.
"Kenapa masih berdiri di situ, kamu tidak ingin duduk" ucap Andro.
"Iyaa pak, " Dinda bergegas berjalan ke arah kiri dan duduk di kursinya, dia masih saja menunduk dan tidak berani menatap ke arah Ceonya itu.
"Ya sudah aku tinggal dulu, jangan lupa satu jam lagi kita ada meeting" ucap Anton sambil berjalan pergi meninggalkan ruangan Andro.
Setelah Anton pergi Andro berdiri, berjalan menghampiri Dinda dan berhenti di depannya.
Dinda masih tetap menunduk, dia semakin takut kenapa tiba-tiba Ceonya itu menghampirinya dan berdiri tepat di depannya.
"Sampai kapan kamu nunduk seperti itu Dinda, apa lehermu tidak pegal?" ucap Andro sambil tersenyum.
Dinda kaget dan mendongak ke atas menatap pria yang berdiri di depannya, lama tatapan itu saling bertaut sampai Dinda sepertinya teringat sesuatu.
"Apa kita pernah ketemu sebelumnya?" ucap Dinda
"Apa kamu benar-benar sudah melupakanku?" tanya Andro
Dinda kembali menatap pria di depannya.
"Aliandro" lirih Dinda.
Andro tersenyum dan menatap lekat gadis di depannya yang sekarang mulai mengenalinya.
Ada senyum manis di wajah Dinda saat dia menyadari bahwa Ceonya adalah kakak seniornya dulu di kampus yang sempat menolongnya saat Maba.
"Kenapa kamu?" ucap Dinda seakan tak percaya.
Andro tersenyum dan kembali ke tempat duduknya.
"Jahat banget tadi, aku hampir nangis tau"
"Kamu masih saja sama, terlalu sensitif, kenapa bisa terlambat pertama masuk kerja?" tanya Andro.
"Aku nungguin Nesa tadi" jawab Dinda.
"Sekarang kamu jadi sekertarisku, kebetulan sekali bukan?" tutur Andro.
"Tapi bukankah waktu interview kemarin hanya ada lowongan di bagian akuntasi dan finance ya?"
"Aku berubah fikiran, tidak masalah bukan?"
"Gak masalah sih, kamu kan bosnya, eh maaf pak Andro" ucap Dinda sambil tersenyum.
"Andro saja kalau tidak ada yang lain"
♡♡♡
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Rahma Inayah
mampir thor
2023-08-02
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-03-02
1
💕Leyka Gallardiev 💕
baru baca tapi langsung suka❤
2021-09-04
2