Hari ketiga masuk kerja Dinda sudah dihadiahi status baru oleh Ceonya, pagi ini Dinda berangkat bersama dengan Andro, dia rela bangun pagi-pagi sekali hanya untuk menolak tidur di apartment Andro.
Tepat jam 6 pagi Dinda harus pergi ke apartment Andro untuk menyiapkan kebutuhan Ceonya itu, mulai dari menyiapkan pakaian kerja sampai dengan sarapan.
"Sebenarnya aku ini sekertaris, ART, apa kekasihnya sih" gumam Dinda sambil menyiapkan sarapan.
Setelah semua selesai Dinda masuk ke kamar Andro dan mencoba membangunkannya, ragu-ragu Dinda membuka pintu kamar Andro bagaimanapun ini pertama kalinya di masuk ke kamar pria.
Perlahan dia putar gagang pintu kamar Andro, detak jantung yang bergemuruh mengiri langkahnya masuk, setelah sampai di depan ranjang Dinda terperanjat dan tak menemukan sosok yang dia cari.
Sejenak Dinda termenung tapi kemudian di kagetkan kembali dengan suara Andro yang sudah berdiri tak jauh darinya dengan bertelanjang dada,hanya handuk yang terlilit di pinggangnya.
"Androo..."
Dinda berteriak dan berlari pergi meninggalkan kamar Andro, suara tawa dari Andro mengiringi kepergian Dinda.
Dinda duduk di ruang makan sambil meminum segelas susunya, Andro berjalan menghampirinya kemudian mulai memakan sarapan yang sudah di sediakan Dinda,Andro menatap lekat gadis di depannya yang selama ini mampu menembus benteng petahanan hatinya.
"Sayang," ucap Andro lembut.
Dinda terkejut dan hampir saja menyemburkan susu yang baru saja dia tenggak, ada senyum di bibir Andro saat melihat Dinda menjadi malu dan salah tingkah.
"Kenapa kaget begitu,bukankah sekarang kamu sudah resmi jadi kekasihku" ucap Andro.
"Kekasih, lebih tepatnya ART atau asisten pribadi" jawab Dinda ketus.
Ada senyum tipis dibibir Andro, melihat bagaimana gadis manis yang dia temui beberapa tahun yang lalu kini semakin manis dan cantik, Andro masih menikmati sarapan sambil menatap Dinda, membuat Dinda semakin salah tingkah.
"Apaan sih ngliatin terus"
Andro tidak menjawab Dinda, sekarang dia malah berdiri sambil merapikan sedikit jas kerjanya, sekarang giliran Dinda yang tak sengaja mengagumi kekasih barunya itu.
"Ahhh...tampan sekali" batin Dinda.
"Mau berangkat sekarang, apa mau liatin aku terus aja disini?" ledek Andro yang membuat wajah Dinda berubah menjadi merah.
Dinda mengikuti langkah Andro keluar dari Apartment, sampai di basement Andro membuka kunci mobilnya menggunakan remote yang ada di tangannya, dengan sigap dia membukakan pintu untuk Dinda, membuat Dinda sempat terdiam sebentar setelah itu dia beringsut masuk kedalam mobil.
Andro melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, Dinda membungkam dan memilih melihat kekaca sampingnya.
"Sayang, kenapa diam begitu" ucap Andro sambil melirik sekilas kearah Dinda.
"Bisa ngga jangan panggil sayang, apalagi di kantor nanti, aku gak mau jadi bahan gosib para karyawan" ucap Dinda sambil menatap Andro.
"Kenapa?, aku gak masalah kok, memang kamu sekarang kekasihku" jawab Andro santai.
"Tapi aku baru saja masuk kerja Andro, nanti mereka kira aku sekertaris yang genit sengaja menggoda bosnya" kilah Dinda.
"Bukankah memang begitu" jawab Andro sambil tersenyum.
"Ahhh, males berdebat sama kamu, ngeselin" ucap Dinda sambil berdecak kesal.
Dua puluh lima menit kemudian mereka telah sampai di depan lobby kantor, seperti tadi kini Andro juga membukakan pintu untuk Dinda.
Raut jawah Dinda sudah berubah menjadi merah,bagaiman tidak sekarang banyak pasang mata yang melihat dari dalam dan luar lobby, harusnya sebagai sekertaris Dinda lah yang membukakan pintu mobil untuk Andro, tapi sekarang dia sudah punya status baru, bukan hanya sekertaris Ceo tapi juga merangkap sebagai kekasih Ceo.
Tidak sampai disitu keterkejutan Dinda karena sekarang tangan Andro sudah melingkar di pinggang Dinda dan membawanya berjalan masuk ke lobby kantor.
Nesa sahabat Dinda yang berada di tengah-tengah karyawan lain yang sedang mengantri di lift juga di buat sangat terkejut, tangannya menutup mulutnya yang tanpa sadar mengangga melihat kemesraan Ceo barunya itu dengan sahabatnya.
Andro dan Dinda berjalan menuju lift khusus Ceo, Dinda sempat melirik kearah Nesa, terlihat tatapan mata Nesa seolah mengintimidasinya, Dinda memilih untuk menundukkan wajahnya, saat ini rasa malunya sudah benar-benar naik sampai ke ubun-ubun.
Saat pintu lift sudah tertutup Dinda menghempaskan tangan Andro yang bertengger manis di pinggangnya.
"Andro..!!! apaan sih tadi" teriak Dinda kesal.
"Kenapa sayang, pagi-pagi sudah marah-marah, tar cantiknya ilang lho" gurau Andro sambil mencolek hidung Dinda.
Dinda sudah kehabisan kata-kata, akhirnya dia memilih untuk diam, karena percuma berdebat dengan kekasih barunya itu.
Dinda berjalan mendahului Andro dan membuka pintu ruang kerja mereka, sampai di dalam dia langsung duduk di kursinya.
Andro berjalan santai di belakang Dinda sambil menyunggingkan senyum kemenangan, membuat Dinda semakin kesal.
Mereka bekerja dalam diam, sampai waktu makan siang tiba, Dinda membereskan meja kerjanya ingin makan siang bersama Nesa, belum juga mulutnya bersuara Andro sudah lebih dulu menginterupsi langkahnya.
"Mau kemana sayang, kita makan siang di kantor saja hari ini, ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan" ucap Andro.
"Aku mau makan siang bareng Nesa, kamu makan aja sendiri" jawab Dinda ketus, dia masih saja marah dengan sikap Andro tadi pagi.
"Gak bisa gitu dong, masa kamu tega biarin kekasih gantengmu ini makan sendirian" tutur Andro.
"Aisshhh, kenapa ini cowok kadar percaya dirinya tinggi banget" batin Dinda.
Andro mengangkat telpon dimeja kerjanya dan menghubungi Melisa sekertaris pertamannya yang sudah mulai masuk hari ini.
"Melisa kamu tolong belikan makan siang untukku dan kekasihku" perintah Andro.
"Baik pak " jawab Melisa kemudian menutup telponnya dan meletakkan kembali di meja kerjanya.
"Kekasih, sekertaris baru itu kekasih Andro" gumam Melisa.
Sadar dari ketertegunannya Melisa segera beranjak dari mejanya dan membelikan makan siang untuk Ceonya itu, bukan tidak mau membelinya secara online tapi memang ada resto di dekat gedung kantor mereka yang sudah menjadi langganan Ceonya itu, apalagi dia sudah gak sabar menyebarkan gosib yang baru saja dia ketahui kepada teman-teman kerjanya yang lain.
Saat Melisa sudah berada dilobby dia melihat sekumpulan gadis yang merupakan karyawan kantor itu dari berbagai divisi, bisa di pastikan mereka akan ke kantin untuk makan siang.
Melisa menyusup diantara mereka dan mulai dengan aksinya seperti mak lambe turah, para gadis itu sudah hafal betul bila Melisa sudah begitu pasti ada gosip yang sangat menarik.
"Gaysss...Kalian pada tau ngga, itu sekertaris baru ternyata kekasih Ceo kita" ucap Melisa dibuat seperti siaran berita mengalahkan acara silet di telivisi.
"Apaa"
"Oh my God"
"Seriusan"
"Jangan bercanda "
Mereka semua mulai bereaksi dengan gosib yang baru saja mereka dengar dari Melisa, ekspresi mereka semua berbeda-beda, ada yang kesel, ada yang menggangga tidak sadar kalau mumutnya terbuka lebar, ada yang tak percaya dan juga ada yang terkejut.
Gak ada satupun raut wajah mereka yang terlihat senang, karena memang semua gadis di kantor itu sangat mengagumi Ceonya dan berharap menjadi kekasihnya.
Reaksi terkejut itu ada di wajah Nesa, bagaimana dia tidak mengetahui berita sebesar itu padahal dia sahabat dekat Dinda.
Melisa yang merasa senang telah memporak-porandakan hati para gadis di lobby, dia melenggang meninggalkan mereka dan menuju ke resto yang ada di sebelah gedung kantornya.
♡♡♡
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
DELINA ZALUKHU LINA ZALUKHU
dasar Melisa mulut ember,,,,
2021-08-11
0