Kebiasaan Baru

Pagi ini Dinda terbangun dengan suara Alarm yang sengaja dia pasang, tubuhnya menggeliat di atas ranjang, matanya mulai mengerjap menyesuaikan dengan cahaya yang masuk dari balik tirai jendela kamarnya.

Dengan malas dia mulai bangun dan turun dari ranjangnya, melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi.

Lima belas menit kemudian Dinda sudah rapi keluar dari kamarnya menuju ke dapur, bola matanya berputar mencari ke segala arah.

"Hhmm...hanya roti dan selai" gumamnya lirih.

Kemudian dia membuka lemari es dan mengeluarkan susu cair dan menunangkannya kedalam gelas.

"Roti, selai, susu perfect" ucap Dinda kemudian berjalan menuju kamar Andro.

Tok..tok..tok...

"Andro.. bangun" teriak Dinda dari luar pintu kamar Andro.

Tetep hening, Andro tidak membuka pintu ataupun membalas panggilan Dinda, kembali Dinda melihat jam ynag melingkar di lengan kanannya.

"Sudah hampir jam 7" gumam Dinda.

Dinda ingin masuk dan membangunkan Andro, tapi dia masih ragu, kembali dia melirik jam tangannya, akhirnya dia memutuskan untuk membuka pintu kamar Andro.

Bravo...seperti dugaan Dinda, kamar Andro tidak di kunci, Dinda masuk perlahan dengan mata yang memutar mencari keberadaan Andro.

Langkah Dinda berhenti di samping ranjang, dia melihat Andro masih tertidur pulas meringkuk seperti bayi.

Sejenak Dinda terdiam memandangi wajah tampan yang sedang terlelap itu, setelah puas memandang dia mencoba membangunkan Andro.

"Andro...Andro...bangun" ucap Dinda sambil menggoyang tubuh Andro.

Perlahan Andro membuka matanya, ada senyum di bibirnya.

"Pagi sayang" ucap Andro sambil merentangkan kedua tangannya.

"Mandi gih, aku siapin baju kerjamu" ucap Dinda.

"Morning kiss dulu dong" goda Andro.

"Iihhh, lebay dah, buruan kita nanti telat" jawab Dinda.

Andro bangun dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, setelah Andro masuk kekamar mandi Dinda berjalan ke walk in closed,membuka lemari pakaian Andro, terkesiap sejenak memandang begitu banyaknya baju kerja Andro.

Dinda mulai memadu pandankan atara jas dan kemeja serta dasi dengan warna senada, tak lupa juga dia menyiapkan sepatu beserta kaos kakinya, setelah merasa semua sudah siap Dinda keluar dari kamar Andro dan berjalan ke meja makan.

Andro keluar dari kamar mandi menuju walk in closet, dia melihat satu stel baju kerja sudah tergatung di sana, ada senyum manis di bibirnya.

"Seleranya boleh juga" gumam Andro.

Setelah selesai memakai pakaian kerja dan sepatunya Andro keluar dari kamar menuju ke meja makan, Dinda duduk manis di sana menunggu Andro, dan jangan lupakan satu hal, Andro sengaja belum memakai dasinya, dia membiarkan dasinya hanya tersampir di lehernya.

Sampai di meja makan Dinda menatap Andro.

"Gaya pakai dasi model baru ya bos?" celetuk Dinda.

Andro berdecak kesal dan menatap Dinda.

"Masa harus di jelasin, pakaikan dong sayang" ucap Andro.

"Astaga Andro, manja banget si" oceh Dinda.

Dinda berdiri dan menghampiri Andro, jarak yang sangat dekat membuat jantung Dinda memompa lebih kencang, apalagi tercium aroma farfum Andro yang seolah membius hidungnya.

"Ehmm...mau diliatin aja nih dasinya" ucap Andro yang membuyarkan lamunan Dinda.

"Iyaa...sabar bos" jawab Dinda menutupi rasa malunya.

Setelah memasangkan dasi Andro, mereka berdua mulai sarapan bersama, Dinda mengoleskan roti dengan selai dan mulai memakannya, berbeda dengan Andro yang hanya makan roti saja tanpa menggunakan selai.

"Gak ada bahan buat di masak, aku hanya menemukan roti dan selai ini saja" ucap Dinda di sela-sela sarapan mereka.

"Nanti pulang kerja kita belanja, beli semua yang kamu butuhkan" jawab Andro.

Selesai sarapan mereka bergegas berangkat ke kantor, dalam perjalanan Dinda mulai bicara.

"Nanti di kantor jangan peluk-peluk kayak kemarin, aku malu" ucap Dinda.

"Kenapa harus malu, kamu kan memang kekasihku" jawab Andro.

"Tapi gak usah peluk-peluk gitu juga kali, gak enak para gadis di kantor semua pada liatin aku seperti singa mau menerkam mangsanya" kilah Dinda.

"Bagus dong, jadi biar mereka tau bahwa bosnya yang tampan rupawan ini sudah memiliki kekasih" jawab Andro sambil menyungingkan senyum mautnya.

Dinda menghembuskan nafas kasarnya, percuma juga bicara sama kekasihnya itu.

Sampai di depan lobby kantor Dinda keluar duluan sebelum Andro sempat membukakan pintu mobil untuknya, Andro tersenyum dan berjalan mengimbangi langkah Dinda dan kemudian .

Tapp...tangan Andro sudah mendarat manis di pinggang Dinda, ingin rasanya Dinda menghempaskan tangan usil itu tapi dia sadar banyak mata yang tertuju padanya.

Andro dan Dinda masuk ke lift khusus Ceo, setelah lift tertutup Dinda meloloskan tangan yang melingkar di pinggangnya.

Andro hanya tersenyum, saat lift terbuka seperti biasa Dinda berjalan mendahului Andro masuk ke dalam ruang kerja mereka, Melisa setengah melirik pada Dinda, melihat raut wajah Dinda yang terlihat kesal, tanpa dia sadari Andro menatapnya.

Melisa beringsut menunduknya kepalanya dan menyapa bosnya.

"Selamat pagi pak"

"Pagi Melisa, kamu reschedule jadwalku hari ini, kekasihku sedang ngambek" ucap Andro.

"Baik pak" jawab Melisa.

Andro masuk ke ruang kerjanya dan tak lupa mengunci pintunya, Dinda menatap kearah Andro saat mendengar bunyi pintu terkunci.

Dinda merasa aneh,gak bisanya pintu ruang kantornya di kunci, dia ingin bertanya tapi mengurungkan niatnya itu karena masih kesal dengan Andro.

Dinda menyalakan komputernya dan mulai bekerja, Andro melirik kearah Dinda lalu duduk di kursi kebesarannya.

"Sayang, masih marah?" tanya Andro.

"Ngga, percuma juga marah sama kamu" jawab Dinda tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer di depannya.

Andro kesal, dia berjalan kearah Dinda dan berdiri di samping Dinda, Dinda sengaja membiarkan Andro dan tetap menatap komputernya, merasa kesal Andro mulai membungkukkan badannya, beberapa detik kemudian.

Cuupp...

Andro mencium lembut pipi Dinda membuat yang punya pipi terperanjat kaget dan reflek berdiri dari duduknya.

"Androooo..." teriak Dinda

"Apa sayang, " jawab Andro lirih.

Dinda menatap Andro dengan kesal, tapi malah membuat dia mendapatkan ciuman lagi dari Andro, sekarang bukan di pipinya melainkan di mulut Dinda yang sedari tadi mengerucut.

Dinda kaget dan mencoba mendorong Andro, tapi nihil, badan Andro lebih kuat gak sebanding dengan tangan Dinda.

Lama Andro memagut bibir ranum milik Dinda tapi sang punya bibir ternyata belum mau membalas pagutan Andro.

Andro melepaskan pagutannya dan mengusap lembut bibir Dinda.

"Hukuman bila kekasihku sukanya marah-marah mulu, ingat bila kamu marah ini yang akan terjadi" ucap Andro.

Dinda masih terdiam antara sadar dan tidak, dia masih terkejut dengan aksi spontan Andro yang menciumnya, bukan tak ingin membalas ciuman Andro tapi Dinda belum pernah sama sekali berciuman, Andro sudah mengambil ciuman pertamanya.

"Sayang, masih diam saja, mau aku cium lagi" goda Andro.

Dinda beringsut duduk di kursinya dengan wajah yang sudah merah seperti kepiting rebus.

♡♡♡

to be continue...

Terpopuler

Comments

Sarwati Mamahbinta Sarwati Mamahbinta

Sarwati Mamahbinta Sarwati Mamahbinta

lanjut tor💪💪

2021-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!