Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa.
Belum sehari Aneisha di rawat di rumah sakit, dia sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah karena luka yang di deritanya tidak terlalu parah.
Drrtt,, drrtt..
Hp Aneska yang berada di saku celananya berdering membuat Aneska yang sedang melamun terkejut di buatnya.
“Kak, kamu ini ngelamunin apaan sih sampe kaget kayak gitu?” tanya Aneisha.
“Kepo amat sih kamu.” Ketus Aneska sambil mengambil hp yang ada di sakunya.
“Halo ma?” ucap Aneska yang sudah mengangkat telfonnya.
“Aneska! Kamu dan Aneisha ada di rumah sakit mana? Elvan bilang kalau Aneisha di tabrak mobil? Bagaimana keadaannya Nes?” tanya mama Mala dengan nada Khawatirnya.
“Mama tidak usah khawatir, Aneisha sudah boleh pulang kok karena lukanya hanya sendikit dan tidak parah.” Jelas Aneska.
“Bagaimana bisa kami tidak khawatir, papa kalian dari tadi terus terusan menyuruh mama untuk menelfon kalian dan menanyakan bagaimana keadaan kalian. Kami akan menjemput kalian, kalian ada di rumah sakit mana?” tanya mama Mala.
“Tidak usah ma, Aneska dan Aneisha sudah memesan taxi jadi mama dan papa menunggu di rumah saja ya.” ucap Aneska.
“Baiklah kalau begitu, cepatlah pulang dan hati-hati di jalan kalau ada apa-apa segera hubungi kami.” Ucap mama Mala.
“Iya ma pasti kok, mama tenang aja ya dah,,.” Ucap Aneska lalu mematikan telfonnya.
“Kak, emang kamu sudah memesan taxi?” tanya Aneisha.
“Belum hehe, aku ga mau nyusahin mereka Nei kita harus mandiri oke?”
Aneisha yang mendengar ucapan kakaknya hanya mengangguk mengiyakan ucapan kakaknya.
“Aku akan mengantar kalian.” Ucap Kevin yang baru saja masuk ke dalam ruangan Aneisha dan langsung membawa tas Aneisha keluar.
“Apa? Tunggu! Siapa yang bilang kalau kami akan pulang denganmu!?” teriak Aneska.
“Sudahlah kak, percuma juga kak Aneska teriak-teriak ga akan kedengeran. Ayo kita ikut kak Kevin aja, dia baik kok kak.” Ucap Aneisha.
“Bagi kamu dia baik, tapi bagiku dia hanya laki-laki yang sok kenal!” ketus Aneska.
Aneisha hanya menarik tangan kakaknya dan mengajaknya keluar ruangan dengan jalan yang masih pincang karena kakinya yang masih sakit.
“Duduklah di sini Aneisha, kak Kevin yang akan mendorongmu.” Ucap Kevin sambil menyodorkan kursi roda.
“Kamu dari tadi di sini?” tanya Aneska yang terkejut melihat Kevin yang ada di depan ruangan Aneisha.
“Engga, aku ngambil kursi roda.” Ucap Kevin santai.
“*Bagus deh kalau dia ga di sini, berarti dia ga denger omonganku tadi kan*?” gumam Aneska di dalam hati.
Aneisha duduk di kursi roda yang di berikan oleh Kevin dengan senyum yangmengembang di wajahnya.
“Terimakasih kak Kevin.” Ucap Aneisha sambil memamerkan gigi putihnya.
“Sama-sama tuan putri.” Balas Kevin dengan tangannya yang memberikan tas Aneisha kepada Aneska.
Aneska mengambil tas yang di berikan oleh Kevin dan menggendongnya, sedangkan Kevin mendorong kursi roda Aneisha sambil bercanda hingga tertawa puas.
“*Sebenarnya apa yang mereka bicarakan sampai tertawa seperti itu*?” gumam Aneska yang melihat Kevin dan Aneisha tertawa dari belakang.
Mereka bertiga menaiki lift bersama, Kevin dan Aneisha masih dengan obrolan mereka yang menyenangkan sedangkan Aneska hanya diam tidak memperdulikan obrolan mereka.
Setelah pintu lift terbuka, Aneska langsung mengambil alih kursi roda Aneisha yang di dorong oleh Kevin.
“Terimakasih sudah mengantar kami, kami akan naik taxi sampai sini.” Ucap Aneska dengan ketus.
“Aku yang akan mengantar kalian.” Ucap Kevin.
“Tidak usah, aku tidak mau memiliki hutang budi.” Ucap Aneska.
“Kak, kakak ini kenapa sih jutek banget sama kak Kevin?” tanya Aneisha.
“Kakak biasa aja tuh.”
“Sudahlah Nei, kalau kamu memang tidak mau aku antar tidak masalah tapi ijinkan aku mengikuti taxi kalian dari belakang, anggap saja itu caraku untuk menebus kesalahanku karena sudah menabrak Aneisha.” Ucap Kevin.
“Terserah.” Jawab Aneska singkat.
Namun belum mereka memesan taxi, mobil Elvan sudah terparkir di depan lobby rumah sakit, Elvan segera keluar dari mobilnya dan berlari kedalam saat melihat Aneska dan Aneisha ada di sana.
“Aneisha kenapa kamu sudah di sini? Kenapa kamu bawa tas Anei Nes? Apa Aneisha sudah boleh pulang?” tanya Elvan dengan nada khawatir.
“Kak Elvan huhuhu.” Rengek Aneisha setelah melihat kedatangan Elvan.
Aneska hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya yang sangat manja kepada Elvan.
“Loh, tuan Kevin ada di sini?” tanya Elvan.
“Saya ingin meminta maaf tuan Elvan, karena saya lah yang menabrak Aneisha.” Ucap Kevin sambil menundukkan kepalanya.
“Apa? Benarkah? sudahlah selama tidak ada yang terjadi pada Aneisha tidak masalah, lain kali kalian berdua harus sama-sama berhati-hati dan belajar dari kesalahan masing-masing.” ucap Elvan.
Mendengar ucapan Elvan, Kevin dan Aneisha mengangguk mengiyakan ucapan Elvan.
“Kamu juga bukannya kuliah kenapa tiba-tiba ada di depan perusahaan kakak?” tanya Elvan.
“Mata kuliah siangku ga ada dosennya kak jadi aku mau bikin kejutan buat kalian eh malah ketabrak deh.” Jelas Aneisha.
“Saya baru tau kalau ternyata nona Aneska dan Aneisha adalah adik tuan Elvan.” Ucap Kevin.
“Kenapa? Kamu pasti iri yak arena aku memiliki dua adik perempuan yang sangat cantik.” Canda Elvan sambil tertawa.
“Tentu saja saya sangat iri dengan anda.” balas Kevin.
“Baiklah kalau begitu saya akan membawa Aneisha ke mobil dulu tuan Kevin.” Pamit Elvan dan di balas anggukan oleh Kevin.
Aneska ingin mengikuti Elvan dan Aneisha dari belakang namun Kevin menahan tangannya hingga membuat Aneska kembali berbalik ke arah Kevin.
“Kamu!” ucap Aneska terputus karena Kevin langsung melepaskan tangannya dari tangan Aneska.
“Aku ga tau kenapa kamu sepertinya sangat tidak menyukaiku, tapi aku ini benar-benar ingin mengenalmu lebih jauh lagi Aneska.” Ucap Kevin.
Aneska menyadari sikapnya terhadap Kevin sangatlah berlebihan, terlebih Kevin adalah rekan kerja Elvan dan juga orang yang bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia lakukan.
Aneska menghela nafas panjang dan berdiri dengan tegap di hadapan Kevin.
“Maaf sebelumnya tuan Kevin karena sikap saya memang sangat berlebihan kepada anda saya mengakuinya, tapi saya memang sering bertemu dengan laki-laki yang sangat ramah pada wanita yang baru pertama kali di kenalnya, dan itu membuat saya tidak menyukai anda.” jelas Aneska.
“Tapi aku hanya ramah untuk pertama kalinya dengan kamu saja Aneska.” Ucap Kevin.
“Terimakasih kalau begitu, saya sangat menghargai keramahan anda, tapi saya mohon jangan terlalu ramah dan jangan terlalu berharap lebih kepada saya, karena saya tidak semenarik yang anda fikirkan.”
“Itulah sebabnya kita harus keluar bersama agar saling mengerti satu sama lain Aneska.” Ucap Kevin.
“Kak Aneska ayo!” teriak Aneisha dari dalam mobil.
“Aku harus pulang, sekali lagi terimakasih.” Ucap Aneska.
“Baiklah hati-hati, aku akan menghubungimu.” Ucap Kevin.
Aneska tidak menjawab ucapan Kevin, dia hanya langsung berbalik dan berjalan menjauhi Kevin yang masih berdiri di tempatnya melihat kepergian Aneska.
Aneska sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Elvan yang ada di kursi kemudi.
“Kamu ini kenapa sepertinya sensi sekali terhadap Kevin? Aku lihat dia orang yang baik kok.” Ucap Elvan.
“Apa? Baik? Kak, aku dulu kenal dengan laki-laki yang mirip sepertinya, dia sering sekali mendekatiku dan mengikuti kemanapun aku pergi sampai semua orang mengejeknya ekorku, sampai akhirnya aku menerimanya sebagai pacarku dan ujung-ujungnya dia berubah, dia bermesraan dengan semua wanita yang ada di sekitarnya dan akhirnya kami putus.” Jelas Aneska.
“Laki-laki sepertinya hanya penasaran dengan wanita sepertiku kak, setelah dia mendapatkanku dia akan menyepelekanku.” Lanjut Aneska.
Elvan hanya melihat ke arah Aneska dengan tatapan yang tidak bisa di tebak, Elvan tidak menyangka jika wanita tegar yang ada di hadapannya ternyata sama dengan wanita di luar sana yang lemah perasaannya, hanya saja Aneska berpura-pura tegar untuk menutupi semua kelemahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
dark diamond cheater
semangat ya
2022-06-21
0
Iyud Wati
semangat
2020-10-30
0