Bab 5
Selesai sarapan bersama, Aneska dan Aneisha merapihkan piring yang ada di atas meja makan dan membawanya ke dapur. Aneska berniat untuk mencuci piring bekas makan mereka.
“Kak, sini Anei bantu.” Aneisha menawarkan bantuan untuk mencuci piring kepada kakaknya.
“Tidak, kamu jangan bantu kakak kalo mencuci nanti tangan kamu kasar, mana ada tangan seorang model kasar.” Ucap Aneska.
“Ih, kakak nyindir aku apa gimana?” Tanya Aneisha memanyunkan bibirnya.
“Kakak ga nyindir kamu kok, udah deh kamu duduk saja temani om Bagas dan tante Mala.” Ucap Aneska.
Akhirnya Aneisha mengalah kepada kakaknya dan menuruti perkataan kakaknya untuk menemani om Bagas dan tante Mala.
“Loh kakakmu kemana sayang?” tanya tante Mala yang melihat Aneisha keluar dari dapur.
“Kakak mau nyuci piring tante.”
“Yaampun, ngapain dia nyuci piring? Di rumah ini ada banyak pelayan.” Ucap om Bagas yang di benarkan oleh tante Mala.
Aneisha hanya memamerkan giginya menjawab ucapan mereka.
“Cepat panggil kakakmu, ada yang ingin om bicarakan kepada kalian.” Ucap om Bagas yang segera di lakukan oleh Aneisha.
Di dapur, Aneska bersiap untuk mencuci piring namun di tahan oleh pelayan yang ada di sana.
“Jangan non, biar saya aja yang nyuci piringnya.” Ucap pelayan tersebut.
“Tidak apa-apa, saya ingin mencuci piring kok mbak.” Aneska tetap berusaha untuk merebut piring yang di pegang oleh pelayan tersebut.
“Kak.. kakak di panggil om Bagas.” Aneisha tiba-tiba memanggil Aneska dan akhrinya Aneska menyerahkan piring yang dia pegang kepada pelayan itu.
“Ada apa Nei?” tanya Aneska.
“Entahlah kak, katanya ada yang mau di omongin.” Ucap Aneisha.
Aneska dan Aneisha berjalan menuju ruang keluarga untuk mendengar apa yang ingin di bicarakan om Bagas.
“Itu Aneska datang pa.” ucap Elvan kepada papanya.
“Duduklah Nes, om mau berbicara kepadamu dan lainnya.” Ucap om Bagas.
Aneska dan Aneisha mengikuti perkataan om Bagas untuk duduk di sofa.
“Ada apa ya om?” tanya Aneska.
“Disini om mau bilang sama kamu kalo om bagas akan menjadikanmu dan Aneisha menjadi anak om dan tante Mala.” Ucap om Bagas yang membuat semua orang terkejut termasuk tante Mala.
“Mama ga setuju pa!” bentak tante Mala yang membuat om Bagas tersentak kaget.
“Bukankah mama yang ingin mereka menjadi anak kita?”
“Tapi mama mau Aneska menjadi...” ucapan tante Mala terputus.
Elvan, Aneska dan Aneisha melihat ke arah tante Mala secara bersamaan.
“Ma, kalau ingin protes kita bicarakan nanti berdua saja.” Ucap om Bagas.
“Om mau Aneska dan Aneisha menjadi anak om tapi bukan di atas kertas, om hanya akan mengumumkannya lewat konverensi pers jika om dan tante akan mengangkat kalian berdua menjadi anak om setelah 40 hari kematian orang tua kalian.” Jelas om Bagas kepada Aneska dan Aneisha.
“Om, apa itu tidak terlalu berlebihan? Anes dan Anei di ijinkan untuk tinggal di sini saja sudah lebih dari cukup.” ucap Aneska.
“Tidak Nes, om dan papa kalian itu adalah sahabat, kalian juga adalah anak-anak om. Mulai sekarang kalian bisa panggil om dan tante sebagai papa Bagas dan mama Mala.” Ucap om Bagas.
Aaneska menatap ke arah adiknya sambil memikirkan sesuatu.
“Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin berhutang budi terlalu banyak, tapi aku juga membutuhkan dukungan untuk memberikan kehidupan yang layak untuk Aneisha.” Batin Aneska.
“Pikirkanlah lagi Nes, jika statusmu adalah anak angkat dari keluarga Bagaskara, tidak ada yang berani mengusikmu, dan juga om akan memberikan saham om di perusahaan papamu untuk melawan Alex.” Jelas om Bagas.
Aneska dan Aneisha melihat ke arah om Bagas untuk memastikan kebenaran dari perkataannya.
“Om, b,,bagaimana mungkin om Bagas begitu mempercayaiku sampai memberikan saham om Bagas kepadaku?” tanya Aneska.
“Perusahaan itu dari awal memang hakmu Nes, terimalah hadiah yang di berikan papa untukmu.” Ucap Elvan.
“Lalu bagaimana dengan om Bagas dan kak Elvan?”
“Om Bagas memiliki perusahaan property sendiri, sedangkan Elvan akan om jadikan CEO di salah satu perusahaan fashion milik om, dan om ingin kamu menjadi sekertaris pribadi Elvan. Bagaimana?”
“Terima aja kak, bukankah kakak sangat ingin bekerja?” bisik Aneisha.
“Baiklah om, Aneska akan menjadi asisten pribadi kak Elvan dan Aneska juga memutuskan ingin menyetujui tawaran om Bagas yang ingin menjadikan Aneska dan Aneisha sebagai anak angkat om dan tante.” Ucap Aneska.
Tante Mala sangat senang karena dia akhirnya memiliki anak perempuan yang sangat cantik dan manis.
“Alhamdulillah, akhirnya mama punya teman di rumah ini.” ucap tante Mala sambil memeluk Aneska dan Aneisha secara bergantian.
“Mulai sekarang kalian harus memanggil tante mama ya sayang..” lanjut tante Mala.
“Iya mama Mala.” Sahut Aneisha dengan bersemangat.
Aneska tersenyum mendengar ucapan adiknya, ia sangat bersyukur karena mereka di pertemukan dengan orang-orang yang sangat baik.
“Bisakah Anes tetap memanggil kalian om dan tante? Anes masih belum terbiasa dengan hal ini.” ucap Aneska.
“Tidak apa-apa sayang, tante akan menunggu kamu memanggil kami papa dan mama.” Ucap tante Mala.
Aneska memang sedikit canggung dengan panggilan baru untuk om Bagas dan tante Mala, berbeda dengan Aneisha yang seenaknya saja memanggil orang baru sebagai papa dan mamanya.
“Oh iya om, Aneska tidak mengerti dengan rencana om Bagas untuk memberikan saham kepada Aneska.” Ucap Aneska.
“Sebentar lagi akan ada rapat para pemegang saham untuk menentukan CEO mereka, saham om cukup besar di perusahaan itu, sebenarnya kalau kamu ingin kamu bisa menjadi CEO dengan mudah. Namun om ingin kamu datang ke rapat itu sebagai pemegang saham atas nama om dan menolak untuk menjadi CEO, om ingin Alex merasa terprovokasi dengan kehadiranmu dan statusmu sebagai pemegang saham terbesar setelah papamu.” Jelas om Bagas.
Aneska tersenyum mendengar rencana om Bagas, dia sangat mengerti apa yang di maksud om Bagas.
“Tenang saja pa, Elvan akan mendampingi Aneska ke perusahaannya.” Ucap Elvan.
“Bagus, sebagai kakak yang baik kamu harus membantu adik-adikmu.” Ucap mama Mala.
Elvan menoleh ke arah Aneska dan Aneisha dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
Aneisha melihat jam yang ada di tangannya dan terkejut karena jam sudah menunjukkan waktunya dia untuk berkuliah.
“Papa, mama dan kakak-kakakku, Anei minta maaf banget Anei lupa kalo hari ini Anei ada kelas.” Ucap Aneisha sambil memamerkan gigi putihnya.
“Ayo, kak Elvan akan mengantarmu sampai ke kampus.” Ucap Elvan menawarkan bantuan kepada Aneisha.
“Iya, kamu dan Aneska antar Aneisha ke kampusnya, dan kalian berdua pergilah ke perusahaan fashion papa untuk mengenal perusahaan terlebih dahulu. Papa sudah menyiapkan asisten untuk mengajak kalian berkeliling perusahaan.” Ucap om Bagas.
“Yaampun, secepat ini?” batin Aneska.
Tanpa berlama-lama, Aneska dan Aneisha segera menuju kamarnya dan mengganti baju mereka lalu menyusul Elvan yang menunggu di halaman depan.
Aneska dan Aneisha hari itu memakai pakaian casual namun tetap melihatkan kemewahan pada diri mereka.
“Waw, adik-adikku cantik-cantik sekali.” puji Elvan kepada Aneska dan Aneisha.
“Iya dong, adiknya siapa dulu..” balas Aneisha, sedangkan Aneska hanya tersenyum kepada Elvan yang sudah memuji penampilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
suka ceritanya ga bertele2...ga pake sengsara dan sampe pontang panting cari uang buat biaya hidup...jngn membosankan aja cerita selanjutnya ya thoor
2021-11-02
1