Bab 6
Elvan, Aneska dan Aneisha sudah berada di depan kampus Aneisha.
“Kak Elvan terimakasih karena sudah mengantar Anei sampai kampus, dan minta tolong untuk menjaga kak Anes ya kak, soalnya dia suka susah di atur.” Ejek Aneisha.
“Dasar anak kurang asem.” Ketus Aneska.
“Dah kakak-kakakku..” Aneisha segera berlari tanpa menghiraukan perkataan kakaknya.
“Bukankah Aneisha sangat lucu?” tanya Elvan
Aneska masih tetap melihat punggung adik kesayangannya itu.
“Hm, dia sangat lucu dan imut. Dia memang sangat ceria, tapi aku sangat yakin jika hatinya merasa kesepian.” Ucap Aneska yang tiba-tiba menoleh melihat ke arah Elvan.
“Kak, aku tau Aneisha bukanlah adik kandungmu, tapi aku harap kamu bisa menyayanginya seperti kamu menyayangi adik kandungmu.” Ucap Aneska penuh ketulusan kepada Elvan.
Elvan tersenyum ke arah Aneska. “Tenanglah, sejak awal melihatnya aku sudah menyayanginya dan menganggapnya seperti adikku sendiri.” Ucap Elvan.
“Lalu kamu? Apa kamu tidak membutuhkan kasih sayang dari kakakmu ini?” lanjut Elvan dengan nada menggoda.
“Aku sudah menerima banyak sekali kasih sayang dari orang tuaku. Anei lah yang masih membutuhkan kasih sayang dari kak Elvan, om dan tante.” Ucap Aneska yang menanggapi pertanyaan Elvan dengan serius.
“Yahelah ni anak satu kaga bisa di ajak bercanda apa ya.” batin Elvan sambil memukul keningnya.
Elvan segera menancap gas menuju ke perusahaan yang di beritahu oleh papanya.
“Kak, kakak udah pernah ke sini kan? Terus untuk apa kita berkeliling lagi?” tanya Aneska.
“Tidak, aku belum pernah ke sini ini adalah hari pertamaku menginjakkan kaki di perusahaan ini itulah kenapa papa menyuruh kita untuk berkeliling, mungkin takut kita tersesat hahaha.” Canda Elvan.
“Ih kak Elvan ini bercanda mulu deh dari tadi.” rengek Aneska.
“Sudahlah ayo kita turun, kata papa asisten pribadi kita sudah menunggu di lobby tapi aku tidak tau yang mana orangnya.” Ucap Elvan sambil melihat ke dalam perusahaan.
“Lalu bagaimana kita menemukannya kak? Nama, siapa namanya?” tanya Aneska.
“Dani, Daniel? Enahlah aku juga lupa..”
“Yaampun kak, kamu ini calon CEO tapi tidak mengenal wajah calon asistenmu sendiri?”
“Bukankah anak dari seorang Bagaskara terkenal cerdas dan sangat terkenal di dunia bisnis? Tapi bagaimana dia bisa melupakan nama seseorang.” Batin Aneska yang mulai meragukan kemampuan Elvan.
“Sudahlah ayo kita turun, aku yakin dia mengenaliku.” Ajak Elvan.
Aneska hanya menghela nafas dan mengikuti perkataan Elvan untuk turun dari mobil dan masuk ke dalam perusahaan.
Saat baru memasuki pintu masuk perusahaan, semua karyawan yang berada di sana melihat ke arah Elvan dan Aneska sambil berbisik.
“Itu bukannya anak tuan Bagaskara? Sedang apa dia disini?” ucap salah satu karyawan yang ada di sana.
“Denger-denger dia akan menjadi CEO perusahaan ini.” ucap karyawan yang lainnya.
“Benarkah? Lalu siapa wanita yang berada di sampingnya?”
“Apakah dia pacar anaknya tuan Bagaskara? Dia juga lumayan cantik.” Ucap karyawan laki-laki di sana.
“Iya benar, dia sangat cantik.” Ucap karyawan laik-laki lainnya.
Elvan dan Aneska hanya diam mendengarkan ocehan para karyawan yang ada di sana dan tetap menoleh kesana kemari mencari asisten yang dikatakan om Bagas.
“Tuan Elvan, dan nona Aneska?” ucap laki-laki dari arah belakang.
Aneska dan Elvan menoleh secara bersamaan dan menatap laki-laki itu.
“Kamu..?” Elvan mencoba mengingat nama asisten itu.
“Saya Daniel tuan.” Ucap laki-laki itu.
“Ah iya Daniel, papa sudah bilang jika kamu akan mengajak kami mengelilingi perusahaan.” Ucap Elvan.
“Iya, saya akan membawa kalian berdua untuk melihat-lihat perusahaan agar kalian bisa terbiasa dengan keadaan di perusahaan ini.”
Daniel mempersilahkan Elvan dan Aneska mengikutinya dari belakang.
“Bagaimana dengan perusahaan ini kak Daniel? Bagaimana dengan keuangan, dan pekerjaan setiap karyawannya?” Tanya Aneska.
“Kakak?” tanya Elvan.
“Iya, sepertinya dia lebih tua dariku benarkan?” tanya Aneska memastikan.
“Saya seusia tuan Elvan.” Ucap Daniel.
Aneska dan Elvan hanya mengangguk-ngangguk menanggapi perkataan Daniel.
“Sebenarnya, ini adalah perusahaan yang paling kacau di bandingkan dengan perusahaan tuan Bagas yang lainnya. Tuan Bagas ingin melihat bagaimana jika perusahaan yang kacau ini jika di serahkan kepada kalian berdua.” Jelas Daniel.
Aneska dan Elvan saling memandang satu sama lain dengan penuh pertanyaan di fikirannya.
“Sepertinya om Bagas terlalu yakin dengan kemampuan kita kak.” Bisik Aneska.
“Karena itu kita harus memikirkan cara untuk membuat perusahaan ini menjadi sama suksesnya dengan perusahaan papa yang lain, bahkan harus menjadi lebih sukses.” Balas Elvan.
Aneska mengangguk menyetujui perkataan Elvan.
Aneska dan Elvan terus di ajak berjalan mengelilingi perusahaan yang cukup luas itu.
“Perusahaan ini sangat bagus, sangat di sayangkan jika tidak bisa mengembangkannya.” Batin Aneska.
“Aku akan menerima ujian dari papa ini dan membuktikan jika aku mampu membangun perusahaan ini menjadi lebih sukses di atas perusahaan papa yang lain.” Batin Elvan.
Elvan dan Aneska bergulat dengan fikirannya masing-masing sambil berjalan melihat-lihat perusahaan.
“Apakah kalian ingin melihat ruangan kalian?” tanya Daniel yang di jawab anggukan oleh Elvan dan Aneska.
Mereka di pandu ke suatu ruangan yang cukup besar dan sangat tertata rapih, ada ruangan yang lebih kecil tepat di sebelah ruangan CEO yang hanya dibatasi dengan kacatrasparant dan bisa terhubung langsung ke ruangan CEO.
“Ini adalah ruangan CEO ada di lantai 8, sedangkan untuk ruangan sekertaris ada di sebelah ruangan CEO dan bisa terhubung langsung ke dalam ruangan CEO.” Jelas Daniel.
“Ruangannya sangat bagus, aku menyukainya.” Ucap Elvan.
“Ruangan ini adalah ruangan anda, tapi jika anda tidak bisa menjadikan perusahaan ini menjadi lebih sukses, ruangan ini akan menjadi milik adik sepupu tuan.”
“Sepupuku? Maksudmu, Evano?” tanya Elvan yang hanya dibalas anggukan oleh Daniel.
“Evano? Tidak mungkin Evano yang aku kenal kan?” batin Aneska yang terkejut mendengar nama Evano keluar dari mulut Elvan.
“Wah ternyata papa niat juga ya.” ketus Elvan.
Aneska melihat Elvan yang sedikit terpancing dengan nama itu menjadi penasaran dan ingin tau siapa sebenarnya Evano.
“Apa ada lagi yang ingin di tanyakan?” tanya Daniel.
“Tidak ada yang ingin aku tanyakan. Oh iya, aku ingin kamu memberikan data-data perusahaan kepadaku lengkap, mengenai keuangan dan omset penjualan.” Perintah Elvan.
“Secepat ini?” tanya Daniel.
“Hm, papa sudah memberikan bendera perang kepadaku jadi aku harus meladeninya dengan senang hati.” Ucap Elvan.
Daniel mengangguk dan berpamitan untuk meninggalkan Elvan dan Aneska di ruangan tersebut.
“Kak, apa kamu benar-benar ingin bergerak secepat ini?” tanya Aneska yang hanya dibalas anggukan oleh Elvan.
“Apakah aku boleh tau siapa Evano kak?” Aneska memberanikan diri untuk bertanya kepada Elvan.
“Evano adalah adik sepupuku, sejak kecil aku selalu di banding-bandingkan dengan dia, dia memang lebih pintar di bandingkan denganku tapi dia selalu terburu-buru dalam mengambil keputusan.”
“Bagaimana hubunganmu dengannya?” tanya Aneska kembali.
“Bisa di bilang tidak jauh berbeda dengan hubunganmu dengan kakak sepupumu.” Ucap Elvan.
“Ah jadi begitu pantas saja kak Elvan merasa tersaingi.” Batin Aneska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments