episode 8

"Persahabatan adalah obat untuk hati yang terluka dan vitamin untuk jiwa yang penuh harapan."

****

Menikmati pantai disore hari rasanya tak lengkap , jika tak menantikan cahaya jingga di ujung cakrawala, lembayung senja itu benar-benar menjadi pemandangan yang indah yang tak pernah aku lewatkan setiap aku menginjakan kaki kepantai, yah.... selain hujan aku juga sangat menyukai senja di pinggir pantai.

Beberapa pengunjung pantai terlihat sedang berselfi , sambil menikmati deburan ombak yang menerjang bebatuan karang, dengan suara yang bak berirama, belum lagi angin pantai yang sepoi-sepoi, aku sangat menikmati suasana pergantian sore kemalam hari kala itu.

Aku duduk di pinggir pantai, melepaskan segala penat dan fikiranku tentang Kenzi, ku biarkan buih-buih ombak membasahi kakiku, sesekali aku melemparkan pasir yang ku genggam dan membiarkannya melebur bersama air laut.

"Dantiii...." Terlihat Leo dari kejauhan memanggil namaku.

Kulambaikan tangan, dan ia datang menghampiriku.

"Ku cari-cari, ehh taunya ada disini," ucapnya, sambil ,duduk disampingku.

"He-he-he aku cuman menikmati senja, sayang kalau di lewatkan" ucapku

"Tadi Kenzi juga mencarimu, tapi tak ada yang tahu kamu dimana? " jelasnya, sambil mengikuti melemparkan pasir ke laut.

"Ohh ya! lalu mana dia? " tanyaku, ada rasa senang ketika tau ternyata Kenzi mencariku

"Di villa, tadi sih lagi masak mie instan sama Maya" jawabnya, membuatku kembali hilang mood

"Ohhhhhh...." Lagi lagi kudengar bersama Maya,

"Memang kamu suka banget ya sama pantai? " Tanya Leo sambil memandangiku yang begitu larut menikmati senja.

"Hmmmm ya.... " jawabku menganggukan kepala

"Apa yang membuatmu menyukai pantai" tanyanya

"Aku merasakan ketenangan setiap aku mendengar deburan ombak, terlebih disore hari" jawabku, sambil melirik kearah Leo.

"Aku juga suka berada di pinggir pantai, terlebih sama kamu!" ucapnya sambil membalas lirikanku.

"Gomballll...." Leo memang rajanya gombal, sering sekali ia melontarkan kata-kata yang bisa melelehkan hati wanita kepadaku, namun tak pernah ku respon.

"Yukkkk.... " ajak Leo, sambip mengulurkan tangannya.

"Kemana?" tanyaku

"Ayokkk ikut aja!" jawabnya, senyum itu membuat aku curiga, namun tetap ku balas uluran tangannya, ia membangunkanku yang saat itu sedang duduk.

"Lari.....loncat..... "teriak Leo sambil menarik tanganku melompati ombak yang menepi.

"Leo..... Hahahahaha, " kami terus melopati ombak yang datang hingga tak sadar sebagian tubuh kami sudah basah terkena air laut.

"he-he-he he serukan dari pada bengong! " ucapnya, Leo mampu membuatku sedikit melupakan Kenzi saat itu

"Leo awassss! " Ombak kembali menghantam tubuhku dan Leo hingga kami terbawa sedikit lebih dalam , Leo memelukku begitu erat, hingga deburan ombak tidak menghantamku terlalu keras.

"hahhahahahhaha" kami kembali tertawa, Leo tak melepaskan pelukannya, entah mengapa akupun terbawa suasana, pelukan Leo kala itu membuat aku nyaman, ombak - ombak Kecil mengayunkan tubuh kami, dan kami kembali menepi.

"Serukan? " tanya Leo yang masih terus menggegam tanganku.

Aku tersenyum sambil menganggukan kepala, kami kembali duduk di pinggir pantai, bersiap melihat matahari yang akan terbenam.

Leo merangkul tubuhku dan entah mengapa aku nyaman bersandar di bahunya, aroma tubuh Leo tercium begitu wangi membuat ku semakin larut dalam dekapannya.

"Dingin gak?" tanyanya sambil mengelus tanganku.

"Gak kok, kamu kedinginan? " tanyaku sambil menatap wajahnya.

"Kan ada kamu, jadi anget deh! " Lagi lagi gombalan itu keluar dari mulutnya, namun entah mengapa kali ini aku merasa senang mendengarnya.

"Dan...liat mataharinya mulai terbenam!" ucap Leo, sambil menunjuk keujung laut, terlihat matahari mulai membenamkan tubuhnya kedalam lautan.

"Indahhh banget! " decakku kagum, matahari yang sedikit demi sedikit menghilang kedasar laut.

"Kaya kamu! " Leo menatapku dan tersenyum, lalu ia mengecup tanganku. Aku hanya terpaku kala merasakan sentuhan bibir Leo mendarat di tangan, tak seperti biasanya kali ini tak ada penolakan dariku, hatiku seperti terbawa suasana, senyum Leo yang begitu indah membuat aku sedikit melupakan kekesalanku pada Maya dan Kenzi.

"Apa sih? " Senyumku malu malu,sepertinya pipiku mulai memerah

" Dan! " panggil Leo

"Hmm " jawabku yang saat itu masih bersandar di bahunya.

"Seneng deh bisa kaya gini sama kamu...," ucapnya sambil sedikit menyenderkan kepalanya di atas kepalaku.

"Seneng nya? " tanyaku

"Seneng aja, bisa lebih deket sama kamu!" jawabnya sambil mengecum lembut kepalaku

"Lah bukan biasanya kita deket?" tanyanku

" Tapi ini beda! " jawab Leo,

"bedanya,....? " tanyaku lagi, semakin penasaran, dengan jawabnnya.

"Dan, aku suka sama kamu!" aku segera mengangkat kepalaku yang bersandar di bahunya ketika mendengar ucapan Leo.

"Maksud kamu? " aku mengerti apa yang di ucapkan Leo tapi aku sendiri tak ada perasaan lebih padanya.

"Yah aku suka, aku Cinta sama kamu!" kali ini ia menggenggam kedua tanganku.

"Leo kita inikan teman" jawabku

"Dan, memang gak boleh jatuh Cinta sama teman sendiri? " tanyanya.

"Yahh gak juga sih! "

"Terus....? "

"Entahlah Le, selama ini aku nyaman sebagai temen kamu gak lebih, " jawabku, Leo memang tampan, ia juga kaya, sesuai lah dengan laki - laki yang ku idamkan selama ini, tapi...entah mengapa aku sama sekali tak ada perasaan lebih padanya, tidak seperti rasaku pada Kenzi.

"Dan, aku gak minta kamu jawab sekarang, aku berharap rasa nyaman kamu kedepannya bisa berubah menjadi Cinta.' Kali ini aku melihat ada keseriusan di wajah Leo,

"Hmmmm!" Aku menarik nafas panjang, ku balas tatapan Leo dengan senyum, diapun membalas senyumku, lesung pipinya membuatnya terlihat semakin tampan, namun bagiku masih tetap tampanan Kenzi, meski ia tak memiliki lesung pipi.

"Aku terlalu cepat ya ngomong kaya gini sama kamu?" tanyanya

"iya!" Aku mencubit hidungnya dan berlalu pergi.

"Yeayyyy Danti tunggu," teriak Leo, dia mengejarku, yang lebih dulu berlari meninggalkannya, aku hanya tak ingin membahas perasaan saat itu.

"Kena...." Larinya begitu cepat hingga ia bisa mengejarku, dan memeluk tubuhku lalu mengakatnya dan membawaku ke tepi laut.

"Leo... ihhhhh! " aku berusaha melepaskan pelukannya, namun pelukan itu semakin erat.

"Kamu udah cubit hidungku, sekarang gantiannn!" Leo terus berusaha mencubit hidungku namun aku bisa mengelaknya hingga ia hanya bisa mencubit pipiku.

"Leooo! " teriakku dan melemparkan air laut ke wajahnya.

"Pulang yuk udah mulai gelap" ajakku

"Ayokkk! " Leo mengulurkan tangannya padaku yang saat itu masih terduduk di atas pasir.

Aku membalas uluran tangan Leo, kami berjalan menyusuri pantai sambil bernyanyi nyanyi, tak terasa aku dan Leo sudah berada di depan pintu villa, terlihat Kenzi, Maya dan upi sedang bermain kartu.

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

💕👍

2020-11-13

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!