"Bahasa Persahabatan bukanlah dalam ucapan, melainkan dalam makna. "
****
Tidak terasa, ujian tinggal menghitung hari, semua siswa sibuk belajar dengan keras tidak terkecuali aku dan Kenzi, ia selalu datang kerumahku hanya untuk mengajariku, meski terkadang aku malas tapi Kenzi selalu memberiku semangat.
"Ayo! ingat tujuan kita, Jogja, " teriaknya penuh semangat, aku sendiri masih tidak yakin, bukan hanya masalah nilai tapi biaya, ibuku hanya penjaga toko, dan masih ada adik adikku yang butuh biaya untuk sekolah, alangkah baiknya setelah lulus aku bekerja saja, agar bisa membantu ibu membiayai adik adikku, tapi lagi lagi Kenzi selalu memberi semangat padaku.
"Kamu bisa kuliah sambil kerja disana, urusan Kamar kos dan makan biar aku yang tanggung, hasil dari kerjamu, kamu berikan pada ibu untuk membantu membiayai sekolah Della dan Darrel," ucapnya, aku hanya mengangguk mengiyakan apa yang ia ucapkan, untuk kedepannya kita lihatlah nanti.
Seperti biasa aku bangun pagi dengan penuh perjuangan, musim hujan yang dingin membuatku sulit mengumpulkan kesadaran. Dengan tersaruk saruk aku berjalan ke Kamar mandi, kesadaranku mulai pulih ketika air mulai membasahi wajahku, tersa begitu menyegarkan.
"Kakak cepet! Della kebelet," teriak Della sambil mengetuk pintu Kamar mandi.
Rasanya belum puas aku menyegarkan tubuhku saat itu.
"Tunggu! kakak baru masuk, " sahutku, sambil terus melanjutkan mandi.
"akak cepetan udah siang!" lagi lagi Della terus berteriak sambil mengetuk pintu, maau tidak mau aku mempercepat mandiku dan bergegas keluar.
"Lama! " ucap Della kesal ketika melihatku keluar dari Kamar mandi.
"yee...makanya bangunnya duluan, " balasku tak kalah kesal.
Hari ini hari pertama aku melaksanakan Ujian Akhir di sekolah, aku segera menyiapkan apa yang harus aku bawa, papan Jalan, pensil, penghapus, Pulpen dan yang tak boleh tertinggal nomer ujian, setelah memastikan semua sudah masuk kedalam tas, aku bergegas ke meja makan, ibu sudah menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan aku, Della, dan Darrel.
"Pagi bu!" aku mencium kening ibu, yang sedang sibuk menata piring di meja.
"pagi sayang! " jawabnya, bagiku ibu adalah wanita super, ia kerja keras untukku dan adik adikku tanpa pernah mengeluh, meski ia pekerja ia tak pernah melupakan tugasnya sebagai ibu, memasak dan memastikan makanan selalu tersedia di rumah selama ia bekerja.
"Adik adikmu belum selesai? " tanya ibu
"Darrel, Della sarapan!" teriakku
"Iya! " sahut Darrel dari dalam kamar yang tak jauh dari meja makan.
Tak lama Darrel dan Della keluar dari Kamar dengan pakaian seragam rapih.
"Hari ini kamu ujian? " tanya ibu sambil menuangkan nasi ke piring Darrel dan Della.
"Iya bu, doain ya Danti bisa dengan mudah mengisi soal, " pintaku.
"Pasti nak, kamu juga sudah belajar dengan keras, pasti nilai mu bagus...," ucap ibu tersenyum,
"Ohh ya kamu jadi daftar kuliah di Jogya bersama Kenzi? " Tiba tiba ibu menanyakan hal itu, padahal selama ini ibu jarang sekali menanyakan tentang sekolah ku, yang ibu tau aku selalu mendapatkan peringkat berkat Kenzi.
"Entahlah bu! aku masih fikirin itu, " jawabku sambil melanjutkan sarapan.
"Ibu hanya berpesan, apapun cita-citamu kejarlah nak, ibu hanya bisa bantu doa, untuk biaya ibu akan bantu sebisa ibu. " Perkataan ibu membuat aku semakin bimbang, di satu sisi aku ingin kuliah, disisi lain tak mungkin aku meninggalkan ibu yang harus bekerja sendiri.
"Sebisa mungkin aku akan berusaha membuat keluarga kita lebih baik" ucapku.
Ibu tersenyum haru, aku segera memeluk ibu, di susul Darrel dan Della, kami berpelukan di suasana hujan saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Uci Rusiana
AQ suka banget cerita semua novel mu KK... slalu slesai q bacanya...
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-03-19
0
belle gracy
sedih mb vie.. aq dtg dengan sejuta harapan untuk danti☺☺
2021-02-01
1
Secret Admirer
Kak Vie, aku datang lagii. Suka sama ceritanya👍🏻. Nanti aku baca ampe tamat, hehehe. Semangat kak...💪🏻
2020-11-17
1