Tubuh Nirma terhenyak, menatap nanar pada netra kecewa milik juragan Byakta. “Bu_kan macam tu maksudnya.”
“Ron!” Juragan Byakta memanggil sang tangan kanan, memintanya untuk membawa Kamal.
Kamal yang memang sudah mengenal Ron, mau di gendong.
Selepas kepergian Kamal, juragan Byakta menatap intens sosok wanita yang kembali menunduk. “Bila tak seperti itu, lalu yang benar apa, Nirma?”
Nirma meremas kuat tangannya, mengabaikan rasa perih akibat duri yang masih menancap dalam daging. “Aku tak ingin terus menerus merepotkan mu, Mas.”
“Lantas, apa yang kau lakukan ini bukan merepotkan namanya? Dirimu datang setelah melakukan kekerasan, menghajar orang tanpa berpikir akibatnya, tak nya kau bayangkan macam mana nasib Kamal kalau sampai ibunya dipenjara, Nirma?” tanyanya dengan nada rendah bercampur geram.
“Mas ….” Nirma menatap lurus pada pria yang duduk di sofa seberang meja.
“Tolong lakukan apapun itu untuk melindungi ku, sama seperti dulu Mas menyembunyikan keberadaan ku agar tak terendus Yasir beserta keluarganya,” pintanya sungguh-sungguh dengan air mata berderai.
“Mengapa harus saya? Bukankah kau memiliki Abang ipar yang bisa diandalkan?” Alis juragan Byakta naik sebelah, dalam hati ingin mencocokkan jawaban Nirma.
“Tak mungkin aku meminta pertolongan bang Agam, sudah cukup diri ini membuat malu Mbak Mala di masa lalu. Pun, namaku sudah jelek di mata warga kampung serta tetangga desa. Pasti nanti bakal banyak mulut sumbang bersuara pedas, aku takut berdampak pada keluarga kecil Mbak serta Mamak. Belum lagi status diri ini yang seorang janda.” Nirma mengelap air matanya agar tidak menghalangi pandangan.
Juragan Byakta manggut-manggut, apa yang diperkirakan sesuai dengan jalan pikiran Nirma. Wanita dihadapannya ini lebih memilih mendatanginya daripada meminta bantuan keluarganya sendiri.
Semua itu akibat perbuatan tak bermoral Nirma di masa lalu. Merebut tunangan kakak kandungnya, nikah diam-diam, mengadakan pesta tanpa melibatkan keluarga ibu kandungnya. Hal tersebut jelas menjadi gunjingan warga, banyak yang membahas tentang dua bersaudari saling berebut satu pria, Yasir Huda.
“Sungguh aku belum bisa memaafkan diri sendiri, Mas. Karena ku, Mamak dan Mbak Mala pernah hidup begitu menderita, lantas setelah mereka bahagia, mana mungkin diri ini tega mengusik nya lagi. Karena itu pula aku memilih pergi dari kampung, menjauh agar para orang yang ku sayangi dengan segenap jiwa raga bisa hidup damai,” akunya dengan nada bergetar.
“Perbuatanmu kali ini, bisa dimanfaatkan oleh mantan ibu mertuamu untuk mengajukan banding tentang hak asuh anak. Dikarenakan kau pun tak jauh berbeda dari putranya yang masuk penjara, kemungkinan besar ia memiliki peluang untuk menang.” Juragan Byakta menyilangkan kakinya.
Deg.
Nirma menggeleng kuat, jelas dirinya tidak mau hal tersebut terjadi, ia nyaris berteriak histeris. “Tolong lakukan apapun, Mas! Jangan sampai Kamal diasuh bi Atun!”
Kala tak mendapatkan jawaban, rasa panik Nirma seketika meningkat. Ia lantas berdiri lalu berlutut tepat di depan kaki ayah angkatnya Kamal.
“Aku mohon Mas, tolong diri ini! Kalau memang tak bisa, dan aku harus menjalani hukuman di balik jeruji besi penjara. Aku mohon lindungi serta sembunyikan keberadaan Kamal, Mas.” Nirma tergugu, demi sang buah hati ia rela bersimpuh.
Byakta Nugraha menurunkan kakinya. “Berdirilah! Kau tak pantas bersimpuh macam itu. Tanpa dipinta pun, saya akan melakukan apa saja demi menghindarkanmu dari jeratan hukum!”
Namun, Nirma tetap bergeming, menunduk dalam dengan bahu sedikit membungkuk. “Mas … apa keinginanmu ingin mempersunting ku masih berlaku? Bila iya, aku bersedia kau nikahi.”
Juragan Byakta terhenyak, ia menjatuhkan diri serta ikut berlutut. “Lihat saya, Nirma!”
Nirma menurut, menatap lutut mereka yang nyaris bersentuhan, lalu mendongak dan langsung bertemu pandang dengan netra beriris hitam legam.
“Kau yakin dengan kata-kata mu itu?” tanyanya tidak percaya.
“Insya Allah.” Ia mengangguk pasti, dalam hati menyakinkan diri sendiri bila jalan inilah yang benar.
“Apa kau siap menanggung konsekuensinya? Bila kita telah menikah, maka takkan ada namanya perpisahan! Ikhlas kah dirimu menghabiskan sisa umur dengan pria mandul macam saya ini? Bisakah kau berbagi cerita sampai melenguh mendesah di atas ranjang? Sebab saya menginginkan pernikahan yang sebenar-benarnya, bukan hanya sekedar kedok semata demi memberikan Kamal kehidupan sempurna layaknya anak lain. Bagaimana Nirma?”
Buliran bening itu terjatuh lagi, Nirma menutup mata guna menata hati serta menenangkan gemuruh di dada. ‘Semua ini demi Kamal. Agar tak ada lagi manusia biadab yang berani menyakitinya. Akan ku pastikan masa depannya terjamin, aman, serta nyaman.’
Kelopak mata berbulu mata lentik itu terbuka, ia mengangguk, mengenyahkan semua keraguan. “Ya, aku bersedia!”
“Alhamdulillah.” Juragan Byakta mengusap wajahnya.
“Mas, bolehkah aku meminta satu hal?” tanyanya ragu-ragu.
“Silahkan!”
“Tolong jangan sampai salah satu anggota keluargaku tahu perihal yang terjadi di rumah sakit, dan tentang alasan kita menikah.” Nirma menunduk dalam.
“Kau tak perlu risau. Segala sesuatunya akan saya bereskan tanpa meninggalkan jejak. Yang perlu dirimu lakukan, cuma percaya pada saya, bisakah?” andai mereka telah sah, pasti ia akan merengkuh bahu ringkih Nirma.
“Ya, saya percaya. Mas ….” Nirma kembali menatap sendu. “Terima kasih.”
Juragan Byakta mengangguk. Lalu ia berusaha berdiri, tangannya terulur.
Nirma mengerti kode itu, ia menyambut tangan calon suaminya.
“Naiklah ke lantai atas! Saya akan memanggil dokter untuk mengobati telapak tangan mu!” Ia melepaskan genggaman mereka, membiarkan Nirma melangkah.
Saat ibu dari Kamal itu sudah menaiki undakan tangga, juragan Byakta berjalan ke arah dapur, meminta pelayan untuk menemani dan membantu Nirma.
Kemudian ia mencari keberadaan Kamal, ternyata putranya tengah bermain bersama bibi pelayanan, mereka memberi makan kelinci di halaman belakang. Sedangkan Ron berdiri tegak sambil mengamati.
“Ron! Hubungi dokter wanita, pinta dia untuk datang! Lalu, telepon jua pengacara Aji! Sudah waktunya kita BERTINDAK!” Bibirnya menyeringai, dalam hati menyerukan kemenangan.
“Baik Juragan!”
‘Akhirnya kau luluh jua Nirma. Saya akan membalaskan setiap tetes air matamu! Setiap kata hinaan yang dilayangkan kepada putra kita!’
“Yah … Yah!” Kamal berseru riang, jari pendeknya menunjuk kelinci berwarna hitam putih.
“Bagus kan Kelincinya? Itu milik Kamal. Khusus Ayah yang belikan.” Ia usap pucuk kepala putranya.
“Nak, mandi dengan Ayah ya. Badan Kamal lengket, abis itu istirahat ya.” Begitu semangat ia mengangkat Kamal, membawanya untuk dimandikan.
Ron dan sang bibi pelayan tersenyum tulus, mereka ikut senang melihat pemandangan mengharu biru itu.
“Saya ikut bahagia, Ron. Akhirnya Juragan Byakta dapat merasakan macam mana berperan menjadi ayah sungguhan.” Sang bibi mengusap sudut matanya.
“Saya jua, Bik!” Ron sedikit melebarkan bibirnya.
.
.
Nirma telah diperiksa, dirinya jua sudah mandi dan mengenakan pakaian muslimah terusan dengan hijab instan. Lemari pakaian di kamar tamu, penuh dengan perlengkapan wanita berhijab, tak ketinggalan dalaman, walaupun ukurannya sedikit sempit dikenakan oleh Nirma yang masih menyusui.
“Mas, hendak kemana?” Nirma bertanya, mengamati penampilan juragan Byakta yang berpakaian rapi.
“Saya hendak ke pelosok kabupaten, menyelesaikan urusanmu! Kau jangan kemana-mana, berdiam diri saja di rumah! Kamal tertidur di kamar saya, ada bibi yang menjaganya,” beritahu nya.
Netra Nirma bergetar, ia masih menyimpan rasa takut. “Apa kira-kira aku bisa lolos dari kasus kekerasan ini, Mas …?”
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ⓜ️αɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
akhirnya menang pula si juragan KLO cara halus susah yahh sedikit licik tak apa hahahahah
2025-04-15
8
Xaviera Arifin
kak, terimakasih ya atas karya yang luar biasa.
dri awal aku udh memutuskan untuk menunggu dngn SABAR cerita ini ketika mash di agam dan mala.
pas selesai baca dhien, aku happy bgd. dngn niat penuh pendirian akan menunggu sampai cerita taman atau minimal sampai chapter 50. tapi apalah daya godaan karya kaka tdk bsa membuatku menunggu, setiap ada notif updatet bab baru, langsung aku mampir. akhir nya aku yg kebawa emosi krna cerita ngegantung... ach udh g sabar lg aja gmn kelanjutan nya kisah nirma ini
2025-04-15
9
Sugiharti Rusli
akan seperti apa nanti nasib si Nirma dengan pemikirannya tentang lebih memilih si juragan jadinpelindungnya tibang abang iparnya sendiri😒😒😒
2025-04-15
3