Wak Sarmi meluruskan kakinya, menatap serius wajah sendu Nirma. “Bagian mana yang tak pantas itu?”
Nirma menghapus air matanya menggunakan ujung hijab, ia membalas tatapan lekat itu. “Aku wanita pendosa, hamil diluar nikah, berselingkuh dengan calon Kakak ipar sendiri, bahkan dulu sempat mencaci maki Mbak Mala, dan jua tak peduli keadaan Mamak. Begitu tega diri ini meminta harta warisan setelah berhasil menorehkan luka begitu dalam kepada mereka_”
“Demi laki-laki yang aku kira begitu mencintai ku, tapi ternyata hanya nafsu semata, diri ini sampai rela mengkhianati Mbak Mala, memilih tutup mata dan telinga saat ia di hujat sana-sini, dikatai perawan tua, tak pintar menjaga calon suami. Lebih parah lagi, membiarkan Mamak di caci maki, di jahati oleh mantan mertuaku. Lantas, dengan semua hal mengerikan di masa lalu itu, apa masih pantas diriku bersanding dengan pria baik hati seperti Juragan Byakta, Wak?”
Wak Sarmi menghela napas dalam, bibirnya menyunggingkan senyum tulus. “Bukankah kau sudah menerima akibatnya, Nirma? Laki-laki yang dulu dirimu rebut itu telah kembali berkhianat, tak peduli padamu dan juga anak kalian semasa Kamal dalam kandunganmu, lebih miris lagi, dia berselingkuh disaat kau tengah mengandung darah dagingnya. Mantan calon mertua Mbak mu, memperlakukan dirimu layaknya babu setelah kau menikah dengan putranya, kehidupan rumah tanggamu bak neraka_”
“Kau sampai pergi jauh dari kampung halaman demi menebus rasa bersalah, melahirkan tanpa pendampingan siapapun, berusaha ikhlas menerima putramu yang tak sempurna, kini sedang berjuang mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi operasi bibir Kamal. Uwak rasa, semua itu sudah sepadan dengan segala hal buruk yang kau lakukan di masa lalu,” tatapannya menjadi hangat.
“Tapi, macam mana dengan juragan Byakta, Wak? Bila memilih menikah dengannya, kami takkan memiliki anak kandung, dikarenakan ia sulit memiliki keturunan. Sedangkan diri ini ingin memiliki setidaknya sepasang buah hati.” Nirma menunduk lesu.
“Masih mungkin bukan? Belum tentu jua ia betulan mandul. Di vonis sulit memiliki keturunan, bukan berarti mustahil tak bisa membuahi mu Nirma. Bukankah kau tenaga kesehatan, sedikit banyaknya pasti lebih tahu tentang hal seperti itu, pasti ada caranya, entah itu pengobatan medis maupun tradisional.”
Nirma kembali menatap Wak Sarmi. “Tapi, bagaimana dengan masa lalu kami yang_”
“Cukup Nirma! Tak baik selalu membawa hal yang sudah lalu, setiap orang berhak maju menggapai kebahagiaannya. Niat dia melamar mu jua dikarenakan ingin merasakan macam mana menjadi seorang ayah bukan? Dan dirimu pun memiliki tujuan hampir sama, ingin memberikan Kamal figur Bapak agar hidupnya lengkap. Lantas, apa yang perlu dirisaukan?” ujar Wak Sarmi dengan nada serius.
“Menikah dengannya, sama saja menyelesaikan banyak masalah dalam hidup mu. Tak akan ada yang tahu bila Kamal anak di luar nikah, ia pun takkan mendapatkan cap anak haram. Juragan Byakta bisa menjadi pelindung mu, sekaligus membungkam mulut para orang tak berperasaan yang menghujatmu, Nirma,” sambungnya.
Nirma terdiam, tak mampu mengeluarkan sepatah katapun, netranya menatap dua sosok beda usia yang berjalan kearahnya. ‘Apa Engkau ridho ya Rabb?’
Hatinya kembali bimbang, antara maju berjuang seorang diri, atau memilih berumah tangga kembali demi status sang putra, agar anak kesayangannya itu terhindar dari hujatan serta tak kekurangan kasih sayang sosok ayah.
“Sudah ya, sekarang main dengan Ibuk dan Nenek! Ayah mau pergi ke penginapan pinggir pantai dulu.” Juragan Byakta menurunkan Kamal dari gendongannya.
“Menginap di sana atau pulang, Yah?” tanya Nirma seraya membawa Kamal dalam pangkuannya.
Pria berkaos pas badan yang menonjolkan perut bergelambir itu tersenyum manis menatap wajah cantik Nirma. “Cuma sebentar, hanya mengecek saja, kemudian langsung pulang ke kota kecamatan.”
“Mas … apa engkau tahu tentang dia?” tanyanya tanpa melihat juragan Byakta, lebih memilih mencium pucuk kepala sang putra yang bau matahari.
Pria matang itu memasukkan kedua tangannya dalam saku celana, mengedarkan pandangannya ke sekeliling, lalu kembali menatap lekat sisi hijab samping Nirma.
“Pagi ini, warga kota kecamatan disambut dengan koran yang berisi penuh tentang kabar tertangkapnya mantan suami mu. Tapi, sepertinya Abang iparmu menjaga nama Amala agar terhindar dari mulut tak bertanggung jawab. Agam hanya membolehkan nama istrinya disebut dengan inisial, begitupun tentang calon anak mereka, sama sekali tidak dicantumkan.”
“Astaghfirullah,” lirihnya pilu, mendekap erat Kamal, mencari kedamaian bagi hatinya yang porak-poranda.
“Bila serangkaian interogasi selesai, dan dirinya terbukti bersalah, dia pasti akan dipindahkan ke lapas kabupaten. Kemungkinan besar, anggota keluarganya terutama mantan ibu mertuamu akan sering lewat depan rumah kontrakan mu, Nirma!” beritahu juragan Byakta.
Nirma menatap horor juragan Byakta, ia melupakan fakta kalau rute ke penjara kabupaten melalui jalan depan rumahnya.
“Kau tak perlu risau. Saya sudah menugaskan dua orang terpercaya untuk terus memantau mereka agar tak ada yang mengetahui keberadaan mu dan Kamal,” sambungnya saat dilihat ada rasa takut dalam pancaran netra Nirma.
‘Mengapa kau begitu baik kepadaku Mas?’ batinnya ingin menyuarakan pertanyaan itu, tapi lidahnya kelu. Yang bisa ia lakukan hanya menunduk.
“Nirma ….”
“Ya …?”
“Apa jawabanmu masih tetap sama?” ia tatap lembut sisi wajah cantik Nirma.
“Bolehkah jangan bertanya dulu tentang lamaran, sampai masa iddah ku habis, Mas?” ucapnya begitu pelan nyaris tidak terdengar.
“Apa kalimat tersebut menandakan bila saya memiliki kesempatan untuk memilikimu?” binar harapan itu tercetak jelas di wajahnya.
“Maaf, untuk sekarang belum bisa memastikan ataupun memutuskan apapun. Kabar tentang Yasir begitu mengejutkan sekaligus mengerikan bagi kami, aku takut berdampak pada Kamal, Mas,” adunya pilu.
“Nirma, kau hanya perlu percaya. Saya akan melindungi kalian, apapun bahaya yang mengintai, terlebih dahulu harus mengenai saya baru kalian,” ucapnya tegas.
“Terima kasih, sudah begitu peduli, melindungi, membantu, dan memberikan kami tempat berteduh dikala aku nyaris patah arang, tak memiliki naungan. Terima kasih untuk kebaikan tanpa pamrihnya, Mas.” Nirma mendongak, menatap haru wajah berkulit kecoklatan yang keningnya terdapat garis kerutan samar.
“Semenjak kau bertamu di rumah saya, dan meminta perlindungan agar keberadaan mu tak terendus oleh sang mantan ataupun pihak keluarganya. Saat itu pula, engkau menjadi prioritas saya, Nirma. Apalagi setelah kelahiran Kamal, seolah Tuhan mengabulkan doa diri ini yang menginginkan seorang anak walaupun pada kenyataannya tak bisa memberikan keturunan,” tuturnya begitu lembut.
Pandangan dua insan itu begitu penuh akan makna yang berbeda, tatapan Nirma menyiratkan rasa haru, bersyukur sekaligus terima kasih, sedangkan juragan Byakta penuh misteri.
Pada akhirnya, Juragan Byakta pamit undur diri, ia hendak pergi ke penginapan pinggir pantai yang jalannya melewati depan rumah Nirma.
Nirma dan lainnya juga memilih menyudahi tamasya nya. Mereka kembali menghentikan becak motor sebagai alat transportasi pulang ke rumah.
.
.
Keesokan harinya.
Nirma memasuki area rumah sakit.
“Wah … wah. Lihat Wee! Akhirnya si anak emas rumah sakit milik Tante ku, masuk kerja jua.” Linda menghentikan langkah kaki Nirma, ia berseru lantang sampai menarik perhatian rekan sejawatnya.
“Dengar-dengar ni ya … mantan suaminya Suster kesayangan RS ini, digelandang polisi. Dia diduga hendak melecehkan seorang wanita. Betul tak berita tu, Nirma …?”
Deg.
'Bagaimana dia bisa mengetahuinya? Siapa sebenarnya yang ada dibelakang si Linda ...?'
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦
stop Nirma 🤫......jangan kamu berkata bagaimana bagaimana....... bila kita belum tau kek apa hasilnya....jadi gk ada salahnya mikirin yg positif nya pula sebelum di jalani..... antisipasi biar kalo terjadi sesuatu.....udah siap harus bagaimana langkah selanjutnya .....cuuzzz lah semangat terima lamaran juragan Byakta.....biar Kamal sekalu dekat dgn sosok ayahnya..../Determined/
2025-04-10
9
💛⃟🤎🏠⃟ᴛᴇᴀᴍ ɢͩᴇͥɴͩᴀᷲᴘͪ🥑⃟𝐐⃟❦
yuupp...cakep wak Sarmi 👏🏻 👍🏻.... setuju AQ dukung online dgn do'a....semoga juragan Byakta tdk mengecewakanmu....bisa meringankan beban untuk mengatasi semua masalahmu saat ini ....💪🏻💪🏻💪🏻
2025-04-10
2
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
pantas nirma... ibarat kata nasi sudah menjadi bubur,, tapi bubur jika ditambah suwiran ayam, kacang kedelai, bawang goreng ditambah kuah dan krupuk bakal jadi bubur ayam yg nikmat, begitu juga hidupmu, walau kamu seorang pendosa tapi kamu mau bertaubat dan berubah pasti akan ada bahagia suatu saat nanti...
waaaahhhhhh aku pinter kan mak...🤣🤣🤣🤣
2025-04-10
3