Hari Pernikahan

Vira dan wanita yang sejak tadi menjadi bahan perbincangan kakak beradik tersebut sedang duduk berhadapan dengan situasi yang canggung. Keduanya diam namun saling menatap satu sama lain.

"Untuk apa anda menemui saya?" tanya Vira dengan mata yang menatap tajam ke arah wanita dihadapannya. Jelas terlihat bahwa ia tak nyaman dengan situasi ini.

"Aku minta maaf," ujar wanita itu dan hanya dibalas decihan oleh Vira.

"Minta maaf untuk apa? Untuk anda yang akan menikah dengan kekasih saya atau untuk anda yang sedang mengandung anak dari kekasih saya?" tanya Vira.

Ia tak habis pikir bagaimana bisa wanita yang katanya sedang mengandung anak dari kekasihnya itu tiba-tiba datang menemuinya dan meminta maaf. Bahkan mampu mengetahui keberadaannya.

Padahal Azka dan Shaka sekalipun tak bisa menemukan dirinya di sini.

Berbeda dengan Vira yang bersikap angkuh dan tenang, wanita dihadapannya justru hanya diam tak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Ia bahkan hanya menunduk dengan tangan yang meremas bajunya. Bingung harus mengatakan yang sejujurnya atau tidak.

Setelah mengembuskan napasnya perlahan, akhirnya ia mendongakkan kepalanya untuk menatap Vira "Sebenarnya aku gak pernah tidur sama Azka ataupun hamil anak dari Azka, Vira."

Arunika Naiya Putri Pranata, sosok wanita cantik yang telah menghancurkan hubungan Azka dan juga Vira. Ia merupakan anak tunggal dari keluarga Pranata, pemilik beberapa hotel dan resort mewah di Jakarta ini.

Vira menatap wanita yang sering dipanggil Naiya tersebut dengan kening berkerut, "Maksudnya? Kenapa tiba-tiba anda mengatakan hal seperti ini kepada saya?"

Vira tak akan mudah tertipu. Pasti ada sesuatu yang sedang direncanakan oleh wanita licik di hadapannya ini.

Naiya yang bingung harus menjawab apa itu hanya diam menggigit bibirnya kemudian menunduk. Kebiasaan wanita itu jika sedang gugup. Benaknya terus berpikir apa yang harus ia lakukan agar Vira percaya kepadanya.

Beberapa saat kemudian Naiya kembali menatap mata Vira kemudian meraih kedua tangan lalu menggenggam erat tangan tersebut, "Tolong percaya sama aku, Vira. Aku janji akan buktiin semuanya dan gak akan ganggu hubungan kamu sama Azka lagi."

Ucapan itu terdengar sangat bersungguh-sungguh.

Vira mencoba mencari kebohongan di mata Naiya. Mencoba untuk tetap ragu walaupun Vira merasa Naiya memang berkata jujur. Dia bingung dengan wanita dihadapannya ini. Kemarin saja dengan mudahnya menghancurkan hubungannya dengan Azka. Lalu, sekarang tiba-tiba datang dan meminta maaf.

"Kenapa tiba-tiba? Apa sebenarnya yang terjadi?" Vira mencoba meminta penjelasan. Sungguh situasi ini membuatnya bingung.

Naiya yang mendengar pertanyaan Vira tersebut hanya menghela napas lelah. Genggaman tangan yang semula erat kini mulai terlepas, "Maaf. Aku gak bisa kasih tau kamu. Tapi aku mohon percaya sama aku walaupun itu sulit buat kamu."

"Minggu depan acara pernikahan aku sama Azka. Aku memang gak bisa batalin itu dalam waktu dekat karena suatu hal. Tapi kamu tenang aja. Azka gak akan pernah mengucapkan janji suci pernikahan buat aku, Vira," lanjut Naiya dengan menatap mata Vira. Mencoba memberi pengertian agar mendapatkan kepercayaan wanita itu, walaupun ia tahu itu tak akan mudah.

Vira yang bingung harus bersikap bagaimana hanya menghela napas berat. Jika memang Naiya berkata jujur, maka ia bisa kembali bersama Azka. Namun, jika memang wanita itu hanya berpura-pura maka Vira juga harus siap. Siap untuk kehilangan Azka. Sosok pria yang begitu ia cintai.

"Apa yang sedang Anda rencanakan? Saya pikir Anda paham bahwa Saya tidak akan percaya begitu saja," ucap Vira membuat Naiya terdiam.

Naiya tahu pasti Vira tidak akan mudah percaya dengan dirinya. Tapi Naiya juga tak mungkin memberitahukan semuanya. Karena itu Naiya hanya diam tak mampu merespon pertanyaan Vira.

"Kenapa hanya diam?" tanya Vira kemudian menghela napas lelah melihat kebungkaman Naiya. Sudah dipastikan bahwa ada sesuatu yang direncanakan oleh wanita dihadapannya ini.

"Baiklah, karena saya tidak ingin berlama-lama dengan Anda, saya akan coba percaya. Tapi jika apa yang Anda sampaikan saat ini hanya sandiwara juga tidak masalah," ucap Vira dengan lantang. Berusaha untuk tidak mudah terbuai dengan kata-kata Naiya tadi.

"Kamu tenang aja. Aku pasti akan buktiin kalau saat ini aku memang bersungguh-sungguh," ujar Naiya dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Terlihat tulus.

Seminggu kemudian, pernikahan Azka dan juga Naiya akhirnya tiba. Banyak sekali tamu yang datang. Naiya yang melihat itu menjadi gugup dan ragu. Ia khawatir rencananya ini tidak akan berhasil. Karena sekarang banyak pengawal yang berjaga.

Naiya yang telah selesai dirias begitu cantik dan anggun dengan gaun pengantin itu terlihat gelisah. Matanya terus melirik handphone miliknya yang tergeletak di meja. Menunggu pesan dari seseorang. Hingga beberapa saat kemudian

Ting

Aku udah di pintu belakang gedung.

Naiya yang membaca pesan tersebut tersenyum lega. Sekarang giliran dia yang harus melancarkan aksinya. Naiya beranjak dari kursinya dan melangkah keluar untuk mencari keberadaan Azka.

Setelah sampai di dekat pintu belakang gedung, ia melihat Azka sedang berjalan menuju ke arahnya. Sebelumnya, Naiya telah mengirimkan pesan kepada Azka agar pria itu menemuinya di dekat pintu belakang gedung sebelum akad dimulai.

"Lo tadi bilang kalau lo tahu dimana Vira. Kasih tau gue sekarang!" gertak Azka sembari menatap jengah wanita dihadapannya.

"Iya. Kamu bisa ikut aku," ujar Naiya lalu menarik tangan Azka agar mengikuti dirinya menuju pintu belakang gedung tersebut.

Azka hanya menurut saja karena ini tentang Vira. Ya, apapun tentang Vira akan membuat pria itu seperti orang bodoh.

Langkah kaki Naiya terasa begitu berat. Selain karena ia harus menarik badan Azka yang besar, ia harus merelakan pria yang disukainya ini bersama orang lain disaat seharusnya ia bisa memilikinya beberapa saat lagi. Namun, Naiya sadar ia tak boleh egois.

Perasaan Naiya kepada Azka telah ada sejak mereka pertama kali bertemu ketika keduanya menghadiri pesta salah satu kolega bisnis mereka kala itu. Azka yang datang sebagai bagian dari Perusahaan Wijaya Artistic sedangkan Naiya yang turut hadir karena ia juga memiliki jabatan di hotel bintang lima milik papanya yaitu sebagai engineering manager.

Entah sejak kapan perasaan itu mulai tumbuh, namun jika boleh jujur Naiya baru kali ini merasa terpesona terhadap pria ketika melihat sosok Azka. Selain karena ramah, Azka memang tampan.

"Kak, aku tahu pasti kamu bingung. Tapi aku mohon percaya sama aku kali ini aja. Teman aku akan bawa kamu ke tempat Vira berada," Naiya menunjuk seorang wanita dihadapan mereka yang sedang duduk di atas motor menggunakan jaket hijau khas ojek online dan juga masker hitam hingga wajahnya tak terlihat jelas.

"Maksudnya apa ini? Lo jangan coba-coba bohong sama gue, ya!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!