"Ck ayo pulang mungkin informasi ku salah" ucap Ethan.
"Tunggu!" Vano masuk kedalam lemari pakaian dan menekan tombol didalamnya.
Sontak seluruh kamar itu berubah warna menjadi hitam, tembok tembok yang mulus mulai memperlihatkan alat membunuh, seluruh senjata didepan Vano adalah keluaran terbaru bahkan bom dan granat terpampang rapi disana.
"Wow!" Ethan takjub melihat kamar itu.
"Vallen menggunakan seluruh senjata ini untuk membunuh" ucap Vano.
Pip,,,pip,,,pip
Vano memutar tubuhnya kearah kasur saat kembali mendengar suara tadi, matanya membulat melihat Vallen sedang tertidur melipat kedua tangan diatas perutnya.
"Ethan!!" Panggil Vano, Ethan menatap Vano sekilas lalu mengikuti arah pandangan nya. Ethan hampir saja melompat melihat Vallen ditempat tidur.
"Di,,,dia astaga gadis ini kenapa bisa tertidur pulas disini" ucap Ethan mengelus dadanya.
"Dia tidak tidur Ethan, seperti yang dia katakan bahwa dia hidup dimalam hari dan sekarang Vallen sedang melakukan itu" ujar Vano menatap Vallen.
"Maksudmu dia akan bangun nanti malam dan melakukan aksinya untuk membunuh" kata Ethan dan langsung diangguki oleh Vano.
Ethan melihat jam tangannya lalu berjalan mendekati jendela melihat kearah bawah.
"Vano singa itu mulai siuman, kita harus cepat meninggalkan tempat ini" ucap Ethan sedikit panik karena obat biusnya sudah habis.
Vano langsung mengangkat Vallen keluar dari kamar, suara yang ada dileher Vallen semakin kencang ketika Vano mengangkat nya keluar kamar.
Ssrrttt
Seketika beberapa anak panah bermunculan menyerang Vano dan Ethan dari arah beberapa arah. Beruntung Ethan adalah bawahan yang siaga dan memiliki rasa yang tajam.
Ethan langsung mengambil pedang disamping tembok, entah kenapa seluruh tembok rumah itu berubah warna dan dipenuhi banyak senjata saat Vano menekan tombol didalam lemari tadi.
Berhasil melewati rumah yang tidak jelas itu, Vano dan Ethan bergegas pulang membawa Vallen yang masih tidak sadar sama sekali.
Dirumah pun Vallen benar benar seperti orang mati, matanya tetap tertutup rapat.
"Apa kita harus menunggu malam?" Tanya Ethan.
"Sepertinya begitu, sebentar lagi malam. Ikat dia aku belum shalat!" Titah Vano meninggalkan Vallen dikamarnya.
Ethan menghembuskan nafas lalu kembali mengikat tubuh Vallen untuk kedua kalinya lalu keluar dari kamar menunggu reaksi selanjutnya.
Hingga malam tiba Vano dan Ethan menunggu didalam untuk melihat Vallen sadar, Ethan sampai jungkir balik disamping kasur menunggu namun Vallen tak kunjung membuka mata.
"Aaaahh aku frustasi menunggu batu!!" Ucap Ethan kesal.
Vano terus menatap Vallen walaupun ia mendengarkan ucapan ucapan Ethan sedari tadi, dia bingung kenapa kali ini Vallen sangat lama membuka mata.
"Sudahlah aku pusing berjam jam didalam kamar jika dia ingin membunuh mu berteriak saja jangan aktifkan kedap suara dikamar mu" ujar Ethan sudah tahan lalu meninggalkan Vano sendiri.
"Apa dia tidak lapar? Seharian perutnya tidak terisi" gumam Vano
Haaahh!!
Vano berjalan menuju balkon kamarnya menghirup udara malam sembari menunggu Vallen. Disela-sela hirupan nafas itu Vano mencium bau asing didepan kamarnya.
"Aku tidak pernah menanam bunga" gumam Vano memperhatikan kebawah.
"Apa umi yang melakukannya"
Vano tidak terlalu suka dengan aroma bunga dia memilih masuk kedalam kamar lagi. Saat memutar tubuhnya Vallen sudah berdiri tegak didepannya menatap tajam ke arah Vano.
"Ka,,, kau sudah sadar" ucap Vano gelagapan.
Vallen mengeluarkan seringainya lalu menyerang Vano dengan tangan kosong. Vano memancing Vallen masuk kedalam kamar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Hey kau gila!!" Vano memukul punggung Vallen sedikit keras hingga ia tersungkur kebawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
baida zu
Conan cepatlah datang,kasian si Valen noh...
2021-09-25
1
Isyam Zita
vano g ingat dengan kalung vallen nech
2021-08-17
1
Nurlina
vallen di kendalikan seseorang
2021-05-05
1