Beberapa minggu kemudian semua berjalan lancar seperti biasa karena Vano tidak menemukan apapun kecuali anggrek hitam yang pernah dilihat oleh Vano waktu itu, seluruh jejak yang ada di gudang ternyata sudah dibakar oleh seseorang yang entah siapa itu.
Dirumah pun Vano selalu menanyakan pada Vallen hal hal yang bersangkutan dengan dirinya namun Vallen tidak pernah ingin menjawab.
"Dimana dia?" Tanya Vano pada Zea.
"Vallen masih didalam kamar kak tadi Zea sudah panggil tapi tidak ada jawaban"
Vano, Farel, dan Ethan saling menatap, ketiganya langsung berjalan kearah kamar Vallen.
Tok,,,tok,,, tok
"Vallen!!" Panggil Vano namun tak ada sautan.
"Vallen buka pintu!!" Teriak Vallen semakin mengencangkan ketukan namun hasilnya sama.
"Dobrak saja" ucap Ethan.
"Baiklah, kau dobrak pintunya"
Ethan mengangguk lalu mendobrak pintu dibantu oleh Farel, dalam dua kali dobrakan pintu itu terbuka.
Brraaakkk!!!
"Awww!!!" Vallen memegang keningnya kesakitan dibelakang pintu.
Vallen kesal merasakan sakit, kakinya melangkah keluar dari balik pintu dan,,,
"Aaaa!!!!" Ketiga pria itu berteriak melihat Vallen hanya menggunakan handuk sangat pendek yang sengaja dililitkan. Ketiganya segera berbalik badan agar tidak melihat pemandangan didepannya
"Astagfirullah Vallen cepat pasang pakaian mu!" Ucap Farel sedikit berteriak.
Vallen tidak bergerak sama sekali, dia tidak ada malu sedikitpun seperti gadis biasanya.
"Farel kenapa?" Tanya Vallen bingung.
"Vallen lain kali jangan perlihatkan tubuh mu pada banyak orang" saut Vano.
"Kalian yang datang kemari apa aku yang salah?" Tanya Vallen semakin bingung.
Benar juga. Batin ketiganya.
"Vallen ayo masuk" ajak Zea.
Huuhhh
Vano, Farel, dan Ethan menghembuskan nafas lega setelah mendengar suara pintu tertutup, untung saja Vira tidak ada disana malam ini.
Tring,,,tring
Tiba tiba Ethan mendapat kabar tidak baik dari markas, matanya memancarkan emosi ketika mendengar kabar itu.
"Vano markas terbakar!" Ucap Ethan menatap Vano dan Farel bergantian.
"Apa!!" Serempak Vano dan Farel membulatkan mata.
"Jalan ke markas!" Ucap Vano dingin lalu berjalan keluar menuju mobil.
Farel dan Ethan mengikuti Vano dari belakang, ketiganya berangkat menuju markas yang dikabarkan sedang terbakar.
Beberapa saat kemudian ketiganya sampai didepan markas, Vano melihat seluruh bangunan markasnya terbakar ludes dilahap api, sebagian berkas kasus pun masih ada didalam tapi tidak ada harapan jika semua itu masih tersisa.
"Bagaimana dengan penjara?" Tanya Vano menatap bangunan didepannya.
"Pagi tadi seluruh tahanan sudah diserahkan kepada pihak berwajib jadi penjara kosong" jawab Ethan.
"Hubungi ambulance untuk membawa pengawal yang menjadi korban!!" Titah Vano berjalan ditengah tengah puluhan pengawal yang pingsan.
"Tuan maafkan kami tidak bisa menjaga markas" ucap salah satu pengawal disamping nya yang masih memiliki sedikit kesadaran.
"Apa yang terjadi?" Tanya Vano.
"Seseorang sedang mencari gadis bernama Vallen, kami mengatakan tidak ada tahanan yang bernama Vallen namun dia tidak percaya lalu menghajar seluruh pengawal dan membakar tempat ini" jawab pengawal itu lalu pingsan di atas rumput.
Vano mencerna perkataan pengawal nya, jelas markas ini terbakar karena bersangkutan dengan Vallen. Kepalanya terus berpikir keras hingga jantungnya sedikit berdenyut saat mengambil kesimpulan.
"Ethan hubungi Zea sekarang!" Titah Vano bergetar.
"Kenapa?" Tanya Ethan.
"Jangan banyak bertanya hubungi dia sekarang!!" Vano berteriak sekeras mungkin agar Ethan cepat melakukan tugasnya.
Ethan langsung menghubungi Zea namun tidak ada jawaban hingga panggilan ketiga kali
****
"sialan! Dia menjebak kita" Vano bergegas menuju mobil untuk kembali kerumahnya. Farel dan Ethan pun merasakan hal yang sama dengan Vano setelah mereka mengerti keadaan.
Sampai dirumahnya Vano berjala cepat masuk kedalam rumah mencari Vallen dan Zea.
"Vallen!! Zea!!" Teriak Vano mencari diseluruh sudut rumah dan Ethan mencari disetiap kamar namun tak ada manusia satupun didalam rumah itu.
"Zea dimana!!" Teriak Ethan panik melihat adiknya tidak ada disana.
"Zea!!"
Ketiganya kembali berkumpul diruang tengah, Vano belum menemukan tanda-tanda hilangnya Zea dan Vallen begitu juga dengan Ethan dan Farel.
"Kau menemukan nya?" Tanya Vano.
"Tidak" jawab Farel.
"Aku juga apa jangan jangan Vallen membawa Zea pergi" tebak Ethan, dia benci harus mengatakan itu tapi tidak ada lagi pemikiran lain kecuali ini.
"Apa ada sisi rumah yang belum kita periksa" gumam Vano.
Ketiganya kembali berpikir untuk mengingat sisi mana yang belum mereka periksa.
"Kolam renang!!" Ucap ketiganya saling menatap.
Ethan langsung bergegas menuju kolam renang berharap sang adik berada disana.
"Zea!!" Ethan melihat adiknya sedang mengapung didalam kolam, dia langsung menceburkan diri dan menarik Zea ke pinggir kolam.
"Zea sayang bangun!!" Ethan menekan nekan dada Zea namun tidak ada reaksi.
"Kenapa Zea ada didalam kolam renang" ucap Vano khawatir.
"Aku akan membunuhmu Vallen!!" Teriak Ethan kembali menekan dada adiknya.
"Zea bangun sayang" Ethan membawa Zea kedalam pelukannya.
Uhuk,,,uhuk
Zea mengeluarkan banyak air dari mulutnya, perlahan mata itu terbuka kembali.
"Syukurlah kau sudah bangun, hey ada apa kau ingin bunuh diri masuk kedalam kolam!" Ucap Ethan memarahi adiknya.
"Kak dingin!" Zea memeluk Ethan dengan erat.
Ethan langsung membawanya kedalam ruang keluarga, Vano membawakan handuk dan selimut untuk Zea sedangkan Farel bergegas mencari informasi tentang keberadaan Vallen.
"Zea kenapa kau ada didalam kolam?" Tanya Ethan sembari mengusap tangan adiknya untuk memberi kehangatan.
"Vallen kak" jawab Zea, dia masih belum bisa mengatakan apa yang terjadi setelah mereka pergi.
"Ada apa dengannya dan dimana dia sekarang?" Tanya Vano.
"Saat kak Vano pergi awalnya Vallen biasa saja tapi matanya mulai berubah dingin saat mendengar suara pluit dari luar, dia sangat berubah kak. Aura dingin dalam dirinya bangkit bahkan dia tidak mengenal Zea sama sekali" jawab Zea menatap Ethan dan Vano bergantian.
"Artinya Vallen ke jati dirinya karena mendengar suara pluit" ucap Vano.
"Apa dia sengaja melakukan ini pada kita, dia sengaja menggunakan kepolosan nya untuk mengelabui kita" saut Ethan.
Vano memukul meja didepannya karena geram terpengaruh oleh sifat polos dan ceria sang ketua mafia itu.
"Aku tidak bisa mengampuninya kali ini!" Ucap Vano menekan suaranya.
Tring,,,tring
"Vano Vallen memang sudah kembali ke jati dirinya, dia sudah pergi saat ini. Dan lihat video yang ku ambil dari kamera pengintai, aku sudah mengirimkan nya padamu" ucap Farel dari balik sambungan.
Vano langsung membuka video yang dikirim oleh Farel setelah memutuskan sambungan.
Vano melihat dengan matanya sendiri tatapan mematikan Vallen kembali, jiwa akan haus darah itu terlihat jelas ketika Vallen mulai mendekati Zea dan mendorongnya masuk kedalam kolam lalu melompat keluar rumah melalui tembok.
"Kurang ajar!!" Vano membanting ponselnya di atas meja.
"Kita harus mencarinya!" Ucap Vano.
"Kenapa? Bukankah kau sudah menyuruhnya untuk keluar? Sekarang dia sudah keluar Vano biarkan saja, dia hampir saja mencelakai Zea aku tidak akan tau bagaimana cara menghadapi ayah jika terjadi sesuatu pada Zea" saut Ethan kesal dengan sikap Vano kali ini.
Benar juga tapi kenapa aku sangat ingin tahu apa yang terjadi dengan semua keganjalan pada gadis itu. Batin Vano
"Aku tidak meminta mu melakukan nya!!" Ucap Vano lalu meninggalkan Ethan dan Zea kedalam kamar untuk memikirkan cara mencari Vallen.
"Aahh!!!" Ethan ingin sekali mengejar Vano lalu menghajarnya itupun jika dia berani melakukannya.
"Kakak bisa tidak ikut jika tidak ingin mengambil resiko" ucap Zea lembut.
"Bagaimana bisa kakak membiarkan Vano berjalan sendiri Zea, sumpah kakak pada seluruh keluarga Salvatrucha, Alexander, dan keluarga wijaya tidak akan pernah bisa dilupakan. Kakak sudah berjanji akan mendampingi Farel dan Vano selamanya apapun yang terjadi dan bagaimana pun keadaannya" ujar Ethan mengusap wajahnya frustasi.
"Bagaimana jika Zea pulang saja kerumah?" Tanya Ethan.
"Tidak mau!" Jawab Zea tegas lalu meninggalkan Ethan kedalam kamar.
****
🌿🌿 yang komen manaaaaaa!!😒😒🌿🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Yanti Anindita
itupun klau berani 🤣🤣🤣
2022-02-05
0
Yanti Anindita
itupun klau berani 🤣🤣
2022-02-05
0
Ida Lailamajenun
Ethan kakak yg syg banget ma adeknya zea wlpn gk sedarah
2021-11-21
0