Beberapa saat kemudian Vira sekeluarga kembali kerumah nya untuk memberitahu Zea untuk tinggal bersama kakak angkatnya menemani Vallen sedangkan Vano, Farel, dan Ethan tetap menjaga Vallen didepan taman.
"Ck pemberantas mafia kenapa malah menjaga gadis tidak jelas asal-usulnya" gumam Ethan kesal.
Belum sempat membalas ucapan Ethan, Vallen berjalan mendekati ketiganya.
"Itu namanya apa?" Tanya Vallen menunjuk keatas langit.
"Matahari" jawab Vano datar.
"Hey kau hidup di zaman apa hingga tidak tau matahari" ucap Farel heran.
"Apa dia bersaudara dengan bulan?" Tanya Vallen dengan polosnya.
"Untuk apa kau bertanya semua hal yang tidak jelas seperti ini, apa kau benar-benar bodoh!!" Ujar Vano kesal.
"Vallen hidup dimalam hari, Vallen tidak tau kenapa ada dunia terang dan ini pertama kalinya Vallen melihat dunia sangat bercahaya tidak seperti sinar bulan" tutur Vallen.
Ketiganya saling menatap mendengar penuturan tidak masuk akal Vallen, mana ada manusia tidak pernah melihat dunia luar.
"Kau tau siapa dirimu?" Tanya Vano.
Vallen kembali mengangkat tangan menunjukkan sebuah nama di gelangnya.
"Kau tau pekerjaan mu?" Tanya Ethan.
"Membunuh!" Jawab Vallen dengan gampangnya.
"Atas perintah siapa?" Tanya Farel.
"Dia" jawab Vallen tanpa menunjuk siapapun dari ketiganya.
"Dia? Dia siapa?" Tanya Vano.
"Tidak tau" jawab Vallen mengangkat bahunya lalu masuk kedalam rumah.
Ketiganya menatap kepergian Vallen, ada sedikit cahaya terang yang mereka dapatkan bahwa Vallen benar bukan otak dari semua itu.
"Gadis ini benar benar berbahaya, Zea tidak boleh terlalu dekat dengannya. Pastikan kamar keduanya terpisah jauh" ucap Vano pada Farel dan Ethan.
"Bisa saja kali ini dia bersandiwara untuk menghabisi kita" saut Farel.
"Kurasa tidak, lihat matanya sangat bernyawa berbeda saat aku berkelahi dengannya tadi malam, waktu itu matanya kosong" sanggah Vano.
Ketiganya berpikir keras kenapa Vallen bisa berubah menjadi seperti itu.
"Sudahlah kalian pergi ke kantor aku akan diam disini menunggu Zea" ucap Vano meninggalkan Farel dan Ethan masuk kedalam rumah.
Vano melihat sekeliling rumahnya namun tidak ada Vallen disana.
"Vallen!!" Panggil Vano mulai berjalan cepat menuju kolam renang dan ruang tamu namun tidak ada.
"Vallen disini!!"
Vano berjalan kearah dapur, benar saja Vallen sedang memakan daun bawang didekat kompor.
"Kau sedang apa?" Tanya Vano heran.
"Aku lapar" jawab Vallen memelas.
"Bodoh memangnya bisa kenyang makan daun bawang" ucap Vano mengambil daun bawang yang ada dimulut Vallen.
"Teman ku sering memakan makanan seperti ini" ujar Vallen.
"Aku tidak peduli paling teman mu adalah hewan" gerutu Vano.
Vano menghubungi pelayan rumah utama untuk datang kerumahnya memasak makanan sekaligus membersihkan rumah. Vano biasa melakukan itu karena dia tidak suka jika terlalu banyak penghuni dirumahnya.
"Tunggu disini dan diam!" Vano membawa Vallen duduk di atas meja sembari menunggu pelayan menyajikan sarapan.
Beberapa saat kemudian pelayan datang dan menyiapkan sarapan untuk mereka, Vallen sangat antusias melihat banyaknya piring piring diatas meja dengan bau harum yang menggoda.
Tanpa aba aba Vallen langsung mengambil daging ayam menggunakan tangannya lalu mulai sarapan dengan buas hingga Vano tidak sanggup memakan sarapannya sendiri melihat wajah Vallen penuh bumbu.
"makan pelan pelan memangnya siapa yang akan mendahului mu" ucap Vano memberikan kotak tisu pada Vallen.
"aku tidak pernah makan makanan ini, apa dunia benar benar sudah berkembang?" tanya Vallen sembari menguyah.
"bukan dunia yang berkembang tapi kau sudah ketinggalan zaman, mafia macam apa yang tidak tahu apa apa, bodoh sekali bisanya hanya membunuh!" gerutu Vano
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
Vallen kyk wanita Amazon 😁😁
2021-11-21
0
baida zu
ad ap ini,ad ap ini?????
2021-09-25
0
Siti Hajar
Tak faham lah, boleh sesiapa terangkan tak
2021-07-08
0