Setelah makan siang bersama kedua asisten pribadinya, Rihan kembali mengistirahatkan tubuhnya atas paksaan si kembar Alex dan Alen.
Rihan hanya bisa pasrah lalu beristirahat. Padahal dia tidak ingin membuang-buang waktu dengan beristirahat saja karena berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya belum selesai dia periksa.
Melihat sang majikan beristirahat, Alex lalu menghubungi Direktur Bimo untuk segera mengurus masalah penarikan kembali salah satu pegawai cabang R.A Group yang dipecat karena ceroboh dalam pembuatan produk untuk dipasarkan.
Bukan tanpa alasan pegawai itu ditarik kembali ketika sudah dipecat. Itu semua dilakukan karena Alex sudah memeriksa latar belakangpegawai itu yang ceroboh karena memikirkan kondisi istrinya yang harus segera dioperasi karena penyakit yang diderita. Apalagi biaya yang dibutuhkan sangat besar membuatnya ceroboh dan melakukan kesalahan dalam bekerja sehingga harus dipecat.
Pegawai itu juga tidak melakukan protes ketika dia dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja selama hampir 2 tahun ini. Dia hanya menerima keputusan itu karena murni kesalahannya.
Pegawai itu kini hanya memanfaatkan tabungannya yang tidak seberapa untuk membangun usaha kecil-kecilan agar membantu biaya operasi istrinya nanti.
Kini, pegawai itu di landa rasa syukur dan terima kasih karena kembali ditarik untuk bekerja lagi. Dia hanya bisa berterima kasih secara berulang kali pada Direktur Bimo yang sudah menariknya kembali untuk bekerja.
Direktur Bimo juga mengatakan bahwa biaya untuk operasi istri pegawai itu akan ditanggung oleh pemilik perusahaan sendiri, membuat pegawai yang bernama Jody itu tidak henti-hentinya mengucap syukur.
Jody sampai-sampai memohon pada Direktur Bimo untuk berterima kasih secara langsung pada pemilik perusahaan, sayangnya sang pemilik tidak ingin identitasnya terungkap sehingga hanya berpesan pada Jody agar selalu mempertahankan kinerjanya dan tidak boleh membawa masalah rumah tangganya ketika bekerja.
Jody hanya bisa berdoa semoga pemilik perusahaan tempatnya bekerja selalu diberi umur panjang atas kebaikannya dan Jody beserta keluarga dapat dipertemukan secara langsung dengan pemilik perusahaan R.A Group itu agar dia bisa berterima kasih.
***
Waktu berlalu begitu cepat. Tubuh Rihan juga sudah kembali pulih seperti sedia kala atas perawatan ketat kedua asisten pribadinya. Hari ini juga Rihan bersama Alex akan menuju ke suatu tempat sesuai jadwal yang sudah disiapkan kemarin. Kebetulan juga Rihan tidak memiliki jadwal kuliah hari ini.
"Satu jam lagi kita akan ke sana, Nona." Alex membuka suara mengingatkan sang majikan yang saat ini kembali memeriksa berkas-berkas sisa kemarin yang ada di atas meja kerjanya.
Rihan mengalihkan pandangannya pada jam digital yang ada di atas meja kerjanya yang menunjukan tepat pukul 9 pagi. Rihan kemudian menutup berkas terakhir yang dilihatnya lalu berdiri dari dan beranjak menuju kamarnya diikuti oleh Alex dari belakang.
Setelah sampai di depan kamarnya, Rihan mendapati Alen yang sedang berdiri dengan tegak di depan kamarnya dan membungkukkan badannya ketika melihat Rihan di depannya. Rihan hanya membalas sapaan asistennya itu dengan anggukan kepala.
Pintu kamar Rihan kemudian terbuka setelah Rihan berdiri di depan pintu kamarnya sehingga sinar laser memindai seluruh tubuhnya. Rihan kemudian masuk ke kamarnya diikuti oleh Alen sedangkan Alex hanya berdiri di luar kamar karena Rihan akan membersihkan dirinya dan menggantikan pakaiannya dibantu oleh Alen.
Tidak lama kemudian Rihan keluar dari kamarnya diikuti oleh Alen dari belakang dengan penampilannya yang mengenakan Blazer slim grey yang digulung sebatas siku dengan dalaman kemeja putih, dipadukan dengan celana dan sepatu yang senada dengan Blazernya. Jangan lupa dengan jam tangan rolex yang menghiasi pergelangan tangan Rihan. Alex dan Alen hanya bisa mengagumi ciptaan Tuhan yang satu ini dalam diam.
"Silahkan, Tuan." Alex mempersilahkan sang majikan masuk ke dalam mobil yang saat ini terparkir sempurna di depan mansion.
Rihan kemudian masuk ke dalam mobil dan mengambil posisi duduk di kursi belakang karena mobil akan dikendarai oleh supir pribadinya. Sedangkan Alex duduk di samping sang supir.
Mobil lalu melaju dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan kota Jakarta hingga tiba dan berhenti tepat di depan pintu sebuah bangunan bertingkat lima yang didominasi dengan warna putih.
Alex kemudian turun terlebih dulu dan membuka pintu mobil agar sang majikan keluar dari mobil.
Rihan lalu keluar dari mobil dan memandang papan nama yang diletakkan tepat di atas pintu yang betuliskan
...'Selamat Datang di Rumah Sakit Setia'....
Beberapa hari lalu, Rihan meminta Alex untuk membeli rumah sakit ini atas nama tuan muda Rehhand. Bukan tanpa alasan Rihan membeli rumah sakit ini. Itu karena rumah sakit ini adalah salah satu bagian dari masa lalunya, tepatnya tempat dia dirawat dulu dari masa kritisnya.
Rihan membelinya karena rumah sakit ini sudah hampir satu tahun mengalami penurunan saham karena kurangnya pasien yang berobat di sini, juga kurangnya dokter yang bekerja karena gaji yang sedikit sehingga Rihan memutuskan untuk membeli rumahsakit ini dengan harga mahal membuat sang pemilik dengan senang hati menjualnya.
Kurangnya pasien yang berobat dikarenakan fasilitas atau alat-alat penunjang kesehatan pasien juga berkurang karena ada beberapa pihak yang sengaja menyebotasi alat-alat itu sehingga sedikit demi sedikit peralatan medis itu hilang. Pemilik rumahsakit juga tidak bisa melakukan apa-apa karena tidak ada bukti pelaku tindakan penyabotasian itu.
Rihan yang mendengar kabar penurunan saham rumah sakit ini, lalu mengambil tindakan dengan membelinya. Untuk pelaku pencurian peralatan medis rumahsakit, akan diurus sendiri oleh Alex.
...
Di sisi lain sebuah ruangan rapat, banyak orang sedang duduk mengelilingi sebuah meja bundar seperti menunggu sesuatu.
"Apa yang akan kita lakukan di sini, Presdir?" Tanya seorang pria paru baya dengan malas pada seseorang yang dipanggil presdir.
"Kita akan mengadakan rapat penting, sehingga saya meminta semua pemegang saham juga beberapa pihak agar hadir di sini." Jawab seorang pria paru baya yang berstatus presdir itu.
"Orang penting? Siapa?" Tanya salah satu wanita paru baya di sana.
"Sebentar lagi orangnya akan datang," Jawab sang Presdir lagi sambil membenarkan jas yang dikenakannya.
10 menit kemudian,
Pintu ruangan itu terbuka menampilkan beberapa pria berbadan kekar dengan jas hitam yang membalut rapi tubuh mereka, masuk dan berdiri berjajar menyambut kedatangan orang penting yang dimaksud.
Tap
Tap
Tap
Bunyi derap langkah kaki memasuki ruang rapat itu membuat semua mata yang ada dalam ruangan berpusat pada satu titik.
Melihat kedatangan orang penting itu, pria paru baya yang berstatus presdir itu lalu berdiri dan menyambut kedatangan orang penting itu.
"Selamat datang Tuan Muda Rehhand, silahkan duduk!" Sambut Presdir itu yang merupakan pemilik rumah sakit Setia yang sebentar lagi akan beralih menjadi milik Rihan. Pria paru baya itu mempersilahkan Rihan untuk duduk di kursi kebesaran yang biasanya ia duduki sebelumnya.
Melihat tindakan presdir mereka yang mempersilahkan orang penting itu duduk di kursi kebesarannya, membuat banyak tanda tanya dalam kepala para pemegang saham juga para dokter yang ada dalam ruang rapat itu.
Mereka memang mengenal siapa Tuan Muda Rehhand ini. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa tuan muda yang saat ini menjadi bahan perbincangan publik ada di sini dan disebut sebagai orang penting oleh pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja ini.
"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa akan ada orang penting yang mengikuti rapat bersama kita. Dan orang penting itu adalah Tuan Muda Rehhand sendiri.
Untuk tidak membuang waktu, saya ingin mengumumkan bahwa mulai hari ini saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai presdir dan digantikan oleh Tuan Muda Rehhand sekaligus pemilik dari rumah sakit baru." Presdir itu berbicara dengan tegas.
"Maaf, Presdir. Bisa kami tahu alasan anda mengundurkan diri dan kenapa rumah sakit ini menjadi milik Tuan Muda Rehhand?" Tanya seorang pria paru baya yang berstatus sebagai kepala rumah sakit atau orang yang memimpin semua tenaga medis yang ada dalam rumah sakit ini setelah presdir atau pemilik rumah sakit.
"Alasannya, karena saya sudah tidak bisa memberikan gaji yang cukup untuk kalian, juga banyak alat-alat medis yang hilang tanpa adanya bukti pencurian sehingga saham rumah sakit semakin menurun setiap harinya.
Beruntung Tuan Muda Rehhand ingin membeli rumah sakit ini sehingga saya menjualnya pada beliau. Jadi, setelah tuan muda menandatangani surat kepemilikan, maka beliau secara resmi menjadi pemilik rumah sakit Setia." Jelas sang Presdir panjang lebar lalu menyodorkan sebuah map berisi surat kepemilikan rumah sakit Setia pada Rihan yang sedari tadi memandang tajam satu persatu orang yang ada dalam ruangan itu.
Rihan yang melihat map itu diberikan padanya segera mengambil dan memberikannya pada Alex yang selalu setia di sampingnya untuk memeriksa keaslian juga kebenaran surat itu.
Setelah membacanya, Alex menaruh kembali map itu di atas meja lalu berbisik pada sang majikan bahwa surat itu benar keasliannya.
Rihan lalu menandatangi surat itu sehingga dirinya sah menjadi pemilik rumah sakit ini. Rihan lalu berdiri, diikuti oleh sang mantan presdir kemudian keduanya berjabat tangan tanda setuju dengan keputusan masing-masing.
"Karena semuanya sudah diurus, dan Tuan Muda Rehhand sudah menjadi pemilik rumah sakit ini, maka saya pamit undur diri dari ruangan ini sehingga para pemegang saham dan para dokter sekalian sudah menjadi tanggung jawab Tuan Muda Rehhand." Mantan Presdir lalu berlalu pergi dari sana dengan senyum senang.
Setelah kepergian mantan presdir rumah sakit setia, Rihan kembali menatap tajam satu persatu orang yang ada di sana, membuat mereka meneguk ludah dengan susah paya. Para pemegang saham yang rata-ratanya adalah pria paru baya juga ketakutan. Mereka merasa tertekan hanya dengan tatapan pria muda di depan mereka ini, yang sialnya adalah presdir mereka yang harus mereka hormati.
"Alex." Panggil Rihan dengan datar pada sang asisten.
Alex yang dipanggil paham akan hal itu sehingga, dia segera mengangguk dan beralih menatap tajam semua yang di depannya.
"Karena Tuan Muda Rehhand sudah menjadi pemilik rumah sakit ini, maka beliau akan merubah semua struktur kepemimpinan mulai dari mengganti kepala rumah sakit sampai pada penempatan posisi dokter dan tenaga medis lainnya. Untuk para pemegang saham sendiri akan ada sedikit perubahan," Alex menjelaskan dengan datar pada semua yang ada dalam ruangan itu membuat banyak bisik-bisik setuju dan tidak setuju akan keputusan itu.
"Saya tidak setuju dengan keputusan anda yang sepihak, Presdir. Saya ingin bertanya pada semua pemegang aaham dan para dokter yang ada di sini. Jika kalian setuju dengan keputusan lresdir baru kita, maka angkat tangan kalian." Pria paru baya yang merupakan kepala rumah sakit berbicara dengan lantang.
Setelah mengatakan hal pemikirannya, hampir semua orang dalam ruangan itu tidak mengangkat tangan mereka membuat sang kepala rumah sakit tersenyum sinis pada Rihan. Dia sangat marah akan keputusan presdir baru mereka yang sepihak itu.
Sudah bertahun-tahun dia mempertahankan posisinya sebagai kepala rumah sakit ini, tapi setelah kedatangan tuan muda ini dan menjabat sebagai presdir baru mereka, dirinya akan diganti. Dia tentu saja sangat tidak setuju.
"Kinerja kepala rumah sakit kita sangat baik, Presdir. Jadi, keputusan anda untuk menggantinya tidak kami setujui." Seorang pemegang saham yang merupakan seorang pria paru baya juga berbicara dan diangguki oleh dua orang pemegang saham lain.
Sedangkan kepala rumah sakit, sudah menyeringai senang dan memasang wajah kemenangan pada Rihan dan hanya dibalas tatapan tajam dan tenang khas Rihan.
"Jika seperti itu, maka..."
***
Terima kasih sudah membaca ceritaku.
Jangan lupa tinggalkan jejakmu dengan menekan,
Like
Komen
Rite and
Vote.
See You.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Risma Farna
hanya kepala RS saja belagu... sok mw ngatur2 presdir plus pemilik... jgn2 dia yg menyabotase alat2 RS
2023-04-16
2
kutu kupret🐭🖤🐭
pecaaaattttt👿👿
2023-02-02
0
ANAA K
Semangat yah thor
2021-11-08
0