Kelas Pagi

Sesampainya Rihan yang diantar oleh sang Dekan di depan salah satu ruangan jurusan kedokteran yang merupakan kelas spesialis ilmu bedah. Dekan Roberth lalu mengetuk pintu kelas karena kebetulan sedang ada kelas pagi yang baru saja akan dimulai.

Mendengar ketukan pada pintu, Dosen yang akan mengajar lalu mempersilahkan si pengetuk untuk segera masuk. Dosen Roberth langsung membuka pintu kelas kemudian masuk ke dalamnya diikuti oleh Rihan dan Alex dari belakang.

Mahasiswa yang berada dalam kelas itu menganga tidak percaya akan kedatangan anak kedua Jhon Lesfingtone di kelas mereka.

[Astaga! Tuan Muda Rehhand tampan sekali.]

[Bersyukur aku ambil kelas pagi. Bisa lihat si pria cantik ini,]

[Mimpi apa aku semalam... Bisa satu kelas dengan pangeran cantik,]

[Aku tidak pernah menyesal datang setiap hari hanya untuk melihat wajah Tuan Muda Rehhand.]

Begitulah bisik-bisik tetangga tentang kedatangan seorang Rihan.

"Harap tenang semuanya! Mulai hari ini Tuan Muda Rehhand akan berkuliah bersama kalian di sini.

Jadi, jagalah sikap kalian. Bapak yakin kalian semua pasti sudah mengenal Tuan Muda Rehhand, maka tidak perlu memperkenalkan diri lagi." Dekan Roberth berbicara pada semua mahasiswa yang ada di kelas itu.

"Iya Pak..."

"Baiklah. Tuan Muda akan duduk di kursi kosong di sebelah sana. Semoga anda merasa nyaman di kelas ini." Ucap Dekan Roberth dengan sopan.

Rihan lalu memandang Alex dengan sorot mata tajamnya. Alex pun mengerti pandangan sang majikan kemudian berbicara mewakili Rihan.

"Sebelumnya Maaf Pak Dekan dan Pak Dosen, Tuan Muda hanya ingin berkuliah seperti biasa layaknya anak lain. Tidak perlu ada perlakuan istimewah padanya. Asalkan Tuan Muda tetap merasa nyaman." Alex membuka suara dengan dingin.

"Baik, Tuan. Tetap saja, kami merasa terhormat karena Tuan Muda Rehhand memilih Universitas kami." Balas Dekan Roberth sopan dengan membungkukkan sedikit badannya ke arah Rihan.

Rihan hanya melirik sebentar sang dekan dengan memasukan satu tangannya ke dalam saku celananya.

"Bisakah Tuan Muda saya duduk? Sudah terlalu lama beliau berdiri." Ucap Alex dingin.

"Maafkan kami, Tuan Muda. Silahkan duduk. Dosen Roberth merasa bersalah. Sedangkan sang dosen hanya menunduk takut.

Rihan tidak memusingkan tindakan kedua pria paru baya itu. Ia dengan langkah lebar layaknya pria pada umumnya, berjalan dengan wajah datar dan dinginnya menuju tempat duduk yang kosong. Semua mata memandang takjub akan ciptaan Tuhan yang terlihat sempurna itu.

Apalagi cara berjalannya yang begitu berwibawah dengan aura kepemimpinannya yang sangat kuat. Jangan lupa dengan sorot mata tajamnya yang mampu menindas siapapun yang melihatnya.

Rihan hanya berjalan dengan tegap diikuti oleh Alex dari belakang hingga sang majikan duduk di tempat duduknya. Alex lalu berpamitan pada Rihan agar kembali pulang ke mansion milik Rihan.

"Kelas anda akan selesai pukul 4 sore, Tuan." Alex memberitahu dengan tegas.

"Hmm." Balas Rihan dingin sambil membenarkan letak jam tangannya.

Alex kemudian keluar ruangan dan kembali ke mansion. Sedangkan Rihan hanya memainkan ponsel pintarnya yang baru saja diambil saat Alex keluar dari kelas.

Semua mata masih setia memandang lekat-lekat apa saja yang dilakukan si pria cantik ini. Merasa diperhatikan, Rihan lalu mengangkat wajahnya dan memandang dengan tajam wajah Pak Bayu.

Pak Bayu selaku dosen yang mengajar pun tersadar dari pandangannya karena sorot mata tajam dan aura penuh intimidasi itu.

"Ma....afkan saya, Tuan Muda." Sesal Pak Bayu terbata-bata.

Semua yang ada di dalam ruangan itu juga tersadar dan kembali memperhatikan Pak Bayu yang akan melanjutkan pelajarannya. Sedangkan Pak Roberth, ia sudah keluar kelas sedari tadi.

Jika kalian bertanya sedang apa Rihan dengan ponselnya? Maka jawabannya adalah sedang memperhatikan rekaman CCTV pergerakan seorang gadis yang sedang berceloteh ria dengan teman-temannya di kelas. Tepatnya jurusan Fashion Design. Semua pasti tahukan siapa yang dimaksud.

Rihan memang menyuruh anggota kepercayaannya untuk memasang CCTV tersembunyi di seluruh area Kampus yang tidak akan terlihat oleh mata telanjang. Semua CCTV sudah dihubungkan langsung dengan ponselnya sehingga dia hanya perlu melihat semua aktivitas orang-orang yang ada di Universitas Antarik ini.

Rihan sibuk dengan ponsel pintarnya, sedangkan Mahasiswa yang lain sibuk memperhatikan sang Dosen yang sedang mengajar tetapi tetap saja sesekali para gadis akan mencuri pandang pada si pria cantik, Tuan Muda Rehhand itu.

Tak ada yang berani menegur seorang Rihan karena tidak memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Berdiri dekat dengannya saja membuat tubuhmu merinding, apalagi ditatap dengan sorot matanya yang begitu tajam? Siapapun tidak akan berani.

Tak lama kemudian.

Tok

Tok

Tok

Terdengar ketukan pintu dari luar, memecahkan fokus mahasiswa yang mendengar pelajaran maupun dosen yang sedang mengajar. Pak Bayu lalu mempersilahkan si pengetuk pintu untuk segera masuk.

"Maaf Pak, saya terlambat. Hosh... hosh..." Seorang gadis yang baru saja masuk dengan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari.

"Ini sudah lewat 20 menit dari mata kuliah saya, Dian." Balas Pak Bayu tegas.

"Maafkan saya, Pak. Ini pertama dan terakhir kalinya saya terlambat. Maafkan saya, Pak." Dian menjawab dengan sopan sambil membungkukkan badannya tanda meminta maaf.

"Ya, sudah. Kamu saya maafkan. Jangan ulangi lagi. Duduklah." Balas Pak Bayu tegas.

Pak Bayu terkenal dengan sifatnya yang baik hati, tegas dan tidak memandang derajat mahasiswa yang ia ajarkan. Semua diperlakukan sama olehnya. Ia akan memberi toleransi bagi mahasiswa yang terlambat mengikuti perkuliahan atau terlambat mengumpulkan tugas darinya, asalkan mahasiswa yang bersangkutan memberi alasan yang logis. Akan tetapi, ketika berhadapan dengan seorang Rihan, pria paru baya itu menjadi lunak pada Tuan Muda Rehhand. Entah apa yang merasukinya.

"Terima kasih banyak, Pak." Dian bersyukur kemudian bergegas ke tempat duduknya.

DEG

DEG

DEG

Ketika sampai di tempat duduknya, Dian mematung di samping tempat duduknya tak mampu bergerak melihat pahatan sempurna yang sedang duduk tepat di sebelah kursi kosong yang akan diduduki olehnya. Dian begitu takjub dan merasa tersihir hanya dengan melihat pesona seorang Rihan.

Para gadis yang melihat Dian, merasa iri karena bisa duduk bersebelahan dengan sang tuan muda. Rihan yang merasa diperhatikan, segera mengangkat kepalanya dan memandang dengan datar seorang gadis yang sedang berdiri mematung di depannya.

Sedangkan Dian, dia segera tersadar dari kekagumannya di saat mata coklat tajam itu memandangnya seakan ia siap dikuliti.

"Maafkan saya, Tuan Muda." Dian merasa bersalah dan segera duduk di tempat duduknya.

Rihan tidak mengambil pusing tindakan Dian. Rihan kemudian menurunkan kembali tatapannya dan melanjutkan menonton rekaman CCTV di ponselnya.

Dian yang sudah duduk di tempatnya, merasa gelisah. Jantungnya tak berhenti berdetak karena duduk bersebelahan dengan sang Tuan Muda Rehhand yang saat ini menjadi bahan perbincangan publik karena ketampanannya.

"Ya Tuhan, kenapa dengan jantungku?" Tukas Dian dalam hati sambil memegangi dadanya, tempat jantungnya berada.

Selama pelajaran berlangsung, Dian tidak bisa fokus mengikuti pelajaran dikarenakan ciptaan Tuhan yang begitu sempurna sedang duduk di sampingnya, juga detak jantungnya yang sedari tadi tidak bisa berhenti berdetak kencang. Sesekali dia akan melirik ke sampingnya memandang wajah putih bersih, hidung mancung, apalagi bibirnya yang begitu menawan.

Dian sendiri merasa heran akan sikapnya. Tidak biasanya dia seperti ini. Sudah banyak melihat ketampanan para pria, tetap saja dia tidak merasa kagum. Berbeda dengan sang tuan muda di sampingnya ini.

Rihan yang mengetahui sedang dipandang intens oleh teman sebangkunya, hanya mencibir dalam hatinya

"*S*etampan itukah aku?"

"Dian, Tolong kamu jelaskan apa itu Infeksi Nosokomial." Perintah tegas Pak Bayu pada Dian, karena sedari tadi ia mengajar, anak didiknya itu selalu memperhatikan sang tuan muda. Pak Bayu hanya takut jika muan muda dingin itu merasa risih.

Dian yang merasa dirinya disebut, segera mencari asal suara yang ternyata berasal dari dosen di depan kelas. Dian hanya bisa mengutuk kebodohannya dalam hati.

"Maaf, Pak. Bisa tolong ulangi pertanyaannya?" Tanya Dian gugup.

"Tolong jelaskan apa itu Infeksi Nosokomial." Tanya Pak Bayu lagi.

Dian gelagaban. Dia kemudian segera memutar otaknya dan menjawab.

"Infeksi Nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit. Seseorang dikatakan mengalami Infeksi Nosokomial, jika..." Penjelasan Dian terputus karena tidak sanggup lagi memutar otaknya. Padahal setahunya, ini merupakan pelajaran ilmu bedah dasar. Bisa-bisanya dia melupakan hal segampang ini.

Sementara dirinya memutar otak, seseorang tiba-tiba menyahut.

"Seseorang dikatakan mengalami Infeksi Nosokomial jika infeksinya didapat ketika berada atau menjalani perawatan di Rumah Sakit. Infeksi Nosokomial bisa terjadi pada Pasien, Perawat, Dokter, serta Pekerja atau pengunjung Rumah Sakit." Sambung sebuah suara sambil menatap datar Dian yang duduk di sebelahnya dengan menopang dagunya menggunakan satu tangannya.

Semua yang mendengar suara dingin itu tertegun. Mereka tidak menyangkah bahwa suara sang Tuan Muda Lesfingtone begitu merdu layaknya seorang gadis (memang gadis kok).

Apalagi Dian. Dia merasa sangat malu karena jawabannya dibantu oleh sang tuan muda. Dian semakin merasa malu juga terintimidasi karena ditatap dengan sorot mata tajam bak pisau itu. Ingin sekali Dian berlari dan bersembunyi menutupi dirinya saat ini.

Sedangkan Rihan, dia hanya tertawa dalam hati karena tingkah gadis di sampingnya ini. Rihan merasa lucu, karena gadis di sampingnya ini hanya memandangnya sepanjang pelajaran dan ketika ditanya, dia menjadi gelagapan.

Tidak ada maksud untuk membantu gadis itu, hanya saja suasana hatinya sedang baik, juga gadis di sampingnya ini merupakan gadis mungil yang tadi pagi dilihatnya sedang membantu seorang nenek untuk menyeberangi jalan. Rihan membantunya karena kebaikan hati gadis itu sendiri.

"Kamu harus berterima kasih pada Tuan Muda, karena sudah membantumu, Dian." Ucap Pak Bayu.

Pria paru baya itu pikir tuan muda dingin yang menawar mata kuliahnya hanya mengandalkan kekuasaannya saja untuk berkuliah. Akan tetapi, lihatlah sekarang... Pak Bayu begitu takjub. Setahunya, tuan muda itu, sedari tadi sibuk dengan ponselnya, tetapi mampu mendengar dan melanjutkan apa yang tidak sempat Dian jelaskan.

"Terima kasih, Tuan Muda." Dian berbicara dengan gugup. Pipinya sudah merona.

"Hmm."

Para gadis di dalam kelas itu lagi-lagi merasa iri akan keberutungan Dian yang dibantu oleh Rihan. Apalagi ditatap seperti itu dari dekat, sungguh mereka sangat iri.

Dian, jangan ditanya. Jantungnya hampir saja melompat keluar jika tidak segera dikontrol. Pipinya semakin merona. Kini dia yakin, dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.

...

Perkuliahan kemudian berlanjut hingga waktu selesai. Pak bayu lalu keluar dari kelas disusul oleh mahasiswa lainnya. Sedangkan Rihan, dia menunggu hingga kelas hampir kosong, kemudian melangkahkan kakinya keluar menuju kantin tanpa mempedulikan teman sebangkunya. Dian yang melihat kepergian Rihan, hanya memandang dengan sendu punggung Rihan yang perlahan-lahan mulai tidak terlihat.

"Hanya memandangnya dari jauh sudah cukup bagiku,"

***

Tidak ada salahnya mengharapkan sesuatu yang lebih tinggi.

Semuanya dapat dicapai jika kita memiliki keinginan yang kuat.

Liana ' S

***

Terpopuler

Comments

Yura_K🦖(?)

Yura_K🦖(?)

dian jangan suka sama rihan deh, kalo suka kamu bisa belok loh😭😭

2024-07-10

3

ɀꫝꪖꪜ

ɀꫝꪖꪜ

waduh jangan deh dian

2024-04-13

1

Risma Farna

Risma Farna

Wah nggak boleh Dian jatuh cinta ma yg disamping mu... moga jadi sahabat yg tulus aja

2023-04-16

2

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu
2 Awal Yang Baik
3 Kelas Pagi
4 Rubah Betina
5 Diana Violet Purnama
6 Makan Siang Mewah
7 Murid Baru
8 David Alexander
9 Mengobati
10 Mengobati 2
11 Berita
12 Aktivitas di Pagi Hari
13 Kondisi Rihan
14 Kondisi Rihan
15 Presdir Baru
16 Rekaman CCTV
17 Penyesalan
18 Persiapan
19 Antarik Company
20 Perayaan Ulang Tahun Antarik Company
21 Rencana Pembatalan Pertunangan
22 Rencana Julian Antarik
23 Rencana Ayu
24 Rumah Sakit Setia
25 Mengenal Rihan?
26 Sahabat?
27 Bertemu Sahabat
28 Dokter Lio
29 Aku Juga Menyayangimu
30 Pergi Sendiri
31 Proyek Akhir Semester
32 Berkunjung
33 Menjaga Phiranita
34 Pemeriksaan Kesehatan
35 Kantin
36 Kenangan
37 Pergi Sendiri 2
38 Khawatir
39 Flashback
40 Flashback off
41 Rumah Sakit
42 Mansion Rihan
43 Limited Edition
44 Sebuah Pion Tidak Semudah itu Kabur
45 Keluarga Alexander
46 Akhirnya
47 Kondisi Rihan 2
48 Balapan
49 Max
50 Antarik Hospital
51 Terapi
52 CEO Misterius
53 Hari Yang Aneh.
54 Kejutan Untuk Penyusup
55 Isi Hati David
56 Pertemuan Dua Orang Sakit
57 Bertemu
58 Pingsan
59 Membalas
60 Kekalutan Alex
61 Kecewa
62 Suprise
63 Gangguan
64 Brand kembali berulah
65 Max dan Albert
66 Taruhan
67 Basket
68 Basket 2
69 Kemenangan
70 Brand Bertamu
71 Koleksi Rihan
72 Gledy
73 Neo dan Logan
74 Sial...
75 Cake
76 Lampu Merah
77 Kecelakaan
78 Rindu
79 Identitas Neo
80 Jangan-jangan...
81 Hubungan Neo, Logan dan Ayu
82 Tingkah Albert
83 Pemikiran Neo
84 Liciknya Dom
85 Kantin Lagi
86 Menolak
87 Bertemu Axen
88 Tingkah Alex
89 Salon
90 Usaha Neo
91 Harapan David
92 Percakapan David dan Albert
93 Tebakan Albert
94 Rencana
95 Mengingat Lagi
96 Max Berulah
97 Peringatan Untuk Dian
98 Terapi
99 Tekad Phiranita
100 Masih Berlanjut
101 Menyelamatkan Dian
102 Makan Siang Bersama Ayu
103 Ayu dan Ariana
104 Dihadang
105 Aksi
106 Insiden
107 Rihan dan Neo
108 Pembahasan
109 Nama Asli Neo dan Logan
110 Menolong Gibran
111 Pertemuan Neo dan Brand
112 Neo Bertamu
113 Akhirnya Bertemu
114 Laboratorium
115 Aktivitas Neo
116 Kakak
117 Menuju Prancis
118 Mansion Utama
119 Perayaan dan Awal Balas Dendam
120 Penyusup
121 Baik-baik Saja
122 Nekatnya Ariana
123 Menyelamatkan Seorang Pelukis
124 Mencurigai Rine
125 Rencana Jalan-jalan
126 Mengunjungi Phiranita
127 Alergi
128 Mencurigai Rine 2
129 Kembali ke Prancis
130 Pagi Yang Tidak Menyenangkan
131 Kenyataan
132 Terbongkar
133 Menghibur
134 Kembali ke Indonesia
135 Kampus
136 Bertemu Beatrix
137 Murid Baru 2
138 Amerika Lagi
139 Insiden Kecelakaan
140 Donor Darah
141 Jika kamu butuh, aku siap membantu.
142 Insiden
143 Menemukan Ruang Rahasia
144 Pantry
145 Temani aku
146 Momen Pagi Hari
147 Maafkan Aku
148 "Minta yang lain, jangan itu"
149 Sampai ketemu lagi, Kak Tom
150 REHHAND LESFINGTONE, BALAS PESANKU!
151 Sepertinya Halusinasi
152 Sebentar Saja
153 Tidur Bersama Lagi
154 Rencana Perjodohan
155 Zurich Botanical Garden.
156 Belanja
157 Belanja 2
158 Terdengar Tidak Adil
159 Kekasih?
160 Tunggu Kedatanganku!
161 Sudah Lama Aku Tidak Melakukan Ini
162 Cerita Brand
163 Keributan
164 Ada apa dengan Rihan?
165 Apa Yang Mereka Bicarakan?
166 Sparing
167 Sparing 2
168 Aksi Nekat Rubah Betina
169 Sedikit Peringatan
170 Menjaga Jarak
171 Pembicaraan Absurd
172 Si Ular Bertindak
173 Menerima Tantangan
174 Arena Game
175 Kesal Tanpa Alasan
176 Dia Kembali?
177 Kedatangan Elle
178 Pria Bodoh
179 You Lose Friend, Sorry!
180 Apa itu Ancaman?
181 Pernyataan Neo
182 Lahan Pembangunan Resort
183 Membunuhnya Diam-diam, Dosa Tidak Ya...
184 Jalan-jalan
185 Ulang Tahun
186 Rencana Membuka Seleksi Mencari Kekasih
187 Menemukan Lawan Yang Seimbang
188 Ancaman
189 Lawan Yang Merepotkan
190 Pencarian Rihan
191 Pria Itu
192 Zant
193 Berkunjung ke Schloss Bellevue
194 Menginap
195 Persiapan Pelelangan
196 Zant Vs Neo
197 Si Penyihir Berulah
198 Pertarungan Terakhir
199 Pesan Terakhir
200 Usaha Zant dan Yang Lainnya
201 Dua Bocah Sampel
202 Awal Penyesalan
203 Masih Adakah Kesempatan Untukku?
204 Kreativitas Zant
205 Permohonan Maaf Seorang Neo
206 Pertunjukan
207 Kebenaran
208 Bangunlah, Gadis Kecil
209 Waktu Berlalu
210 Bangun
211 Menggoda
212 Tunggu Aku, Nyonya Veenick
213 Lamaran Dadakan
214 Konferensi Pers
215 Mencari Dan Menemukan
216 Memberi Pelajaran
217 Pagi Yang Indah
218 Orang Asing
219 Kesakitan Rubah Betina
220 Jalan-jalan
221 Lamaran Terunik
222 Berkunjung ke Cognizant Technology
223 Kecelakaan Membawa Berkah
224 Syarat
225 Pertunjukan 2
226 Pelajaran Untuk Hanami
227 Pengumuman
228 Janji
229 Pernikahan
230 Merelakan Tapi Tidak Melupakan
231 Hadiah Pernikahan
232 Suami Posesif
233 Pagi Pertama
234 Korea Selatan
235 Aku Ingin Kamu Meninggalkan Pria Itu
236 Tidak Ada Backingan Lagi?
237 Penangkapan
238 Tidak Kenal Tempat
239 Mudah Sekali Dibujuk
240 Upah Karena Perbuatannya Sendiri
241 Terima kasih, My Queen
242 Calon Istri?
243 Tellyana Marcus Johnson
244 Akhir Seorang Ariana
245 Menjauh Dariku Sekarang!
246 Hukuman Untuk Zant
247 Ceritanya Panjang
248 Jangan Marah Lagi
249 Perasaan Alex
250 Melahirkan
251 Melahirkan 2
252 Nama Untuk Triplet (END)
253 Cemburunya Zant (Extra Part)
254 Sialnya Zant (Extra Part 2)
Episodes

Updated 254 Episodes

1
Masa Lalu
2
Awal Yang Baik
3
Kelas Pagi
4
Rubah Betina
5
Diana Violet Purnama
6
Makan Siang Mewah
7
Murid Baru
8
David Alexander
9
Mengobati
10
Mengobati 2
11
Berita
12
Aktivitas di Pagi Hari
13
Kondisi Rihan
14
Kondisi Rihan
15
Presdir Baru
16
Rekaman CCTV
17
Penyesalan
18
Persiapan
19
Antarik Company
20
Perayaan Ulang Tahun Antarik Company
21
Rencana Pembatalan Pertunangan
22
Rencana Julian Antarik
23
Rencana Ayu
24
Rumah Sakit Setia
25
Mengenal Rihan?
26
Sahabat?
27
Bertemu Sahabat
28
Dokter Lio
29
Aku Juga Menyayangimu
30
Pergi Sendiri
31
Proyek Akhir Semester
32
Berkunjung
33
Menjaga Phiranita
34
Pemeriksaan Kesehatan
35
Kantin
36
Kenangan
37
Pergi Sendiri 2
38
Khawatir
39
Flashback
40
Flashback off
41
Rumah Sakit
42
Mansion Rihan
43
Limited Edition
44
Sebuah Pion Tidak Semudah itu Kabur
45
Keluarga Alexander
46
Akhirnya
47
Kondisi Rihan 2
48
Balapan
49
Max
50
Antarik Hospital
51
Terapi
52
CEO Misterius
53
Hari Yang Aneh.
54
Kejutan Untuk Penyusup
55
Isi Hati David
56
Pertemuan Dua Orang Sakit
57
Bertemu
58
Pingsan
59
Membalas
60
Kekalutan Alex
61
Kecewa
62
Suprise
63
Gangguan
64
Brand kembali berulah
65
Max dan Albert
66
Taruhan
67
Basket
68
Basket 2
69
Kemenangan
70
Brand Bertamu
71
Koleksi Rihan
72
Gledy
73
Neo dan Logan
74
Sial...
75
Cake
76
Lampu Merah
77
Kecelakaan
78
Rindu
79
Identitas Neo
80
Jangan-jangan...
81
Hubungan Neo, Logan dan Ayu
82
Tingkah Albert
83
Pemikiran Neo
84
Liciknya Dom
85
Kantin Lagi
86
Menolak
87
Bertemu Axen
88
Tingkah Alex
89
Salon
90
Usaha Neo
91
Harapan David
92
Percakapan David dan Albert
93
Tebakan Albert
94
Rencana
95
Mengingat Lagi
96
Max Berulah
97
Peringatan Untuk Dian
98
Terapi
99
Tekad Phiranita
100
Masih Berlanjut
101
Menyelamatkan Dian
102
Makan Siang Bersama Ayu
103
Ayu dan Ariana
104
Dihadang
105
Aksi
106
Insiden
107
Rihan dan Neo
108
Pembahasan
109
Nama Asli Neo dan Logan
110
Menolong Gibran
111
Pertemuan Neo dan Brand
112
Neo Bertamu
113
Akhirnya Bertemu
114
Laboratorium
115
Aktivitas Neo
116
Kakak
117
Menuju Prancis
118
Mansion Utama
119
Perayaan dan Awal Balas Dendam
120
Penyusup
121
Baik-baik Saja
122
Nekatnya Ariana
123
Menyelamatkan Seorang Pelukis
124
Mencurigai Rine
125
Rencana Jalan-jalan
126
Mengunjungi Phiranita
127
Alergi
128
Mencurigai Rine 2
129
Kembali ke Prancis
130
Pagi Yang Tidak Menyenangkan
131
Kenyataan
132
Terbongkar
133
Menghibur
134
Kembali ke Indonesia
135
Kampus
136
Bertemu Beatrix
137
Murid Baru 2
138
Amerika Lagi
139
Insiden Kecelakaan
140
Donor Darah
141
Jika kamu butuh, aku siap membantu.
142
Insiden
143
Menemukan Ruang Rahasia
144
Pantry
145
Temani aku
146
Momen Pagi Hari
147
Maafkan Aku
148
"Minta yang lain, jangan itu"
149
Sampai ketemu lagi, Kak Tom
150
REHHAND LESFINGTONE, BALAS PESANKU!
151
Sepertinya Halusinasi
152
Sebentar Saja
153
Tidur Bersama Lagi
154
Rencana Perjodohan
155
Zurich Botanical Garden.
156
Belanja
157
Belanja 2
158
Terdengar Tidak Adil
159
Kekasih?
160
Tunggu Kedatanganku!
161
Sudah Lama Aku Tidak Melakukan Ini
162
Cerita Brand
163
Keributan
164
Ada apa dengan Rihan?
165
Apa Yang Mereka Bicarakan?
166
Sparing
167
Sparing 2
168
Aksi Nekat Rubah Betina
169
Sedikit Peringatan
170
Menjaga Jarak
171
Pembicaraan Absurd
172
Si Ular Bertindak
173
Menerima Tantangan
174
Arena Game
175
Kesal Tanpa Alasan
176
Dia Kembali?
177
Kedatangan Elle
178
Pria Bodoh
179
You Lose Friend, Sorry!
180
Apa itu Ancaman?
181
Pernyataan Neo
182
Lahan Pembangunan Resort
183
Membunuhnya Diam-diam, Dosa Tidak Ya...
184
Jalan-jalan
185
Ulang Tahun
186
Rencana Membuka Seleksi Mencari Kekasih
187
Menemukan Lawan Yang Seimbang
188
Ancaman
189
Lawan Yang Merepotkan
190
Pencarian Rihan
191
Pria Itu
192
Zant
193
Berkunjung ke Schloss Bellevue
194
Menginap
195
Persiapan Pelelangan
196
Zant Vs Neo
197
Si Penyihir Berulah
198
Pertarungan Terakhir
199
Pesan Terakhir
200
Usaha Zant dan Yang Lainnya
201
Dua Bocah Sampel
202
Awal Penyesalan
203
Masih Adakah Kesempatan Untukku?
204
Kreativitas Zant
205
Permohonan Maaf Seorang Neo
206
Pertunjukan
207
Kebenaran
208
Bangunlah, Gadis Kecil
209
Waktu Berlalu
210
Bangun
211
Menggoda
212
Tunggu Aku, Nyonya Veenick
213
Lamaran Dadakan
214
Konferensi Pers
215
Mencari Dan Menemukan
216
Memberi Pelajaran
217
Pagi Yang Indah
218
Orang Asing
219
Kesakitan Rubah Betina
220
Jalan-jalan
221
Lamaran Terunik
222
Berkunjung ke Cognizant Technology
223
Kecelakaan Membawa Berkah
224
Syarat
225
Pertunjukan 2
226
Pelajaran Untuk Hanami
227
Pengumuman
228
Janji
229
Pernikahan
230
Merelakan Tapi Tidak Melupakan
231
Hadiah Pernikahan
232
Suami Posesif
233
Pagi Pertama
234
Korea Selatan
235
Aku Ingin Kamu Meninggalkan Pria Itu
236
Tidak Ada Backingan Lagi?
237
Penangkapan
238
Tidak Kenal Tempat
239
Mudah Sekali Dibujuk
240
Upah Karena Perbuatannya Sendiri
241
Terima kasih, My Queen
242
Calon Istri?
243
Tellyana Marcus Johnson
244
Akhir Seorang Ariana
245
Menjauh Dariku Sekarang!
246
Hukuman Untuk Zant
247
Ceritanya Panjang
248
Jangan Marah Lagi
249
Perasaan Alex
250
Melahirkan
251
Melahirkan 2
252
Nama Untuk Triplet (END)
253
Cemburunya Zant (Extra Part)
254
Sialnya Zant (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!