Perkuliahan kemudian berlanjut hingga waktu selesai. Pak bayu lalu keluar dari kelas disusul oleh mahasiswa lainnya. Sedangkan Rihan, dia menunggu hingga kelas hampir kosong kemudian melangkahkan kakinya keluar menuju kantin tanpa mempedulikan teman sebangkunya. Dian yang melihat kepergian Rihan, hanya memandang dengan sendu punggung Rihan yang perlahan-lahan mulai tidak terlihat.
"Hanya memandangnya dari jauh sudah cukup bagiku,"
***
Tepat setelah Rihan membuka pintu kelas dan keluar, Alex muncul dengan berlari dari arah luar menuju sang majikan.
"Maafkan saya, Tuan. lalu lintas Jakarta sangat padat."
Alex berbicara sambil membungkukkan sedikit badannya. Dia merasa sangat bersalah karena datang terlambat. Meski terlambat satu detik pun, Alex tetap merasa bersalah karena dia tahu sang majikan merupakan orang yang sangat menghargai waktu. Semua yang akan dilakukannya sudah terjadwalkan, kecuali ada sesuatu yang mendadak.
"Hmm." Jawab Rihan singkat.
Rihan cukup mengerti akan suasana kota Metropolitan ini. Lagi pula Alex bukan orang yang tidak menghargai waktu. Jika bekerja dengan seorang Rihan, harus cekatan dan teliti. Apalagi masalah waktu.
"Masih ada waktu sebelum jam makan siang. Anda ingin makan sekarang atau anda ingin melakukan sesuatu?" Tanya Alex sopan.
Rihan lalu melihat jam tangannya yang menunjukan waktu pukul 11.15. Itu berarti memang masih ada waktu untuk makan siang. Dia juga ada kelas siang tepatnya pukul 13.00.
"Makan siang lebih awal,"
Rihan memang sengaja makan siang lebih awal, karena dia punya rencana saat ini. Alex hanya menuruti perintah sang majikan. Alex dengan cepat menelpon Alen untuk menyiapkan makan siang sang majikan. Kebetulan Alen sudah datang bersama Alex tadi, sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk menyiapkan makan siang untuk majikan mereka.
Kenapa harus Alen yang menyiapkan makan siang Rihan, karena Rihan tidak bisa makan sembarangan. Itu semua akibat organ dalamnya yang rusak dan diganti dengan yang baru sehingga Rihan tidak bisa memakan makanan yang mengganggu sistem organ tubuhnya.
"Mari Tuan, Alen sudah menyiapkan makan siang anda." Alex mempersilahkan sang majikan.
Rihan kemudian melangkahkan kakinya menuju kantin Universitas Antarik untuk acara makan siangnya. Alex hanya mengikuti sang majikan dari belakang.
Sesampainya di Kantin.
KYAK
[Tuan Muda Rehhand makan bersama kita di kantin. Astaga! Mimpi apa aku semalam,]
[Ya Tuhan, utung saja aku tidak makan di cafe. Ganteng sekali si pria cantik itu.]
[Lihatlah Tuan Muda Rehhand, dia begitu tampan. Siapa yang menjadi kekasihnya pasti sangat beruntung.]
Rihan tidak mempedulikan semua bisikan-bisikan para mahasiswa yang sedang menikmati makan siang mereka. Dia tetap memasang wajah datar dan dinginnya sambil terus berjalan menuju meja tempatnya makan siang.
"Silahkan duduk, Tuan." Alex mempersilahkan Rihan untuk duduk di tempat yang sudah disiapkan lebih dulu oleh Alen.
Rihan lalu mendudukan dirinya pada salah satu kursi yang ditarik oleh Alex. Sesaat kemudian Alen muncul dengan tergesah-gesah tetapi tetap mempertahankan sisi tenangnya.
"Dari mana?" Tanya Alex dingin pada saudari kembarnya.
Alex ingin memarahi saudari kembarnya karena di saat sang majikan datang, saudari kembarnya itu tidak ada. Padahal semua makanan sudah disiapkan.
"Dari toilet," Jawab Alen tak kalah dingin. Memang dia merasa bersalah karena tidak menyambut kedatangan sang majikan. Tapi apa boleh buat, dia tidak bisa menunda panggilan alamnya.
"Maafkan saya, Tuan muda." Alen meminta maaf dan hanya dibalas deheman oleh Rihan.
Alex dan Alen kemudian menempati kursi kosong di samping kiri dan kanan Rihan, untuk makan bersama.
Mahasiswa yang melihat itu merasa takjub akan si Tuan Muda Rehhand yang mengijinkan asisten pribadinya untuk makan bersamanya.
[Sungguh beruntung kedua asisten Tuan Muda Rehhand itu.]
[Kamu benar. Mereka bisa makan bersama Tuan Muda. Aku sangat iri,]
[Tapi lihatlah, kedua asisten Tuan Muda Rehhand sangat tampan dan cantik 'kan?]
[Benar sekali!]
Begitulah spekulasi para penggosip.
Sedangkan ketiga manusia yang dibicarakan tetap tenang menikmati makan siang mereka.
Tidak lama kemudian,
Ting.
Rihan segera menghentikan makan siangnya karena bunyi notifikasi pada jam tangannya. Rihan lalu mengambil tisu yang ada di atas meja dan membersihkan mulutnya, kemudian menekan satu tombol di samping jam tangannya dan terlihatlah sistem hologram yang bercahaya menampilkan titik merah yang sedang bergerak menuju arah kantin.
Alex dan Alen yang melihat sang majikan menghentikan makan siangnya, ikut menghentikan makan siang mereka karena mereka juga mendengar bunyi notifikasi dari jam tangan sang majikan. Itu berarti pasti ada sesuatu yang akan terjadi.
Tidak ada yang bisa melihat sistem hologram pada jam tangan Rihan karena harus menggunakan lensa khusus yang bisa melihat dengan jelas sistem hologram itu.
Rihan terus melihat pergerakan titik merah yang sedikit lagi akan memasuki kantin.
"Let's play the game." Ujar Rihan dalam hati.
...
[Lihatlah, sang ratu bully sudah datang.]
[Pelankan suaramu. Kamu tidak takut dia membullymu?]
[Sok cantik sekali dia. Mentang-mentang orang kaya.]
[Dia pasti ingin menggoda Tuan Muda Rehhand,]
[Diamlah, dia semakin mendekat.]
[Apa lihat-lihat! Aku memang cantik. Dasar miskin.] Ariana mengejek mereka yang terlihat berbisik sambil menatapnya.
"Lihatlah, Ariana! Tuan Muda Rehhand ada di sini," Bisik salah satu teman Ariana yang bernama Mira.
"Wah... dia sangat tampan. Lebih tampan aslinya dari pada di TV." Balas Maya yang juga merupakan teman Ariana.
"Diam kalian! Biar dia menjadi urusanku." Ariana segera menyahut dengan sombong.
"Bukannya kamu sudah punya David?" Balas Mira heran.
"Siapa sih yang tidak suka dengan ketampanan Tuan Muda Rehhand itu, David jauh di bawahnya. Sekarang targetku si pria cantik itu." Jawab Ariana percaya diri dengan senyum liciknya.
"Lalu bagaimana pertunanganmu dengan David?Sia-sia usaha kamu selama ini mempertahankan David. Malahan kita hampir membunuh Rihan waktu itu." Komentar Maya ketika mengingat bagaimana mereka menyiksa Rihan dulu.
"Aku tidak peduli. Aku akan membuat Tuan Muda Rehhand menyukaiku. Masalah pertunangan, itu soal gampang. Orang tuaku pasti setuju kalau aku mendekati Tuan Muda Rehhand dari pada David." Balas Ariana lalu melipatkan kedua tangannya di dada.
"Terserah kamu. Memangnya kamu yakin, Tuan Muda Rehhand menyukaimu?" Tanya Mira meremehkan.
"Itu Pasti! Aku adalah gadis paling cantik di kampus ini! Siapa yang berani menolak pesona seorang Ariana? Lihat saja nanti!" Sombong Ariana sambil mengibas rambutnya ke belakang dan berjalan menuju meja Rihan.
Rihan yang tahu bahwa Ariana sedang berjalan menujunya hanya menunggu dengan tenang di posisinya saat ini sambil memainkan ponselnya.
Sedangkan Alex yang melihat kedatangan Ariana, menyeringai.
"Ck... Target memasuki perangkap." Ucap Alex dalam hati.
Dengan langkah yang dibuat seanggun mungkin, Ariana melangkahkan kakinya menuju tempat Rihan berada. Ketika hampir sampai,
BRUK
"Aww... Kakiku..." Ringis Ariana pura-pura sakit.
Ya. Ariana berencana untuk mendekatkan dirinya pada sang tuan muda dengan cara menjatuhkan dirinya sendiri didekat Rihan agar menarik simpati sang tuan muda itu.
Rihan yang tahu rencana licik Ariana hanya bisa mencibir dalam hati.
"Ck... dasar Rubah betina,"
"Anda tidak apa-apa, Nona?" Tanya Alex dingin sambil memaksakan tangannya untuk membantu Ariana berdiri.
"Sial... Kenapa harus asistennya.," Racau Ariana dalam hati.
"Aku tidak apa-apa." Jawab Ariana sopan yang dipaksakan kemudian berdiri lalu melangkahkan kakinya dan...
BRUK
Ariana lagi-lagi sengaja menjatuhkan dirinya ke pelukan Rihan.
"Maafkan saya, Tuan Muda. Kaki saya sakit sekali, saya tidak bisa berdiri," Ariana pura-pura merasa bersalah. Wajahnya bahkan terlihat sangat menjijikan di mata Rihan.
Sedangkan Rihan hanya menatap datar Ariana yang ada dipelukannya. Alex dengan sigap memindahkan Ariana dari pelukan sang majikan, karena dia sangat membenci Rubah licik di depannya ini.
"Maaf Nona, anda membuat Tuan Muda tidak nyaman." Nada suara Alex sangat datar.
"Bajingan ini selalu saja mengganggu rencanaku. Ck...." Cibir Ariana dalam hatinya dan memandang sinis Alex.
"Sekali lagi maafkan saya, Tuan Muda." Ariana dengan nada suara yang dibuat-buat sedih, melepas pelukannya pada Rihan.
Lagi-lagi Rihan tidak memusingkan tingkah laku Ariana. Dia lalu berdiri dari tempat duduknya dan beranjak pergi dari sana tanpa mempedulikan si Rubah betina itu.
Alex yang melihat sang majikan akan beranjak pergi, segera berdiri di samping Rihan dan kemudian menyusul sang majikan pergi meninggalkan kantin.
Sedangkan Alen, dia tengah memperhatikan para pelayan yang sedang membersihkan bekas makan mereka bertiga. Alen lalu memandang Ariana.
"Maaf Nona, apa perlu saya antar ke rumah sakit?" Tanya Alen dingin.
"Memangnya aku sakit?" Tanya balik Ariana.
"Bukannya tadi Nona sendiri yang bilang jika kaki anda sakit?" Ucap Alen masih dengan nada yang sama.
"Itu bukan urusanmu. Lihat saja nanti! Jika aku sudah menjadi kekasih Tuan Muda Rehhand, kau dan teman asistenmu akan kutendang pertama kali. Ingat itu!" Ujar Ariana sinis.
"Itu terserah anda, Nona. Saya permisi," Balas Alen lalu beranjak pergi dari sana menyisahkan Ariana yang sedang memaki kedua saudara kembar itu dalam hatinya.
"Jangan panggil aku Ariana jika tidak bisa menaklukkanmu, pria cantik." Tekad Ariana dalam hati kemudian menampilkan senyum liciknya.
***
Terima Kasih sudah membaca ceritaku.
jangan lupa tinggalkan jejakmu, ya.
See You.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
nenek gombel
2023-02-02
2
kutu kupret🐭🖤🐭
perek👿
2023-02-02
0
senja
kantinnya satu kah?
2021-10-04
0