"Anda ingin membunuh pasien dengan tangan seperti ini?" Sebuah suara terdengar di samping Dokter Lio.
Mendengar suara itu, Dokter Lio lalu mengarahkan pandangannya ke samping dan melihat wajah cantik dan tampan yang terpampang jelas membuatnya hampir serangan jantung.
"Kamu..." Suara Dokter Lio tertahan sambil menatap orang di sampingnya yang saat ini masih memegangi erat tangannya yang gemetaran memegang pisau.
"Hanya ingin memenuhi janji pada seseorang," Balasnya datar.
"Janji?"
"Hmm."
"Janji apa?"
"Lakukan saja tugasmu, Dok. Waktu anda tidak banyak." Lanjutnya memperingati Dokter Lio.
"Kamu lihat sendiri tanganku... ak.. aku tidak bi...sa." Balas Dokter Lio gugup lalu menundukkan wajahnya sendu.
"Semua orang di sini percaya padamu, apalagi Axen. Jadi lakukanlah. Anda pasti bisa. Hanya perlu percaya pada diri sendiri, maka anda bisa melakukannya." Ucapnya datar tetapi siapapun jelas tahu jika dia sedang memberi semangat pada Dokter Lio. Rihan kemudian melepas pelan tangannya yang menggenggam tangan Dokter Lio.
"Ayo... waktumu hampir habis."
"Kamu pasti bisa, Lio. Semangat!" Dokter Lio menyemangati dirinya dalam hati.
Dokter Lio lalu mendekatkan pisau yang dipegangnya pada dada ibu Axen kemudian membedah sedikit saja dadanya seukuran 1 cm untuk nantinya dimasukan selang kedalamnya.
Sebelum membedah, Dokter Lio lebih dulu memeriksa bagian dada yang akan dibedah agar tidak mengenai organ vital lainnya.
"*S**yukurlah, akhirnya langkah pertama selesai*." Dokter Lio legah, kemudian memandang orang yang memberinya semangatnya yang saat ini juga melihatnya. Orang itu tidak lain adalah Rihan sendiri.
"Apa yang kamu lihat, tugasmu belum selesai." Rihan menyahut dengan datar.
"Maafkan aku. Bisakah kamu memanduku? Aku takut gagal dan memperburuk keadaannya," Dokter Lio berbicara dengan nada pelan dan diangguki oleh Rihan.
Dokter Lio kemudian mengikuti arahan Rihan. Dia kemudian mengambil sedotan bekas minuman yang dibawa oleh seorang gadis yang termasuk dalam kerumunan orang-orang yang ada. Selanjutnya Dokter Lio menyiram kembali sedotan itu dengan alkohol kemudian memasukan dengan pelan ke dada ibu Axen, tepatnya pada luka hasil bedah seukuran satu sentimeter itu.
"Huffttt.... Syukurlah jantungnya sudah bekerja normal." Dokter Lio menghembuskan nafas legah dengan senyum senang karena telah berhasil melakukan tugasnya.
"Ibumu sudah lebih baik, Axen." Dokter Lio berbicara sambil menatap wajah Axen yang berdiri di belakangnya.
"Terima kasih, Dok. Terima kasih sudah menyelamatkan ibu saya. Terima kasih juga, kak. Sesuai janjiku, aku akan mengabdikan diriku pada kakak." Axen dengan senang membungkukkan badannya ke arah penyelamat ibunya.
"Kamu hanya perlu belajar dan menjadi orang hebat agar bisa berada di sisiku. Mengerti?" Balas Rihan lembut pada Axen sambil menepuk pelan kepala bocah laki-laki itu.
"Baik, Kak."
"Sebentar lagi ambulance akan tiba, Tuan." Alex melapor pada Rihan.
"Baguslah. Sisanya aku serahkan pada anda, Dok." Ujar Rihan datar pada Dokter Lio yang sedari tadi tidak menghilangkan senyum di wajahnya.
Tidak lama kemudian ambulance pun tiba dan segera membawa pergi ibu Axen diikuti oleh Axen sendiri. Ada juga polisi yang mengamankan TKP.
Kerumunan yang ada di sana juga meninggalkan tempat itu dan kembali melakukan aktivitas mereka menyisahkan Rihan, Alex dan Dokter Lio.
Memang dalam kecelakaan ini tidak ada yang mengalami masalah atau luka serius selain ibu Axen karena memang faktor penyakitnya.
"Terima kasih sudah membantuku. Boleh aku tahu namamu?" Dokter Lio menatap wajah Rihan penuh harap.
Memang Dokter Lio juga termasuk dalam jajaran orang 'kudet ' jadi wajar saja dia tidak mengenal siapa Rihan. Dokter Lio juga baru sadar bahwa pria yang dia panggil bocah ini dan sedari tadi membantunya, sangat tampan dan cantik secara bersamaan.
"Nama majikan saya, Rehand, Dok." Alex menjawab ketika mendapat lirikan dari majikannya.
"Sebagai ucapan terima kasihku, bagaimana kalau kita makan bersama?" Tawar Dokter Lio dengan semangat.
"Kita akan makan bersama di pertemuan berikutnya." Ucap Rihan datar lalu berlalu dari sana diikuti oleh Alex dari belakang meninggalkan Dokter Lio.
"Pertemuan berikutnya? sudahlah." Dokter Lio mengedikkan bahunya tanda tidak tahu lalu ikut pergi dari sana.
***
Tok
Tok
Tok
"Masuk." Rihan mempersilahkan si pengetuk pintu ketika dia sudah menekan tombol khusus untuk membuka pintu kamarnya.
"Maaf Nona, waktunya makan malam." Alex memberitahu karena sudah hampir jam makan malam.
"Hmm."
Keduanya lalu menuju ruang makan. Di sana sudah ada Alen yang baru saja selesai menata makan malam di atas meja dibantu oleh para pelayan mansion.
"Silahkan, Nona." Alen mempersilahkan Rihan untuk duduk di kursi yang baru saja dia tarik untuk sang majikan.
"Terima kasih, Alen." Balas Rihan datar lalu duduk di kursi.
Alex dan Alen ikut duduk di kursi masing-masing.
"Selamat makan, Nona." Ucap Alex dan Alen secara bersamaan.
"Hmm."
Mereka lalu menikmati makan malam mereka dengan tenang tanpa ada gangguan sedikitpun. Setelah selesai makan siang Rihan diikuti oleh kedua asisten pribadinya menuju ruang kerjanya.
"Ada berita tentang anda, Nona." Ucap Alex setelah sang majikan duduk di kursi kerjanya. Alex lalu menyalakan TV yang ada di sana.
"Selamat malam pemirsa! Hari ini publik kembali heboh dengan kehadiran sosok yang saat ini masih viral di media sosial dengan julukan 'si pria cantik' atau lebih tepatnya anak kedua Jhon Roland Lesfingtone yaitu Tuan Muda Rehhand.
Tuan Muda Rehhand kembali diperbincangkan karena telah membantu seorang dokter menyelamatkan seorang wanita yang merupakan korban kecelakaan di jalan xx pada sore tadi.
Di sini kami menampilkan video berdurasi hampir 30 menit yang diunggah oleh seseorang dengan nama akun xx. Di dalam video ini terlihat tuan muda Rehhand sedang membantu mengikat leher sang korban. Entah apa tujuannya. Untuk lebih jelasnya, di sini telah kami undang pemilik akun yang mengunggah video itu, dan juga adalah saksi kejadian sore tadi.
Kami juga mengundang seorang Dokter alih bedah yang juga bertanggung jawab menangani masalah penyakit jantung sang korban.
Kami akan bertanya lebih dulu pada saksi kejadian tadi. Bisakah anda menceritakan kejadian tadi Nona? tetapi sebelumnya perkenalkan lebih dulu nama anda."
"Ah... ya. Perkenalkan nama saya Intan Surianty
saya pemilik akun tersebut sekaligus saksi kejadian tadi sore.
Saya yang kebetulan baru pulang dari sekolah tiba-tiba dikejutkan dengan adanya kecelakaan. Karena penasaran, saya menghampiri kerumunan orang yang sedang melihat sesuatu, yang ternyata adalah korban kecelakaan.
Di sana juga sudah ada dokter yang memberikan nafas buatan juga CPR pada korban. Tak lama kemudian datanglah Tuan Muda Rehhand.
Asistennya lalu meminta pada dokter agar Tuan Muda Rehhand melihat korban. Akan tetapi, dokter itu kustru melarangnya karena Tuan Muda Rehhand hanyalah mahasiswa kedokteran sedangkan dirinya seorang Dokter.
Tetapi anak dari korban itu memohon pada Tuan Muda Rehhand agar membantu ibunya. Akhirnya Tuan Muda mengiyakannya. Tuan Muda lalu memeriksa denyut nadi korban kemudian mengatakan bahwa korban mengidap penyakit jantung kronis. Awalnya dokter itu tidak percaya karena obat yang diberikan padanya oleh anak korban adalah obat untuk sakit jantung biasa.
Tuan Muda Rehhand lalu menanyakan gejala-gejala penyakit jantung kronis pada anak korban dan ternyata memang benar itu penyakit jantung kronis.
Tuan Muda kemudian memutuskan agar dokter itu menggunakan cara itu. Saya juga tidak tahu cara apa yang dimaksud. Tetapi dokter itu tidak mau karena menurutnya cara itu berbahaya dan dia juga tidak bisa menggunakannya.
Tetapi karena paksaan, juga dorongan semangat dari kami dan Tuan Muda Rehhand, dokter itu kemudian melakukan cara itu. Dan akhirnya korban berhasil diselamatkan." Jelas Intan panjang lebar.
"Lalu bagaimana dengan Tuan Muda Rehhand yang mengikat leher korban?" Tanya si penyiar berita.
"Yang saya tahu dan lihat, jika itu dilakukan oleh Tuan Muda agar leher korban yang katanya patah oleh dokter itu, tidak bertambah parah jika dibawa nanti menggunakan ambulance." Jawab Intan setelah mengangguk.
"Baiklah terima kasih untuk penjelasannya Nona Intan. Sekarang kita beralih ke dokter yang menangani kasus korban. Sebelumnya, bisakah Bapak menjelaskan pada kami cara apa yang dimaksud oleh Tuan Muda Rehand dan akhirnya digunakan oleh dokter muda itu untuk membantu korban?" Tanya si penyiar berita itu
"Baiklah. Sebelumnya perkenalkan nama saya Ferry Toramin. Saya selaku dokter yang menangani kasus ubu Maya selaku korban kecelakaan. Cara itu memang jarang digunakan karena sangat berbahaya dan beresiko tinggi. Jika ingin menggunakan cara itu harus benar-benar memahami dengan baik cara mengoperasikannya, karena sangat fatal resikonya.
Melihat video yang ada, saya dapat melihat jika dokter yang menggunakan cara itu memang hebat. Hanya saja karena takut dan gugup menggunakannya sehingga perlu untuk diberi semangat." Jelas Dokter Ferry.
"Sebelumnya maaf menyela, Dokter Ferry. Apa nama cara yang digunakan itu?" Tanya si penyiar berita.
"Namanya adalah Heartinest (author asal memberi nama) hanya orang yang percaya diri yang bisa menggunakan cara ini. Penggunaannya yaitu, membedah sedikit saja bagian dada dengan hati-hati agar tidak mengenai organ vital lainnya kemudian dimasukan semacam selang kecil atau sesuatu yang bisa mengeluarkan udara atau memasukan udara dari luar agar jantung dapat bekerja secara normal." Jelas Dokter Ferry.
"Bagaimana tanggapan amda mengenai apa yang dilakukan oleh Tuan Muda Rehhand?" Tanya sang penyiar berita lagi.
"Menurut saya, yang dilakukan oleh Tuan Muda Rehhand merupakan tindakan yang tidak sempat terpikirkan oleh dokter lain. Itu menunjukan bahwa Tuan Muda Rehhand merupakan sosok yang jenius, sosok yang cepat tanggap dengan situasi sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
Apalagi hanya memeriksa denyut jantung korban, dia dapat mengdiagnosis apa penyakit korban. Saya yakin seratus persen Tuan Muda Rehhand sudah bisa diangkat menjadi seorang dokter." Jelas Dokter Ferry dengan ekspresi kagum.
"Baiklah, terima kasih untuk penjelasan anda, Dokter Ferry dan Nona Intan. Terima kasih juga sudah menyempatkan waktu untuk hadir di sini untuk kami tanyai.
Ya, Pemirsa sekalian...
Setelah mendengar penjelasan Dokter Ferry dan kesaksian Nona Intan, jelas kita tahu bahwa sosok Tuan Muda Rehhand selain tampan dan berkarisma, dia juga sangat jenius. Siapapun akan terpesona melihatnya. termasuk saya. ha..ha..ha...
Baiklah pemirsa, demikian berita hari ini yang dapat kami siarkan dan sampai jumpa lagi di hari esok pada waktu yang sama. Selamat malam ."
***
Terima kasih sudah membaca ceritaku.
Jangan lupa like, komen, rite and vote, ya.
Sampai jumpa di bab berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
hiro😼
Memanglah kau terpesona, kan namanya juga dia seorang cewe yg nyamar jadi cowo
2024-01-25
4
Yeni Eka
Hadir
2021-06-27
0
anggita
5👍like yg tertinggal duluuuuu., sekalie.,😓
2021-06-09
0