Kondisi Rihan

Setelah sarapan pagi, Rihan kemudian menuju ruang kerjanya diikuti oleh kedua asisten pribadinya. Rihan dengan tenang memeriksa semua laporan keuangan dan kinerja pegawai di cabang perusahaan R.A Group, juga laporan tentang aktivitas apa saja yang dilakukan oleh seorang Ariana.

Alex dan Alen tetap berdiri tegap dua langkah di depan meja kerja sang majikan sambil terus memperhatikan gerak-gerik Rihan. Mereka akan selalu siap jika sewaktu-waktu Rihan membutuhkan atau menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya.

"Kenapa keuntungan perusahaan pada bulan ini menurun, Lex?" Tanya Rihan mengerutkan keningnya merasa janggal dengan laporan keuangan cabang perusahaannya.

"Maaf, Nona. Saya sudah menanyakan hal itu pada bagian keuangan. Kata mereka, itu karena telah terjadi kecelakaan pada pembuatan produk yang akan dipasarkan. Seorang pegawai ceroboh dan salah memasukan bahan pembuatan produk perusahaan sehingga ketika produk dipasarkan, banyak konsumen yang mengajukan protes pada produk." Jelas Alex dengan tenang.

"Hm... itu murni kecerobohan?" Tanya Rihan datar tanpa mengalihkan pandangannya pada berkas di depannya. Sesekali dia akan mengerutkan keningnya.

"Iya, Nona. Itu murni kecerobohan pegawai itu. Dia juga sudah meminta maaf pada pihak perusahaan."

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Rihan lagi.

"Pihak perusahaan sudah memecatnya, Nona." Alex terus menatap wajah Rihan.

"Kenapa? Bukannya dia sudah meminta maaf?" Rihan memandang sekilas wajah Alex kemudian beralih pada dokumen di depannya.

"Direktur Bimo tidak ingin anda kecewa dengan kinerja pegawai yang dia rekrut sendiri, sehingga Direktur Bimo langsung memecatnya." Jelas Alex masih dengan ekspresi yang sama yaitu datar.

"Apa aku pernah mengatakan pada kalian untuk memecat mereka yang melakukan kesalahan tanpa mendengar alasannya?" Tanya Rihan lalu mengalihkan pandangannya pada kedua asisten pribadinya.

"Tidak, Nona. Jika itu murni kecelakaan, maka bisa dimaafkan. Tetapi jika itu disengaja, maka harus ditindaklanjuti." Alex menjawab dengan gugup lalu menundukkan kepalanya takut bertatapan langsung dengan sang majikan.

"So... tunggu apa lagi?" Rihan masih dengan nada bertanya.

"Akan saya lakukan, Nona." Balas Alex yang mengerti maksud dari perkataan sang majikan.

"Maaf, Nona. Waktunya menghubungi nyonya besar." Alen mengingatkan Rihan untuk segera menghubungi sang Mommy.

"Hmm."

"Sudah tersambung, Nona." Alen memberikan ponsel milik Rihan yang sudah tersambung dengan sang nyonya besar.

"Hallo sayang. Bagaimana kabarmu? Sudah hampir satu bulan kamu tidak menelpon Mommy dan Daddymu. Kami rindu padamu, Sayang." Sebuah suara di seberang telepon yang merupakan Mommy Rihan.

"Aku baik, Mom." Jawab Rihan agak lembut lalu berdiri dan berjalan menuju balkon ruang kerjanya. Alex dan Alen tetap di tempat mereka karena tidak ingin mendengar pembicaraan sang majikan.

"Kapan kamu kembali ke sini?" Tanya Mommy Rihan dengan nada lirih.

"Jika urusanku sudah selesai, Mom." Rihan lalu mengalihkan pandangannya ke taman mini di samping mansionnya yang sedang dirawat oleh para tukang kebun.

"Ya, sudah. Jangan lupa selalu beri kabar keadaanmu pada Mommy dan Daddymu. Kami khawatir dengan keadaanmu." Suara sang Mommy semakin sendu di seberang telepon.

"Iya, Mom." Balas Rihan masih mempertahankan suara tenangnya.

"Bagaimana dengan pola makanmu? Jangan makan sembarangan. Ingat kondisi tubuhmu. Mommy tidak mau kamu sakit Nak." Suara Mommy Rihan kini terdengar isak tangisnya.

"Iya, Mom. Alen selalu menjaga pola makanku. Mommy jangan khawatir." Rihan menjawab pelan. Dadanya terasa sesak mendengar penuturan sang Mommy yang begitu perhatian padanya.

"Syukurlah kalau begitu. Kamu tahu, Sayang... Mommy dan Daddy sangat menyayangimu. Kamu adalah nafas hidup kami. Kamu adalah matahari kami, Sayang. Jangan pernah terluka, ya. Sudah cukup kamu terbaring lemah waktu itu. Mommy tidak mau kamu sakit lagi Nak.

hiks...hiks...hiks....

Kamu sangat berharga bagi kami. Jaga kesehatanmu. Sebentar lagi Daddymu akan pulang. Mommy tidak mau Daddymu tahu kalau Mommy menangis. Bisa hancur mansion kita. Mommy tutup teleponnya. Jangan lupa pesan Mommy. Bye sayang. Kami menyayangimu." Mommy Rihan berbicara panjang lebar dari isakan hingga kekehannya yang mengakhiri panggilan telepon mereka.

"Rihan juga menyayangi Mommy dan Daddy." Balas Rihan setelah panggilan telepon berakhir.

"Ya l, Tuhan... selalu berikan kesehatan untuk kedua orang tuaku. Jaga mereka selalu untukku. Terima kasih karena aku terlahir memiliki kedua orang tua seperti mereka. Terima kasih karena banyak cinta dan kasih sayang yang aku dapatkan dari mereka. Aku berharap mereka selalu bersamaku hingga ajal menjemputku. Aku juga berharap semoga kebahagiaan ini tetap ada selamanya."

Doa Rihan dalam hatinya tanpa disadari air matanya yang sudah lama tersimpan rapat sejak kejadian masa lalunya itu, kini jatuh juga.

...

Setelah mengakhiri panggilan teleponnya dengan sang Mommy, Rihan lalu menenangkan dirinya dengan memandang halaman mansionnya yang dipenuhi dengan para pekerja yang sedang melakukan tugas mereka. Ada yang merapikan taman bunga, pohon-pohon hias yang dipotong beberapa rantingnya agar terlihat rapi, rumput-rumput liar juga dicabut, dan pekerjaan lainnya.

Selain hanya melihat pemandangan mansionnya yang begitu asri, Rihan juga melihat pemandangan pohon-pohon liar yang tumbuh di sekeliling mansionnya. Mansion Rihan didesain sedemikian rupa dan terletak agak jauh dari ibukota, karena dirinya ingin ketenangan sehingga memilih mendirikan mansion di pinggiran ibukota yang dikelilingi oleh hutan lebat.

Merasa hatinya sudah tenang, Rihan kembali masuk ke dalam ruang kerjanya dan mendapati Alex dan Alen yang masih setia pada posisi masing-masing.

"Anda baik-baik saja, Nona?" Tanya Alen pada sang majikan karena meski memasang wajah datar seperti biasanya, tetapi Alen maupun Alex tahu suasana hati majikan mereka jika selesai menjawab telepon dengan keluarganya.

"Hmm."

Mendengar deheman dari Rihan, Alen dan Alex hanya bisa pasrah dan mengikuti sang majikan keluar dari ruang kerjanya dan menuju kamar tidurnya.

Sesampainya di kamar, Rihan membaringkan tubuhnya di tempat tidur tanpa mempedulikan tatapan khawatir dari kedua asisten pribadinya. Bagi Alex dan Alen, sikap sang majikan yang sekarang menunjukan bahwa dirinya tidak baik-baik saja.

Alen dengan cepat menghampiri Rihan yang tengah berbaring. Alen lalu memperbaiki selimut yang dipakai Rihan hingga ke dada.

Entah kenapa Rihan tiba-tiba merasa pusing ketika kembali dari balkon ruang kerjanya. Rihan juga heran akan fisiknya yang tidak seperti biasanya yang tiba-tiba pusing.

Melihat sang majikan yang sudah beristirahat, Alex lalu keluar dari kamar sang majikan dan menelpon dokter pribadi milik Rihan agar segera datang dan memeriksa kondisi sang majikan. Sedangkan Alen, gadis itu masih setia duduk di samping tempat tidur dan memandang intens wajah cantik Rihan yang terlelap dengan nafas teraturnya.

"Nona... Terima kasih sudah membantuku dan kak Alex hingga sekarang. Terima kasih sudah percaya pada kami. Maafkan kami yang belum bisa membantu Nona. Kami akan berusaha mengobati luka Nona dengan selalu berada disisi anda, Nona. Terima kasih untuk semua kebaikanmu pada kami." Ujar Alen dalam hatinya lalu mengusap lembut tangan Rihan yang sedari tadi digenggamnya. Jangan lupa dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipinya.

"Sebentar lagi Dokter Galant akan datang memeriksa keadaan Nona." Alex baru saja masuk dalam kamar Rihan dan melihat saudari kembarnya yang sedang menggenggam erat tangan sang majikan.

"Kak... Nona sangat baik hati tetapi kenapa ada yang iri padanya? Aku kasihan padanya, Kak. Meski aku tahu kalau nona wanita yang kuat... Tapi, tetap saja nona punya sisi rapuh seperti yang kita lihat ini," Nada suara Alen pelan. Alen berbicara tanpa menatap Alex.

"Hmm. Karena itu, kita harus selalu di samping nona dan menjaga nona dari orang-orang di masa lalunya.

Sepertinya Dokter Galant sudah sampai. Kakak akan menjemputnya di bawah. Kamu jaga nona di sini," Balas Alex lembut pada sang adik lalu menepuk pelan bahu Alen kemudian keluar dari kamar Rihan dan menjemput Dokter Galant yang baru saja memasuki gerbang mansion dengan mobilnya.

"Iya, Kak." Alen mengangguk pelan pada sang kakak.

Tak lama kemudian Alex dan Dokter Galant masuk ke dalam kamar Rihan. Alen yang melihat kedatangan mereka segera berdiri dan memberikan ruang pada Dokter Galant untuk memeriksa keadaan Rihan.

"Bagaimana keadaan nona, Dok?" Tanya Alex dan Alen hampir bersamaan setelah melihat Dokter Galant selesai memeriksa majikan mereka.

"Nona baik-baik saja. Hanya saja organ tubuhnya tidak sekuat yang diperkirakan. Apalagi dipaksakan untuk melatih bela diri dan aktivitas fisik lainnya. Awalnya memang baik-baik saja, tetapi lama kelamaan organ dalam nona bisa terganggu. Usahakan nona tidak memaksakan diri untuk berlatih atau olahraga yang berat yang bisa mengganggu fisiknya.

Saya harap kalian memperhatikan kondisi tubuh nona. Kalian tahukan jika hampir semua organ tubuh nona diganti dengan yang baru karena kejadian masa lalunya, sehingga harus selalu dijaga dengan baik.

Saya sudah menyuntikkan obat penenang pada nona sehingga dia akan beristirahat lebih lama agar kondisi tubuhnya lebih baik." Jelas Dokter Galant sambil menatap bergantian wajah Alex dan Alen.

"Baik, Dok. Terima kasih sudah merawat nona." Alen membungkukkan badannya berterima kasih pada sang dokter.

"Itu sudah tugas saya, jadi tidak perlu seformal itu padaku. Panggil saja aku Galant. Jangan lupa jika kita seumuran." Ucap Dokter Galant ramah.

"Baiklah jika begitu, Lan. Mari kuantar ke depan." Alex lalu mengantar Dokter Galant memasuki mobilnya dan pergi dari mansion Rihan. Sedangkan Alen tetap di kamar sang majikan dan terus berdiri di samping tempat tidur Rihan dan memandang wajah cantik yang sedang terlelap itu.

***

Tepat pukul 12 siang Rihan membuka matanya dan mendapati kedua asisten pribadinya yang sedang berdiri tegap di samping tempat tidurnya sambil menatap lekat wajahnya.

"Berapa jam aku tidur?" Tanya Rihan setelah bangun dan bersandar pada kepala tempat tidur dibantu oleh Alen dengan menambahkan bantal untuk sandarannya.

"3 jam, Nona." Jawab Alex pada sang majikan.

"Jam berapa kelas siangku dimulai?" Tanya Rihan lalu menatap lekat wajah Alex.

"Satu jam lagi, Nona. Tepatnya pukul 1 siang." Jawab Alex yang kini menunduk gugup ketika ditatap lekat oleh sang majikan.

"Hmm. Bantu aku bersiap, Len." Pintah Rihan pada Alen dan bersiap untuk turun dari tempat tidur.

"Maaf, Nona. Kata dokter, nona harus beristirahat lebih banyak agar tubuh nona lebih baik. Nona terlalu memaksakan diri hingga organ tubuh nona bereaksi sehingga menjadi seperti ini." Jelas Alen pada sang majikan.

"Baiklah," Rihan kembali bersandar pada kepala tempat tidur.

"Saya akan mengurus izin anda, Nona."

"Hmm."

"Waktunya makan siang, Nona. Saya akan membawa makan siang anda ke sini." Alen memberitahu dengan pelan.

"Ya."Rihan setuju karena dia sedikit pusing jika harus berjalan lagi ke lantai satu.

Alen lalu pergi dari kamar Rihan setelah pamit untuk mengambil makan siang untuk sang majikan menyisakan Alex yang masih setia dengan posisinya.

"Kamu tidak memberitahu Mommy tentang kondisiku, 'kan?" Tanya Rihan pada Alex ketika Alen sudah keluar dari kamarnya.

"Tidak, Nona. Bisa heboh satu Indonesia nanti karena kedatangan nyonya dan tuan besar." Jawab Alex lembut. Alex tidak mungkin memberitahukan kondisi sang majikan, karena pasti akan terjadi kehebohan. Jika mereka tahu, maka orang terkaya kedua itu akqn datang ke Indonesia dengan arak-arakkan karena khawatir dengan anak kesayangan mereka.

Rihan hanya menganggukkan kepalanya tanda membenarkan penuturan asisten pribadinya itu.

Setelah Alex menjawab, keheningan lalu terjadi dalam kamar Rihan hingga Alen masuk ke kamar membawa nampan berisi makanan sehat untuk Rihan dibantu oleh Lulu karena para pelayan tidak diijinkan memasuki kamar sang majikan.

Alen kemudian menata semua makanan mewah dan sehat itu di atas meja yang sudah lebih dulu disiapkan oleh Alex. Bukan hanya satu porsi tetapi tiga porsi makanan juga disiapkan oleh Alen karena Rihan tidak suka makan sendiri. Sedangkan Lulu, setelah membantu membawa makanan, robot itu lalu kembali ke tempatnya.

Rihan segera mengambil posisi duduk di pinggir ranjang dengan kaki yang digantung ke bawah dan berhadapan dengan meja makan. Sedangkan Alex dan Alen juga mengambil posisi yang sama di depan Rihan tetapi mereka duduk di kursi yang mengelilingi meja.

"Selamat makan, Nona." Ujar Alex dan Alen bersamaan kepada sang majikan setelah Alen mengambil makanan untuk Rihan dan diletakkan di depan Rihan.

"Hmm."

Mereka bertiga lalu menikmati makan siang dengan tenang di kamar Rihan.

***

Terima kasih sudah membaca ceritaku.

Jangan lupa tinggalkan jejakmu dengan menekan,

Like

Komen

Rite and

Vote.

See You.

Terpopuler

Comments

Yura_K🦖(?)

Yura_K🦖(?)

Aku telat bacanya ya thor?
soalnya aku 2024 sendiri😭🗿

2024-07-11

2

ANAA K

ANAA K

Mampir lagi thor👋🏾👋🏾👋🏾

2021-11-08

1

Mommy Gyo

Mommy Gyo

like

2021-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu
2 Awal Yang Baik
3 Kelas Pagi
4 Rubah Betina
5 Diana Violet Purnama
6 Makan Siang Mewah
7 Murid Baru
8 David Alexander
9 Mengobati
10 Mengobati 2
11 Berita
12 Aktivitas di Pagi Hari
13 Kondisi Rihan
14 Kondisi Rihan
15 Presdir Baru
16 Rekaman CCTV
17 Penyesalan
18 Persiapan
19 Antarik Company
20 Perayaan Ulang Tahun Antarik Company
21 Rencana Pembatalan Pertunangan
22 Rencana Julian Antarik
23 Rencana Ayu
24 Rumah Sakit Setia
25 Mengenal Rihan?
26 Sahabat?
27 Bertemu Sahabat
28 Dokter Lio
29 Aku Juga Menyayangimu
30 Pergi Sendiri
31 Proyek Akhir Semester
32 Berkunjung
33 Menjaga Phiranita
34 Pemeriksaan Kesehatan
35 Kantin
36 Kenangan
37 Pergi Sendiri 2
38 Khawatir
39 Flashback
40 Flashback off
41 Rumah Sakit
42 Mansion Rihan
43 Limited Edition
44 Sebuah Pion Tidak Semudah itu Kabur
45 Keluarga Alexander
46 Akhirnya
47 Kondisi Rihan 2
48 Balapan
49 Max
50 Antarik Hospital
51 Terapi
52 CEO Misterius
53 Hari Yang Aneh.
54 Kejutan Untuk Penyusup
55 Isi Hati David
56 Pertemuan Dua Orang Sakit
57 Bertemu
58 Pingsan
59 Membalas
60 Kekalutan Alex
61 Kecewa
62 Suprise
63 Gangguan
64 Brand kembali berulah
65 Max dan Albert
66 Taruhan
67 Basket
68 Basket 2
69 Kemenangan
70 Brand Bertamu
71 Koleksi Rihan
72 Gledy
73 Neo dan Logan
74 Sial...
75 Cake
76 Lampu Merah
77 Kecelakaan
78 Rindu
79 Identitas Neo
80 Jangan-jangan...
81 Hubungan Neo, Logan dan Ayu
82 Tingkah Albert
83 Pemikiran Neo
84 Liciknya Dom
85 Kantin Lagi
86 Menolak
87 Bertemu Axen
88 Tingkah Alex
89 Salon
90 Usaha Neo
91 Harapan David
92 Percakapan David dan Albert
93 Tebakan Albert
94 Rencana
95 Mengingat Lagi
96 Max Berulah
97 Peringatan Untuk Dian
98 Terapi
99 Tekad Phiranita
100 Masih Berlanjut
101 Menyelamatkan Dian
102 Makan Siang Bersama Ayu
103 Ayu dan Ariana
104 Dihadang
105 Aksi
106 Insiden
107 Rihan dan Neo
108 Pembahasan
109 Nama Asli Neo dan Logan
110 Menolong Gibran
111 Pertemuan Neo dan Brand
112 Neo Bertamu
113 Akhirnya Bertemu
114 Laboratorium
115 Aktivitas Neo
116 Kakak
117 Menuju Prancis
118 Mansion Utama
119 Perayaan dan Awal Balas Dendam
120 Penyusup
121 Baik-baik Saja
122 Nekatnya Ariana
123 Menyelamatkan Seorang Pelukis
124 Mencurigai Rine
125 Rencana Jalan-jalan
126 Mengunjungi Phiranita
127 Alergi
128 Mencurigai Rine 2
129 Kembali ke Prancis
130 Pagi Yang Tidak Menyenangkan
131 Kenyataan
132 Terbongkar
133 Menghibur
134 Kembali ke Indonesia
135 Kampus
136 Bertemu Beatrix
137 Murid Baru 2
138 Amerika Lagi
139 Insiden Kecelakaan
140 Donor Darah
141 Jika kamu butuh, aku siap membantu.
142 Insiden
143 Menemukan Ruang Rahasia
144 Pantry
145 Temani aku
146 Momen Pagi Hari
147 Maafkan Aku
148 "Minta yang lain, jangan itu"
149 Sampai ketemu lagi, Kak Tom
150 REHHAND LESFINGTONE, BALAS PESANKU!
151 Sepertinya Halusinasi
152 Sebentar Saja
153 Tidur Bersama Lagi
154 Rencana Perjodohan
155 Zurich Botanical Garden.
156 Belanja
157 Belanja 2
158 Terdengar Tidak Adil
159 Kekasih?
160 Tunggu Kedatanganku!
161 Sudah Lama Aku Tidak Melakukan Ini
162 Cerita Brand
163 Keributan
164 Ada apa dengan Rihan?
165 Apa Yang Mereka Bicarakan?
166 Sparing
167 Sparing 2
168 Aksi Nekat Rubah Betina
169 Sedikit Peringatan
170 Menjaga Jarak
171 Pembicaraan Absurd
172 Si Ular Bertindak
173 Menerima Tantangan
174 Arena Game
175 Kesal Tanpa Alasan
176 Dia Kembali?
177 Kedatangan Elle
178 Pria Bodoh
179 You Lose Friend, Sorry!
180 Apa itu Ancaman?
181 Pernyataan Neo
182 Lahan Pembangunan Resort
183 Membunuhnya Diam-diam, Dosa Tidak Ya...
184 Jalan-jalan
185 Ulang Tahun
186 Rencana Membuka Seleksi Mencari Kekasih
187 Menemukan Lawan Yang Seimbang
188 Ancaman
189 Lawan Yang Merepotkan
190 Pencarian Rihan
191 Pria Itu
192 Zant
193 Berkunjung ke Schloss Bellevue
194 Menginap
195 Persiapan Pelelangan
196 Zant Vs Neo
197 Si Penyihir Berulah
198 Pertarungan Terakhir
199 Pesan Terakhir
200 Usaha Zant dan Yang Lainnya
201 Dua Bocah Sampel
202 Awal Penyesalan
203 Masih Adakah Kesempatan Untukku?
204 Kreativitas Zant
205 Permohonan Maaf Seorang Neo
206 Pertunjukan
207 Kebenaran
208 Bangunlah, Gadis Kecil
209 Waktu Berlalu
210 Bangun
211 Menggoda
212 Tunggu Aku, Nyonya Veenick
213 Lamaran Dadakan
214 Konferensi Pers
215 Mencari Dan Menemukan
216 Memberi Pelajaran
217 Pagi Yang Indah
218 Orang Asing
219 Kesakitan Rubah Betina
220 Jalan-jalan
221 Lamaran Terunik
222 Berkunjung ke Cognizant Technology
223 Kecelakaan Membawa Berkah
224 Syarat
225 Pertunjukan 2
226 Pelajaran Untuk Hanami
227 Pengumuman
228 Janji
229 Pernikahan
230 Merelakan Tapi Tidak Melupakan
231 Hadiah Pernikahan
232 Suami Posesif
233 Pagi Pertama
234 Korea Selatan
235 Aku Ingin Kamu Meninggalkan Pria Itu
236 Tidak Ada Backingan Lagi?
237 Penangkapan
238 Tidak Kenal Tempat
239 Mudah Sekali Dibujuk
240 Upah Karena Perbuatannya Sendiri
241 Terima kasih, My Queen
242 Calon Istri?
243 Tellyana Marcus Johnson
244 Akhir Seorang Ariana
245 Menjauh Dariku Sekarang!
246 Hukuman Untuk Zant
247 Ceritanya Panjang
248 Jangan Marah Lagi
249 Perasaan Alex
250 Melahirkan
251 Melahirkan 2
252 Nama Untuk Triplet (END)
253 Cemburunya Zant (Extra Part)
254 Sialnya Zant (Extra Part 2)
Episodes

Updated 254 Episodes

1
Masa Lalu
2
Awal Yang Baik
3
Kelas Pagi
4
Rubah Betina
5
Diana Violet Purnama
6
Makan Siang Mewah
7
Murid Baru
8
David Alexander
9
Mengobati
10
Mengobati 2
11
Berita
12
Aktivitas di Pagi Hari
13
Kondisi Rihan
14
Kondisi Rihan
15
Presdir Baru
16
Rekaman CCTV
17
Penyesalan
18
Persiapan
19
Antarik Company
20
Perayaan Ulang Tahun Antarik Company
21
Rencana Pembatalan Pertunangan
22
Rencana Julian Antarik
23
Rencana Ayu
24
Rumah Sakit Setia
25
Mengenal Rihan?
26
Sahabat?
27
Bertemu Sahabat
28
Dokter Lio
29
Aku Juga Menyayangimu
30
Pergi Sendiri
31
Proyek Akhir Semester
32
Berkunjung
33
Menjaga Phiranita
34
Pemeriksaan Kesehatan
35
Kantin
36
Kenangan
37
Pergi Sendiri 2
38
Khawatir
39
Flashback
40
Flashback off
41
Rumah Sakit
42
Mansion Rihan
43
Limited Edition
44
Sebuah Pion Tidak Semudah itu Kabur
45
Keluarga Alexander
46
Akhirnya
47
Kondisi Rihan 2
48
Balapan
49
Max
50
Antarik Hospital
51
Terapi
52
CEO Misterius
53
Hari Yang Aneh.
54
Kejutan Untuk Penyusup
55
Isi Hati David
56
Pertemuan Dua Orang Sakit
57
Bertemu
58
Pingsan
59
Membalas
60
Kekalutan Alex
61
Kecewa
62
Suprise
63
Gangguan
64
Brand kembali berulah
65
Max dan Albert
66
Taruhan
67
Basket
68
Basket 2
69
Kemenangan
70
Brand Bertamu
71
Koleksi Rihan
72
Gledy
73
Neo dan Logan
74
Sial...
75
Cake
76
Lampu Merah
77
Kecelakaan
78
Rindu
79
Identitas Neo
80
Jangan-jangan...
81
Hubungan Neo, Logan dan Ayu
82
Tingkah Albert
83
Pemikiran Neo
84
Liciknya Dom
85
Kantin Lagi
86
Menolak
87
Bertemu Axen
88
Tingkah Alex
89
Salon
90
Usaha Neo
91
Harapan David
92
Percakapan David dan Albert
93
Tebakan Albert
94
Rencana
95
Mengingat Lagi
96
Max Berulah
97
Peringatan Untuk Dian
98
Terapi
99
Tekad Phiranita
100
Masih Berlanjut
101
Menyelamatkan Dian
102
Makan Siang Bersama Ayu
103
Ayu dan Ariana
104
Dihadang
105
Aksi
106
Insiden
107
Rihan dan Neo
108
Pembahasan
109
Nama Asli Neo dan Logan
110
Menolong Gibran
111
Pertemuan Neo dan Brand
112
Neo Bertamu
113
Akhirnya Bertemu
114
Laboratorium
115
Aktivitas Neo
116
Kakak
117
Menuju Prancis
118
Mansion Utama
119
Perayaan dan Awal Balas Dendam
120
Penyusup
121
Baik-baik Saja
122
Nekatnya Ariana
123
Menyelamatkan Seorang Pelukis
124
Mencurigai Rine
125
Rencana Jalan-jalan
126
Mengunjungi Phiranita
127
Alergi
128
Mencurigai Rine 2
129
Kembali ke Prancis
130
Pagi Yang Tidak Menyenangkan
131
Kenyataan
132
Terbongkar
133
Menghibur
134
Kembali ke Indonesia
135
Kampus
136
Bertemu Beatrix
137
Murid Baru 2
138
Amerika Lagi
139
Insiden Kecelakaan
140
Donor Darah
141
Jika kamu butuh, aku siap membantu.
142
Insiden
143
Menemukan Ruang Rahasia
144
Pantry
145
Temani aku
146
Momen Pagi Hari
147
Maafkan Aku
148
"Minta yang lain, jangan itu"
149
Sampai ketemu lagi, Kak Tom
150
REHHAND LESFINGTONE, BALAS PESANKU!
151
Sepertinya Halusinasi
152
Sebentar Saja
153
Tidur Bersama Lagi
154
Rencana Perjodohan
155
Zurich Botanical Garden.
156
Belanja
157
Belanja 2
158
Terdengar Tidak Adil
159
Kekasih?
160
Tunggu Kedatanganku!
161
Sudah Lama Aku Tidak Melakukan Ini
162
Cerita Brand
163
Keributan
164
Ada apa dengan Rihan?
165
Apa Yang Mereka Bicarakan?
166
Sparing
167
Sparing 2
168
Aksi Nekat Rubah Betina
169
Sedikit Peringatan
170
Menjaga Jarak
171
Pembicaraan Absurd
172
Si Ular Bertindak
173
Menerima Tantangan
174
Arena Game
175
Kesal Tanpa Alasan
176
Dia Kembali?
177
Kedatangan Elle
178
Pria Bodoh
179
You Lose Friend, Sorry!
180
Apa itu Ancaman?
181
Pernyataan Neo
182
Lahan Pembangunan Resort
183
Membunuhnya Diam-diam, Dosa Tidak Ya...
184
Jalan-jalan
185
Ulang Tahun
186
Rencana Membuka Seleksi Mencari Kekasih
187
Menemukan Lawan Yang Seimbang
188
Ancaman
189
Lawan Yang Merepotkan
190
Pencarian Rihan
191
Pria Itu
192
Zant
193
Berkunjung ke Schloss Bellevue
194
Menginap
195
Persiapan Pelelangan
196
Zant Vs Neo
197
Si Penyihir Berulah
198
Pertarungan Terakhir
199
Pesan Terakhir
200
Usaha Zant dan Yang Lainnya
201
Dua Bocah Sampel
202
Awal Penyesalan
203
Masih Adakah Kesempatan Untukku?
204
Kreativitas Zant
205
Permohonan Maaf Seorang Neo
206
Pertunjukan
207
Kebenaran
208
Bangunlah, Gadis Kecil
209
Waktu Berlalu
210
Bangun
211
Menggoda
212
Tunggu Aku, Nyonya Veenick
213
Lamaran Dadakan
214
Konferensi Pers
215
Mencari Dan Menemukan
216
Memberi Pelajaran
217
Pagi Yang Indah
218
Orang Asing
219
Kesakitan Rubah Betina
220
Jalan-jalan
221
Lamaran Terunik
222
Berkunjung ke Cognizant Technology
223
Kecelakaan Membawa Berkah
224
Syarat
225
Pertunjukan 2
226
Pelajaran Untuk Hanami
227
Pengumuman
228
Janji
229
Pernikahan
230
Merelakan Tapi Tidak Melupakan
231
Hadiah Pernikahan
232
Suami Posesif
233
Pagi Pertama
234
Korea Selatan
235
Aku Ingin Kamu Meninggalkan Pria Itu
236
Tidak Ada Backingan Lagi?
237
Penangkapan
238
Tidak Kenal Tempat
239
Mudah Sekali Dibujuk
240
Upah Karena Perbuatannya Sendiri
241
Terima kasih, My Queen
242
Calon Istri?
243
Tellyana Marcus Johnson
244
Akhir Seorang Ariana
245
Menjauh Dariku Sekarang!
246
Hukuman Untuk Zant
247
Ceritanya Panjang
248
Jangan Marah Lagi
249
Perasaan Alex
250
Melahirkan
251
Melahirkan 2
252
Nama Untuk Triplet (END)
253
Cemburunya Zant (Extra Part)
254
Sialnya Zant (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!