Bab 5

NI NU NI NU NI NU NI NU...!!

Mobil ambulance melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol dalam kota Jakarta. Sirine ambulance terus dibunyikan sambil menerobos hujan deras di malam hari.

"Hentikan pendarahannya dulu!" perintah seorang dokter pada petugas medis yang bertugas.

Daniar terbaring tidak sadarkan diri. Alat pernapasan sudah di pasang untuk menyelamatkan nyawanya. Tapi darah segar terus keluar mengalir dari kepalanya yang terluka akibat benturan.

"Dia masih selamat, walaupun cederanya parah." celetuk dokter, terus berusaha menghentikan darah yang mengalir keluar.

Disamping Daniar yang tak sadarkan diri, Leonard ikut duduk dalam ambulance, sambil menahan rasa sakit, pisau tertancap di tangannya, mengeluarkan banyak darah.

Sesampainya di rumah sakit, Daniar segera diperiksa oleh tim medis. Dokter yang menangani kasus ini, Dr. Wahyu. Ia melakukan pemeriksaan fisik dan meminta dilakukan pemeriksaan penunjang seperti CT Scan kepala.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Daniar mengalami cedera kepala yang cukup parah, dengan diagnosis "Trauma Kepala Ringan hingga Sedang" atau dalam bahasa medis disebut sebagai "Mild to Moderate Traumatic Brain Injury" (mTBI). Cedera ini disebabkan oleh benturan kepala dengan benda keras.

Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa cedera kepala Daniar tidak memerlukan operasi. "Kondisi pasien stabil, tidak ada tanda-tanda perdarahan intrakranial atau cedera otak yang lebih parah," jelas Dr. Wahyu.

Daniar langsung dibaringkan di kamar VIP. Ia mengalami koma, lehernya dibungkus dengan cervical collar (alat penyangga leher) untuk menjaga kestabilan tulang leher. Selain itu, hidung dan mulutnya dipasang dengan ventilator (alat pernapasan) untuk membantu proses pernapasan, serta dipasang dengan electrocardiogram (ECG) dan alat pendeteksi detak jantung, untuk memantau kondisi jantung dan oksigenasi tubuhnya.

"Sementara menunggu nyonya pulih, sebaiknya tuan juga istirahat, tangan tuan baru saja diobati, karena tadi mengeluarkan banyak darah." saran Ruben.

Leonard mengangguk, "Baiklah, Paman. Tapi tolong, jaga Daniar dengan baik. Saya tidak bisa kehilangan dia." ucapnya penuh rasa khawatir.

Ruben tersenyum, "Jangan khawatir, tuan. saya akan menjaga nyonya dengan baik. Silakan tuan istirahat dikamar sebelah, nanti saya akan memanggil tuan jika ada perubahan pada kondisi nyonya."

Leonard mengangguk lagi, lalu berjalan ke arah kamar sebelah, tempat ia bisa beristirahat sambil terus memantau kondisi Daniar.

Ruben merasa lega, Leonard tidak mengamuk di rumah sakit. Apakah mungkin, rasa takut akan kehilangan istrinya, telah mengalahkan sosok monster yang bersemayam dalam jiwa Leonard? Pikir Ruben.

.

Sementara Leonard beristirahat, Ruben segera menghubungi ayah Leonard, James Pratama. Ia memberitahukan tentang kejadian yang menimpa putranya.

"Apa yang terjadi? Kenapa istrinya bisa bertindak gila begitu!" tanya James dengan penuh emosi, ditelepon.📞

Ruben mengambil napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, "Daniar mencoba bunuh diri dan tuan muda mencoba menyelamatkannya. Luka di telapak tangan tuan muda tidak serius, namun istrinya mengalami koma."📞

"Sial! Kenapa pakai koma segala! Sebaiknya wanita tidak berguna itu mati saja!" umpat James yang tidak menyetujui pernikahan putranya.📞

Ruben sungguh terkejut mendengar reaksi James, ayah Leonard. Ia tidak menyangka bahwa James akan memiliki reaksi yang begitu keras.

"Tuan, saya paham bahwa Anda tidak menyetujui pernikahan Leonard dan Daniar, tapi saya tidak bisa menerima kata-katamu yang menginginkan kematian Daniar," ucap Ruben dengan tegas.📞

"Hei Ben! Apa peduli kamu dengan masalahku? Ini adalah urusan keluargaku, kau urus saja keluargamu sendiri, jangan suka ikut campur masalahku!" James tidak suka kalau Ruben menegurnya. 📞

Ruben mengambil nafas lebih dalam lagi, "Putramu sangat mencintai istrinya. Apa yang akan terjadi jika Daniar meninggal, apa kamu tega melihat anakmu jadi makin gila karena kehilangan istrinya? Lalu siapa yang nantinya akan meneruskan perusahaan mu?"📞

James terdiam oleh kata-kata Ruben yang tepat sasaran, "Ka... Kamu tidak perlu mengingatkan saya tentang hal itu. Saya hanya tidak bisa terima, putraku menikahi wanita yang tidak pantas menjadi istri seorang pewaris tunggal, Pratama!" 📞

"Hah... Saya maklumi kalau kamu masih belum terima pernikahan mereka, tapi bukan hal ini yang mau saya bicarakan. Masalahnya adalah... Bagaimana kalau Daniar tidak bangun lagi? Putramu bisa dianggap sebagai pembunuh. Para pelayan Di rumah menyaksikan kejadian memilukan ini, apa yang harus kita katakan pada keluarga Daniar?" seru Ruben penuh rasa khawatir.📞

James memijit pelipisnya sebentar, kata-kata Ruben selalu saja benar. "Sial, baiklah! Lakukan sebisamu untuk menyelamatkan wanita tak berguna itu! Uang bukan masalah bagiku! Dan suap semua pelayan di rumah putraku, pastikan mereka semua menutup mulutnya rapat-rapat soal kejadian malam ini!" umpat James, tidak ingin nama Leonard tercemar di publik. 📞

"Tentu saja, kau tenang saja kawan, seperti biasa, aku yang akan membereskan semua masalahmu." ucap Ruben, tersenyum puas, lalu segera menutup teleponnya.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**

Terpopuler

Comments

Diana (ig Diana_didi1324)

Diana (ig Diana_didi1324)

sebenarnya leonard itu cinta gk sih ama daniar

2025-03-30

1

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

jadi gak bisa berpikir waras cuma karna harta dan status sosial.. kasihan daniar 🥺🥺

2025-03-24

2

Selly AWP

Selly AWP

Harta dan status sosial terkadang bisa membutakan ...

2025-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!