Bab 3

Malam pun tiba. Leonard baru saja pulang bekerja. Ia masuk ke dalam rumah dan di sambut oleh Ruben.

"Selamat datang tuan." sapa Ruben sang kepala pelayan, sekaligus orang kepercayaannya Leonard. Pria tua itu segera mengambil tas kerja milik Leonard dan memberikannya kepada salah satu pelayan rumah.

"Dimana istriku, aku sangat rindu dengannya." ucap Leonard dengan nada riang.

"Sepertinya biasa, Nyonya sedang menunggu Anda di ruang makan. Khusus hari ini, Nyonya yang menyiapkan sendiri makan malam spesial, katanya menu favorit anda." ujar Ruben tersenyum ramah, pria yang sudah lama mengenal tuannya dari kecil.

"Sepertinya emosi tuan sedang stabil," batinnya, Ruben bisa melihat kalau suasana hati Leonard sedang baik-baik saja malam ini.

Leonard sudah tidak sabar ingin segera makan, cacing lokal di perutnya sudah berbunyi minta sesuap nasi.

Cekrek.

"Honey..." sapa Leonard dengan wajah yang nampak cerah. Tapi Daniar diam saja, hanya memperlihatkan senyum masam.

Malam ini, Daniar sengaja memilih gaun koktail unggu yang lebih terbuka, menonjolkan belahan dadanya yang dalam membentuk huruf V.

Leonard terkesiap saat menyaksikan penampilan Daniar yang begitu mencolok dan tak biasa.

"Daniar, kamu... kamu terlihat sangat berbeda malam ini," ucap Leonard, masih terpaku pada penampilan istrinya.

"Benarkah? Apa yang membuat Mas, berpikir begitu?" tanya Daniar, dengan senyum terpaksa.

"Ka... Kamu terlihat... lebih menggoda," jawab Leonard, mencoba mencari kata yang tepat.

"Dan apa yang salah dengan itu?" tanya Daniar, matanya berkilauan dalam cahaya lampu.

Leonard terdiam, tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Daniar.

"Sayang... Kamu pasti lapar setelah seharian ini bekerja. Ayo kita makan malam dulu." ucap Daniar langsung menyuguhkan makan malam.

Leonard mengangguk, menghempaskan bokongnya di kursi meja makan. Daniar duduk di sampingnya, lalu dengan sigap ia melayani suaminya. Menuangkan nasi dan lauk pauk keatas piring kosong milik Leonard.

"Apa segini cukup??" tanya Daniar dengan nada lembut.

"Iya.., terimakasih honey." Ucapnya sambil tersenyum.

Untuk beberapa saat, keduanya makan dengan hening di ruangan yang luasnya sekitar 200 meter persegi. Satu-satunya suara yang terdengar adalah gesekan garpu dan sendok pada piring.

Daniar makan dengan wajah tenang, sesekali menyuap lauk pauk. Sementara itu, Leonard terlihat lahap, seolah-olah dia sedang mengalami kelaparan yang hebat.

"Selain baju, makeup mu juga terlihat berbeda malam ini," ujar Leonard sambil melirik istrinya. Tak biasanya Daniar berdandan agak menor, dengan lipstik merah cabe.

"Aku hanya ingin memberikan kesan yang tak terlupakan, malam ini," Ucapnya pelan, seperti nada berbisik.

"Tapi aku lebih suka penampilanmu yang alami dan sederhana, katakan padaku apa yang sedang kamu inginkan? Tas branded? Atau set perhiasan yang aku berikan kemarin masih kurang, kamu mau apa lagi? Sampai-sampai ingin menggodaku malam ini." kekehnya, mengira sang istri sedang memberikan kode.

Namun justru kata-kata itu sangatlah menyinggung Daniar.

Klang!

Daniar melempar sendok dan garpu ke atas piringnya dengan gerakan kasar.

"Mas! Aku memang menikahi mu karena uang. Adikku butuh biaya kuliah, dan orang tuaku sudah terlalu tua untuk mengelola toko sembako. Kamu tahu, keadaan ekonomi keluargaku sangat berbeda denganmu, Mas. Sejak awal, aku memang tidak layak di matamu..." teriaknya suaranya bergetar, tangisnya pecah.

Leonard tersentak kaget mendengar pengakuan tiba-tiba dari istrinya. Entah kenapa, hatinya jadi sakit dan tak nyaman.

"Aku sudah rela tinggal jauh dari keluargaku..., bahkan aku rela menjauhi temanku, aku rela jadi tahanan rumah ini!! APA SEMUA YANG AKU LAKUKAN UNTUKMU MASIH BELUM CUKUP JUGGAAA!!" teriak Daniar, menatap nyalang pada suaminya.

"Emosi Daniar semakin membuncah, tidak bisa lagi ia tahan. Fisik dan batinnya terus tersiksa, membuatnya hampir kehilangan akal. Sampai merasa, kalau mati saja lebih baik daripada hidup.

"Kenapa kamu tiba-tiba marah ...!" Leonard tak melanjutkan kata-katanya, karena tiba-tiba Daniar mengeluarkan sebuah benda pipih yang tajam, membuat seisi ruangan menjadi panik.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

Maksud na selain, ya kak...

2025-03-22

1

Selly AWP

Selly AWP

ini aku tadi baca dri awal udh penasaran...semangat terus kk Author

2025-03-24

1

Teteh Lia

Teteh Lia

Alfred... aq jadi inget nama boneka pangeran shin di Drakor 🤭

2025-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!