Bab 16

Selesai berkonsultasi dengan dokter psikiater, Leonard membawa Daniar ke sebuah mall mewah. "Sayang, maaf ya, tiba-tiba ada klien yang ingin bertemu," ujar Leonard sambil menyerahkan kartu kredit hitam kepada istrinya. "Gunakanlah sesuka hatimu."

Daniar menerima kartu kredit tersebut dengan senyum. "Berapa lama kamu akan bertemu dengan klien?" tanyanya.

"Cuma sampai jam tiga sore kok," jawab Leonard. "Habis itu kita pulang, dan kita makan malam di rumah orang tuamu."

Daniar mengangguk setuju, "Baiklah, nanti aku akan menunggu kamu di sebuah cafe."

Setelah sepakat, mereka berpikir, Daniar berbelanja dengan gembira, memilih tas branded untuk ibunya dan jam tangan untuk ayahnya dan Daniel yang katanya mau ponsel keluaran terbaru.

"Hidup bergelimang harta memang sungguh menyenangkan, tapi harus bersabar dengan kondisi mental suamiku, huf...." gumam Daniar, tersenyum miris.

Puas berbelanja, Daniar memilih duduk di sebuah cafe untuk beristirahat. Ia memesan caramel macchiato dan tiramisu cake.

Saat sedang menunggu, Daniar melihat sekeliling cafe yang memiliki desain unik dan kekinian. Suasana cafe sedang tidak begitu ramai hari ini.

Tak berselang lama, mbak pramusaji datang membawa pesanannya. "Selamat menikmati," katanya.

Daniar mengucap terimakasih, lalu ia menyesap kopinya, merasakan nikmatnya hidup.

"Niar!" panggil seorang wanita yang baru saja memasuki cafe.

Daniar menengok, matanya terbelalak menatap teman yang sudah lama ia rindukan. Daniar langsung beranjak dari tempat duduk dan memeluk. "Nadia!!" serunya.

Daniar memeluk Nadia dengan hangat. "Nadia, apa kabar! Sudah lama sekali kita tidak bertemu!" seru Daniar penuh senyum.

Nadia juga tersenyum haru. "Niar! Kamu juga lama gak keliatan, kenapa sosmed kamu udah gak aktif? Lama loh... gua mau ketemu sama lu..."

Daniar melepaskan pelukan dan memandang Nadia dengan mata yang berbinar. "Sorry, yah... gua sibuk banget setelah menikah,"

"Cie ehem... Sibuk bikin momongan ya," Nadia terkekeh.

Namun tiba-tiba, ada seorang pria yang muncul dan menemui mereka. "Hai, Daniar! Kita ketemu lagi..."

Alangkah terkejutnya Daniar ketika melihat Surya, mantan pacarnya, berdiri di samping Nadia. "Loh, Surya! Kamu juga ada di sini."

"Iya, kebetulan aku dan Nadia sedang mencari bahan untuk tugas praktek kuliah," jawab Surya dengan suara yang sedikit tergagap. "Aku tidak menyangka kamu juga ada di sini, padahal kita baru saja bertemu tadi pagi."

Nadia memperhatikan situasi yang sedikit canggung dan berusaha untuk mengalihkan perhatian. "Kamu baru tahu ya, gua sama Surya kan satu kampus, kebetulan saja aku dan Surya lagi ada kelas kosong hari ini," celetuk Nadia.

Daniar tersenyum riang dan mempersilahkan mereka duduk bersamanya. "Senangnya bisa bertemu kalian lagi, apalagi tahu kalian kuliah bareng."

Surya tersenyum bangga. "Aku ambil jurusan dokter kandungan dan spesialis anak. Kalau Nadia mau ambil kecantikan, kan bisa jadi dokter kecantikan."

Daniar tertawa. "Wah, keren! Kedepannya bisa pakai jasa kalian berdua."

Nadia ikut bercanda. "Khusus buat lu, gak ada diskon, hahaha."

Mereka membicarakan banyak hal, dari kehidupan di kampus hingga cerita tentang teman-teman SMA mereka Linda, Fiona, dan Bagas.

Tapi Nadia penasaran dengan kehidupan pernikahan Daniar. "Gimana kehidupan pernikahanmu, cerita dong! Aku pingin tahu seperti apa sih kehidupan setelah menikah dengan cowok yang kaya raya."

Namun, bukan raut kebahagiaan yang Daniar perlihatkan. Ia malah terlihat getir dan sedih. Surya terkejut melihat wajah mantannya itu.

"Ada apa dengan Daniar?" pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benak Surya.

Daniar ragu-ragu sebelum menjawab. "Sebenarnya, setelah hampir tiga bulan menikah, aku merasa agak berbeda dari yang aku bayangkan."

"Ayolah ceritakan padaku, jangan malu-malu gitu! Aku jadi makin penasaran dech...." potong Nadia, sangat penasaran.

Daniar memaksakan dirinya tersenyum. "Yah, pokoknya menikah itu gak jauh beda rasanya sama pacaran kok. Tapi kalau sudah menikah, kamu merasa lebih aman dan bebas melakukan apa saja yang lebih daripada orang pacaran." jawab Daniar sambil cekikikan.

Nadia kecewa dengan jawaban Daniar yang ambigu. Namun Surya, tetap merasa curiga dengan sikap ketakutan yang sekilas Daniar perlihatkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

sebenar nya Leon itu naik Daniar cm Krn ada penyakit trauma die jg bgtu tp KLO die sembuh kamu bakalan bahagia SM die,,JD jgn lah ceritain keburukan suami mu kasian leon

2025-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!