Episode 15 - Riak Air dan Cinta yang Tumbuh

...----------------...

Sinar matahari pagi memantul di permukaan air danau, menciptakan kilauan keemasan yang berpendar di antara riak kecil. Angin sepoi-sepoi bertiup, membawa aroma segar dari dedaunan dan tanah basah. Suara tawa anak-anak bergema di tepi danau, mengisi udara dengan keceriaan yang polos.

Di antara mereka, Sora berdiri dengan celana digulung hingga lutut, kakinya terbenam dalam air yang jernih. Ia memegang jaring kecil, matanya penuh semangat saat menatap ikan-ikan kecil yang berenang di antara batu-batu licin di dasar danau.

“Cepat, Sora! Aku lihat ikan besar di sana!” teriak seorang anak laki-laki berbadan kecil dengan rambut acak-acakan.

Sora mengangguk, lalu perlahan melangkah lebih dalam, menyiapkan jaringnya. Namun, sebelum ia bisa bergerak lebih jauh—

“Sora! Hati-hati!”

Suara lembut namun penuh perhatian itu datang dari seorang gadis yang berdiri di tepi danau, tangannya mencengkeram rok sederhana yang dikenakannya. Matanya yang besar dan bersinar menatap Sora dengan cemas.

Namanya Emi.

Ia adalah salah satu teman bermain mereka, seorang gadis yang lembut dan penuh perhatian. Sejak kecil, ia selalu menunjukkan perhatian lebih kepada Sora dibanding teman-teman yang lain—sesuatu yang tak pernah luput dari ejekan teman-teman laki-laki mereka.

Sora menoleh, tersenyum kecil. “Aku baik-baik saja, Emi! Lihat, airnya tidak dalam!”

Namun, Emi tetap menggigit bibirnya, matanya masih khawatir. “Tapi kalau kau terpeleset…!”

“Haha! Lihat, Sora punya pengawal pribadi!” seorang anak lain berseru, tertawa sambil menunjuk Emi.

“Benar! Emi selalu peduli pada Sora! Mungkin dia ingin jadi istrinya nanti?” seru yang lain, diikuti gelak tawa yang riuh.

Pipi Emi langsung memerah. “T-Tidak! Aku hanya tidak ingin ada yang terluka!” katanya dengan gugup, tetapi suaranya malah terdengar semakin lucu di telinga anak-anak yang lain.

Sora terkekeh kecil. “Hei, jangan mengejek Emi seperti itu.”

Namun, kata-katanya malah semakin membuat teman-temannya bersorak.

“Ohhh, lihat itu! Sora membela Emi!”

“Ya ampun, Sora dan Emi! Pasangan sempurna!”

Emi semakin menunduk, wajahnya kini merah seperti apel matang. Namun, di antara rasa malunya, ada secercah kebahagiaan yang tak bisa ia sembunyikan.

Sora hanya menggeleng kecil, lalu kembali fokus ke air di depannya. Ia menunggu saat yang tepat, lalu—

Cebur!

Dalam satu gerakan cepat, ia mencelupkan jaringnya dan mengangkatnya kembali. Seekor ikan berukuran lumayan besar berkelebat di dalamnya, ekornya memercikkan air ke segala arah.

“Aku dapat!” Sora berseru dengan penuh kemenangan.

Anak-anak lainnya bersorak, berlari mendekatinya untuk melihat tangkapannya. Emi pun ikut mendekat, matanya berbinar.

“Itu ikan yang besar, Sora!” katanya dengan kagum.

Sora tertawa kecil, merasa bangga. “Tentu saja! Aku kan kuat!”

Emi tersenyum, tetapi ia tetap mengeluarkan saputangan dari sakunya dan mengelap air yang menetes dari tangan Sora. “Tapi kau tetap harus mengeringkan tanganmu. Jangan sampai masuk angin.”

Anak-anak lain yang melihatnya langsung tertawa lagi.

“Hahaha! Lihat! Emi benar-benar seperti ibu untuk Sora!”

Emi langsung menarik tangannya dengan wajah merah padam. “Bukan begitu! Aku hanya—!”

Sora hanya tertawa, membiarkan teman-temannya bercanda. Namun, dalam hatinya, ia merasa sedikit hangat.

Ia tidak sepenuhnya mengerti perasaan Emi, tetapi ada sesuatu yang menyenangkan tentang bagaimana Emi selalu ada di sisinya, memperhatikannya dengan cara yang begitu lembut dan penuh kasih.

Mungkin, jauh di lubuk hatinya, ia pun menyukai perhatian itu.

......................

Tanpa terasa, matahari mulai condong ke barat, menyiram langit dengan semburat oranye dan merah keemasan. Cahaya senja memantul di permukaan danau, menciptakan bayangan yang berkilauan. Angin sore bertiup lembut, menggoyangkan dedaunan di sekitar tepi danau.

Anak-anak mulai mengemasi barang-barang mereka. Ember-ember kecil berisi ikan hasil tangkapan digendong di tangan, sementara beberapa dari mereka masih mengobrol dan bercanda, menikmati sisa waktu sebelum mereka harus pulang.

Sora menepuk tangannya, menghilangkan sisa air danau yang masih menempel di kulitnya. Ia melirik ke samping dan melihat Emi tengah membersihkan pakaiannya yang sedikit basah.

“Emi, ayo pulang,” katanya.

Emi mengangkat wajahnya, tersenyum lembut. “Iya.”

Beberapa anak lain sudah mulai berlari lebih dulu menuju desa, tetapi Sora memilih berjalan santai bersama Emi. Ia membawa ember berisi ikan dengan satu tangan, sementara tangan lainnya diselipkan ke dalam kantong celananya.

“Rumahmu di bagian timur desa, kan?” tanya Sora.

Emi mengangguk kecil. “Ya… Kau tidak perlu mengantarku kalau tidak mau, Sora. Aku bisa pulang sendiri.”

Sora menoleh dengan alis terangkat. “Kenapa aku tidak mau? Aku sudah ada di sini, jadi kenapa tidak sekalian mengantarmu?”

Wajah Emi memerah sedikit, tetapi ia segera menunduk dan berjalan sedikit lebih cepat untuk menyembunyikan ekspresinya.

Sora hanya terkekeh pelan.

Mereka berjalan menyusuri jalan setapak berbatu yang mengarah ke desa. Cahaya matahari yang melewati celah-celah pepohonan menciptakan bayangan panjang di tanah. Burung-burung kembali ke sarangnya, dan suara jangkrik mulai terdengar dari kejauhan.

Ketika mereka sampai di gerbang desa, Emi menoleh ke arah Sora. “Terima kasih sudah menemaniku.”

Sora mengangkat bahu. “Bukan masalah besar.”

Mereka berjalan sedikit lebih jauh hingga akhirnya tiba di depan rumah Emi. Rumah itu tidak terlalu besar, tetapi tampak hangat dan nyaman dengan dinding kayu yang kokoh dan atap jerami yang terawat baik. Sebuah kebun kecil dipenuhi bunga warna-warni di halaman depan, memperlihatkan sentuhan lembut seorang ibu yang menyukai keindahan.

Saat Sora dan Emi mendekat, pintu rumah terbuka, dan seorang wanita dengan wajah lembut serta senyum hangat muncul di ambang pintu. Rambutnya digelung rapi, dan celemek sederhana melilit pinggangnya. Matanya berbinar saat melihat Emi dan Sora.

“Oh, Emi! Kau sudah pulang.” Ia lalu menoleh ke Sora, matanya penuh kehangatan. “Sora! Senang sekali melihatmu di sini.”

Sora mengangguk sopan. “Selamat sore, Bibi.”

Ibu Emi tersenyum semakin lebar. “Kau mengantar Emi pulang?”

Sora menggaruk kepalanya sedikit, merasa agak canggung. “Ah, ya… Aku hanya kebetulan lewat."

Namun, sebelum ia bisa mengatakan lebih banyak, ibu Emi sudah tertawa lembut. “Kau memang anak yang baik, Sora. Masuklah dulu! Bibi baru saja menyeduh teh hangat.”

Emi menatap ibunya dengan sedikit panik. “Ibu! Sora mungkin ingin segera pulang…”

Sora menoleh ke Emi dan tersenyum. “Aku tidak keberatan, kalau memang tidak merepotkan.”

Ibu Emi menepuk tangan sekali dengan gembira. “Tentu saja tidak! Masuklah sebentar.”

Sora melirik langit yang mulai menggelap, lalu akhirnya mengangguk. “Baiklah, hanya sebentar.”

Ia mengikuti Emi dan ibunya masuk ke dalam rumah, di mana aroma teh hangat dan makanan yang baru matang langsung menyambutnya.

Dan di sanalah, di bawah cahaya lampu minyak yang temaram, Sora merasakan kehangatan yang berbeda—bukan hanya dari teh yang disuguhkan, tetapi juga dari keluarga yang menerimanya dengan tulus.

Episodes
1 Prologue
2 Episode 1 - Kisah yang Terukir, Takdir yang Terjalin
3 Episode 2 - Sidang Strein: Menyerah atau Bertarung
4 Episode 3 - Rapat Para Petinggi, Titah Sang Pemimpin
5 Episode 4 - Kedatangan Dua Bayangan, Pertanda Perang Besar
6 Episode 5 - Saat Takdir Mengetuk: Strein Melawan Kegelapan
7 Episode 6 - Jeritan di Gerbang Strein
8 Episode 7 - Harapan dalam Kepungan: Strein Melawan Arus Kematian
9 Episode 8 - Kehendak Kaisar vs Tekad Klan Strein: Pedang Tirani vs Sang Penjaga
10 Episode 9 - Ketika Petir dan Api Beradu, Takdir Dunia Ditentukan
11 Episode 10 - Kejatuhan Klan Strein: Tragedi dan Era Baru
12 Episode 11 - Runtuhnya Klan Strein, Deklarasi Sang Kaisar
13 Episode 12 - Pewaris Kekuatan: Takdir yang Terbangun
14 Episode 13 - Janji Seorang Ayah, Tekad Seorang Anak
15 Episode 14 - Ketenangan yang Retak
16 Episode 15 - Riak Air dan Cinta yang Tumbuh
17 Episode 16 - Pelajaran di Balik Keterlambatan
18 Episode 17 - Putri dari Dunia Lain
19 Episode 18 - Dua Hati di Bawah Langit yang Membeku
20 Episode 19 - Ketika Harimau Berbicara dengan Ayam
21 Episode 20 - Hari ke Tujuh: Jawaban
22 Episode 21 - Pedang dan Rahasia yang Terjaga
23 Episode 22 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 1: Ayunan
24 Episode 23 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 2: Tebasan Pertama
25 Episode 24 - Langkah Menuju Dunia yang Lebih Besar: Bagian 3: Kekuatan Warisan
26 Episode 25 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 1
27 Episode 26 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 2
28 Episode 27 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 3
29 Episode 28 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 4
30 Episode 29 - Kegaduhan di Desa: Bagian 1
31 Episode 30 - Kegaduhan di Desa: Bagian 2
32 Episode 31 - Kegaduhan di Desa: Bagian 3
33 Episode 32 - Abirama vs Kelompok Bayaran: Fakta Pahit yang Terkuak
34 Episode 33 - Pertarungan Abirama, Identitas yang Terkuak
35 Episode 34 - Abirama: Kisah Masa Lalu Sang Iblis Hitam
36 Episode 35 - Raito: Kesempatan Kedua
37 Episode 36 - Generasi Terkahir Klan Yureiji: Mata yang Menembus Warna
38 Author's Note
39 Episode 37 - Veyrhalm Ardein: Sang Bayangan Keempat dari Tahkta
40 Episode 38 - Perintah 88-Ardein: Operasi Penyisiran Eravion
41 Episode 39 - Operasi Penyisiran Aethorian: Lima Kapten Tertinggi Diturunkan
42 Episode 40 - Anjing Kekaisaran: Penghianatan Sang Murid
43 Episode 41 - Operasi Hantu: Malam yang Membatu
44 Episode 42 - Aaron: Anak yang Mengubah Arah Ramalan
45 Author's Note
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Prologue
2
Episode 1 - Kisah yang Terukir, Takdir yang Terjalin
3
Episode 2 - Sidang Strein: Menyerah atau Bertarung
4
Episode 3 - Rapat Para Petinggi, Titah Sang Pemimpin
5
Episode 4 - Kedatangan Dua Bayangan, Pertanda Perang Besar
6
Episode 5 - Saat Takdir Mengetuk: Strein Melawan Kegelapan
7
Episode 6 - Jeritan di Gerbang Strein
8
Episode 7 - Harapan dalam Kepungan: Strein Melawan Arus Kematian
9
Episode 8 - Kehendak Kaisar vs Tekad Klan Strein: Pedang Tirani vs Sang Penjaga
10
Episode 9 - Ketika Petir dan Api Beradu, Takdir Dunia Ditentukan
11
Episode 10 - Kejatuhan Klan Strein: Tragedi dan Era Baru
12
Episode 11 - Runtuhnya Klan Strein, Deklarasi Sang Kaisar
13
Episode 12 - Pewaris Kekuatan: Takdir yang Terbangun
14
Episode 13 - Janji Seorang Ayah, Tekad Seorang Anak
15
Episode 14 - Ketenangan yang Retak
16
Episode 15 - Riak Air dan Cinta yang Tumbuh
17
Episode 16 - Pelajaran di Balik Keterlambatan
18
Episode 17 - Putri dari Dunia Lain
19
Episode 18 - Dua Hati di Bawah Langit yang Membeku
20
Episode 19 - Ketika Harimau Berbicara dengan Ayam
21
Episode 20 - Hari ke Tujuh: Jawaban
22
Episode 21 - Pedang dan Rahasia yang Terjaga
23
Episode 22 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 1: Ayunan
24
Episode 23 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 2: Tebasan Pertama
25
Episode 24 - Langkah Menuju Dunia yang Lebih Besar: Bagian 3: Kekuatan Warisan
26
Episode 25 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 1
27
Episode 26 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 2
28
Episode 27 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 3
29
Episode 28 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 4
30
Episode 29 - Kegaduhan di Desa: Bagian 1
31
Episode 30 - Kegaduhan di Desa: Bagian 2
32
Episode 31 - Kegaduhan di Desa: Bagian 3
33
Episode 32 - Abirama vs Kelompok Bayaran: Fakta Pahit yang Terkuak
34
Episode 33 - Pertarungan Abirama, Identitas yang Terkuak
35
Episode 34 - Abirama: Kisah Masa Lalu Sang Iblis Hitam
36
Episode 35 - Raito: Kesempatan Kedua
37
Episode 36 - Generasi Terkahir Klan Yureiji: Mata yang Menembus Warna
38
Author's Note
39
Episode 37 - Veyrhalm Ardein: Sang Bayangan Keempat dari Tahkta
40
Episode 38 - Perintah 88-Ardein: Operasi Penyisiran Eravion
41
Episode 39 - Operasi Penyisiran Aethorian: Lima Kapten Tertinggi Diturunkan
42
Episode 40 - Anjing Kekaisaran: Penghianatan Sang Murid
43
Episode 41 - Operasi Hantu: Malam yang Membatu
44
Episode 42 - Aaron: Anak yang Mengubah Arah Ramalan
45
Author's Note

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!