Episode 14 - Ketenangan yang Retak

...----------------...

Malam itu, setelah kehangatan makan malam yang sederhana bersama Kimiko dan Sora, Abirama keluar ke halaman kecil di depan rumah mereka. Ia menatap langit yang dipenuhi bintang, pikirannya melayang ke kejadian siang tadi. Saat melatih Sora, ia sempat merasakan kehadiran seseorang. Tatapan itu tidak mengancam, tetapi penuh rasa ingin tahu.

Namun, siapa pun itu, orang tersebut sudah pergi sebelum ia bisa menyelidikinya lebih lanjut.

Pagi pun tiba. Suara burung-burung berkicau riang di antara pepohonan yang mengelilingi desa kecil itu. Udara dingin masih menyelimuti tanah, tetapi sinar matahari mulai mengusir sisa-sisa embun yang menempel di dedaunan.

Di tengah hiruk-pikuk pasar pagi yang mulai hidup, Abirama berjalan perlahan di antara para pedagang. Ia mengenakan jubah sederhana, tak ingin menarik perhatian lebih dari yang diperlukan. Sejak ia dan Kimiko menetap di desa ini bertahun-tahun lalu, ia lebih memilih hidup tenang sebagai seorang warga biasa.

Namun, pagi ini berbeda.

Dari kejauhan, seorang pria tua bertongkat dengan jubah lusuh berwarna cokelat berdiri di dekat lapak seorang pedagang buah. Matanya tajam, penuh kebijaksanaan yang terasah oleh usia. Ia menatap lurus ke arah Abirama, sebelum akhirnya melangkah mendekat dengan langkah tertatih, namun tetap tegap.

“Abirama,” suara tua itu mengalun berat, penuh wibawa.

Abirama berhenti. Para pedagang di sekitar mereka seolah tak menyadari percakapan ini, sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

“Kepala desa,” Abirama menundukkan kepalanya sedikit sebagai bentuk penghormatan.

Pria tua itu—kepala desa yang sudah memimpin tempat ini selama puluhan tahun—memandangnya dalam-dalam. Lalu, dengan suara pelan, ia berkata, “Mari bicara empat mata. Aku ingin tahu siapa sebenarnya dirimu.”

......................

Mereka duduk di sebuah pondok kecil di belakang pasar. Tempat itu sepi, hanya suara angin yang menggoyangkan dedaunan dan samar-samar suara pasar dari kejauhan. Kepala desa duduk di atas bangku kayu, tongkatnya bertumpu di lutut, sementara Abirama bersila di hadapannya.

Sejenak, keduanya saling diam. Hanya suara kayu yang berderak pelan saat kepala desa menggenggam tongkatnya lebih erat.

“Aku melihatmu kemarin,” akhirnya pria tua itu membuka suara. “Di hutan, saat kau melatih putramu.”

Abirama tetap diam, tetapi pandangannya sedikit menyipit.

Kepala desa menghela napas panjang. “Seumur hidupku tinggal di desa ini, aku belum pernah melihat seorang pendekar sejati. Kami adalah kaum yang sederhana, petani dan pengrajin, bukan pejuang.” Ia mengetukkan ujung tongkatnya ke tanah. “Tetapi apa yang kulihat kemarin… Itu bukan teknik seorang warga biasa. Itu adalah seni bertarung.”

Abirama menatapnya lekat. “Dan apa yang ingin kau ketahui, kepala desa?”

Orang tua itu tersenyum tipis. “Siapa dirimu sebenarnya?”

Abirama terdiam sesaat. Lalu, perlahan, ia menatap lurus ke dalam mata pria tua itu.

“Hanya seorang ayah yang ingin melindungi keluarganya.”

Kepala desa menyipitkan mata, mengamati wajah pria yang duduk di hadapannya. “Jangan bermain kata denganku, Nak. Aku mungkin sudah tua, tetapi aku belum pikun.” Ia bersandar ke belakang, lalu menghela napas. “Aku tak tahu dari mana kau berasal, tetapi jelas bahwa kau bukanlah orang biasa.”

Hening sejenak.

Kemudian, kepala desa melanjutkan, suaranya lebih lembut, tetapi penuh keyakinan. “Aku tahu kau adalah seorang imigran. Dulu, saat kau dan istrimu pertama kali datang ke desa ini, aku tidak banyak bertanya. Aku menyangka kalian hanyalah sepasang suami istri yang ingin mencari kehidupan baru, seperti banyak orang lainnya.”

Ia mengetuk tongkatnya sekali lagi, kali ini lebih pelan. “Tapi sekarang aku bertanya-tanya… Apakah kau melarikan diri dari sesuatu?”

Tatapan Abirama mengeras.

“Kami hanya ingin hidup damai.”

Kepala desa tersenyum kecil. “Aku percaya itu. Dan aku bukan orang yang suka ikut campur dalam urusan orang lain.”

Ia lalu mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. “Tetapi aku ingin mengingatkan satu hal, Nak.” Matanya menatap tajam, seolah mampu menembus lapisan hati yang selama ini Abirama sembunyikan.

“Seorang pendekar bukanlah seseorang yang bisa hidup tanpa meninggalkan jejak.”

Abirama merasakan sesuatu di dalam dadanya bergetar, tetapi ia tetap diam.

Kepala desa melanjutkan, suaranya kini lebih lembut, tetapi tetap tajam bak pisau yang mengiris waktu. “Cepat atau lambat, kebenaran akan mengejar mu. Orang-orang sepertimu… Tidak bisa selamanya bersembunyi.”

Sejenak, Abirama menundukkan kepala.

Namun, saat ia mengangkat wajahnya kembali, ekspresinya tetap tenang.

“Aku berterima kasih atas peringatan mu, Kepala Desa.”

Orang tua itu menghela napas panjang. “Aku hanya ingin kau tahu… Jika ada sesuatu yang akan menimpa desa ini, aku ingin tahu lebih dulu.”

Abirama menatapnya dalam-dalam, lalu mengangguk pelan.

“Baik.”

Kepala desa tersenyum samar. “Bagus.”

Ia berdiri perlahan, dibantu tongkatnya. Angin berembus, membawa serta daun-daun kering yang beterbangan di sekitar mereka.

“Terakhir kali aku melihat seseorang seperti dirimu…” Kepala desa bergumam pelan, hampir seperti berbicara kepada dirinya sendiri. “Ia membawa kehancuran dan perubahan dalam takdir banyak orang.”

Ia menoleh ke arah Abirama. “Aku harap kau tidak akan melakukan hal yang sama.”

Abirama tetap diam, tetapi dalam hatinya, ia tahu—sejarah lama yang selama ini ia coba kubur, perlahan mulai menggeliat kembali.

Kepala desa pun melangkah pergi, meninggalkan Abirama dalam kesunyian yang penuh arti.

Episodes
1 Prologue
2 Episode 1 - Kisah yang Terukir, Takdir yang Terjalin
3 Episode 2 - Sidang Strein: Menyerah atau Bertarung
4 Episode 3 - Rapat Para Petinggi, Titah Sang Pemimpin
5 Episode 4 - Kedatangan Dua Bayangan, Pertanda Perang Besar
6 Episode 5 - Saat Takdir Mengetuk: Strein Melawan Kegelapan
7 Episode 6 - Jeritan di Gerbang Strein
8 Episode 7 - Harapan dalam Kepungan: Strein Melawan Arus Kematian
9 Episode 8 - Kehendak Kaisar vs Tekad Klan Strein: Pedang Tirani vs Sang Penjaga
10 Episode 9 - Ketika Petir dan Api Beradu, Takdir Dunia Ditentukan
11 Episode 10 - Kejatuhan Klan Strein: Tragedi dan Era Baru
12 Episode 11 - Runtuhnya Klan Strein, Deklarasi Sang Kaisar
13 Episode 12 - Pewaris Kekuatan: Takdir yang Terbangun
14 Episode 13 - Janji Seorang Ayah, Tekad Seorang Anak
15 Episode 14 - Ketenangan yang Retak
16 Episode 15 - Riak Air dan Cinta yang Tumbuh
17 Episode 16 - Pelajaran di Balik Keterlambatan
18 Episode 17 - Putri dari Dunia Lain
19 Episode 18 - Dua Hati di Bawah Langit yang Membeku
20 Episode 19 - Ketika Harimau Berbicara dengan Ayam
21 Episode 20 - Hari ke Tujuh: Jawaban
22 Episode 21 - Pedang dan Rahasia yang Terjaga
23 Episode 22 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 1: Ayunan
24 Episode 23 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 2: Tebasan Pertama
25 Episode 24 - Langkah Menuju Dunia yang Lebih Besar: Bagian 3: Kekuatan Warisan
26 Episode 25 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 1
27 Episode 26 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 2
28 Episode 27 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 3
29 Episode 28 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 4
30 Episode 29 - Kegaduhan di Desa: Bagian 1
31 Episode 30 - Kegaduhan di Desa: Bagian 2
32 Episode 31 - Kegaduhan di Desa: Bagian 3
33 Episode 32 - Abirama vs Kelompok Bayaran: Fakta Pahit yang Terkuak
34 Episode 33 - Pertarungan Abirama, Identitas yang Terkuak
35 Episode 34 - Abirama: Kisah Masa Lalu Sang Iblis Hitam
36 Episode 35 - Raito: Kesempatan Kedua
37 Episode 36 - Generasi Terkahir Klan Yureiji: Mata yang Menembus Warna
38 Author's Note
39 Episode 37 - Veyrhalm Ardein: Sang Bayangan Keempat dari Tahkta
40 Episode 38 - Perintah 88-Ardein: Operasi Penyisiran Eravion
41 Episode 39 - Operasi Penyisiran Aethorian: Lima Kapten Tertinggi Diturunkan
42 Episode 40 - Anjing Kekaisaran: Penghianatan Sang Murid
43 Episode 41 - Operasi Hantu: Malam yang Membatu
44 Episode 42 - Aaron: Anak yang Mengubah Arah Ramalan
45 Author's Note
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Prologue
2
Episode 1 - Kisah yang Terukir, Takdir yang Terjalin
3
Episode 2 - Sidang Strein: Menyerah atau Bertarung
4
Episode 3 - Rapat Para Petinggi, Titah Sang Pemimpin
5
Episode 4 - Kedatangan Dua Bayangan, Pertanda Perang Besar
6
Episode 5 - Saat Takdir Mengetuk: Strein Melawan Kegelapan
7
Episode 6 - Jeritan di Gerbang Strein
8
Episode 7 - Harapan dalam Kepungan: Strein Melawan Arus Kematian
9
Episode 8 - Kehendak Kaisar vs Tekad Klan Strein: Pedang Tirani vs Sang Penjaga
10
Episode 9 - Ketika Petir dan Api Beradu, Takdir Dunia Ditentukan
11
Episode 10 - Kejatuhan Klan Strein: Tragedi dan Era Baru
12
Episode 11 - Runtuhnya Klan Strein, Deklarasi Sang Kaisar
13
Episode 12 - Pewaris Kekuatan: Takdir yang Terbangun
14
Episode 13 - Janji Seorang Ayah, Tekad Seorang Anak
15
Episode 14 - Ketenangan yang Retak
16
Episode 15 - Riak Air dan Cinta yang Tumbuh
17
Episode 16 - Pelajaran di Balik Keterlambatan
18
Episode 17 - Putri dari Dunia Lain
19
Episode 18 - Dua Hati di Bawah Langit yang Membeku
20
Episode 19 - Ketika Harimau Berbicara dengan Ayam
21
Episode 20 - Hari ke Tujuh: Jawaban
22
Episode 21 - Pedang dan Rahasia yang Terjaga
23
Episode 22 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 1: Ayunan
24
Episode 23 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 2: Tebasan Pertama
25
Episode 24 - Langkah Menuju Dunia yang Lebih Besar: Bagian 3: Kekuatan Warisan
26
Episode 25 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 1
27
Episode 26 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 2
28
Episode 27 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 3
29
Episode 28 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 4
30
Episode 29 - Kegaduhan di Desa: Bagian 1
31
Episode 30 - Kegaduhan di Desa: Bagian 2
32
Episode 31 - Kegaduhan di Desa: Bagian 3
33
Episode 32 - Abirama vs Kelompok Bayaran: Fakta Pahit yang Terkuak
34
Episode 33 - Pertarungan Abirama, Identitas yang Terkuak
35
Episode 34 - Abirama: Kisah Masa Lalu Sang Iblis Hitam
36
Episode 35 - Raito: Kesempatan Kedua
37
Episode 36 - Generasi Terkahir Klan Yureiji: Mata yang Menembus Warna
38
Author's Note
39
Episode 37 - Veyrhalm Ardein: Sang Bayangan Keempat dari Tahkta
40
Episode 38 - Perintah 88-Ardein: Operasi Penyisiran Eravion
41
Episode 39 - Operasi Penyisiran Aethorian: Lima Kapten Tertinggi Diturunkan
42
Episode 40 - Anjing Kekaisaran: Penghianatan Sang Murid
43
Episode 41 - Operasi Hantu: Malam yang Membatu
44
Episode 42 - Aaron: Anak yang Mengubah Arah Ramalan
45
Author's Note

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!