Episode 7 - Harapan dalam Kepungan: Strein Melawan Arus Kematian

Klan Strein bertahan mati-matian, tetapi gelombang Pasukan Naga Hitam terus menghantam tanpa henti. Tanah telah menjadi lautan merah, dan tubuh prajurit yang gugur mulai menumpuk, menciptakan benteng mayat di antara mereka yang masih hidup.

Di kejauhan, kepulan asap dari benteng-benteng yang roboh semakin menebal, mengirimkan sinyal keputusasaan bagi mereka yang masih berjuang.

Di garis depan, Masao terdorong mundur satu langkah, pedangnya beradu dengan kekuatan brutal Alzasha. Lengannya terasa mati rasa, sementara setiap serangan musuhnya menggetarkan tulangnya.

Di sisi lain, Saboru, dengan napas memburu, menangkis rentetan serangan Hannya yang begitu cepat hingga sukar terlihat oleh mata biasa.

Sementara itu, Hanami mulai kehilangan keunggulan menghadapi ketajaman serangan Asakura, yang terus menekannya tanpa ampun.

Klan Strein mulai kehilangan keseimbangan.

Tapi sebelum kehancuran benar-benar datang, suara teriakan yang berat menggema di tengah dentingan logam dan jeritan.

"JANGAN GENTAR!"

Seperti halilintar yang membelah langit, Hitoshi, Wakil Ketua Klan Strein, melompat dari kudanya ke tengah medan pertempuran. Langkahnya menghancurkan tanah di bawahnya, dan dalam sekejap, senjatanya yang besar melesat seperti meteor, menghantam senjata Alzasha dengan kekuatan yang membuat raksasa itu harus mundur satu langkah.

Divisi Elit—para pendekar pilihan miliknya merangsak maju mengiringi kehadirannya, membelah lautan manusia dari Pasukan Naga Hitam. Membuat para Pasukan Strein yang melihatnya semakin bergemuruh, semangat mereka kembali bangkit—seolah harapan masih terbuka lebar.

"Aku tidak akan membiarkanmu membantai saudara-saudaraku semudah itu!" suara Hitoshi menggema, matanya membara dengan tekad.

Alzasha menyeringai, bibirnya berlumur darah dari pertempuran sebelumnya. "Hoh… kau akhirnya keluar juga. Aku harap kau lebih tangguh dari semut ini!"

Namun sebelum pertarungan mereka berlanjut, dua sosok lain menerjang dari arah yang berbeda.

Yujin, muncul seperti badai. Pedangnya menebas ke arah Hannya, yang dengan cepat melompat ke belakang untuk menghindar. Mata Hannya menyipit, merasa sedikit terkejut dengan kehadiran sosok baru ini.

Omura Yujin, adalah salah satu murid yang dilatih secara langsung oleh Akio Senju, pendekar terkuat dari Klan Strein saat ini—kekuatannya mungkin setara dengan Obura, atau bahkan lebih. Kita tidak benar-benar tahu—sebelum mereka melakukan duel untuk menentukan siapa yang terkuat.

"Akhirnya… sebuah pertarungan yang layak." Ucap Hannya merespon kehadirannya.

Yujin berdiri di depan Saboru. Posturnya yang membelakangi Saboru seolah mengatakan, "Serahkan dia padaku."

Yujin membentangkan senjata sabitnya sebelum akhirnya berbicara. "Saboru-san, Dai-sama memerintahkan anda untuk mundur. Biarkan aku yang mengurus sisanya." Ucapannya penuh ketegasan, kesopanan, juga rasa hormat yang tersirat di dalamnya.

Saboru terdiam sejenak, ia tidak langsung merespon ucapan Yujin. Ia hanya mematung kaku mengatur nafasnya yang mulai melemah. Posturnya yang setengah membungkuk memperlihatkan rasa sakit yang ia lawan. Meski dengan satu tangan yang sudah terputus, ia tetap mempertahankan posturnya untuk tetap berdiri dengan menjadikan senjatanya sebagai tumpuan.

Bibir yang dipenuhi darah dari dahi yang bercucuran itu pun membuka suaranya. "Aku serahkan dia padamu, Yujin-san." Ucapnya, sebelum akhirnya mundur meninggalkan pertarungan.

Hannya menjilat bibirnya, tatapan matanya tajam seperti serigala. "Hmph… sangat dramatis. Baiklah, mari kita lihat apakah kau lebih kuat dari pria tua itu atau tidak."

Di sisi lain.

"Hanami-san!" Teriakannya menggelegar dari kejauhan, suaranya terdengar mendekat dengan kecepatan seperti kilat. Seolah memberi tanda agar Hanami memberinya ruang untuk kehadirannya.

—BTAANKK!

Akari menerjang ke arah Asakura, pedangnya meluncur seperti kilatan petir. Asakura baru saja menangkis serangan Hanami, tetapi serangan baru ini memaksanya untuk mundur beberapa langkah. Untuk pertama kalinya, ekspresi di wajahnya berubah—sedikit terkejut.

"Jangan tersinggung," Ucapnya, merespon ekspresi Hanami yang terlihat sedikit kesal dengan kehadirannya. "Dai-sama memerintahkan ku untuk membantu mu. Jadi... mari berkerja sama." suara Omura Akari terdengar dingin, nyaris tanpa emosi.

Hanami mengangguk—ia mengerti, dan kembali memegang pedangnya erat. "Mari kita bunuh dia."

Asakura memutar pedangnya, matanya berkilat penuh perhitungan. "Hmm… menarik. Aku tidak menyangka Strein masih menyimpan kartu seperti ini."

Dalam sekejap, keseimbangan pertempuran bergeser. Badai baru telah menerjang medan perang.

Atas perintah Dai Hideo, para Count—para menteri dan bangsawan yang memiliki kemampuan setara dengan kapten di setiap divisi, mulai diturunkan. Dengan brutal mereka memasuki medan perang, membuat sorak sorai dari para Prajurit Strein semakin riuh.

Untuk sesaat, bahkan tiga komandan Pasukan Naga Hitam merasakan sesuatu yang asing di dalam dada mereka—sedikit keterkejutan. Namun, itu hanya sesaat. Karena pada akhirnya, mereka tahu bahwa kemenangan tetap berada di pihak mereka.

Mereka hanya perlu menghabisi lawan yang lebih kuat kali ini.

Dan itulah yang akan mereka lakukan.

......................

Raungan senjata kembali menggema. Tubuh-tubuh yang tak bernyawa berserakan, membentuk bentangan neraka di atas tanah yang kini berlumuran darah dan debu.

Di tengah pekikan pertempuran yang menggila, para komandan saling berhadapan dan bertarung dalam duel yang lebih intens.

Kapak raksasa Alzasha melesat dalam ayunan dahsyat, menciptakan hempasan angin yang nyaris merobek tanah.

Masao melompat mundur, tapi Hitoshi menyongsong serangan itu dengan brutal. Kapaknya beradu langsung dengan senjata Alzasha, dan benturan mereka menciptakan dentuman keras yang menggema di medan perang.

Tanah di bawah mereka merekah.

 "Tcih, kau memang kuat!" Alzasha menyeringai, otot-ototnya menegang saat menahan dorongan Hitoshi.

"Dan aku tidak sendirian."

Masao menerjang dari sisi kiri, pedangnya berputar dalam lintasan mematikan. Alzasha mendengus dan menarik senjatanya, tetapi pada saat itu, Hitoshi mengayunkan pedang besarnya lagi dari atas.

Dua arah serangan.

Untuk pertama kalinya, raksasa itu terdesak. Ia melompat mundur, tapi ujung senjata Masao sempat menggores pundaknya, membuat darah pekat menyembur.

"Hmph, bukan pertempuran yang membosankan rupanya." Alzasha tertawa, menjilat darah di lengannya. "Tapi kalian pikir ini cukup untuk menjatuhkan ku?"

Hitoshi tidak menjawab. Ia hanya menatap musuhnya dengan dingin, sebelum kembali menyerang dengan kekuatan yang lebih besar lagi.

—Di sisi lain, Hannya menghindar dengan gesit, tubuhnya bergerak seperti kabut yang nyaris tak bisa disentuh. Pedang Yujin meluncur dalam tebasan yang tajam, tapi Hannya memutar tubuhnya dengan mulus, lalu menebas balik.

Yujin menahan serangan itu dengan pedangnya, memanfaatkan celah untuk menyerang balik dengan dorongan mematikan. Hannya menarik tubuhnya ke belakang, tetapi ujung pedangnya itu sempat menyayat perutnya, meninggalkan luka tipis yang mengalirkan darah.

Mata Hannya menyipit. "Heh... permainan yang menarik."

Yujin tidak berbicara. Ia hanya menatap lawannya dengan tajam, sebelum melesat maju dengan kecepatan yang bahkan sulit diikuti oleh mata biasa.

Dalam sekejap, serangannya bertubi-tubi datang dari segala arah, menyerang dengan rentetan tusukan.

Hannya mengerahkan seluruh kecepatannya untuk menghindari serangan yang datang seperti badai. Namun, kelengahan tak dapat dihindari.

Satu serangan lolos.

Pedang Yujin berhasil menyayat pundak Hannya, dan untuk pertama kalinya, wajah iblis itu kehilangan senyumannya.

"Kau terdesak, Hannya." Yujin akhirnya berbicara, suaranya dingin.

Hannya menatap darah yang mengalir dari bahunya, lalu terkekeh pelan. "Terdesak? Tidak… ini justru mulai menyenangkan."

Matanya menyala ganas. Pertarungan baru saja dimulai.

—Di pertarungan yang lain.

Asakura memutar pedangnya dengan kecepatan luar biasa, menangkis serangan Akari dan Hanami sekaligus. Namun, meskipun pedangnya tajam, tekanan dari dua pendekar wanita Klan Strein tidak bisa diremehkan.

Akari menyerang dari sisi kanan dengan gerakan yang anggun, sementara Hanami menerjang dari depan dengan kekuatan penuh.

Dua tebasan menghujam dari dua arah.

Asakura mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan Akari, tetapi Hanami memanfaatkan celah itu untuk menebas ke arahnya. Pedangnya berhasil menggores punggung Asakura, meninggalkan luka yang cukup dalam.

Asakura mendecak. "Menjengkelkan." Ia melompat ke belakang, menatap kedua pendekar wanita di hadapannya dengan mata yang tajam. Darah menetes dari luka di punggungnya, tetapi senyumnya justru semakin lebar.

"Baiklah... kalian ingin mengujiku? Aku akan membuat kalian menyesal telah berdiri di hadapanku." Sambungnya.

Mata Hanami berkilat dengan semangat juang yang tak tergoyahkan. "Jangan meremehkan kami."

Akari hanya mengangkat pedangnya, tatapannya dingin. "Bersiaplah."

Dan pertempuran kembali berkobar. Dua lawan satu, pertarungan hidup dan mati.

Klan Strein telah menyalakan harapan baru di tengah kehancuran.

Namun, akankah harapan ini bertahan?

...----------------...

...----------------...

Ilustrasi Figur Ueda Masao vs Alzasha.

Terpopuler

Comments

Garl4doR

Garl4doR

Ayolah, ikut membantai bersama rekanmu, Gin/Hammer/

2025-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Episode 1 - Kisah yang Terukir, Takdir yang Terjalin
3 Episode 2 - Sidang Strein: Menyerah atau Bertarung
4 Episode 3 - Rapat Para Petinggi, Titah Sang Pemimpin
5 Episode 4 - Kedatangan Dua Bayangan, Pertanda Perang Besar
6 Episode 5 - Saat Takdir Mengetuk: Strein Melawan Kegelapan
7 Episode 6 - Jeritan di Gerbang Strein
8 Episode 7 - Harapan dalam Kepungan: Strein Melawan Arus Kematian
9 Episode 8 - Kehendak Kaisar vs Tekad Klan Strein: Pedang Tirani vs Sang Penjaga
10 Episode 9 - Ketika Petir dan Api Beradu, Takdir Dunia Ditentukan
11 Episode 10 - Kejatuhan Klan Strein: Tragedi dan Era Baru
12 Episode 11 - Runtuhnya Klan Strein, Deklarasi Sang Kaisar
13 Episode 12 - Pewaris Kekuatan: Takdir yang Terbangun
14 Episode 13 - Janji Seorang Ayah, Tekad Seorang Anak
15 Episode 14 - Ketenangan yang Retak
16 Episode 15 - Riak Air dan Cinta yang Tumbuh
17 Episode 16 - Pelajaran di Balik Keterlambatan
18 Episode 17 - Putri dari Dunia Lain
19 Episode 18 - Dua Hati di Bawah Langit yang Membeku
20 Episode 19 - Ketika Harimau Berbicara dengan Ayam
21 Episode 20 - Hari ke Tujuh: Jawaban
22 Episode 21 - Pedang dan Rahasia yang Terjaga
23 Episode 22 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 1: Ayunan
24 Episode 23 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 2: Tebasan Pertama
25 Episode 24 - Langkah Menuju Dunia yang Lebih Besar: Bagian 3: Kekuatan Warisan
26 Episode 25 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 1
27 Episode 26 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 2
28 Episode 27 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 3
29 Episode 28 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 4
30 Episode 29 - Kegaduhan di Desa: Bagian 1
31 Episode 30 - Kegaduhan di Desa: Bagian 2
32 Episode 31 - Kegaduhan di Desa: Bagian 3
33 Episode 32 - Abirama vs Kelompok Bayaran: Fakta Pahit yang Terkuak
34 Episode 33 - Pertarungan Abirama, Identitas yang Terkuak
35 Episode 34 - Abirama: Kisah Masa Lalu Sang Iblis Hitam
36 Episode 35 - Raito: Kesempatan Kedua
37 Episode 36 - Generasi Terkahir Klan Yureiji: Mata yang Menembus Warna
38 Author's Note
39 Episode 37 - Veyrhalm Ardein: Sang Bayangan Keempat dari Tahkta
40 Episode 38 - Perintah 88-Ardein: Operasi Penyisiran Eravion
41 Episode 39 - Operasi Penyisiran Aethorian: Lima Kapten Tertinggi Diturunkan
42 Episode 40 - Anjing Kekaisaran: Penghianatan Sang Murid
43 Episode 41 - Operasi Hantu: Malam yang Membatu
44 Episode 42 - Aaron: Anak yang Mengubah Arah Ramalan
45 Author's Note
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Prologue
2
Episode 1 - Kisah yang Terukir, Takdir yang Terjalin
3
Episode 2 - Sidang Strein: Menyerah atau Bertarung
4
Episode 3 - Rapat Para Petinggi, Titah Sang Pemimpin
5
Episode 4 - Kedatangan Dua Bayangan, Pertanda Perang Besar
6
Episode 5 - Saat Takdir Mengetuk: Strein Melawan Kegelapan
7
Episode 6 - Jeritan di Gerbang Strein
8
Episode 7 - Harapan dalam Kepungan: Strein Melawan Arus Kematian
9
Episode 8 - Kehendak Kaisar vs Tekad Klan Strein: Pedang Tirani vs Sang Penjaga
10
Episode 9 - Ketika Petir dan Api Beradu, Takdir Dunia Ditentukan
11
Episode 10 - Kejatuhan Klan Strein: Tragedi dan Era Baru
12
Episode 11 - Runtuhnya Klan Strein, Deklarasi Sang Kaisar
13
Episode 12 - Pewaris Kekuatan: Takdir yang Terbangun
14
Episode 13 - Janji Seorang Ayah, Tekad Seorang Anak
15
Episode 14 - Ketenangan yang Retak
16
Episode 15 - Riak Air dan Cinta yang Tumbuh
17
Episode 16 - Pelajaran di Balik Keterlambatan
18
Episode 17 - Putri dari Dunia Lain
19
Episode 18 - Dua Hati di Bawah Langit yang Membeku
20
Episode 19 - Ketika Harimau Berbicara dengan Ayam
21
Episode 20 - Hari ke Tujuh: Jawaban
22
Episode 21 - Pedang dan Rahasia yang Terjaga
23
Episode 22 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 1: Ayunan
24
Episode 23 - Latihan yang Sesungguhnya: Bagian 2: Tebasan Pertama
25
Episode 24 - Langkah Menuju Dunia yang Lebih Besar: Bagian 3: Kekuatan Warisan
26
Episode 25 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 1
27
Episode 26 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 2
28
Episode 27 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 3
29
Episode 28 - Kegaduhan di Kedai: Bagian 4
30
Episode 29 - Kegaduhan di Desa: Bagian 1
31
Episode 30 - Kegaduhan di Desa: Bagian 2
32
Episode 31 - Kegaduhan di Desa: Bagian 3
33
Episode 32 - Abirama vs Kelompok Bayaran: Fakta Pahit yang Terkuak
34
Episode 33 - Pertarungan Abirama, Identitas yang Terkuak
35
Episode 34 - Abirama: Kisah Masa Lalu Sang Iblis Hitam
36
Episode 35 - Raito: Kesempatan Kedua
37
Episode 36 - Generasi Terkahir Klan Yureiji: Mata yang Menembus Warna
38
Author's Note
39
Episode 37 - Veyrhalm Ardein: Sang Bayangan Keempat dari Tahkta
40
Episode 38 - Perintah 88-Ardein: Operasi Penyisiran Eravion
41
Episode 39 - Operasi Penyisiran Aethorian: Lima Kapten Tertinggi Diturunkan
42
Episode 40 - Anjing Kekaisaran: Penghianatan Sang Murid
43
Episode 41 - Operasi Hantu: Malam yang Membatu
44
Episode 42 - Aaron: Anak yang Mengubah Arah Ramalan
45
Author's Note

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!